PUSKESMAS/ RUMAH SAKIT/KLINIK DI KABUPATEN OGAN ILIR
DINAS KESEHATAN OGAN ILIR
TAHUN 2018 Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, yang ditularkan melalui saliva hewan rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka. Penyakit ini bersifat fatal, biasanya selalu berakhir dengan kematian. Masuk melalui luka gigitan Selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk Bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukan perubahan-perubahan fungsinya Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3-8 minggu Di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas ke semua bagian neuron Virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan di dalam tubuh Berkembang biak dalam jaringan-jaringan, seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya 1. Stadium Prodromal Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari. 2. Stadium Sensoris Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian disusul dengan rasa cemas, dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik. 3. Stadium Eksitasi Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan dilatasi pupil. 4. Stadium Paralis Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sum-sum tulang belakang, yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernapasan. 1. Kewaspadaan universal dalam tatalaksana kasus gigitan HPR. 2. Anamnesis Jenis hewan penggigit; Status hewan penggigit (hewan peliharaan atau bukan); Didahului tindakan provokatif atau tidak; Berapa kali gigitan dan lokasi; ◦ Waktu kejadian gigitan; ◦ Apakah ada orang lain yang digigit oleh hewan yang sama; ◦ Apakah hewan yang menggigit menunjukan gejala rabies; ◦ Apakah hewan yang menggigit lari dan tidak dapat ditangkap atau dibunuh; ◦ Apakah hewan yang menggigit masih hidup atau sudah mati (<14 hari sejak kasus gigitan); ◦ Hewan yang menggigit pernah di VAR (Vaksin Anti Rabies) dan kapan; ◦ Pasien luka gigitan apakah pernah mendapat VAR sebelumnya dan kapan; ◦ Apakah sudah dilakukan pencucian luka. Disamping pemeriksaan fisik secara umum, identifikasi luka gigitan sangat penting karena hasil identifikasi tersebut akan menentukan tindakan selanjutnya. Identifikasi luka gigitan antara lain, meliputi lokasi, jumlah, dan keadaan luka gigitan (luka goresan, luka lebar, luka dalam). Pencucian Luka mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun atau detergent selama 10-15 menit. Jadi tiga hal penting dalam pencucian luka gigitan yaitu air mengalir, sabun/detergent dan waktu (10-15 menit). Pemberian Antiseptik Antiseptik (alkohol 70%, betadine, obat merah, dll) Tindakan Penunjang Pada luka dalam dan leber dilakukan penjahitan, sebelum dilakukan penjahitan luka harus diberikan suntikan infiltrasi Serum Anti Rabies (SAR) sebanyak mungkin di sekitar luka dan sisanya diberikan secara Intra Muskuler (IM). Cara pemberian : disuntikkan secara intramuskuler (IM) di daerah deltoideus (anak-anak di daerah paha) Dosis : Hari ke 0 (H0) : 2 kali pemberian sekaligus (deltoideus kiri dan kanan), Hari ke 7 dan 21: masing-masing 1 kali pemberian (deltoideus kiri saja atau kanan saja). Apabila seorang pasien yang sudah mendapatkan VAR lengkap dan dalam jangka waktu 3 bulan setelah di VAR digigit lagi oleh anjing, kucing, kera maupun hewan lain yang positif rabies, maka pasien tadi tidak perlu divaksinasi lagi, sedangkan bila digigit lagi antara 3 bulan sampai 1 tahun cukup di VAR 1 kali pada hari ke-0. Dan 1 tahun atau lebih dianggap penderita baru. Vaksinasi Dosis Waktu Pemberian Anak Dewasa Dasar 0,5 ml 0,5 ml 4 x pemberian Hari ke-0, 2 kali pemberian (deltoideus kiri dan kanan Hari ke-7 dan 21 No Kejadian Pengobatan yang Perlakuan Hewan dianjurkan Kontak Air Liur • Cuci dengan Tidak perlu di 1 tetapi tak ada luka menggunakan sabun observasi atau kontak dan air mengalir langsung • Tak perlu diberi VAR Jilatan pada luka • Cuci dengan Observasi sampai garukan atau lecet, menggunakan sabun dengan 10 sd 14 2 luka kecil disekitar dan air mengalir hari tangan, badan, kaki • Pemberian VAR menunggu hasil observasi Jilatan pada • Cuci dengan Observasi sampai mukosa, luka parah, menggunakan sabun dengan 10 sd 14 3 atau luka dimuka, dan air mengalir hari kepala, jari kaki, jari • Beri VAR H0, lanjutan tangan, atau leher VAR menunggu hasil Observasi • Perubahan nada saat menggonggong. • Suka menggigit tidak jelas ke tempat tertentu. Biasanya kursi atau kaki meja akan digigit meski itu bukan kebiasaannya. • Tubuh mengalami demam. Untuk yang satu ini mungkin Anda susah membedakan. • Nafsu makan kian menurun. • Kebiasaan anjing sedikit berubah perlahan- lahan. Anjing yang awalnya suka mengajak bermain jadi mendadak diam dan murung. • Terobsesi memakan apa saja yang ada di depannya meski itu objek yang tak bisa dimakan. • Anjing akan selalu menggonggong meski tidak ada apa-apa. • Saat Anda mengamati mata anjing, pupilnya akan terus terbuka dengan lebar. • Kebiasaan anjing jadi tidak konsisten dan cenderung mengalami disorientasi. • Wajah anjing akan kelihatan dipenuhi kekhawatiran dan waspada berlebihan. • Anjing tidak takut dengan apa pun, bahkan dengan Anda. • Beberapa bagian tubuh anjing mulai kaku dan susah digerakkan. • Saat berdiri, anjing mulai bergetar hingga terjatuh. • Susah bernapas dan sering sekali tersedak. • Rahang bawah anjing susah menutup, mulut jadi terus terbuka lebar. • Anjing akan terus mengeluarkan liur dalam jumlah yang banyak, bahkan air seni terus keluar tanpa bisa dikontrol. • Semua otot kaku dan anjing tak bisa melakukan apa-apa.