Sekresi kulit bersifat asam dan sebagian besar kulit kelembapannya sangat rendah
tidak ramah bagi kebanyakan mikroorganisme
Patogenesis Infeksi Kulit
Infeksi kulit disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur dan
Parasit.
Folikulitis
Sebagian besar dipicu oleh bakteri
Staphylococcus aureus
Eritrasma
Penyebab utama bakteri
Corynebacterium minutissimum
Infeksi kulit sekunder
Terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau
akibat disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau
pembedahan
INFEKSI PADA KULIT
A. SELULITIS
DEFINISI
A. SELULITIS
(Lanjutan)
Etiologi
A. SELULITIS
(Lanjutan)
Pathofisiologi
Bakteri pathogen streptococcus piogenes,
streptococcus grup A dan stapilococcus aureus
A. SELULITIS
(Lanjutan)
Manifestasi klinik
Gejala
kemerahan
nyeri tekan
panas, bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas
(peau d'orange).
Demam, menggigil, dan sakit kepala (pada kasus-kasus tertentu)
Tanda-tanda
Peningkatan denyut jantung
Tekanan darah menurun
pemeriksan fisik akan ditemukan daerah pembengkakan yang
terlokalisir (edema), kadang ditemukan pembengkakan kelenjar
getah bening.
Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih
INFEKSI PADA KULIT
B. IMPETIGO
DEFINISI
Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang
terutama disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta
hemolyticus grup A (GABHS). Kadang-kadang
disebabkan oleh bakteri lain seperti Staphylococcus
aureus pada isolasi lesi impetigo
INFEKSI PADA KULIT
B. IMPETIGO
(Lanjutan
Etiologi
Penyebab impetigo adalah bakteri Streptococcus
beta hemolyticus grup A (GABHS), atau terkadang
dapat juga disebabkan oleh Streptococcus aureus.
B. IMPETIGO
(Lanjutan
PATOFISIOLOGI
Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak
langsung, setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya
kerusakan pada kulit. Bentuk lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2 –
4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikel atau pustula. Vesikel dapat pecah
spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk maka akan meninggalkan krusta yang
tebal, karena proses dibawahnya terus berlangsung sehingga akan menimbulkan
kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya kekuning-kuningan. Karena secara klinik
lebih sering dilihat krusta maka disebut impetigo krustosa. Krusta sukar diangkat,
tetapi bila berhasil akan tampak kulit yang erosif.
Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-
lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.
Mula-mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang
sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa.
Isinya berupa cairan yang lama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi
leukosit dan akan mengendap. Bila pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion
yaitu ruangan yang berisi pus yang mengendap, bila letaknya di punggung, maka
akan tampak seperti menggantung
B. IMPETIGO
(Lanjutan)
Manifestasi klinik
Gejala
Gatal, ruam merah yang lembut kulit mengeras/krusta (Honey-
colored crusts), luka yang sulit menyembuh.
Luka merah yang dengan cepat pecah, mengeluarkan
sekret/cairan berwarna kuning encer.
Kulit melepuh berisi cairan.
Dalam bentuk yang lebih serius, menyakitkan cairan atau nanah
penuh luka yang berubah menjadi borok dalam.
mungkin akan dijumpai gejala; demam, diare, dan kelemahan
umum.
Tanda-tanda
Leukositosis
Suhu tubuh meningkat
B. IMPETIGO
(Lanjutan
Gejala:
Muncul ruam, terasa gatal dan kemerahan, dan disekitar
folikul rambut nampak beruntus-beruntus kecil yang berisi
cairan yang dapat mudah pecah lalu mengering dan membentuk
koreng.
Penyebab:
Disebabkan oleh bakteri Stapylococcus,
D. Bisul (Furunkel)
Benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah.
Muncul akibat infeksi bakteri yang memicu peradangan pada
folikel.
Infeksi terjadi jika bakteri masuk hingga ke folikel rambut
melalui luka gores atau gigitan serangga.
Disebabkan oleh bakteri Stapylococus aureus, akan tetapi bisa
juga dapat disebabkan oleh bakteri yang lain atau bahkan
jamur.
E. Eritrasma
Infeksi pada lapisan kulit paling atas
TERBUKA:
TERTUTUP:
- SAHLINE/ NACL/Aquades
STERIL -IODIUM
-KAPAS -ALKOHOL
- SWAB -SEMPIT STERIL/ SPOID
-MEDIA TRANSPORT -MEDIA TRANSPORT
ABSES TERTUTUP
Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien
Siapkan formulir permintaan pemeriksaan
Desinfektan kulit abses povidonn Iodin 10 % dan alkohol 70
%
Aspirasi cairan abses dengan sempit steril/spoid
Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar
abses dan dinding abses
Dimasukkan pada media transport (aerob dan anaerob)
BIOPSI DAN ASPIRASI
Aspirasi untuk :
•Abses tertutup
•Luka bergaung dengan cairan di dalamnya yang tertutup debris
superfisial
ABSES TERBUKA
Bersihkan permukaan luka (eksudat yang mengering dan
kotoran) dengan kain kasa steril yang dibasahi dengan
aquadest atau sahline steril
Bersihkan eksudat
Buat hapusan dari dasar dan tepi luka menggunakan lidi kapas
steril
Masukkan dalam media transport aerob
Jangan minta biakan anaerob pada luka/abses terbuka.
Identifikasi Bakteri
Pewarnaan
Spesimen Gram
Media
Pertumbuhan
- BHIB
- NaCl Broth
- Pepton Alkalis 1% Mc. Conkey
- Selenite Broth
- Perbenihan empedu
Blood Agar
Coklat Agar
Pewarnaan
Gram
Bakteri Bakteri
Gram-Negatif Gram-Positif
Identifikasi Bakteri Aerob dengan
Pewarnaan Gram
GRAM POSITIVE
COCCI
CATALASE
COAGULASE NEGATIVE
TEST (i.e. Streptococci)
Negatif
Positif Staphylococcus epidermis
Staphylococcus aureus Staphylococcus saprophyticus
HEMOLYSIS