Anda di halaman 1dari 40

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI

PENYEBAB INFEKSI PADA KULIT

Ennycke Sary, S.Si.,M.Kes

PRODI D III ANALIS KESEHATAN


STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
KULIT
Kulit : Bagian paling luar & terluas
dari organ tubuh (kira kira
1,5-2 m persegi)

Sebagai barier antara bagian internal tubuh


dan eksternal tubuh , menahan berbagai
modalitas: sentuhan, suhu tekanan,
pertahanan terhadap patogen, dll.
ANATOMI
a.Epidermis
b.Dermis
c.Hipodermis

Sekresi kulit bersifat asam dan sebagian besar kulit kelembapannya sangat rendah
tidak ramah bagi kebanyakan mikroorganisme
Patogenesis Infeksi Kulit
 Infeksi kulit disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur dan
Parasit.

 Infeksi kulit oleh bakteri = Pioderma

Primer dan Sekunder


Infeksi Kulit Primer
 Berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya
infeksi ini disebabkan oleh satu macam mikroorganisme.

 Penyebab paling sering adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus


pyogenes, dan bakteri coryneform

 Bentuk infeksi tersering berupa impetigo, folikulitis, furunkel, dan


erithrasma.

 Biasanya masuk melalui jalan masuk di kulit intak seperti gigitan


serangga.
Impetigo
Penyebab utama bakteri
Staphylococcus aureus atau
Streptococcus pyogenes

Folikulitis
Sebagian besar dipicu oleh bakteri
Staphylococcus aureus

Eritrasma
Penyebab utama bakteri
Corynebacterium minutissimum
Infeksi kulit sekunder
 Terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau
akibat disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau
pembedahan
INFEKSI PADA KULIT

A. SELULITIS
DEFINISI

Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke


dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat
segera menyebar dan dapat masuk ke dalam
pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini
terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
INFEKSI PADA KULIT

A. SELULITIS
(Lanjutan)

Etiologi

Selulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri


yang berbeda, yang paling sering adalah
Streptococcus. Staphylococcus juga bisa menyebabkan
selulitis, tetapi biasanya terbatas di daerah yang lebih
sempit. Selulitis paling sering menyerang wajah dan
tungkai bagian bawah.
INFEKSI PADA KULIT

A. SELULITIS
(Lanjutan)
Pathofisiologi
Bakteri pathogen streptococcus piogenes,
streptococcus grup A dan stapilococcus aureus

Menyerang kulit dan jaringan subkutan

Meluas ke jaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

Eritema local pada kulit oedem kemerahan

Lesi nyeri tekan

Kerusakan integritas kulit gangguan rasa nyeri


INFEKSI PADA KULIT

A. SELULITIS
(Lanjutan)

Manifestasi klinik
Gejala
 kemerahan
 nyeri tekan
 panas, bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas
(peau d'orange).
 Demam, menggigil, dan sakit kepala (pada kasus-kasus tertentu)

Tanda-tanda
 Peningkatan denyut jantung
 Tekanan darah menurun
 pemeriksan fisik akan ditemukan daerah pembengkakan yang
terlokalisir (edema), kadang ditemukan pembengkakan kelenjar
getah bening.
 Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih
INFEKSI PADA KULIT

B. IMPETIGO
DEFINISI
Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang
terutama disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta
hemolyticus grup A (GABHS). Kadang-kadang
disebabkan oleh bakteri lain seperti Staphylococcus
aureus pada isolasi lesi impetigo
INFEKSI PADA KULIT

B. IMPETIGO
(Lanjutan

Etiologi
Penyebab impetigo adalah bakteri Streptococcus
beta hemolyticus grup A (GABHS), atau terkadang
dapat juga disebabkan oleh Streptococcus aureus.
B. IMPETIGO
(Lanjutan

PATOFISIOLOGI
 Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak
langsung, setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya
kerusakan pada kulit. Bentuk lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2 –
4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikel atau pustula. Vesikel dapat pecah
spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk maka akan meninggalkan krusta yang
tebal, karena proses dibawahnya terus berlangsung sehingga akan menimbulkan
kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya kekuning-kuningan. Karena secara klinik
lebih sering dilihat krusta maka disebut impetigo krustosa. Krusta sukar diangkat,
tetapi bila berhasil akan tampak kulit yang erosif.

 Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-
lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.
Mula-mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang
sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa.
Isinya berupa cairan yang lama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi
leukosit dan akan mengendap. Bila pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion
yaitu ruangan yang berisi pus yang mengendap, bila letaknya di punggung, maka
akan tampak seperti menggantung
B. IMPETIGO
(Lanjutan)

Manifestasi klinik
 Gejala
 Gatal, ruam merah yang lembut kulit mengeras/krusta (Honey-
colored crusts), luka yang sulit menyembuh.
 Luka merah yang dengan cepat pecah, mengeluarkan
sekret/cairan berwarna kuning encer.
 Kulit melepuh berisi cairan.
 Dalam bentuk yang lebih serius, menyakitkan cairan atau nanah
penuh luka yang berubah menjadi borok dalam.
 mungkin akan dijumpai gejala; demam, diare, dan kelemahan
umum.

Tanda-tanda
 Leukositosis
 Suhu tubuh meningkat
B. IMPETIGO
(Lanjutan

Pemeriksaan fisik tipe dan lokasi lesi:


 Sering terjadi pada wajah (sekitar mulut dan hidung) atau dekat
rentan trauma.
 Lesi dengan bula yang ruptur dan tepi dengan krusta.
 Lesi dengan krusta berwarna seperti madu.
 Vesikel atau bula.
 Pustula.
 Basah, dangkal, dan ulserasi eritematous.
 Lesi satelit
C. Folikulitis
 Folikulitis merupakan suatu peradangan pada selubur akar
rambut (folikel)

 Gejala:
Muncul ruam, terasa gatal dan kemerahan, dan disekitar
folikul rambut nampak beruntus-beruntus kecil yang berisi
cairan yang dapat mudah pecah lalu mengering dan membentuk
koreng.

 Penyebab:
Disebabkan oleh bakteri Stapylococcus,
D. Bisul (Furunkel)
 Benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah.
 Muncul akibat infeksi bakteri yang memicu peradangan pada
folikel.
 Infeksi terjadi jika bakteri masuk hingga ke folikel rambut
melalui luka gores atau gigitan serangga.
 Disebabkan oleh bakteri Stapylococus aureus, akan tetapi bisa
juga dapat disebabkan oleh bakteri yang lain atau bahkan
jamur.
E. Eritrasma
 Infeksi pada lapisan kulit paling atas

 Ditemukan pada daerah dimana kulit yang besentuhan dengan


kulit lain seperti ketik, sela- sela jari, dll

 Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium minutissimum.


D.Jerawat
 Pori-pori kulit mengalami penyumbatan sehingga muncul
berutus-berutus serta abses yang meradang dan terinfeksi.
 Gejala:
Benjolon berisi nanah dan abses yang kesemuanya dapat pecah
serta meninggalkan jaringan parut.
 Ada banyak faktor penyebab jerawat, salah satunya bakteri
Propionibacterium acne.
F. Karbunkel
 Sekumpulan bisul yang dapat menyebabkan pengelupasan
kulit luas serta dapat pembentukan jaringan parut.

 Gejala: pada kullit terdapat beberapa bisul yang bersatu yang


disertai dengan rasa nyeri ringan hingga sedang, kulit tampak
membengkak, memerah, apanila pecah akan mengeluarkan
nanah lalu kemudian mengering dan mengoreng.

 Disebabkan oleh bakteri Stapylococcus


Teknik Isolasi dan Identikasi Bakteri
Pada Kulit
Bagaimana cara mendapatkan hasil
yang baik ?
Untuk mendapatkan Diagnosa laboratorium yang baik
dari suatu spesimen tergantung kepada beberapa hal
yang penting;

1. CARA PENGAMBILAN SPESIMEN


2. CARA PENGIRIMAN SPESIMEN
3. CARA PENYIMPANAN SPESIMEN
4. TEKNIK/CARA KERJA DI LABORATORIUM
NANAH/PUS/ABSES

TERBUKA:
TERTUTUP:
- SAHLINE/ NACL/Aquades
STERIL -IODIUM
-KAPAS -ALKOHOL
- SWAB -SEMPIT STERIL/ SPOID
-MEDIA TRANSPORT -MEDIA TRANSPORT
ABSES TERTUTUP
 Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien
 Siapkan formulir permintaan pemeriksaan
 Desinfektan kulit abses povidonn Iodin 10 % dan alkohol 70
%
 Aspirasi cairan abses dengan sempit steril/spoid
 Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar
abses dan dinding abses
 Dimasukkan pada media transport (aerob dan anaerob)
BIOPSI DAN ASPIRASI
Aspirasi untuk :
•Abses tertutup
•Luka bergaung dengan cairan di dalamnya yang tertutup debris
superfisial
ABSES TERBUKA
 Bersihkan permukaan luka (eksudat yang mengering dan
kotoran) dengan kain kasa steril yang dibasahi dengan
aquadest atau sahline steril
 Bersihkan eksudat
 Buat hapusan dari dasar dan tepi luka menggunakan lidi kapas
steril
 Masukkan dalam media transport aerob
 Jangan minta biakan anaerob pada luka/abses terbuka.
Identifikasi Bakteri

Pewarnaan
Spesimen Gram
Media
Pertumbuhan
- BHIB
- NaCl Broth
- Pepton Alkalis 1% Mc. Conkey
- Selenite Broth
- Perbenihan empedu
Blood Agar
Coklat Agar

Pewarnaan
Gram

Bakteri Bakteri
Gram-Negatif Gram-Positif
Identifikasi Bakteri Aerob dengan
Pewarnaan Gram
GRAM POSITIVE
COCCI

CATALASE POSITIVE CATALASE


(i.e. Staphylococci) TEST

CATALASE
COAGULASE NEGATIVE
TEST (i.e. Streptococci)
Negatif
Positif Staphylococcus epidermis
Staphylococcus aureus Staphylococcus saprophyticus

HEMOLYSIS

COMPLETE NO HEMOLYSIS PARTIAL


(Beta,β) (Gamma,) (Alpha,)

Group D Streptococci Optochin


Bacitracin (Enterococci) (ethyl hydrochloride)
Positive Negative Positive Negative
(Sensitive) (Resistant) (Sensitive) (Resistant)

Streptococcus Streptococcus Streptococcus


Streptococcus pyogenes
agalactiae pneumoniae viridans
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai