Anda di halaman 1dari 34

CAMPAK

Kelompok 6
Anggota Kelompok
• Angga Agustian 4111141178
• Miftahudin 4111151008
• Maharani Andini Putri 4111151012
• Elok Yana Permatasari 4111151034
• Anada Regina 4111151059
• Andi Dian Rezky Nitamy 4111151060
• Bayu Aditya 4111151083
• Asysyifa Fadhilah Alie 4111151090
• Almaidar Sagita Rifki 4111151096
• Maria Ulfah 4111151098
• Ayu Meilani 4111151100
• Melati Putri Wulandari 4111151174
Overview Case
Skenario Analisis
Laki-laki 9bln dibawa oleh ibunya ke Insidensi
pusat kesehatan primer dengan
keluhan
Keluhan utama: demam sejak 4 hari • Demam dgn ruam:
lalu • Campak
• Rubella
• Demam Skartlet
• Demam disertai tanda lokal:
• ISPA
• Otitis Media
• Demam tanpa ada tanda lokal:
• DF
• ISK
• Tifoid
• Alergi

Demam berlangsung selama 3 hari


terakhir, saat itu demam turun
Saat pasien dibawa ke puskesmas Pola demam bifasik
px mengalami demam tinggi
Demam tinggi disertai ruam di DD demam dgn ruam:
kepala bagian belakang, wajah, • Campak
badan dan kaki • Rubella
• Eksantema subitum
• Dengue Fever
• Drug eruption
• Alergi
Px disertai batuk, rinore, mata Stadium prodnormal
merah
Tidak ada otore Tidak ada komplikasi otitis media
Tidak ada diare Tidak ada komplikasi enteropati
Tidak ada ptekie Dengue Fever disangkal
Urine normal ISK disangkal
Tidak ada penggunaan Drug eruption disangkal
cotrimoksazole & amoxicilin
Riwayat alergi Alergi Disangkal
Riwayat vaksinasi
• Hepatitis B: 3x Sesuai
• DPT: 3x Sesuai
• BCG: 1x Sesuai
• Polio: 4x Sesuai
Tidak imunisasi dasar campak (F.
Risiko)
Kakak laki-laki memiliki riwayat Faktor risiko penularan
serupa sekitar 1-2 minggu lalu
Pem. Fisik:
Kesadaran: alert
Suhu: 40°C Febris
Nadi: 120 x/menit Normal
Respirasi: 25 x/menit Normal
Kepala:
Injeksi conjungtiva +/+ Conjungtivitis
Mulut: koplik spot (+) Tanda patognomonik campak
Hidung: sekret serous Coryza
Leher:
Maculopapular morbiliform rash Khas campak (fase erupsi)
KGB terada, diameter 0.5-1 cm, Pembesaran KGB
multiple, mobile, nyeri tekan –
Thoraks:
Cor dan pulmo dalam batas normal Normal
Abdomen:
datar lembut, turgor dan elastisitas Normal, Tidak ada kekurangan
normal, hepar dan lien tidak teraba cairan
Tidak ada hepatomegali &
Ekstremitas: maculo papula spleenomegali
morbiliform rash (+) Khas campak (fase erupsi)
Pem. Laboratorium:
Hb: 13 g/dL Normal
Leukosit: 3000/mm3 Leukopeni
Trombosit: 300.000/mm3 Normal
Hitung Jenis: 0/2/3/40/53/2 Limfositosis (limfositosis relatif:
infeksi virus)

 Diagnosis Banding:
• Campak
• Rubella (kgb >2cm multiple, petekie bukan rash)
• Eksantema subitum
 Diagnosis Kerja:
• Campak

 Dasar Diagnosis:
Demam >38°C
Batuk
Coryza
Mata merah
Ruam makulopapular
Koplik spot
Definisi dan Klasifikasi
Campak adalah suatu infeksi virus menular,
yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit
ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramixovirus.
• Penyakit campak terdiri dari 3 stadium,yaitu:
1. Stadium Kataral
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala
demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan
timbul bercak Koplik. Bercak Koplik berwarna putih kelabu, sebesar
ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap
gigi molar dan dapat meluas sampai seluruh mukosa.

2. Stadium Erupsi
Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari dengan gejala timbul eritema
yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan. Mula-mula
eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah. Ruam kemudian menyebar ke
dada dan abdomen dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah
pada hari ketiga dan akan berakhir dalam 2-3hari.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri.
Selain hiperpigmentasi , sering ditemukan pula kulit yang bersisik.
Selanjutnya suhu menurun kecuali bila terjadi komplikasi.
Ilmu Kedokteran Dasar
Anatomi
Epidermis Dermis
• Stratum Corneum: sel • Stratum Papilare:
gepeng berkeratin, tidak jar. Ikat longgar, >>
ada inti
fibroblas
• Stratum Lucidum: sel
gepeng tanpa inti • Stratum Retikular: jar.
• Stratum Granulosum: 2-3 Ikat padat, >> serat, <<
lapis sel polygonal gepeng sel
• Stratum Spinosum:
lapisan paling tebal, 5-8 Subkutis
lapis sel kuboid
• Jaringan adiposa
• Stratum Basale: selapis
sel kuboid/silindris • Pembuluh darah
Histologi

1. Epidermis :
Tiga jenis sel epidermis yaitu melanosit, sel Langerhans penyaji-antigen, dan sel
Merkel atau sel taktil epithelial.
2. Dermis :
– Stratum papilare (tipis)  Dalam.Lapisan papilar tipis yang terdiri atas jaringan ikat
longgar, dengan fibroblast dan sel jaringan ikat lainnya, seperti sel mast dan
makrofag.
– Stratum retikular (tebal)  Terdiri atas jaringan ikat padat irregular dan memiliki
lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada lapisan papilar.
Mikrobiologi
 Famili : Paramixoviridae

 Virion : Sferis, pleomorfik,


d150μm

 Inkubasi : 14-21 hari

 Masa Penularan : 2 hari


sebelum prodromal
sampai 4 hari setelah
timbul erupsi

 Replikasi : Sitoplasma

 Sifat :Stabil secara


antigenik, partikelnya labil
dan sangat menular
FAKTOR RESIKO
LINGKUNGAN HOST AGENT

Kepadatan Riwayat Faktor


hunian imunisasi virulensi

Sosial- Faktor
Usia
ekonomi transmisi

Tingkat
antibodi
maternal

Status gizi
Patogenesis & Patofisiologi
FR: Belum imunisasi
campak
Measles virus
Kontak dengan
penderita

Air borne
transmission

Port d’entry
(Mata, mukosa,
hidung, trakea dan
bronkus

Protein
hemaglutinin
menempel pada
reseptor epitel
mukosilier
Fusi virus dengan
membrane sel oleh
protein f

Replikasi virus

Viremia Primer

Menuju RES dan


nodus limfatikus

Viremia Sekunder
Viremia Sekunder Fokus Lokal

Aktivasi sistem imun

Humoral Selular

Aktivasi CD4+
Aktivasi CD8 dan MHC kelas II

Pengeluaran
Aktivasi sel B sitokin

IL-1, IL-6,
TNFα Limfosit
Antibodi
Sel memori (IgG dan
Set point
IgM)
hipotalamus Limfositosis

Demam
Viremia Sekunder

Fokus Lokal (predileksi


epitel gepeng berlapis)

Mukosa Respon
Konjungtiva mukosa URT Kulit
mulut

Konjungtivitis Koplik Spot Rash

Mata berair Pengeluaran


dan merah sekret Batuk

Coriza

Mokus
sekret
Pencegahan
1. Imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan atau
kurang (apabila ada outbreak)
2. Hindari kontak langsung dengan penderita campak
(isolasi untuk penderita campak penting dilakukan)
3. Vaksin campak (atau vaksin MR)  virus campak
hidup dan dilemahkan
Penatalaksanaan
Non – Farmakologi
a. Pemberian nutrisi dan cairan sesuai
kebutuhan pasien

Farmakologi
a. Simptomatik
• Demam: Paracetamol 10-15 mg/kg/BB/kali setiap 6
jam
• Bila terdapat infeksi sekunder beri antibiotik
• Konjungtivitis: umumnya tidak memerlukan
pengobatan
b. Suportif
WHO & UNICEF merekomendasikan:
Vitamin A, dengan dosis:
• Resep

dr. Diskel 6
66666
Jl. Unjani

R/ Paracetamol syr 120 mg No. I


S 3 dd 5ml

R/ Vitamin A 100.000 IU No. I


S 1 dd 1

Pro: An. X
Umur: 9 tahun
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium: leukopeni, limfositosis
relatif
• Pemeriksaan sitologik (tidak perlu dilakukan):
ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa hidung
dan pipi
• Pemeriksaan serologik: didapatkan igM spesifik
(terdeteksi sejak hari pertama timbul ruam sampai 1
bulan setelah infeksi)
Komplikasi
a) Radang paru / pneumonia (1-6%) (infeksi per
lobus)
b) Bronkopneumonia (infeksi lebih dari 1 lobus)
c) Otitis Media (7-9%)
d) Encephalitis (1/1000 s/d 1/2000 kasus)
e) Subacute Sclerosing Panencephalitis (1/100.000
kasus)
f) Kematian (1/100.000 kasus)
g) Malnutrisi (Marasmus & Kwasiokor)
h) Keratitis
i) Septikemia (karena infeksi sekunder)
j) enteropati
Prognosis
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam
• Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Epidemiologi
• Depkes : Menurut kelompok umur, proporsi kasus
campak terbesar terdapat pada kelompok umur 5-9
tahun (31,6%) dan 1-4 tahun (25,4%).
• WHO : Sebelum vaksin campak ditemukan pada
tahun 1963, campak mengakibatkan 2,6 juta
kematian tiap tahun.
• WHO : Vaksinasi campak mengakibatkan
penurunan kematian karena campak 84% di seluruh
dunia dari 550.100 kematian (tahun 2000) menjadi
89.780 (tahun 2016), kebanyakan pada anak <5
tahun.
• WHO : Campak masih sering terjadi di negara
berkembang
Prinsip Bioetik dan
Humaniora Legal
FOUR BOX :
 Medical Indication :
– Beneficence :
Melakukan Golden Rule Principle ( GDP ).

 Patient Preferences
– Autonomy :
Memberikan informasi mengenai penyakit pasien mulai dari
faaktor risiko hingga komplikasi, serta informed consent untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang.

 Quality of Life
– Non-Maleficence :
Mencegah terjadinya kompliasi yang berlanjut kepada pasien.
 Contextual Features
– Justice :
Mencegah penularan serta menjaga kelompok yang rentan,
karena penyakit campak sangat menular dan infeksius.

PRIMAFACIE :
JUSTICE (Mencegah terjadinya penularan serta menjaga
kelompok yang rentan, karena penyakit campak sangat menular
dan infeksius).

32
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.scribd.com/document/266786524/PATOFISIOLOGI-CAMPAK
• http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_238Campak%20pada%20Anak.pdf
• https://www.scribd.com/doc/124105159/Anatomi-Kulit-pdf
• https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/1672/1288
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8461/
• https://academic.oup.com/jid/article-abstract/189/.../823958
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai