Endokarditis Infektif
Andreas Dhymas Dhyna Martha Kelana
NIM: 1771012006
Pembimbing:
dr. Eka Gunawijaya, Sp. A(K)
Dr.dr. Ni Putu Veny Kartika Yanti, M.Sc., Sp.A(K)
Pendahuluan
• Endokarditis infektif adalah infeksi mikrobial pada permukaan endokardium (endotel)
jantung
• Endokarditis infektif merupakan salah satu penyulit yang ditakuti pada penyakit jantung
struktural
• Faktor utama yang menentukan terjadinya enokarditis infektif adalah kerusakan permukaan
endotel dan bakteriemia.
Manifestasi Klinis
• Riwayat Penyakit
• Riwayat menderita penyakit jantung bawaan.
• Kelainan katup aorta bikuspid
• Riwayat menjalani tindakan pada gigi, tonsilektomi atau sakit gigi (akibat karies atau
gingivitis).
• Jarang terjadi pada bayi. Biasanya terjadi pasca operasi jantung.
• Onset seringkali tidak diketahui, ditandai dengan demam dengan kenaikan suhu
yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, rasa lelah, lemah, kehilangan nafsu
makan, pucat, artralgia, mialgia, berat badan turun dan diaphoresis.
Manifestasi Klinis
• Pemeriksaan Fisik
• Bising jantung. Munculnya bising baru atau peningkatan intensitas bising merupakan
tanda yang penting.
• Demam
• Splenomegali.
• Kelainan pada kulit : petekiae di kulit, mukosa atau konjungtiva, Nodus Osler’s (nyeri,
nodul kemerahan pada ujung jari tangan atau kaki) jarang dijumpai pada anak, Splinter
hemorrhages (garis-garis linier hemoragik di bawah kuku), jarang pada anak
Manifestasi Klinis
• Pemeriksaan Fisik
• Emboli atau fenomena imunologik pada organ lain : Emboli pulmonar, Kejang dan hemiparesis (emboli sistem
saraf sentral), Hematuria dan gagal ginjal akut, Roth’s spots (oval, perdarahan retina dengan pusat kepucatan
berada di dekat diskus optikus).
• Karies gigi, penyakit periodontal atau gingivitis
• Jari tabuh yang terjadi tanpa adanya sianosis
• Gagal jantung
• Manifestasi klinis pada neonatus tidak spesifik( dapat berupa distres respirasi, takikardia). Sering terjadi
fenomena emboli (osteomielitis, meningitis, pneumonia). Dapat dijumpai gejala dan tanda neurologik (kejang,
hemiparesis, apnea).
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Biakan kuman dalam darah
• Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan gambaran anemia (Hb<12g/dl).
• Leukositosis, geser ke kiri (shift to the left).
• Laju endap darah meningkat kecuali terdapat polisitemia.
• Hematuria mikroskopik terjadi pada 30% kasus.
• Elektrokardiografi: menunjukkan gambaran sesuai dengan kelainan jantung yang mendasari.
Ekokardiografi
• Pemeriksaan yang penting.
• Pada kasus dengan dugaan endokarditis dengan biakan kuman negatif, diagnosis
ditegakkan dari hasil pemeriksaan ekokardiografi.
• Pemeriksaan dua dimensi (2-D) : mendeteksi lokasi infeksi, luasnya kerusakan katup.
• Pemeriksaan M-mode : menilai fungsi jantung. Pemerikasaan fungsi jantung penting
dilakukan sebelum dan sesudah terapi untuk membandingkan atau menilai
perkembangan fungsi jantung setelah tatalaksana medis dilakukan.
• Pemeriksaan Doppler : menilai regurgitasi katup.
Ekokardiografi
• Bila dengan ekokardiografi transtorasik (transthoracic echo=TTE) standar,
gambaran masih belum tampak jelas, diperlukan pemeriksaan ekokardiografi
transesofageal (transesophageal echocardiography=TEE)
• TEE dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk mengidentifikasi adanya
vegetasi pada katup buatan, mendeteksi endokarditis di jalan keluar ventrikel
kiri (left ventricle outflows tract) baik valvular maupun subvalvular serta untuk
mendeteksi abses di pangkal aorta (aortic root) dan sinus Valsava.
Ekokardiografi
• Dari hasil pemeriksaan ekokardiografi merupakan kasus dengan risiko tinggi
atau mengindikasikan pembedahan bila:
• Vegetasi besar > 10 mm
• Regurgitasi katup berat
• Kavitas abses
• Pseudoaneurism
• Perforasi katup
• Gagal jantung kongestif tidak terkompensasi.
Diagnosis endokarditis infektif berdasarkan kriteria Duke yang dimodifikasi:
Endokarditis infektif (Definite infective endocarditis)
A. Kriteria patologik
1. Hasil biakan atau pemeriksaan histologik dari vegetasi, emboli, atau abses
intrakardiak menunjukkan adanya mikroorganisma; atau
2. Lesi patologik; vegetasi atau abses intrakardiak ditegakkan dengan pemeriksaan
histologik menunjukkan gambaran endokarditis aktif.
B. Kriteria klinis:
1. Dua kriteria mayor; atau
2. Satu kriteria mayor dan tiga kriteria minor; atau
3. Lima kriteria minor
Kemungkinan endokarditis infektif (Possible infective endocaditis)
1. Satu kriteria mayor dan satu kriteria minor; atau
2. Tiga kriteria minor
Bukan endokarditis infektif (Rejected)
1. Ditegakkan diagnosis alternatif selain endokarditis infektif
2. Sindrom endokarditis infektif membaik dengan antibiotika yang diberikan < 4 hari;
atau
3. Tidak ditemukan bukti endokarditis infektif pada operasi atau otopsi setelah
diberikan antibiotika < 4 hari; atau
4. Tidak sesuai dengan kriteria “kemungkinan endokarditis infektif” seperti yang
disebutkan di atas.
Evaluasi Post Terapi
1. Penilaian prognostik saat masuk
• Prognosis endocarditis infektif dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu:
karakteristik klinis pasien, ada atau tidak adanya komplikasi pada jantung dan non-
kardiak, jenis mikroorganisme yang menginfeksi, dan temuan ekokardiografi.
• Beberapa fitur ekokardiografi telah dikaitkan dengan prognosis yang buruk, termasuk
komplikasi perivalvular, regurgitasi katup atau prostetik berat atau obstruksi, fraksi
ejeksi ventrikel kiri rendah, hipertensi pulmonal, vegetasi besar, dan penutupan katup
mitral prematur atau tanda-tanda lain dari tekanan diastolik tinggi.
Evaluasi Post Terapi
2. Evaluasi Ekokardiografi saat terapi
• Ekokardiografi harus digunakan untuk evaluasi pasien dengan endokarditis infektif pada saat terapi
antibiotik, bersama dengan evaluasi klinis.
• Jumlah, jenis, dan waktu pemeriksaan ulang tergantung pada presentasi klinis, jenis mikroorganisme,
dan temuan ekokardiografi awal.
• TTE mingguan mungkin cukup pada endocarditis infektif streptokokus tanpa komplikasi, sementara
kontrol TEE dan TTE yang lebih sering dapat diperlukan pada PVE pasca operasi staphylococcal awal.
• Selama rawat inap, studi ekografi serial mungkin menunjukkan penurunan ukuran secara bertahap,
penurunan mobilitas, dan peningkatan ekogenesitas vegetasi. Namun, lesi ini mungkin hilang atau tetap
tidak berubah setelah fase akut penyakit, bahkan setelah penyembuhan penyakit
• Peningkatan ukuran vegetasi pada saat terapi harus dianggap sebagai faktor risiko untuk kejadian emboli
baru
Evaluasi Post Terapi
3. Evaluasi setelah keluar rumah sakit dan prognosis jangka panjang
• Setelah pulang dari rumah sakit, komplikasi utama termasuk kekambuhan infeksi, gagal jantung, kebutuhan
untuk operasi katup, dan kematian.
• Angka kematian 6 bulan pada endocarditis infektif antara 22 dan 27% .
• Risiko kekambuhan rendah (1,3-6,6%) tetapi lebih tinggi pada pasien dengan PVE, ekstensi perivalvular, dan
IVDA. Demikian pula, risiko gagal jantung dan kebutuhan untuk pembedahan rendah setelah keluar, tetapi
lebih tinggi pada pasien dengan ekstensi periannular dan regurgitasi katup persisten.
• Untuk alasan ini, evaluasi klinis dan ekokardiografi direkomendasikan setelah keluar dari rs.
• Untuk memantau perkembangan gagal jantung sekunder, pedoman ESC terbaru merekomendasikan untuk
melakukan TTE tahap awal setelah selesai terapi antimikroba, dan pemeriksaan serial pada 1, 3, 6, dan 12
bulan selama tahun pertama setelah selesainya terapi. TEE ulangan biasanya tidak diperlukan setelah keluar,
kecuali pada pasien tertentu dengan perawatan bedah yang tidak lengkap atau katup persisten.
Rekomendasi8
• TTE dan TEE ulang disarankan segera setelah komplikasi endocarditis
infektif yang baru dicurigai dan harus dipertimbangkan selama evaluasi
endokarditis infektif , untuk mendeteksi komplikasi yang baru dan
memantau ukuran vegetasi.
• TTE direkomendasikan sebelum keluar untuk perbandingan berikutnya.
• Follow-up periodik klinis dan ekokardiografi adalah wajib selama tahun
pertama setelah akhir pengobatan antibiotik.
TERIMA KASIH