Anda di halaman 1dari 55

Metode Intervensi

Adhyatman Prabowo, S.Psi


 Konseling kelompok
 Pelatihan
 Promosi
 Bimbingan
 Psikoedukasi
1. KONSELING KELOMPOK

Salah satu bentuk konseling dengan


memanfaatkan kelompok untuk membantu,
memberi umpan balik dan pengalaman belajar
CIRI-CIRI KONSELING KELOMPOK

 Ada konselor (bisa lebih dari satu)


 Bersifat terapiutik, dilaksanakan untuk memberikan
dorongan, pemahaman dan membantu klien mengatasi
masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
 Berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari;
klien dalam keadaan normal; yang sedang tidak mengalami
gangguan fungsi-fungsi kepribadian
 Umumnya untuk jangka pendek atau menengah
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK
 Efektif : 5 – 10
 < dari 5: ada 1 orang yang mendominasi, dinamika
kelompok kurang hidup
 > 10: terjadi anak kelompok di dalam kelompok; sulit dalam
pengelolaan
WAKTU PELAKSANAAN
 Sesi: tergantung masalah
 Frekuensi: 1 – 3 kali seminggu
 Durasi: 60 – 90/sesi
TAHAP KONSELING KELOMPOK
 Pembentukan kelompok
 Orientasi dan eksplorasi
 Tahap transisi
 Tahap kohesivitas dan produktivitas
 Tahap konsolidasi dan terminasi
 Tindak lanjut
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Syarat anggota:
 Kesamaan permasalahan
 Minat/inisiatif sendiri
 Kemauan berpartisipasi dalam proses kelompok
 Mampu berpartisipasi dalam proses kelompok
ORIENTASI DAN EKSPLORASI

 Perkenalan
 Penggalian harapan
 Tujuan yang ingin dicapai
 Pembentukan aturan kelompok
 Peran konselor: membantu menegaskan tujuan & makna
kelompok, mengajak anggota bertanggung jawab &
berpartisipasi dalam kelompok
TAHAP TRANSISI
 Konselor mulai meminta setiap peserta untuk
menceritakan problemnya masing-masing
 Anggota kelompok mulai terbuka; bisa terjadi
kecemasan, resistensi, konflik, ambivalensi, keengganan
TAHAP KOHESIVITAS DAN PRODUKTIVITAS
 Pembukaan diri yang lebih besar, (kohesivitas
terbentuk)
 Konselor mulai mendorong peserta untuk
memikirkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
(produktivitas)
TAHAP KONSOLIDASI DAN TERMINASI
 Kesimpulan solusi
 Implementasi rencana tindakan
TINDAK LANJUT DAN EVALUASI
 Evaluasi setelah beberapa waktu masa
pelaksanaan di lapangan
HAMBATAN KONSELING KELOMPOK
 Konselor harus mampu memberi perhatian pada setiap
anggota
 Dapat terhenti bila proses kelompok tidak berjalan
 Informasi yang terbatas apakah sso lebih tepat masuk
dalam konseling kelompok atau individual
 Rasa tidak percaya pada sesama anggota kelompok
KETERBATASAN KONSELING KELOMPOK
Tidak cocok bagi individu yang:
 Dalam keadaan kritis
 Memiliki masalah yang sangat confidential
 Memiliki kecemasan berbicara yang sangat besar
 Sangat lemah dalam hubungan interpersonal
 Insight terbatas
 Membutuhkan perhatian yang sangat besar
MANFAAT KONSELING KELOMPOK
 Masalahnya terpecahkan
 Berbagi informasi
 Belajar bersosialisasi
 Modelling
 Belajar hubungan interpersonal
 Kesempatan katarsis
 Responsibility
2. PELATIHAN
 Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses
pendidikan, yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan
khusus seseorang atau kelompok orang.
 Merupakan suatu proses berkelanjutan untuk
meniadakan/memperkecil kesenjangan antara
kemampuan seseorang, dengan kemampuan
yang diharapkan oleh perusahaan didalam
suatu jabatan/pekerjaan tertentu.
Tujuan Pelatihan
Dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang dilatihkan dalam program pelatihan
sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan mereka
sehari-hari.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan
1. Pendekatan strategis dalam pelatihan
2. Terintegrasi
3. Relevan
4. Berdasarkan pada masalah
5. Berorientasi pada tindakan
6. Terkait dengan kinerja
7. Berkesinambungan
Langkah – langkah Training
Metode training mrupakan cara yang ditempuh
dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencapai tujuan training yang didalamnya
memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi:
1. Bagian pertama/bagian awal
2. Bagian pengolahan/Isi
3. Bagian akhir

19
Bagian Awal
 Bagian awal ini biasanya merupakan sesi
perkenalan, diharapkan dapat membantu
peserta training agar tidak merasa terasing.
 Secara psikologis kondisi tersebut akan
mendorong seseorang untuk lebih terbuka
baik pada dirinya maupun orang lain.
 Metode pemanasan, sebagai pengganti
jika seluruh peserta suah saing mengenal.

20
Bagian Tengah/Isi
Bagian ini merupakan metode pengolahan
kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi
materi yang disajikan.
Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4
(empat)
1. Informatif.
2. Partisipatif.
3. Partisipatif-eksperiensial.
4. Eksperiential.

21
1. METODE INFORMATIF

Tujuan:
Menyampaikan informasi, penjelasan, data,
fakta dan pemikiran.

Bentuk:
a.Pengajaran kuliah (lecture)
b.bacaan terarah (direct reading)
c.Diskusi panel (panel discussion).

22
2. METODE PARTISIPATIF
Tujuan:
Melibatkan peserta dalam pengolahan training
Bentuk:
1. Pernyataan (statement)
2. Curah pendapat (brainstorming)
3. Audiovisual (audio-visual)
4. Diskusi kelompok (group discussion)
5. Kelompok bincang-bincang (buzz group)
6. Forum (Forum)
7. Studi kasus (case study)
8. Peristwa (incident)
9. Peragaan (role play).
23
3. MET. PART-EKSPERIENTIAL

Tujuan:
Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan
peserta dan memberi kemungkinan pada
peserta untuk mengalami apa yang diolah
dalam training

Bentuk:
1. Pertemuan (meeting)
2. Simulasi (Simulation exercise)
3. Demontrasi (Demontration).

24
4. METODE EKSPERIENTIAL

Tujuan:
Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk
belajar “sesuatu” dari pengalamannya.
Bentuk:
1. Ungkapan kreatif (creative expression)
2. Penugasan (assigment installment)
3. Lokakarya (Workshop)
4. Kerja proyek (work project)
5. Tinggal di tempat (field placement)
6. Hidup di tempat (live in)
7. Permainan manajemen (management game)
8. Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training).
25
BAGIAN AKHIR

Merupakan metode penyimpulan kegiatan training


dan evaluasi
Kesimpulan Training:
Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training,
semua sesi dalam training dan telah diolah bersama
sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up
serta harapan-harapan peserta.
Evaluasi
Merupakan metode pengumpulan data dan bahan
yang akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam training dan
pengaruhnya bagi peserta

26
CONTOH PELATIHAN
 Memberikan pelatihan melakukan konseling
 Pelatihan mengelola stress
 Pelatihan asertif
 Pelatihan ketrampilan sosial
 Pelatihan menangani ABK
 Pelatihan menjadi orang tua efektif
 Pelatihan menghadapi pensiun
3. PROMOSI
 Aktivitas yang di desain untuk meningkatkan kompetensi,
koherensi, dan kontrol bagi seseorang, sehingga mereka hidup
lebih efektif dan puas dalam kehidupan yang baik pula. Pelmutter
(1982)
 Upaya meningkatkan, memperkuat, dan mengoptimalisasikan
segenap potensi dan kemampuan mental masyarakat
(Altrocchi, 1980)
Program promosi
 Peningkatan kemampuan dalam ketrampilan sosial; orang
tua, remaja dan anak
 Meningkatkan hubungan antarpribadi
 Membantu individu dalam proses tansisi dalam
perkembangannya
 Membantu orang menangani situasi yang menimbulkan
sterss
4. BIMBINGAN
 Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-
anak, remaja maupun dewasa; agar yang dibimbing dapat
mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
CIRI-CIRI BIMBINGAN KELOMPOK

 Anggota kelompok homogen


 Masalah yang dialami semua anggota kelompok adalah
sama
 Memiliki tujuan bersama
 Ada pemimpin dan aturan kelompok
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK
 FGD (Focused Group Discussion)
 SHG (Self Help Group)
 Kelompok Pengembangan
FGD
Diskusi yang tidak ditata ketat dan tidak formal yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan
membahas suatu permasalahan yang ada dalam
kelompok/masyarakat guna mendapatkan solusi
KARAKTERISTIK FGD
 Dipimpin seorang pemandu (fasilitator)
 Anggota kelompok: 6 – 10 orang
 Dapat dilakukan berulang pada beberapa
kelompok peserta yang bermasalah sama
 Untuk intervensi biasanya dihadirkan narasumber
(seorang ahli/profesional) yang akan membahas
proses dan hasil diskusi
CONTOH FGD
 Bagaimana menyikapi teman-teman yang mengalami
kenakalan remaja ?
 Bagaimana strategi menghadapi tugas-tugas kuliah yang
semakin banyak ?
 Bagaimana sikap terhadap para penderita AIDS ?
LANGKAH-LANGKAH FGD
 Menentukan peserta
 Menyusun panduan diskusi
 Menetapkan pemandu, pencatat, observer dan
narasumber
 Menyiapkan form untuk pencatatan
 Melaksanakan diskusi
 Pembahasan oleh narasumber
MENYUSUN PANDUAN DISKUSI
 Perkenalan
 Membina keakraban
 Pendalaman
 Penutupan
PERKENALAN
 Pemandu menjelaskan maksud diskusi
 Menggambarkan apa yang akan dilakukan
 Meminta peserta memperkenalkan diri (agar peserta
nyaman)
 Pemandu lebih banyak yang berbicara
 Waktu: 10 menit.
MEMBINA KEAKRABAN
 Pemandu mengajukan pertanyaan yang mudah
dijawab peserta sehingga mendorong peserta untuk
mulai bicara dalam suasana kelompok
 Pemandu hanya bicara sedikit, peserta mulai
memainkan peran yang lebih aktif
 Waktu: 10 menit
PENDALAMAN
 Pemandu memusatkan pada materi pokok untuk
diskusi
 Menghidupkan pembicaraan, menggali perasaan
dan tanggapan peserta
 Peserta lebih banyak bicara dibanding pemandu
 Pemandu membimbing arah diskusi namun tidak
bersikap menggiring
 Waktu: 60 menit
PENUTUPAN
 Pemandu merangkum persamaan dan perbedaan
pendapat dari peserta
 Peserta diminta untuk mempertegas, memperjelas atau
menambah
 Membuat kesimpulan
 Pemandu lebih banyak bicara
 Waktu: 10 menit
PERAN PEMANDU
 Mendorong peserta untuk bicara dan mengungkapkan
pendapat serta perasaan tentang pokok masalah
 Memandu arah diskusi
KARAKTERISTIK PEMANDU
 Luwes, fleksibel, mudah beradaptasi dengan peserta
 Terampil berkomunikasi
 Menimbulkan rasa nyaman dan percaya bagi
peserta
 Memahami pokok permasalahan
 Pendengar yang baik
 Tidak terjebak untuk memberikan nasehat,
pendapat.
PENCATATAN
 Tentukan hal-hal apa saja yang perlu dicatat dan
diobservasi
 Nama peserta
 Persamaan dan perbedaan kelompok
 Kesimpulan hasil
TEMPAT DAN PENGATURAN

 Pilih tempat yang menimbulkan rasa aman dan nyaman


 Saling mendengar satu sama lain
 Mudah dicapai peserta
 Tempat duduk yang memungkinkan pemandu bisa
melihat seluruh peserta
 Para peserta bisa saling melihat
SELF HELP GROUP

 Kelompok yang berisi orang yang memiliki masalah yang


sama yang bertujuan untuk self-improvement dalam rangka
mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi
 Pertemuan rutin dari orang-orang yang memiliki
permasalahan, simtom, kondisi yang sama yang saling
berbagi & belajar satu sama lainnya untuk memperoleh
perspektif baru mengenai problemnya.
FOKUS SHG
 Perubahan pikiran
 Perubahan perasaan
 Perubahan perilaku
 Perubahan proses-proses
ketidaksadaran
 Mengembangkan ketrampilan baru
CONTOH SHG
 Kelompok alkoholik
 Kelompok ibu-ibu dengan kelahiran anak
pertama
 Kelompok orang tua dengan sindrom
sarang kosong
 Kelompok karyawan dengan stressor kerja
tinggi
KARAKTERISTIK SHG
 Efektif: 6
– 10 orang dalam kelompok
 Lebih bersifat prevensi sekunder & tersier
 Berlangsung beberapa sesi
 Didampingi profesional bila diperlukan.
LANGKAH-LANGKAH SHG
 Menetapkan harapan/tujuan kelompok untuk self
improvement
 Sharing pengalaman antar anggota (berat, lama dan
frekuensi problem)
 Analisis problem
 Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang
 Membuat treatment plan
 Menjalankan rencana
 Mengevaluasi hasilnya
PHYSICAL CONDITION
 Ruangan rapi
 Ventilasi baik
 Suhu tidak terlalu dingin atau panas
 Pencahayaan
 Posisi duduk: U atau tapal kuda
Nilai Lebih SHG
 Memungkinkan untuk berbagi perasaan satu sama lain
(marah, sedih kecewa, sakit hati).
 Adanya penderitaan yang sama memungkinkan
terbentuknya rasa memiliki kelompok (kohesivitas).
 Atmosfir dalam SHG memungkinkan adanya
unconditional acceptance .
5. PSIKOEDUKASI
 Psikoedukasi merupakan sebuah kolaborasi antara
pendidikan pribadi dan sosial
 Menurut nelson-jones (1982) ada enam pengertian
tentang psikoedukasi:
1. Melatih aneka life skills
2. Eksperensial dalam mengajarkan psikologi
3. Melatih tenaga profesional dalam bidang konslng
4. Pelayanan masyarakat
5. Memberikan pendidikan psiko terhadp publik.
Tiga wilayah layanan psikoedukasi

 Psikoedukasi lingkungan sekolah


1. Mengenal gaya belajar
2. Mengenali kesulitan dalam sosial dll.
 Psikoedukasi lingkungan industri dan organisasi
1. Meningkatkan soft skill
2. Mengenal komunikasi efektif dll.

 Psikoedukasi lingkungan komunitas.


1. Konseling perkawinan
2. Konseling karir
3. Konseling rehabilitasi dll.
Menyusun Program Psikoedukasi
1. Melakukan Asesement kebutuhan kel klien
2. Menyusun program besar rencana induk
3. Mengembangkan progam kecil atau modul yang
difokuskan pada pengembangan satu jenis ketampilan
tertentu.
a. Topik f. Prosedur
b. Tujuan g. Media
c. Waktu h. Evaluasi
d. Tata ruang i. Sumber
e. Materi

Anda mungkin juga menyukai