Metode Intervensi
Metode Intervensi
Perkenalan
Penggalian harapan
Tujuan yang ingin dicapai
Pembentukan aturan kelompok
Peran konselor: membantu menegaskan tujuan & makna
kelompok, mengajak anggota bertanggung jawab &
berpartisipasi dalam kelompok
TAHAP TRANSISI
Konselor mulai meminta setiap peserta untuk
menceritakan problemnya masing-masing
Anggota kelompok mulai terbuka; bisa terjadi
kecemasan, resistensi, konflik, ambivalensi, keengganan
TAHAP KOHESIVITAS DAN PRODUKTIVITAS
Pembukaan diri yang lebih besar, (kohesivitas
terbentuk)
Konselor mulai mendorong peserta untuk
memikirkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
(produktivitas)
TAHAP KONSOLIDASI DAN TERMINASI
Kesimpulan solusi
Implementasi rencana tindakan
TINDAK LANJUT DAN EVALUASI
Evaluasi setelah beberapa waktu masa
pelaksanaan di lapangan
HAMBATAN KONSELING KELOMPOK
Konselor harus mampu memberi perhatian pada setiap
anggota
Dapat terhenti bila proses kelompok tidak berjalan
Informasi yang terbatas apakah sso lebih tepat masuk
dalam konseling kelompok atau individual
Rasa tidak percaya pada sesama anggota kelompok
KETERBATASAN KONSELING KELOMPOK
Tidak cocok bagi individu yang:
Dalam keadaan kritis
Memiliki masalah yang sangat confidential
Memiliki kecemasan berbicara yang sangat besar
Sangat lemah dalam hubungan interpersonal
Insight terbatas
Membutuhkan perhatian yang sangat besar
MANFAAT KONSELING KELOMPOK
Masalahnya terpecahkan
Berbagi informasi
Belajar bersosialisasi
Modelling
Belajar hubungan interpersonal
Kesempatan katarsis
Responsibility
2. PELATIHAN
Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses
pendidikan, yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan
khusus seseorang atau kelompok orang.
Merupakan suatu proses berkelanjutan untuk
meniadakan/memperkecil kesenjangan antara
kemampuan seseorang, dengan kemampuan
yang diharapkan oleh perusahaan didalam
suatu jabatan/pekerjaan tertentu.
Tujuan Pelatihan
Dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang dilatihkan dalam program pelatihan
sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan mereka
sehari-hari.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan
1. Pendekatan strategis dalam pelatihan
2. Terintegrasi
3. Relevan
4. Berdasarkan pada masalah
5. Berorientasi pada tindakan
6. Terkait dengan kinerja
7. Berkesinambungan
Langkah – langkah Training
Metode training mrupakan cara yang ditempuh
dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencapai tujuan training yang didalamnya
memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi:
1. Bagian pertama/bagian awal
2. Bagian pengolahan/Isi
3. Bagian akhir
19
Bagian Awal
Bagian awal ini biasanya merupakan sesi
perkenalan, diharapkan dapat membantu
peserta training agar tidak merasa terasing.
Secara psikologis kondisi tersebut akan
mendorong seseorang untuk lebih terbuka
baik pada dirinya maupun orang lain.
Metode pemanasan, sebagai pengganti
jika seluruh peserta suah saing mengenal.
20
Bagian Tengah/Isi
Bagian ini merupakan metode pengolahan
kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi
materi yang disajikan.
Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4
(empat)
1. Informatif.
2. Partisipatif.
3. Partisipatif-eksperiensial.
4. Eksperiential.
21
1. METODE INFORMATIF
Tujuan:
Menyampaikan informasi, penjelasan, data,
fakta dan pemikiran.
Bentuk:
a.Pengajaran kuliah (lecture)
b.bacaan terarah (direct reading)
c.Diskusi panel (panel discussion).
22
2. METODE PARTISIPATIF
Tujuan:
Melibatkan peserta dalam pengolahan training
Bentuk:
1. Pernyataan (statement)
2. Curah pendapat (brainstorming)
3. Audiovisual (audio-visual)
4. Diskusi kelompok (group discussion)
5. Kelompok bincang-bincang (buzz group)
6. Forum (Forum)
7. Studi kasus (case study)
8. Peristwa (incident)
9. Peragaan (role play).
23
3. MET. PART-EKSPERIENTIAL
Tujuan:
Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan
peserta dan memberi kemungkinan pada
peserta untuk mengalami apa yang diolah
dalam training
Bentuk:
1. Pertemuan (meeting)
2. Simulasi (Simulation exercise)
3. Demontrasi (Demontration).
24
4. METODE EKSPERIENTIAL
Tujuan:
Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk
belajar “sesuatu” dari pengalamannya.
Bentuk:
1. Ungkapan kreatif (creative expression)
2. Penugasan (assigment installment)
3. Lokakarya (Workshop)
4. Kerja proyek (work project)
5. Tinggal di tempat (field placement)
6. Hidup di tempat (live in)
7. Permainan manajemen (management game)
8. Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training).
25
BAGIAN AKHIR
26
CONTOH PELATIHAN
Memberikan pelatihan melakukan konseling
Pelatihan mengelola stress
Pelatihan asertif
Pelatihan ketrampilan sosial
Pelatihan menangani ABK
Pelatihan menjadi orang tua efektif
Pelatihan menghadapi pensiun
3. PROMOSI
Aktivitas yang di desain untuk meningkatkan kompetensi,
koherensi, dan kontrol bagi seseorang, sehingga mereka hidup
lebih efektif dan puas dalam kehidupan yang baik pula. Pelmutter
(1982)
Upaya meningkatkan, memperkuat, dan mengoptimalisasikan
segenap potensi dan kemampuan mental masyarakat
(Altrocchi, 1980)
Program promosi
Peningkatan kemampuan dalam ketrampilan sosial; orang
tua, remaja dan anak
Meningkatkan hubungan antarpribadi
Membantu individu dalam proses tansisi dalam
perkembangannya
Membantu orang menangani situasi yang menimbulkan
sterss
4. BIMBINGAN
Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-
anak, remaja maupun dewasa; agar yang dibimbing dapat
mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
CIRI-CIRI BIMBINGAN KELOMPOK