Anda di halaman 1dari 27

Konsep Kamar Operasi

Oleh: Ns.Dina Mariyana.,S.Kep


Sepintas,,,apa yang kalian pikirkan
tentang gambar ini ?
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah
sakit, tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan, baik elektif maupun emergency
yang membutuhkan keadaan steril. Kamar bedah
adalah ruang dimana dilakukan tindakan
tindakan sehubungan dengan pembedahan.
Ruangan ini merupakan ruangan terbatas/ ketat
yang tidak sembarang orang ataupun petugas
kesehatan lainnya yang bisa masuk kapanpun .
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri
dari 3 area.
1. Area bebas terbatas,Pada area ini petugas dan
pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus
kamar operasi.
2. Area semi ketat,Pada area ini petugas wajib
mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang
terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
3. Area ketat/terbatas. Pada area ini petugas wajib
mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.
Tindakan Operasi
 Adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
atau pembedahan dengan membuka atau menampilkan tubuh yang
akan ditangani. Adapun pembedahan yang dilakukan harus melewati
beberapa tahapan,yaitu :
• Pre Operasi
Fase awal dari perioperatif yang dimulai sejak mengambil keputusan
untuk tindakan pembedahan dibuat sampai pasien dipindahkan
ketempat kamar bedah.
• Intra Operasi
Fase sejak pasen dipidahkan ke dan dari kompleks ruang operasi
• Post Operasi
Suatu fase akhir dari perioperatif yang dimulai sejak pasen masuk
perawatan PACU (Postoperative Anesthesi Care Unit) sampai pasien
sembuh total dari pembedahan.

Proses operasi terbagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Prior Surgery
• Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di
ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi untuk
kasus One Day Care Surgery.
2. During Surgery
• Kegiatan pada periode During Surgery saat berada
diKamar Operasi.
3. After Surgery.
Sedangkan kegiatan pada periode After Surgery, pasien
yang telah selesai dilakukan tindakan operasi akan
dipindahkan ke ruang pemulihan.
Tata Ruang Kamar Operasi
• Ruang kamar operasi/kamar bedah harus didesain sedemikian rupa
sesuai standar
demi terselenggaranya pelayanan yang bermutu.
a. Faktor penentu
Berdasarkan visi dan misi kamar bedah
• Organisasi, manajemen kamar bedah
• Desain dan struktutr kamar bedah
• Peralatan yang memadai
b. Prisip disinfeksi dan dekontaminasi (Universal Precaution)
• Perlindungan diri sendiri
• Perlindungan terhadap pasen
• Perlindungan terhadap lingkungan
Hal-hal yang harus diperhatikan
• Teknik aseptik yang benar
• Peraturan asepsis
• Kontruksi dan desain kamar bedah
• Pentingnya hygien dan kesehatan personil
• Aturan tata kerja umum sewaktu pembedahan
• Tata cara cuci tangan
• Mempertahankan keadaan asepsis bedah
• Lingkungan kerja dikamar bedah harus menujang keselamatan dan
kesehatan kerja dikamar bedah karena Kamar bedah merupakan
lingkungan paling berbahaya/potensial
• Penggunaan instrumen tajam sering terjadi luka tusuk, goresan dll
• Resiko terjadinya infeksi cukup tinggi
• Ruang kerja terbatas
• Tuntutan bekerja cepat
• Kecemasan, lelah, frustasi, stress
• Siapkan PPD (perlengkapan perlindungan diri) ekstra; cuci tangan,
sarung tangan, masker , baju kerja, pelindung mata dll.
• Wadah benda tajam disiapkan
• Perencanaan penanganan benda-benda tajam
• Pastikan seluruh anggota mengetahui perencanaan tersebut
• Ingatkan anggota tim operasi akan potensi bahaya
• Melarang orang masuk dalam ruang operasi
• Hindari percakapan yang tidak perlu
• Simpan tabung darah seluruh pasien sebelum operasi dalam lab,
untuk diperiksa kemungkinan pemaparan HIV
• Tanda persetujuan untuk tes HIV, bila terjadi dipemaparan harus
dilakukan sebelum operasi.

Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi

Zona Publik
• Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar
misalnya unit gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik,
dan kamar mayat.
Zona Semi Publik
• Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung
berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi,
dan rehabilitasi medik
Zona Privasi
• Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien,
misalnya gedung operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
Zona Pelayanan
• Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya
ruang cuci, dapur,bengkel, dan CSSD.
Persyaratan kamar bedah
Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Letak
• Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah
sakit berdekatan dengan unit gawat darurat (IRD), ICU
dan unit radiology.
b. Bentuk
• Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding,
langit-langit berbentuk lengkung danwarna tidak
mencolok. Sedangkan Lantai dan dinding harus terbuat
dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan
tidak menampung debu.
c. Ukuran
• Ukuran kamar bedah bermacam-macam tergantung
dari besar kecilnya rumah sakit. Tetapi biasa
ditetapkan minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2), dan
untuk kamar operasi khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56
m2).
d. Sistem ventilasi
• Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat
control dan penyaringan udara dengan menggunakan
filter. Idealnya menggunakan sentral AC, dan
Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda. Daerah
tropis suhu udara antara 19º -22º C. sedangkan daerah
dingin antara 20º-24º C. kelembaban antara 55%
e. Sistem penerangan
• Lampu Operasi menggunakan lampu khusus, sehingga tidak
menimbulkan panas, cahaya terang, tidak menyilaukan dan arah sinar
mudah diatur posisinya.
• Lampu Penerangan menggunakan lampu pijar putih dan mudah
dibersihkan.Pencahayaan antara 300 - 500 lux.
f. Peralatan
• Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan
mudah dibersihkan. Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya
harus menempel pada alat tersebut agar mudah dibaca. Sistem
pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk
memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anestesi.
g. Sistem instalasi gas medis
• Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen, dibedakan warnanya,
dan dijamin tidak bocor serta dilengkapi dengan system
pembuangan/penghisap udara untuk mencegah penimbunan gas
anestesi.
h. Pintu
• Pintu masuk dan keluar pasien dan petugas harus berbeda.
Setiap pintu menggunakan door closer (bila
memungkinkan). Dan setiap pintu diberi kaca pengintai
untuk melihat kegiatan kamar tanpa membuka pintu.
i. Pembagian area
• Batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area
ketat, dan ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien
dari perawat ruangan kepada perawat kamar operasi.
j. Penentuan Jumlah Kamar Operasi
• Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan
dengan bentuk dan lahan yang tersedia,sehingga dikatakan
bahwa rancang bangun kamar operasi setiap rumah sakit
berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit
tersebut.Makin besar rumah sakit tentu membutuhkan
jumlah dan luas kamar bedah yang lebih besar.
Tim Bedah Dalam Kamar Operasi
 Ahli Bedah yang di pimpin oleh ahli bedah senior.
 Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
 Asisten anastesi dokter,residen atau perawat di
bawah petunjuk ahli bedah.Asisten memegang
suction untuk melihat letak operasi.
 Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
Perawat anastesi memberikan obat-obat anastesi
dan obat-obat lain untuk mempertahankan status
fisik klien selama pembedahan.
• Pengkajian Sebelum operasi dilaksanakan
pengkajian menyangkut riwayat kesehatan
dikumpulkan, pemeriksaan fisik dilakukan,
tanda-tanda vital di catat dan data dasar di
tegakkan untuk perbandingan masa yang
akan datang. Pemeriksaan diagnostik
mungkin dilakukan seperti analisa darah,
endoskopi, rontgen, endoskopi, biopsi
jaringan, dan pemeriksaan feses dan urine.
• Informed Consent Tanggung
jawab perawat adalah
memastikan bahwa informed
consent yang di berikan dokter di
dapat dengan sukarela dari klien,
sebelumnya diberikan penjelasan
yang jelas mengenai
pembedahan dan kemungkinan
resiko
• Pendidikan Pasien Pre operasi
didefinisikan sebagai tindakan
suportif dan pendidikan yang
dilakukan perawat untuk membantu
pasien bedah dalam meningkatkan
kesehatannya sendiri sebelum dan
sesudah pembedahan. Tuntutan klien
akan bantuan keperawatan terletak
pada area pengambilan keputusan,
pengetahuan, dan perubahan perilaku
• Peran Perawat Pre Operasi Sebelum
tindakan operasi dimulai, melakukan
pengkajian pre operasi awal,
merencanakan penyuluhan dengan metode
yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
melibatkan keluarga atau orang terdekat
dalam wawancara, memastikan
kelengkapan pemeriksaan praoperasi,
mengkaji kebutuhan klien dalam rangka
perawatan post operasi.
• Peran Perawat Administratif yaitu berperan
dalam pengaturan manajemen penunjang
pelaksanaan pembedahan. Biasanya terdiri dari
perencanaan dan pengaturan staf, kolaborasi
penjadwalan pasien bedah, perencanaan
manajemen material, dan manajemen kinerja.
• Peran Perawat Instrumen/Perawat scrub memiliki tanggung jawab
terhadap manajemen instrumen operasi pada setiap jenis
pembedahan. Secara spesifik peran dan tanngung jawab dari
perawat instrumen adalah :
• 1) Perawat instrumen menjaga kelengkapan alat instrumen steril
yang sesuai dengan jenis operasi.
• 2) Perawat instrumen harus selalu mengawasi teknik aseptik dan
memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai kebutuhan dan
menerimanya kembali
• 3) Perawat instrumen harus terbiasa dengan anatomi dasar dan
teknik-teknik bedah yang sedang dikerjakan.
• 4) Perawat instrumen harus secara terus menerus mengawasi
prosedur untuk mengantisipasi segala kejadian
• Peran Perawat Sirkulasi atau dikenal juga dengan
sebutan perawat unloop bertanggung jawab
menjamin terpenuhinya perlengkapan yang
dibutuhkan oleh perawat instrumen dan
mengobservasi pasien tanpa menimbulkan
kontaminasi terhadap area steril. Perawat sirkulasi
adalah petugas penghubung antara area steril dan
bagian ruang operasi lainnya
• Secara umum, peran dan tangggung jawab perawat
sirkulasi adalah sebagai berikut :
• 1) Menjemput pasien dari bagian penerimaan,
mengidentifikasi pasien, dan memeriksa formulir
persetujuan.
• 2) Mempersiapkan tempat operasi sesuai prosedur dan
jenis pembedahan yang akan dilaksanakan. Tim bedah
harus diberitahu jika terdapat kelainan kulit yang
mungkin dapat menjadi kontaindikasi pembedahan.
• 3) Memeriksa kebersihan dan kerapian kamar operasi
sebelum pembedahan. Perawat sirkulasi juga harus
memperhatikan bahwa peralatan telah siap dan dapat
digunakan.
• Peran Perawat Anestesi adalah perawat
dengan pendidikan perawat khusus
anestesi. Peran utama sebagai perawat
anestesi pada tahap praoperatif adalah
memastikan identitas pasien yang akan
dibius dan melakukan medikasi
praanestesi. Kemudian pada tahap
intraoperatif bertanggung jawab
terhadap manajemen pasien, instrumen
dan obat bius membantu dokter
anestesi dalm proses pembiusan sampai
pasien sadar penuh setelah operasi.
• Peran dan tanggung jawab perawat anestesi secara
spesifik antara lain :
• 1) Menerima pasien dan memastikan bahwa semua
pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai peraturan
institusi
• 2) Melakukan pendekatan holistik dan menjelaskan
perihal tindakan prainduksi
• 3) Manajemen sirkulasi dan suplai alat serta obat
anestesi
• 4) Pengaturan alat-alat pembiusan yang telah
digunakan
• Peran Perawat Ruang Pemulihan adalah perawat
anestesi yang menjaga kondisi pasien sampai sadar
penuh agar bisa dikirim kembali ke ruang rawat inap.
Tanggung jawab perawat ruang pemulihan sangat
banyak karena kondisi pasien dapat memburuk dengan
cepat pada fase ini. Perawat yang bekerja diruangan ini
harus siap dan mampu mengatasi setiap keadaan
darurat. Walaupun pasien di ruang pemulihan
merupakan tanggung jawab ahli anestesi, tetapi ahli
anestesi mengandalkan keahlian perawat untuk
memantau dan merawat pasien sampai benar-benar
sadar dan mampu dipindahkan keruang rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai