Anda di halaman 1dari 19

CHILD NEGLECK DAN

CHILD ABUSE

Kelompok 7 (2-C) :
Galuh Akhmad Yakobi (1608758)
Neni Nopiyanti (1608789)
Risma Nurwulan (1608808)
Shafira Qurratunainy (1608820)
Tita Octaviani (1608830)
Yoga Indriana Gunawan (1608840)
Child Abuse
Child abuse adalah setiap tindakan
yang mempengaruhi perkembangan anak
sehingga tidak optimal lagi.Child Abuse
adalah tindakan yang mempengaruhi
perkembangan anak sehingga tidak optimal
lagi.
Child Negleck
Adalah kegagalan dalam menyediakan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembangnya, seperti 4 kesehatan,
pendidikan, perkembangan emosional,
nutrisi, rumah atau tempat bernaung, dan
keadaan hidup yang aman.
Etiologi
Perlakuan salah terhadap anak bersifat
multidimensional, tetapi ada 3 faktor penting
yang berperan dalam terjadinya perlakuan
salah pada anak, yaitu:
1. Karakteristik orangtua dan keluarga
2. Karakteristik anak yang mengalami
perlakuan salah
3. Beban dari lingkungan
Tanda dan Gejala
Child Abuse
Anak- anak yang menjadi korban child
abuse rata-rata perkembangan psikologis
mengalami gangguan. Mereka terlihat murung,
tertutup, jarang beradaptasi dan bersosialisasi,
kurang konsentrasi, dan prestasi akademik
menurun. Hal ini ditandai oleh empat
perbedaan perilaku dan perkembangan anak,
yakni perbuatan kognitif, penyesuaian fungsi-
fungsi di sekolah, perilaku di ruang kelas.Dan
perilaku di rumah.
Tanda dan Gejala
Child Negleck
 Tingginya angka absensi sekolah
 Tindakan mencuri uang atau makanan
 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan
perawatan kesehatan, gigi, dan imunisasi
 Penampilan yang kotor dan bau
 Tidak menggunakan pakaian yang memadai
 Mengkonsumsi alkohol dan obat obatan
 Tidak ada orang yang mengasuh/merawat
anak di rumah
Komplikasi
 Mengalami keterlambatan dan
keterbelakangan mental
 Kejang-kejang
 Hidrocepalus
 Ataksia
 Kenakalan remaja
 Depresi dan percobaan bunuh diri
 Gangguan Stress post traumatic
 Gangguan makan
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Radiologi
 MRI (Magnetic Resonance Imaging) lebih
sensitif pada lesi yang subakut.
 Pemeriksaan kolposkopi untuk
mengevaluasi anak yang mengalami
penganiayaan seksual.
Pencegahan
 Konvensi Magna Carta atau Bill of Rights
for Children
 Lembaga Anak Indonesia
 Peran tenaga kesehatan
 Pencegahan dan penanggulangan
penganiayaan dan kekerasan pada anak
merupakan tanggung jawab semua pihak
 Penatalaksanaan TAMBAHAKAN
FISIK SEKSUAL
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Anamnesa
Pada pengakajian anamnesis data yang
diperoleh yakni identitas klien dan identitas
penanggung jawab,identitas klien yang
meliputi nama, usia, jenis kelamin,
pekerjaan,serta diagnosa medis.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Riwayat kesehatan
◦ Keluhan utama
◦ Riwayat penyakit sekarang
◦ Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Riwayat Penyakit Keluarga
◦ Riwayat Imunisasi
◦ Riwayat Pertumbuhan
◦ Pemeriksaan fisik
ASUHAN KEPERAWATAN
 Diagnosa Keperawatan / Analisa
data
Analisa data merupakan proses
intelektual yang meliputi kegiatan
mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan,
mengaitkan data, menentukan kesenjangan
informasi, melihat pola
data,membandingakan dengan standar,
menginterpretasi dan akhirnya membuat
kesimpulan.
Diagnosa
No
Symptom Etiologi Problem
Dx
1. DS : Orangtua yang agresif dan impulsif. Resiko trauma
- biasanya ibu apatis terhadap anak
DO:
- biasanya anak terlihat murung, Gangguan pemberianasuhan dan
- biasanya anak tertutup lingkungan.
- jarang beradaptasi dan bersosialisasi,
- kurang konsentrasi
- prestasi akademik menurun. Gangguan karakteristik anak
- Keterbatasan mental
- Keterbatasan fisik
- Menarik diri
- Malu
2. DS: kekerasan fisik (kekerasan orang tua) Resiko tinggi cedera
- biasanya anak takut
DO: Pembentukan organ yang kurang sempurna
- biasanya anak tampak memar
- terjadi fraktur Gangguan pendengaran , &
- Keterbatasan aktivitas hiperekstensibilitas sendi
- Keterlambatan pada hubungan sosial, motorik, dan kognitif
3. DS:- Anak yang tidak di Resiko
- Biasanya ibu mengeluh anaknya kurang inginkan terhadap
bergaul kerusakan
- biasanya ibu juga mengeluh anaknya kedekatan
nakal orang tua /
DO: Gangguan karakteristik anak / bayi.
- Adanya peningkatan dan distress pada pada anak

anak
- Kurang pengetahuan tentang
- Bentuk tubuh yang abnormal

Perlakuan kekerasan
4. DS : - Situasi kritis Cemas
DO :
- klien tampak gelisah Family problem
- tampak ketakutan
- tidak mau bicar Kurang pengetahuan
Rumusan Diagnosa
Rumusan Diagnosa
1. Resiko trauma berhubungan dengan Orangtua
yang agresif dan impulsif.karakteristik anak,
Gangguan pemberian asuhan dan lingkungan, serta
Gangguan karakteristik anak
2. Resiko cidera berhubungan dengan kekerasan
fisik (kekerasan orang tua) pembentukan organ yang
kurang sempurnaGangguan pendengaran , &
hiperekstensibilitas sendi
3. Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang
tua / anak / bayi berhubungan dengan perlakuan
kekerasan
Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan keputusan
awal tentang apa yang akan dilakukan,
bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa
yang akan melakukan kegiatan tersebut.
Rencana keperawatan yang memberikan
arah pada kegiatan keperawatan.
Intervensi Rasional
1. Kaji penyebab trauma 1. mengetahui penyebabnya dapat melakukan
tindakan selanjutnya
2. Modifikasi lingkungan untuk 2. Agar pasien merasa nyaman untuk
meminimalkan bahaya dan resiko melakukan mobilisasi dan terhindar dari cidera

3. Monitor lingkungan dalam 3. Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi


perubahan status keamanan. rasa trauma pada klien.

4. Ajarkan resiko tinggi individu 4. Agar klien atau keluarga mampu mengatasi
dan kelompok tentang bahaya masalah-masalah yang ada di lingkungan
lingkungan 5. Agar klien merasa aman dan nyaman
5. kolaborasi dengan agen lain terhadap lingkungan sekitarnya.
untuk mengmbangkan keamanan
lingkungan
Implementasi
 Setelah rencana keperawatan ditetapkan
maka langkah selanjutnya diterapkan
dalam bentuk tindakan nyata.
Implementasi merupakan pelaksanaan
perencanaan keperawatan oleh perawat
dan klien.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan physical abuse
antara lain :
◦ Anak mengenali perlunya atau mencari
perlindungan untuk mencegah dan mengatasi
physical abuse.
◦ Keluarga berpartisipasi sebagai fungsi modal peran
sebagai orang tua yang positif dan efektif.
◦ Keluarga mampu menjaga situasi yang dapat
menimbulkan stress.
◦ Keluarga dan anak mampu mengembangkan
strategi pemecahan masalah

Anda mungkin juga menyukai