Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR

PERADANGAN/INFEKSI
SISTEM SALURAN PERKEMIHAN
DR. H ARIF FADILLAH SpPD, FINASIM
• URETEROCYSTITIS (URETEROSISTITIS)
• PIELONEPHRITIS (PIELONEFRITIS)
• GLOMERULONEPHRITIS
(GLOMERULONEFRITIS)
Kidney

c
a

f
Bladder
g

i
a. kapsul fibrosa
b. cortek renalis
c. medulla renalis
d. pelvis renalis
e. ureter (proksimal)
f. calyx renalis
g. ureter (distal)
h. kandung kemih (bladder)
i. urethra
Test laboratorium.
• Pemeriksaan urin.
Sampel atau bahan urine yang akan diperiksa
harus baru, dan sebaiknya dalam 1 jam sudah
harus diperiksa.
Kalau tak segera diperiksa harus disimpan
dalam lemari es.
Kalau dibiarkan lama berada dalam suhu
kamar akan terjadi lysis serta sel torak dan
urine berubah menjadi alkalis.
No. Pemeriksaan Nilai Contoh
Kimia Rujukan Abnormal
________________________________________________________________
1. Kejernihan Jernih Keruh – berawan – gelap –mukus
2. Bau Tak berbau Busuk atau amoniakal
3. Warna Kuning muda Kuning tua, coklat, merah coklat
4. pH 4,5 – 8 < diet protein, asidosis
> diet sayur, alkalosis, infeksi
5. Berat jenis 1,010 – 1,020 pekat  diabetess mellitus
encer  diabetes insupidus
6. Glukosa Negatif +  diabetes mellitus
(> 15 mg/dl)
7. Benda keton Negatif +  puasa, diet lemak,
ketoasidosis
8. Protein Negatif - protein > 0,5 gr/hari
+ albumin : penyakit ginjal
globulin : myeloma multipel
9. Bilirubin Negatif + pada obstruksi bilier
(-) pada ikterus hemolitik
10. Urobilinogen Negatif + pada gangguan hati
(-) pada obstruksi bilier
11. Nitrit Negatif + infeksi saluran kemih
12. Lekosit Negatif + inflamasi, infeksi
13. Eritrosit Negatif + penyakit ginjal dan saluran
kemih, misal nephritis
14. Kristal
15. Organisme Negatif Bakteri (+/-)  utk mengetahui jenis bakteri
lakukan kultur urine,
telur Schistosoma hematobium
Kristal yang dapat dijumpai diurin :
1. kristal asam urat dan urat amorf
2. kristal kalsium oksalat
3. kristal kalsium fosfat
4. kristal tripel fosfat
5. kristal kolesterol
6. kristal sistin
7. kristal karena obat
URETEROSISTITS
• Secara umum infeksi ini adalah bagian dari infeksi
saluran kemih. Dibagi atas : infeksi saluran kemih
bagian bawah dan infeksi saluran kemih bagian atas.
Perempuan sering menderita infeksi saluran kemih
bagian bawah pada pada kandung kemih yg disebut
sistitis. Selain itu juga menderita infeksi pada uretra
nya, maka kalau ada infeksi pada kandung kemih dan
uretra disebut ureterosistitis.
Kalau pada laki—laki, infeksi saluran kemih bagian
bawah yg sering terjadi adalah sistitis, prostatitis,
epidimidis dan uretritis.
• Etiologi (penyebab).
Paling sering penyebabnya adalah mikroorganisme
Escherichia coili, selain itu mikroorganisme lainnya
adalah Proteus spp, Klebsiella spp, dan Stafilokokus.
• Patofisiologi.
Pada keadaan normal baik laki-laki ataupun
perempuan urinnya selalu steril, karena dipertahankan
dgn jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal
merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme. Hampir
semua infeksi pada kandung kemih terjadi karena
naiknya (ascending) mikroorganisme dari uretra
kedalam kandung kemih.
• Gejala klinis.
Kalau sifatnya akut maka sering penderita mengeluh
panas, sakit supra pubik, polakisuria, nokturia, disuria
dan stranguria.
• Penatalaksanaan.
Minum banyak cairan.
Beri obat-obatan ampisillin, trimetoprim,
fluorokuinolon, aminoglikosida ataupun sefalosporin.
Pada perempuan tidak hamil, tapi dijumpai bakteri dan
tanpa keluhan maka tidak diberikan obat, hanya
lakukan irigasi dengan minum banyak cairan.
• PIELONEFRITIS.
Ini adalah merupakan bagian dari infeksi
saluran kemih bagian atas. Dibagi atas
pielonefritis akut dan pielonefritis kronik yg
merupakan kelanjutan berkepanjangan dari
infeksi bakteri atau juga mungkin infeksi sejak
kecil.
• Etiologi dan patofisiologinya adalah sama
dengan ureterosistitis.
• Gejala klinis.
Panas tinggi (39,5 – 40,5 derjat C), menggigil,
dan sakit pinggang. Biasanya didahului dgn
infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis).
• Penatalaksanaan.
Sama seperti penatalaksanaan ureterosistitis.
GLOMERULONEFRITIS
• Terbagi atas :
1. glomerulonefritis primer apabila penyakit
dasarnya berasal dari ginjal sendiri.
2. glomerulonefritis sekunder merupakan akibat
dari penyakit sistemik yg lain misalnya diabetes
mellitus, lupus eritematosus sistemik, mieloma
multipel atau amiloidosis.
• Penyakit ini merupakan penyebab tersering atas
terjadinya penyakit ginjal tahap akhir (PGTA).
• Imunopatogenesis.
Glomerulonefritis adalah penyakit akibat
respon imunologik, dan hanya jenis tertentu
saja yang telah diketahui etiologinya secara
pasti.
Secara garis besar dua mekanisme terjadinya
glomerulonefritis yaitu adanya circulating
immune complex dan terbentuknya deposit
kompleks imun secara in-situ.
• Gejala klinis.
- proteinuria
- hematuri
- penurunan fungsi ginjal
- perubahan ekskresi garam dgn akibat
terjadinya edema
- kongesti aliran darah
- hipertensi
• Pengobatan.
Ditujukan :
- a. kepada penyebab
- b. menghambat progresivitas penyakit
Penting dilakukan adalah pengontrolan tekanan
darah dgn pemeriksaan klink yg teratur. Awasi
dan atasi adanya proteinuria. Bisa diberikan obat-
obatan seperti ACE-I, AIIRA.
Pengaturan asupan protein dan kontrol kadar
lemak darah.
Pemberian imunosupresif masih dalam
perdebatan, sedangkan kortikosteroid efektif
pada beberapa tipe glomerulonefritis.

Anda mungkin juga menyukai