tingkat II.A
Nurul Rahmawati
tingkat II.
Kusta (morbin hansen) merupakan penyakit yang
kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae.
Saraf perifer sebagai afinitas (pengikat) pertama, lalu
kulit dan mukosa saluran nafas bagaian atas kemudian
ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. (djuanda
Adhi, 2010)
2. Infitrat
a. Kulit Tidak ada. Ada, kadang-kadang tidak ada.
b. Membran mukosa Tidak pernah ada. Ada, kadang-kadang tidak ada.
(hidung tersumbat
pendarahan di hidung)
3. Ciri-ciri khusus *Central Healing* Penyembuhan 1. Punched out lession
di tengah. 2. Madarosis
3. Hidung pelana
4. Suara sengau
4. Nodulus Tidak ada. Kadang-kadang ada
5 Penebalan syaraf Lebih sering terjadi dini, asimetris Terjadi pada yang lanjut biasanya
lebih dari satu dan simetris.
6. Deformitas (cacat) Biasanya asimetris terjadi dini. Terjadi pada stadium lanjut.
7. Apusan BTA (basil tahan asam) negatif. BTA (basil tahan asam) positif.
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih
merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman
kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi
ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah:
1 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai Meminimalkan risiko infeksi 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
klien lain 2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit,
meminimalkan patogen yang ada di sekeliling
2. Instruksikan pengunjung untuk mencuci faktor yang mempengaruhi penularan serta
pasien
tangan saat berkunjung dan setelah penatalaksannaannya
berkunjung mengurangi mikroba bakteri yang dapat
3. Menunjukan kemampuan untuk
3. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci menyebabkan infeksi
mencegahtimbulnya infeksi
tangan
dapat mengurangi resiko infeksi nosokomial 4. Jumlah leokosit dalam batas normal
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan agar dapat mengetahui keadaan pasien secara 5. Menunjukan perilaku hidup sehat
5. Observasi dan laporkan tanda dan gejal menyeluruh
infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri,
tumor
2 1. Monitoring vital sign sebelum atau 1. Melihat respon tubuh setelah dan 1. meningkatkan dalam aktivitas fisik Klien
sesudah latihan dan liat respon pasien sebelum latihan 2. Menggganti tujuan dari peningkatan
saat latihan 2. Memertahankan dan meningkatkan mobilitas
2. Bantu klien untuk menggunakan kekuatan otot 3. Memverbalisasikan perasaaan dalam
tongkat saat berjalan 3. Menganalisi kemampuan klien dalam meningkatkan kekuatan dari kemampuan
3. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi menggerakan anggota badannya berpindah
4. Berikan alat bantu jika klien 4. Membantu pasien dalam melakukan 4. Memperagakan pengguanana alat bantu
memerlukannya imobilitas untuk mobilisasi
3 1. Buat statement positif 1. kata-kata penguatan dapat 1. Penyesuaian psikologi :
terhadap pasien mendukung terjadinya perubahan hidup respon
5. Menggunakan strategi
koping efektif