Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE BASED MEDICINE

Doby Indrawan, dr., M.MRS


EBM....??
• Evidence Based Medicine
• Evidence Based Practice
• Kedokteran Berbasis Bukti
DEFINISI EBM
 Konsensus, kebijakan khusus mengenai bukti2 terbaru
(evidence) yang digunakan dalam membuat
keputusan tentang perawatan terhadap individu
pasien
(Sackett DL et al. Evidence Based Medicine: What it is and What it isn’t. BMJ 1996;
312: 71-2 )
DEFINISI EBM (modifikasi)
 Peningkatan dari skill tradisional seorang dokter dalam
menentukan diagnosis, pengobatan dan pencegahan.
 Penggunaan estimasi yang terukur terhadap kemungkinan
dan resiko yang terjadi dalam membuat keputusan dan
kebijakan medik.

Donald A, Greenhalgh T. A hands-on guide to evidence based health care: practice


and implementation.Oxford: Blackwell Science,2000
PENGERTIAN EBM
 EBM adalah alat, bukan untuk segala aspek dalam
menentukan keputusan medik
 Pendekatan struktur terhadap literatur untuk menentukan
keputusan yang berdasarkan kemungkinan (probability)
 Penting untuk digunakan pada keadaan yang sering timbul
dalam praktek individu seorang dokter.
KELEBIHAN EBM
• Praktik EBM meningkatkan kebiasaan membaca/ menggali informasi
yg lebih luas
• Meningkatkan keterampilan metodologi penelitian sehingga
menimbulkan keinginan utk meneliti
• Menjamin praktik dan tata laksana pelayanan pasien -> update dan
rasional
• Praktik dokter akan sesuai dengan aspek etika dan medikolegal
• EBM dapat menjadi dasar kebijakan pemerintah bidang kesehatan
• Tidak menghilangkan nilai intuisi dan penilaian klinis
KELEMAHAN EBM
• Membutuhkan proses yang lama
• Membutuhkan SDM yang berkomitmen
• Membutuhkan biaya yang tidak sedikit
LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM

 STEP 1: Ask a focussed question


 STEP 2: Search for research evidence
 STEP 3: Ask “Can I trust this evidence and is it
relevant?”
 STEP 4: Establish a ‘clinical bottom line’
 STEP 5: Share decision making with patient
LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM
 STEP 1: Ask a focussed question

Memformulasikan masalah klinis menjadi bentuk


pertanyaan
LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM
 STEP 2: Search for research evidence

Mencari bukti-bukti untuk menjawab pertanyaan


LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM
 STEP 3: Ask “Can I trust this evidence and is it relevant?”

Melakukan telaah kritis (critical appraisal) terhadap bukti tersebut


dg memperhatikan validity (kesahihan), importance (pentingnya
hasil penelitian) dan applicability (kemamputerapan) bagi pasien.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM

 STEP 4: Establish a ‘clinical bottom line’

Menerapkan bukti yang sahih pada pasien


LANGKAH-LANGKAH DALAM PRAKTIK EBM

 STEP 5: Share decision making with patient

Monitoring dan evaluasi step-step EBM serta


output terhadap pasien.
CRITICAL THINKING

1. Praktik EBM hanya mengandalkan bukti klinis, menafikan aspek


patofisiologi dan logika
2. Praktik EBM menafikan pengalaman klinis (clinical experince) dan
penilaian klinis (clinical judgment)
3. Praktik EBM membuat perawatan kesehatan menjadi mahal
4. Praktik EBM membutuhkan SDM, termasuk waktu
5. Praktik EBM sulit diterapkan di negara berkembang
6. Panduan berbasis bukti melanggar autonomi profesional

Anda mungkin juga menyukai