Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

DASAR PADA CA OVARIUM


Disusun Oleh :
Elsa Nuramaliyah
Lyky Oktasindia
Nur Santi
Putri Aulia Rahma
Ristiyanah
CA OVARIUM

DEFINISI EPIDEMIOLOGI
 Kanker Indung telur atau Kanker  Penyakit kanker ovarium mempunyai
ovarium adalah tumor ganas pada angka kejadian sekitar 13,8 wanita per
ovarium (indung telur) yang paling 100.000. Setiap tahun, sekitar 6600 wanita
sering ditemukan pada wanita berusia di Inggris yang didiagnosis dengan kanker
50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa ovarium. Penyebab belum sepenuhnya
dipahami, tetapi beberapa faktor (dikenal
menyebar ke bagian lain, panggul, dan
sebagai faktor risiko) yang diyakini dapat
perut melalui sistem getah bening dan
meningkatkan kesempatan wanita
melalui sistem pembuluh darah mengembangkan kanker ovarium
menyebar ke hati dan paru-paru. epithelial, jenis yang paling yang umum.
Etiologi

 Hipotesis incessant ovulation


Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

 Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium
normal dan sel-sel kanker ovarium
FAKTOR RESIKO :

•Riwayat keluarga kanker ovarium dan


kanker payudara
• Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker FAKTOR PREDISPOSISI :
endometrial
•Wanita diatas usia 50 - 75 tahun •Diit tinggi lemak
•Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara) •Merokok dan alcohol
•Wanita yang memiliki anak > 35 tahun •Infertilitas
•Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 • Riwayat Ca mamae, kolon, dan
• Sindroma herediter kanker kolorektal endometrium
nonpolipoid •Nullipara
•Ras kaucasia > Afrika-Amerika
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus,
folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada
oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan
luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering
berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk
jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari
tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.
PATHWAY
Klasifikasi Ca Ovarium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians) adalah :
a. STADIUM I –> pertumbuhan terbatas pada ovarium
 Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
 Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
 Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas
atau dengan bilasan peritoneum positif.

b. STADIUM II –> Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul
 Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
 Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
 Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel
ganas dengan bilasan peritoneum positif.

c. STADIUM III –> tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif.
 Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya
pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
 Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm,
dan kelenjar getah bening negativ.
 Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

d. STADIUM IV –> pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4,
begitu juga metastasis ke permukaan liver.
Tanda dan Gejala

 Haid tidak teratur  Nyeri pada bagian bawah abdomen


 Menoragia  Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
 Nyeri tekan pada payudara  Rasa begah setelah makan makanan
 Menopause dini kecil
 Rasa tidak nyaman pada abdomen  Lingkar abdomen yang terus meningkat
 Infertilitas
Diagnosis
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu,
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau
ganas (kanker ovarium).

Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :


 Kista cepat membesar
 Kista pada usia remaja atau pascamenopause
 Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
 Kista dengan bagian padat
 Tumor pada ovarium
Pemeriksaan Penunjang
 USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
 Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
 Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik
 Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI
 Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH,HCG, dan AFP (penanda
tumor sel germinal)
 Laparoskopi: Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak
dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut
 Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
 Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.

 Foto rontgen dada dan tulang.
 Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
1. Pengkajian

 Data diri klien


 Aktifitas istirahat
 Integritas ego
 Reproduksi
 Makanan dan minuman
 Neurosensori
 Nyeri / ketidaknyamanan
 Keamanan
 Seksualitas
 Interaksi social
2. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut b.d agen cidera biologi


 Gangguan harga diri b.d perubahan seksualitas, fertilitas dan hubungan dengan
pasangan dan keluarga.
 Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh,
perubahan kadar hormon.
 Defisiensi penegtahuan b.d kurang terpajan informasi penyakit
Intervensi Keperawatan
Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Setelah diberikan tindakan •Observasi dengan PQRST karakteristik •Nyeri merupakan respon
keperawatan rasa nyeridapat nyeri, mis tajam, konstan , ditusuk. subjekstif yang dapat diukur.
berkurang atau terkontrol, dengan Selidiki perubahan karakter •Perubahan frekuensi nadi
Kriteria Hasil: /lokasi/intensitas nyeri. meningkat menunjukan bahwa
- Menyatakan nyeri berkurang atau •Pantau TTV pasien mengalami nyeri, khususnya
terkontrol skala 0-3 •Berikan tindakan nyaman mis, pijatan bila alasan untuk perubahan tanda
- Pasien tampak rileks punggung, perubahan posisi, musik vital telah terlihat.
tenang, relaksasi/latihan nafas •Tindakan non analgesik diberikan
•Kolaborasi dalam pemberian analgesik dengan sentuhan lembut dapat
sesuai indikasi menghilangkan ketidaknyamanan
dan memperbesar efek terapi
analgesik.
•Obat ini dapat digunakan untuk
mengurangi periode nyeri dan
meningkatkan kenyamanan.
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervesi Rasional
2 Setelah dilakukan tindakan •Kaji adanya gangguan pada citra diri •Gangguan citra diri akan menyertai
keperawatan diharapkan citra pasien setiap penyakit atau keadaan yang
tubuh klien meningkat dengan •Berikan kesempatan untuk tampak nyata bagi pasien. Kesan
criteria hasil : pengungkapan, dengarkan dengan cara seseorang terhadap dirinya sendiri
•Pasien mampu menyatakan atau terbuka dan tidak menghakimi untuk akan berpengaruh pada konsep diri
mengkomunikasikan dengan orang mengekspresikan perasaan. •Pasien membutuhkan pengalaman
terdekat tentang situasi dan •Bantu pasien yang cemas dalam didengarkan dan dipahami
perubahan yang sedang terjadi mengembangkan kemampuan untuk •Menetralkan kecemasan yang tidak
•Pasien mampu menyatakan menilai diri dan mengenali diri serta perlu terjadi dan memulihkan realitas
penerimaan diri terhadap situasi mengatasi masalah situasi
•Pasien dapat mengakui dan •Dorong pasien untuk bersosialisasi •Membantu dalam meningkatkan
menggabungkan perubahan ke dengan orang lain dan Bantu pasien kea sosialisasi dan penerimaan diri
dalam konsep diri dengan cara yang rah penerimaan diri.
akurat tanpa harga diri negative
Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

3 Setelah dilakukan tidakan •Mendengarkan pernyataan klien dan •Masalah seksual sering tersembunyi
keperawatan diharapkan pasangan sebagai pernyataan humor dan/
Tdak terjadi disfungsi seksual dengan Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan ungkapan yang gambling
Kriteria Hasil: fisik, perubahan pada respons individu •Menunjukan kesalahan
•Klien menyatakan paham tentang •Kaji informasi klien dan pasangan tentang informasi/konsep yang mempengaruhi
perubahan struktur dan anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh pengambilan keputusan.perubahan
fungsiseksual. prosedur pembedahan kadar hormone mempengaruhi
•Mengidentifikasi kepuasan/ praktik •Dorong klien untuk berbagi libidodan/menurunkan kelunakan
seksual yang diterima danbeberapa pikiran/masalah dengan orang terdekatnya vagina sehingga saat koitus terasa
alternatif cara mengekspresikan Berikan solusi masalah terhadap masalah tidaknyaman.
keinginan seksual potensial. ex : menunda koitus seksual saat •Komunikasi terbuka dapat
kelelahan. mengidentifikasi penyesuaian masalah
•Kolaborasi: rujuk ke konselor/ahli seksual dan meningkatkan diskusi dan resolusi.
sesuai kebutuhan •Mungkin dibutuhkan bantuan
tambahan untuk meningkatkan
kepuasan hasil.
Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

4 Setelah di berikan tindakan •Berikan penilaian tentang tingkat •Untuk mengetahui tingkat
keperawatan di harapkan Kebutuhan pengetahuan pasien tentang proses penyakit pengetahuan pasien terhadap
pengetahuan terpenuhi secara adekuat. yang spesifik penyakit
Kriteria hasil: •Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan •Memberikan informasi tentang
Pasien dan keluarga menyatakan bagaimana hal ini berhubungan dengan proses terjadinya penyakit dan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi, dengan cara yang timbulnya gejala.
prognosis dan program pengobatan tepat. •
- Pasien dan keluarga mampu •Gambarkan tanda dan gejala yang biasa •Untuk memberikan pemahaman
melaksanakan prosedur yang dijelaskan muncul pada penyakit, dengan cara yang tentang gejala yang di timbulkan
secara benar tepat •Memberikan gambaran atau
- Pasien dan keluarga mampu •Gambarkan proses penyakit, dengan cara informasi terhadap penyakit.
menjelaskan kembali apa yang yang tepat •Informasi yang tepat tentang situasi
dijelaskan perawat/tim kesehatan •Sediakan informasi pada pasien tentang menurunkan kecemasan, membantu
lainnya kondisi, dengan cara yang tepat •pasien/keluarga menerima situasi
Pasien kooperatif terhadap tindakan •Sediakan bagi keluarga informasi tentang secara nyata.
pengobatan dan perawatan yang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
diberikan.
Pasien taat terhadap program
pengobatan dan perawatan yang
diberikan.
•Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
•Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
•Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
•Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat

Anda mungkin juga menyukai