Keluhan Utama:
Keluhan Demam
Utama: Tinggi
Demam sejak 1sejak
Tinggi hari SMRS.
1
hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu
SMRS
•Batuk • Demam
kering •Batuk Tinggi
berdahak
2 minggu
1 hari SMRS
SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Asfiksia berat saat baru lahir
Saat lahir
Trakea : Tidak deviasi Perkusi : Terdengar sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar napas vesicular +/+, rhonki +/+, wheezing
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran +/+
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Pemeriksaan Fisik
9. Jantung 10. Abdomen
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat Inspeksi : buncit simetris
Palpasi : Iktus cordis teraba Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Batas jantung sulit dinilai Perkusi : Timpani di seluruh
kuadaran,
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal
regular, gallop (-) murmur tidak jelas Palpasi : Supel, nyeri tekan ulu hati
terdengar (-), hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-), undulasi (-)
Pemeriksaan Fisik
11. Genitalia
Tidak terdapat kelainan
12. Ekstremitas
Akral tidak dingin pada ekstremitas
atas dan bawah kanan-kiri
Edema (-) pada ekstremitas bawah
kanan-kiri
Capilarry refill time < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil
Hemoglobin 12,8 g/dL
Hematokrit 36 %
Eritrosit 4,7 juta/uL
Leukosit 14.100/uL
Trombosit 380.000/uL
Diagnosis
Bronkopneumonia dd Bronkiolitis
Pierre Robin Syndrome dd CHARGE Syndrome
Tatalaksana
Medikamentosa
- IVFD Kaen 1B 8 tpm jam
- Paracetamol drop 3 x 0,5 cc
- Injeksi Cinam (Ampicillin + Sulbaktam) 2 x 250 mg
Resume
Pasien datang dibawa ibunya ke IGD RSUD Pasar Rebo pada tanggal 11 Juli
2018 karena demam tinggi sejak 1 hari SMRS. Ibunya mengaku demam muncul
setelah pasien dirujuk ke RS Harapan Kita untuk diambil darah. Keluhan lainnya
yaitu batuk kering sejak 2 minggu SMRS Pasar Rebo. Batuk sering menyebabkan
muntah susu yang diminumnya. Tidak ada pilek, sesak, maupun kejang. Pasien
memiliki kelainan pada lidahnya, yakni lidah yang pendek, sehingga
menyebabkan ia sering tersedak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
12,8 g/dL, Ht 36 %, Eritrosit 4,7 juta, Leukosit 14.100, dan trombosit 380.000.
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
BRONKOPNEUMONIA
• Pnemonia adalah proses
Definisi infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli).
• Infeksi
Etiologi • Non Infeksi
Epidemiologi
Insiden pneumonia di negara berkembang yaitu 30- 45% per 1000 anak di
bawah usia 5 tahun, 16- 22% per 1000 anak pada usia 5-9 tahun, dan 7- 16% per
1000 anak pada yang lebih tua.
Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia prevalensi pneumonia balita
di Indonesia meningkat dari 7,6% pada tahun 2002 menjadi 11,2% pada tahun
2007 (Kemenkes, 2010).
Patogenesis
A. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
◦ Dimana terjadi proses peradangan pada daerah yang terinfeksi (hiperemia).
B. Stadium II (48 jam berikutnya)
◦ Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai
bagian dari reaksi peradangan.
C. Stadium III (3 – 8 hari)
◦ Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel.
D. Stadium IV (7 – 12 hari)
◦ Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi
oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
1. Menggigil mendadak, demam yang tinggi dengan cepat dan berkeringat
banyak
2. Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernafasan dan batuk.
3. Sakit parah dengan takipnea jelas (25 – 45/menit) dan dispnea.
4. Nadi cepat dan bersambung
5. Bradikardia relatif ketika demam menunjukkan infeksi virus, infeksi
mycoplasma atau spesies legionella.
6. Sputum purulen, kemerahan, bersemu darah, kental atau hijau relatif terhadap
preparat etiologis.
7. Tanda-tanda lain: demam, krakles, dan tanda-tanda konsolidasi lebar
Diagnosis dan Diagnosis
Banding
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / mm3 dengan
pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau
mycoplasma.
2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
3. Peningkatan LED.
4. Kultur dahak dapat positif pada 20 – 50 % penderita yang tidak diobati. Selain kultur dahak,
biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).
5. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis metabolic (Bradley, et al. 2011)
Radiologi
Pemeriksaan radiologi memberi gambaran bervariasi:
Bercak konsolidasi merata para bronkopneumonia.
Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.
Gambaran pneumonia difus atau infiltrat interstisialis pada pneumonia
stafilokokus.
• Teori Mekanik
Patogenesis • Teori Maturasi Neurologikal
• Teori Anomali Kromosom
Manifestasi Klinis dan Kriteria Diagnosis
• Mikrognathia
• Glossoptosis
• Cleft Palate
• Obstruksi Jalan Nafas
• Kesulitan Makan
• Kelainan Kardiovaskular dan Paru-paru
Mikrognathia Glossoptosis Cleft Palate
Diagnosis Banding Tatalaksana
• CHARGE • Nonoperatif
Syndrome • Operatif
• Fetal Alcohol
Syndrome
Tatalaksana Operatif
1. Tongue-Lip Adhesion
2. Cleft Palate Repair
Komplikasi Prognosis
• Pendengaran • Prognosis
• Bicara bergantung
• Gigi pada penyebab
Terima kasih