Anda di halaman 1dari 54

PRESENTASI KASUS

BRONKOPNEUMONI DAN PIERRE


ROBIN SYNDROME
OLEH: ASHIELA NAHDA KEMALA
1102014043

Pembimbing: dr. Endang Poerwati ,SpA (K)


Identitas Pasien
Nama : An. G
Usia : 4 bulan
Tanggal Lahir : 26 Maret 2018
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Jl Swadaya RT03/09 Kel. Pasar Minggu
Tanggal masuk RS : 11 Juli 2018
Tanggal Pemeriksaan : 11 Juli 2018
Ruang Rawat : Bangsal Mawar
No. Rekam Medis : 2018-793439
Identitas Orangtua Pasien
Ayah Ibu
Nama Tn. R Ny. N
Usia 35 tahun 24 tahun
Agama Kristen Kristen
Pekerjaan Karyawan Ibu Rumah Tangga
Alamat Jl Swadaya RT03/09 Kel. Pasar Minggu
Hubungan dengan Anak kandung
anak
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien
pada tanggal 11 Juli 2018 pukul 13.00.

Keluhan Utama:
Keluhan Demam
Utama: Tinggi
Demam sejak 1sejak
Tinggi hari SMRS.
1
hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang

1 minggu
SMRS
•Batuk • Demam
kering •Batuk Tinggi
berdahak
2 minggu
1 hari SMRS
SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Asfiksia berat saat baru lahir
Saat lahir

• Dirawat di NICU dgn diagnosis multipel congenital


disease, hiperbilirubinemia, anemia, dan ventricular
Usia 1
minggu septal defect.
Riwayat penyakit Sebelumnya
 Kejang demam (-)
 Epilepsi (-)
 Batuk Pilek (-)
 Diare (-)
•Makanan (-)
Riwayat Alergi
• Obat-obatan (-)

Riwayat • Tidak ada


Pemakaian Obat
Genogram
Riwayat Persalinan
Kehamilan Kelahiran Pasca Lahir

• Masalah kehamilan: • Tempat persalinan: • Berat lahir: 2750 g


tidak ada RSIA Restu Kasih • Panjang badan: 47
• ANC: 12 kali • Penolong Persalinan: cm
Dokter Spesialis • Lingkar kepala: 37 cm
• Cara Persalinan: SC • APGAR Score: 6/9
a/i lilitan tali pusat • Kelainan bawaan: PJB
• Usia Gestasi: 37
minggu
Riwayat Tumbuh Kembang
Usia Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial
3 bulan Dapat Dapat menahan Belum bisa Belum bereaksi
mengangkat jari tangan mengoceh terhadap bunyi
kepala pemeriksa, spontan
namun belum Dapat
dapat menahan merespon
barang yang cahaya, namun
ada di belum
tangannya merespon
terhadap objek
yang ada di
depannya
Riwayat Imunisasi
Riwayat Makanan

ASI dan Susu Formula


Dari lahir hingga saat ini
Riwayat Sosial Ekonomi dan
Lingkungan
Pasien merupakan anak tunggal yang tinggal
bersama kedua orang tua kandungnya dan kedua
kakek dan neneknya dirumah yang berukuran
sekitar 10 x 15 m dengan ventilasi yang cukup.
tetapi rumah sangat berdekatan antar tetangga.
Tetangga pasien tidak ada yang sedang batuk.
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan dan saat ini
ayah pasien merupakan perokok sejak usia 20 tahun.
1 hari menghabiskan 3 batang rokok. Ibu pasien
merupakan ibu rumah tangga yang sehari-hari
hanya mengurus anak dan keperluan dirumah.
Riwayat Kebiasaan
Pasien merupakan anak tunggal, pasien tinggal
bersama kedua orangtua kandungnya, kakeknya
dan neneknya. Pasien diasuh oleh ibu kandungnya
setiap hari. Pasien minum ASI kira-kira 2 jam sekali.
Pasien bergerak aktif. Pasien sudah bisa
mengangkat kepalanya. Jika sedang tidak minum
ASI pasien biasanya tidur atau menggerakkan
tangannya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum: Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
Nadi : 75x/menit, reguler, isi cukup
Suhu : 36,8 oC
RR : 24x/menit, terdapat stridor
Pemeriksaan Fisik
 Berat badan: 4,7 kg
 Panjang badan: 54 cm

◦ BB/U : -2 SD s/d +2 SD (berat badan


normal)
◦ TB/U : -2 SD s/d +2 SD (tinggi badan
normal)
◦ BB/TB : -2 SD s/d +2 SD (gizi baik)
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala Ikterus : Tidak ada
Bentuk : normochepal Sianosis : Tidak ada
Posisi : simetris Pucat : Seluruh tubuh
Wajah : mikrognathia Rambut : Hitam, tumbuh teratur,
tidak mudah dicabut
2. Kulit
Efloresensi : Tidak ada
Warna : Kuning pucat
Jaringan Parut: Tidak ada
Pigmentasi : dalam batas normal
Turgor : Baik
Pemeriksaan Fisik
Mata Hidung
Exophthalmus : Tidak ada Bentuk : Normotia
Enopthalmus : Tidak ada Napas cuping hidung : Tidak ditemukan
Edema kelopak : Tidak ada Septum deviasi : Tidak ditemukan
Konjungtiva anemis : -/- Sekret : Tidak ditemukan
Sklera ikterik : -/-
5. Telinga
Pupil : isokor
Bentuk : normal
Refleks cahaya : langsung (+/+)
tidak langsung (+/+) Pendengaran : tidak bisa
dilakukan tes
Darah & sekret : Tidak ditemukan
Pemeriksaan Fisik
6. Mulut 7. Leher

Trismus : Tidak ada Trakea : Tidak deviasi


Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Faring : normal
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Lidah : glossoptosis
Uvula : normal
8. Paru-paru
Tonsil : normal Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris dalam keadaan
statis dan dinamis kanan kiri. Retraksi (-)
Palatum : terdapat cleft palate
Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang
7. Leher paru.

Trakea : Tidak deviasi Perkusi : Terdengar sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar napas vesicular +/+, rhonki +/+, wheezing
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran +/+
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Pemeriksaan Fisik
9. Jantung 10. Abdomen
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat Inspeksi : buncit simetris
Palpasi : Iktus cordis teraba Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Batas jantung sulit dinilai Perkusi : Timpani di seluruh
kuadaran,
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal
regular, gallop (-) murmur tidak jelas Palpasi : Supel, nyeri tekan ulu hati
terdengar (-), hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-), undulasi (-)
Pemeriksaan Fisik
11. Genitalia
Tidak terdapat kelainan

12. Ekstremitas
Akral tidak dingin pada ekstremitas
atas dan bawah kanan-kiri
Edema (-) pada ekstremitas bawah
kanan-kiri
Capilarry refill time < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil
Hemoglobin 12,8 g/dL
Hematokrit 36 %
Eritrosit 4,7 juta/uL
Leukosit 14.100/uL
Trombosit 380.000/uL
Diagnosis
 Bronkopneumonia dd Bronkiolitis
Pierre Robin Syndrome dd CHARGE Syndrome
Tatalaksana
Medikamentosa
- IVFD Kaen 1B 8 tpm jam
- Paracetamol drop 3 x 0,5 cc
- Injeksi Cinam (Ampicillin + Sulbaktam) 2 x 250 mg
Resume
Pasien datang dibawa ibunya ke IGD RSUD Pasar Rebo pada tanggal 11 Juli
2018 karena demam tinggi sejak 1 hari SMRS. Ibunya mengaku demam muncul
setelah pasien dirujuk ke RS Harapan Kita untuk diambil darah. Keluhan lainnya
yaitu batuk kering sejak 2 minggu SMRS Pasar Rebo. Batuk sering menyebabkan
muntah susu yang diminumnya. Tidak ada pilek, sesak, maupun kejang. Pasien
memiliki kelainan pada lidahnya, yakni lidah yang pendek, sehingga
menyebabkan ia sering tersedak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
12,8 g/dL, Ht 36 %, Eritrosit 4,7 juta, Leukosit 14.100, dan trombosit 380.000.
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
BRONKOPNEUMONIA
• Pnemonia adalah proses
Definisi infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli).

• Infeksi
Etiologi • Non Infeksi
Epidemiologi
Insiden pneumonia di negara berkembang yaitu 30- 45% per 1000 anak di
bawah usia 5 tahun, 16- 22% per 1000 anak pada usia 5-9 tahun, dan 7- 16% per
1000 anak pada yang lebih tua.
Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia prevalensi pneumonia balita
di Indonesia meningkat dari 7,6% pada tahun 2002 menjadi 11,2% pada tahun
2007 (Kemenkes, 2010).
Patogenesis
A. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
◦ Dimana terjadi proses peradangan pada daerah yang terinfeksi (hiperemia).
B. Stadium II (48 jam berikutnya)
◦ Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai
bagian dari reaksi peradangan.
C. Stadium III (3 – 8 hari)
◦ Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel.
D. Stadium IV (7 – 12 hari)
◦ Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi
oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
1. Menggigil mendadak, demam yang tinggi dengan cepat dan berkeringat
banyak
2. Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernafasan dan batuk.
3. Sakit parah dengan takipnea jelas (25 – 45/menit) dan dispnea.
4. Nadi cepat dan bersambung
5. Bradikardia relatif ketika demam menunjukkan infeksi virus, infeksi
mycoplasma atau spesies legionella.
6. Sputum purulen, kemerahan, bersemu darah, kental atau hijau relatif terhadap
preparat etiologis.
7. Tanda-tanda lain: demam, krakles, dan tanda-tanda konsolidasi lebar
Diagnosis dan Diagnosis
Banding
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / mm3 dengan
pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau
mycoplasma.
2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
3. Peningkatan LED.
4. Kultur dahak dapat positif pada 20 – 50 % penderita yang tidak diobati. Selain kultur dahak,
biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).
5. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis metabolic (Bradley, et al. 2011)
Radiologi
Pemeriksaan radiologi memberi gambaran bervariasi:
Bercak konsolidasi merata para bronkopneumonia.
Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.
Gambaran pneumonia difus atau infiltrat interstisialis pada pneumonia
stafilokokus.

Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring,


bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, pungsi pleura atau aspirasi
paru.
Diagnosis Banding
• Bronkiolitis
Tatalaksana
 Bed rest Untuk kasus pneumonia community base :
 Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta  Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali
vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt). Jenis cairan yang pemberian
digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan  Chloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali
NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml pemberian
botol infus. Untuk kasus pneumonia hospital base :
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan  Cefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali
inhalasi dengan normal saline dan beta agonis pemberian
untuk memperbaiki transfor mukosilier.  Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali
 Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan pemberian
dan kenaikan suhu.  Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
 Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan  Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2
elektrolit dosis/oral
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi Prognosis

Akumulasi Cairan Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan


Abses adekuat maka mortalitas dapat diturunkan sampai
Bakteremia kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi
didapatkan pada anak-anak dengan keadaan
malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat
untuk pengobatan.
PIERRE ROBIN SYNDROME
Definisi Epidemiologi

• Merupakan suatu trias • Estimasi prevalensi antara


yakni mikrognathia, 1:8.500 dan 1:14.000
glossoptosis, dan cleft kelahiran bayi.
palate. • Pada 73% kasus, Pierre
Robin terjadi sebagai bagian
dari sindrom lain dengan
malformasi multipel.
• Tidak diketahui secara pasti,
Etiologi namun banyak berkaitan
dengan disregulasi gen SOX9.

• Teori Mekanik
Patogenesis • Teori Maturasi Neurologikal
• Teori Anomali Kromosom
Manifestasi Klinis dan Kriteria Diagnosis

• Mikrognathia
• Glossoptosis
• Cleft Palate
• Obstruksi Jalan Nafas
• Kesulitan Makan
• Kelainan Kardiovaskular dan Paru-paru
Mikrognathia Glossoptosis Cleft Palate
Diagnosis Banding Tatalaksana

• CHARGE • Nonoperatif
Syndrome • Operatif
• Fetal Alcohol
Syndrome
Tatalaksana Operatif
1. Tongue-Lip Adhesion
2. Cleft Palate Repair
Komplikasi Prognosis

• Pendengaran • Prognosis
• Bicara bergantung
• Gigi pada penyebab
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai