Anda di halaman 1dari 35

PROFIL

RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR
Sejarah

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (RSWS)


sebagai salah satu UPT Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU), telah melalui perjalanan panjang dan
perkembangan dengan berbagai bentuk struktur organisasi.
Cikal bakal RSWS dimulai pada tahun 1947 didirikan
rumah sakit dengan meminjam dua bangsal RS Jiwa yang telah
berdiri sejak tahun 1925 sebagai bangsal bedah dan penyakit dalam
yang merupakan cikal bakal berdirinya RSU Dadi. Kemudian pada
tahun 1957 dikenal dengan nama Rumah Sakit Umum Dadi yang
berlokasi di Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 43 Makassar sebagai
Rumah Sakit Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
Sampai dengan tahun 1993 RS Dadi merupakan rumah
sakit dengan klasifikasi B dengan kapasitas tempat tidur 500 buah
dan yang tersedia sebanyak 472 tempat tidur.
Dengan keterbatasan lahan untuk pengembangan
Rumah Sakit maka pada tahun 1993 Rumah Sakit Dadi
dipindahkan di Jalan Perintis Kemerdekaan Km 11
berdekatan dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Pada tahun 1994 RS Dadi berubah menjadi rumah
sakit vertikal milik Departemen Kesehatan dengan nama RS
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.540/SK/VI/1994 sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A
yang digunakan oleh Fakultas Kedokteran sebagai tempat
pendidikan calon Dokter, Dokter Spesialis dan Subspesialis
serta sebagai Rumah Sakit Rujukan tertinggi di Kawasan
Timur Indonesia.
Pada tanggal 10 Desember 1993 RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo ditetapkan menjadi RS Unit Swadana dan
pada tahun 1998 dengan dikeluarkannya UU No. 30 tahun
1997, maka RS Dr.Wahidin Sudirohusodo berubah status
menjadi Unit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 125
Tahun 2000 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
beralih status kelembagaannya menjadi Perusahaan
Jawatan (Perjan) RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar yang berakhir pada
tahun 2005. Setelah itu diterbitkan SK Menkes No
1243/MENKES/VIII/2005 maka RSWS berubah menjadi
UPT Depkes yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada Januari 2006.
Visi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
periode 2015-2019

 "Menjadi Academic Health Center


Terkemuka di Indonesia Tahun 2019"
Misi RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian bidang


kesehatan berkualitas yang terintegrasi, holistik dan profesional.
b. Menumbuh kembangkan sistem manajemen organisasi yang efektif.
c. Mengampu RS Jejaring di Wilayah Indonesia Timur Dalam mencapai visi
dan misi, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar menetapkan 11
(Sebelas) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015 - 2019,
yaitu:
1) Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2) Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang
Berkelanjutan
3) Terwujudnya Integrasi dengan FK-UH dan RS UNHAS menuju AHC
4) Terwujudnya Peningkatan Kinerja Layanan Unggulan
5) Terwujudnya Sistem Pemasaran yang Terintegrasi
6) Terwujudnya Sistem Rujukan yang Efektif
7) Terwujudnya Penyempurnaan Sistem Manajemen
8) Terwujudnya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SDM
9) Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarana & Prasarana
10) Terwujudnya Peningkatan Layanan SIM-RS
11) Terwujudnya Efisiensi Anggaran
Nilai

 Peduli (empathy) : Berusaha untuk segera memahami dan


merespon dengan sungguh-sungguh masalah yang dihadapi
pelanggan dan langsung membantu menyelesaikan masalah
tersebut dengan tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
 Profesional : Bekerjasama sesuai dengan standar profesi.
 Kerjasama : Bahu membahu dalam memberikan pelayanan.
 Integritas : Konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
 Ramah (kindness) : Sikap dan tutur kata manis, dengan
berpraduga positif serta berbudi bahasa menarik dan selalu
berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus dan ikhlas.
 Inovative : Kreatif dan dinamis dalam menciptakan perubahan.
Motto dan Tujuan RSUP Dr.Wahidin
Sudirohusodo
Dengan Budaya Sipakatau Kami Melayani dengan Hati

Tujuan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar adalah :


1. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen SDM
2. Terwujudnya peningkatan kuaitas pelayanan
3. Terwujudnya kepuasan customer
4. Terwujudnya manajemen keuangan yang akuntabel
5. Terwujudnya kerjasama dengan stake-holder kesehatan
dalam rangka peningkatan indikator kesehatan masyarakat
Logo

 Logo RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar secara


keseluruhan mengambarkan sebuah perahu pinisi yang
mempunyai makna semangat yang bersifat progresif,
dinamis dan kokoh dalam menjawab tantangan akan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Deskripsi logo RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar adalah:
1) Simbol Selarik garis merah yang terletak di kanan, mengambarkan
pola jantung dimana RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
sebagai pusat pelayanan jantung (Cardiovascular) dan sebagai
pusat rujukan serta pengembangan pelayanan kesehatan di Bagian
Timur Indonesia
2) Simbol berbentuk hati berwarna biru yang mempunyai makna
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar melayani dengan hati
ramah dan penuh kasih melayani dengan senantiasa
mengikhtiarkan perubahan yang tiada henti demi memberi
pelayanan yang terbaik berstandar dan beretika serta bertanggung
jawab bagi sesama.
3) Tiga garis berbentuk pena bulu ayam yang membentuk badan
perahu melambangkan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar sebagai pusat pendidikan. pelatihan dan penelitian.
 Warna pada logo RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar mempunyai makna:
1) Warna biru yang mempunyai makna
Kepercayaan, Keamanan, Teknologi Kebersihan
dan Keteraturan.
2) Warna merah yang mempunyai makna
Kehangatan, Kehidupan.
3) Warna hitam yang mempunyai makna
Keagungan (Elegance), Kecanggihan
(Sophisticated).
Sasaran strategi rumah sakit

Dalam mencapai visi dan misi, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo


Makassar menetapkan 11 (Sebelas) sasaran strategis yang akan dicapai
dalam tahun 2015-2019, yaitu:
1. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder.
2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan,Pendidikan dan
Penelitian yang Berkelanjutan.
3. Terwujudnya Integrasi dengan FK-UH dan RS UNHAS menuju
AHC.
4. Terwujudnya Peningkatan Kinerja Layanan Unggulan.
5. Terwujudnya Sistem Pemasaran yang Terintegrasi.
6. Terwujudnya Sistem Rujukan yang Efektif.
7. Terwujudnya Penyempurnaan Sistem Manajemen.
8. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SDM.
9. Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarana & Prasarana.
10. Terwujudnya Peningkatan Layanan SIM-RS.
11. Terwujudnya Efisiensi Anggaran.
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
ORGANISASI
DAN MANAJEMEN
RUMAH SAKIT
Struktur Organisasi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Gambar 2.2. Struktur Organisasi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusido Makassar


(Sumber : Profil RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2018)
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Dewan Pengawas RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusido Makassar
(Sumber : Profil RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2018
Analisis Struktur dengan Pedoman Organisasi
Berdasarkan tabel diatas, terlihat jelas bahwa pengorganisasian
pada RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar telah sesusai dengan
standar pengorganisasian rumah sakit tipe A berdasarkan Permenkes No.
1045 Tahun 2006 tentang pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan
Departemen Kesehatan.
Tujuan Pokok dan Fungsi

A. Dewan Pengawas
1. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pengurusan BLU yang
dilakukan oleh Pejabat Pengelola BLU mengenai pelaksanaan Rencana Bisnis dan
Anggaran, Rencana Strategi Bisnis Jangka Panjang dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan Pemerintah Pusat berkewajiban;
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri
Keuangan mengenai RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLU.
4. Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan saran kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan mengenai setiap masalah yang
dianggap penting bagi pengurusan BLU.
5. Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja BLU.
6. Memberikan nasihat kepada pejabat pengelola BLU dalam melaksanakan
pengurusan BLU.
B. Direktur Utama
Tugas Pokok:
Memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina
pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan
tugas Rumah Sakit sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.

Fungsi:
Dalam memimpin pelaksanaan tugas rumah sakit, Direktur Utama
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelayanan medis.
2. Pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.
5. Pelayanan rujukan.
6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan.
7. Penelitian dan pengembangan.
8. Administrasi umum dan keuangan.
C. Direktur Medik dan Keperawatan

Tugas Pokok
Mengelola Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan serta penunjang dan
sarana Rumah Sakit.
Fungsi
1. Penyusunan rencana sistem Pelayanan Medik, Keperawatan, penunjang
dan sarana Rumah Sakit.
2. Koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, Keperawatan, utilisasi
peralatan Medik dan
3. Keperawatan, penunjang dan sarana Rumah Sakit.
4. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu Pelayanan Medik,
Keperawatan, penunjang dan sarana Rumah Sakit secara
berkesinambungan.
D. Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

Tugas Pokok:
Melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia, pelayanan pendidikan
dan pelatihan serta penelitian pengembangan.
Fungsi:
1. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia,
pelayanan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan
pengembangan Rumah Sakit.
3. Koordinasi rencana dan pengembangan Sumber Daya Manusia,
pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan Rumah Sakit.
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan
Sumber Daya Manusia, pelayanan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan Rumah Sakit.
E. Direktur Keuangan
Tugas Pokok
Direktur Keuangan bertugas dalam pengelolaan keuangan Rumah Sakit yang
meliputi Penyusunan dan Evaluasi Anggaran, Perbendaharaan dan Mobilisasi
Dana serta Akuntansi dan Verifikasi.
Fungsi :
a) Penyusunanrencana kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana,
penyusunan dan evaluasi anggaran serta akuntansi dan verifikasi.
b) Koordinasi pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana,
penyusunan dan evaluasi anggaran serta akuntansi dan verifikasi.
c) Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
perbendaharaan dan mobilisasi dana, penyusunan dan evaluasi anggaran
serta akuntansi dan verifikasi.
F. Direktur Umum dan Operasional

Tugas Pokok
Direktur Umum dan Operasional bertugas melaksanakan pengelolaan
Layanan Umum, Perencanaan dan Evaluasi kegiatan Rumah Sakit serta
Hukum dan Humas.
Fungsi:
1. Penyusunan perencanaan program.
2. Evaluasi dan penyusunan laporan.
Kinerja kegiatan pelayanan
Penyakit terbanyak Tahun 2015
Rawat jalan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah


penyakit terbanyak di Rawat Jalan pada Tahun 2015 adalah
Dysepsia 673 Kasus.
Rawat inap

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit terbanyak


di Rawat Inap pada Tahun 2015 adalah Other cerebral infarction 526
Kasus.
Rawat darurat

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit terbanyak di


Rawat Inap pada Tahun 2015 adalah Dyspepsia 548 Kasus.
Penyakit terbanyak Tahun 2016
Rawat jalan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit


terbanyak di Rawat Inap pada Tahun 2016 adalah Atherosclerotic
heart disease sebanyak 753 Kasus.
Rawat inap

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit terbanyak di


Rawat Inap pada Tahun 2016 adalah Intracranial injury, unspecified sebanyak
515 Kasus.
Rawat darurat

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit


terbanyak di Gawat Darurat pada Tahun 2016 Dyspepsia adalah
sebanyak 563 Kasus.
Penyakit terbanyak Tahun 2017
Rawat jalan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit terbanyak di


Rawat Inap pada Tahun 2016 adalah Atherosclerotic heart disease
sebanyak 896 Kasus.
Rawat inap
Rawat darurat

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit


terbanyak di rawat darurat pada tahun 2017 adalah Dyspepsia
dengan total sebanyak 676 kasus.

Anda mungkin juga menyukai