Anda di halaman 1dari 108

SUNARTI , SKM. M.Si.

FARDHIASIH DWI ASTUTI, SKM.M.Sc.


ROKHMAYANTI, SKM.
Epidemiologi Adalah Ilmu Yang Mempelajari
Tentang Sifat, Penyebab, Pengendalian, Dan
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi
Dan Distribusi Penyakit, Kecacatan , dan
Kematian Dalam Populasi Manusia
(Timmreck, 2005)
 Epidemiologi Bahasa Yunani
Epi pada/tentang
demos penduduk
logos  ilmu. Epidemiologi

Secara Etiologi: ilmu yang mempelajari


kejadian yang menimpa penduduk.
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit
 Tren penyakit untuk memprediksi tren
penyakit yang mungkin akan terjadi
2. Diagnosis masyarakat
 Penyakit, kondisi, gangguan, cidera,
ketidakmampuan, defek/ cacat dll yang
dapat menyebabkan kesakitan, masalah
kesehatan, atau kematian dalam suatu
komunitas atau wilayah
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu
karena individu dapat mempengaruhi kelompok
maupun populasi
 Faktor risiko, masalah, dan perilaku yang dapat
mempengaruhi kelompok maupun populasi
 Mengkaji faktor resiko dengan pemeriksaan
kesehatan misal: screening
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
 Evaluasi pelayanan kesehatan dalam mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Kajian efektifitas, efisiensi, kualitas, kuantitas
akses, dan ketersediaan pel kes
5. Melengkapi gambaran klinis
 Proses identifikasi untuk penegakan diagnosis
 Menentukan hubungan kausal sebab akibat.
6. Identifikasi sindrom
 Membantu menyusun dan menetapkan untuk
mendefinisikan sindrom misal: Down sindrom
dll
7. Mementukan penyebab dan sumber penyakit
 Menentukan cara pengendalian, pencegahan
dan pemberantasan penyebab penyakit di
masyarakat.
 Etiologi
 Efikasi
 Efisiensi
 Efektivitas
 Evaluasi
 Edukasi
 Mengidentifikasi apa penyebab penyakit dan
masalah kesehatan
 Misal: penyakit DBD
 Etiologis → virus dengue
 Masalah Prevalensi DB: meningkat
 Penyebab Masalah → sarang nyamuk,
partisipasi masyarakat, kebodohan, sarana
kesehatan
 Endemi: berlangsungnya suatu penyakit pada
tingkatan yang sama / keberadaan suatu
penyakit yang terus menerus di dalam
populasi atau wilayah tertentu
 Epidemi / KLB: wabah atau munculnya
penyakit tertentu yang berasal dari suatu
sumber dalam kelompok, populasi,
masyarakat, atau wilayah yang melebihi
tingkat kebiasaan yang diperkirakan
 Pandemi : Epidemi yang menyebar luas
melintasi negara, benua, atau populasi yang
besar, kemungkinan terjadi diseluruh dunia.
(AIDS)
 Efek atau daya optimal yang dapat diperoleh
(mencapai tujuan) dari adanya intervensi
kesehatan
 Imunisasi → efikasi 90% → artinya dengan
imunisasi didapat kekebalan sebanyak 90%
balita yang diimunisasi
 PSN 3M → dapat menurunkan ABJ (Angka
Bebas jentik) →menurunkan morbiditas DBD
 Besarnya hasil yang dapat diperoleh
(mencapai tujuan) dari suatu tindakan
(intervensi) kesehatan
 Misal: peningkatan kasus DBD 70%
→dilakukan fogging → kasus menurun 50% →
fogging efektif menurunkan kasus DBD 20%
 Efektivitas penurunan kasus diare setelah
kaporisasi sumur dan penyuluhan
 Pengaruh yang dapat diperoleh (mencapai
tujuan) dengan menggunakan sumber daya
yang ada seminimal mungkin
 Imunisasi BCG → 1X, tidak efisien jika
diberikan 2x
 PSN → cukup 3M → tidak efisien jika
membersihkan semua lingkungan
 Penilaian secara keseluruhan keberhasilan
suatu intervensi kesehatan
 Evaluasi baru dapat dilaksanakan jika ada
perencanaan (target)
 Intervensi dikatakan berhasil →jika mampu
mencapai target yang telah ditetapkan atau
melebihi
 Imunisasi TT bumil >90% akan menurunkan
morbiditas Tetanus neonatorum
 Intervensi berupa peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan sebagai upaya pencegahan
penyakit
 Penyuluhan gejala DBD →segera merujuk ke
RS → kematian DBD dapat diturunkan
 Penyuluhan tanda bahaya kehamilan →
kematian ibu dapat diturunkan →
menghindari 3 terlambat (diagnosis,
keputusan, rujuk)
Hipocrates (Ahli epidemiologi pertama)
 Observasi terhadap penyebab dan
penyebaran penyakit di populasi dalam
beberapa hal ternyata lebih akurat
dibandingkan dengan beberapa observasinya
tentang pengobatan medis terhadap penyakit
JAMAN PRASEJARAH
Penyembuhan dengan ramuan sederhana dari b
ahan yang ada di alam.
PERADABAN KUNO
 INDIA(5000 SM–kitab suci Weda)
sistem kedokteran ‘Ayurweda’ Science of life.
 DATARAN TIONGKOK(2700 SM) Kedokteran K
uno Mesir.
 KUNO(1500 SM) Pengetahuan Kedokteran (me
dical manuscript).
 YUNANI KUNOAesculapius(dewa penyembuhan)
anaknya ‘HYGIEA’ dipuja sebagai Dewi (Goddes
s) Kesehatan dan kebersihan (HYGIENE).
 HIPPOCRATES (460‐377SM)
Bp Kedokteran Modern kejadian penyakit karena
kontak dengan jasad hidup, penyakit berkaitan de
ngan lingkungan eksternal dan internal
 INGGRIS (1775)
saat terjadi wabah pes suatu cabang ilmu kedokt
eran yang mengobati wabah (epidemi dan logos)
 HIRSCH (1883)
Gambaran kejadian, penyebaran jenis-
jenis penyakit pada manusia saat tertentu di
berbagai tempat dibumi dan mengaitkan dengan
kondisi eksternal.
 FROST(1927)
Ilmu yang mempelajari
fenomena masal dari penyakit infeksi.
GREENWOOD (1934) 
Pengetahuan tentang penyebaran (distribusi) penyakit atau kondisi
dalam suatu populasi dan faktor‐faktor yang mempengaruhi
penyebaran tadi.
MORIS (1967) 
Pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
Taylor (1967) 
Studi tentang sehat dan penyakit dari suatu populasi tertentu.
MACMAHON, PUGH & IPSEN (1970) 
Studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi seperti itu.
ABDEL R OMRAN (1974) 
Studi dari berbagai peristiwa diantara kelompok di masayarakat.
•Epi= pada demos= masyarakat logos= ilmu/ pengetahuan

 LAST (1988)
Ilmu tentang distribusi dan determinan -determinan dari keadaan
atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam popul
asi tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah kes
ehatan.
1. Mengidentifikasi faktor terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data untuk perencanaan kesehatan
dan pengambilan keputusan
3. Membantu mengevaluasi program kesehatan
yang sedang atau telah dilakukan.
4. Mengembangkan metodologi untuk
menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk
menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan
Merupakan sebuah metafora (perumpamaan)
yang menekankan bahwa bagian yang tak
terlihat dari gunung es jauh lebih besar
daripada bagian yang terlihat di atas air.
menghalangi penilaian yang tepat tentang
besarnya beban penyakit (disease burden)
dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
sesungguhnya, serta pemilihan kasus yang
representatif untuk suatu studi.
Respon sel Respon
pejamu
Lisis kematian
sel
Penyakit klasik dan berat
Efek yang Penyakit Klinis
tampak Transformasi sel
/disfungsi sel Keparahan sedang
dan ringan

Maturasi virus
tidak sempurna Infeksi tanpa penyakit klinis/
asimtomatis
Efek yang
tidak tampak Penyakit
subklinis
Paparan virus tanpa Paparan tanpa
memasuki sel infeksi
Penyakit dapat diklasifikasi ke dalam 4
Kategori
(1) Masa laten pendek, durasi pendek
(2) Masa laten panjang, durasi pendek
(3) Masa laten pendek, durasi panjang
(4) Masa laten panjang, durasi panjang
Masa inkubasi Durasi
(laten) Pendek Panjang

Pendek Kolera Sifilis


Influenza Tuberkulosis
Demam berdarah dengue Malaria
SARS Spina bifida
Botulisme
Toxic shock syndrome

Panjang Ca pankreas Hipertensi


Ca paru Osteoartritis
HIV/ AIDS Diabetes melitus
Leukemia limfatik akut Skizofenia
Episode skizofrenia akut
 Makin pendek masa laten, makin urgen upaya
pencegahan primer dan sekunder.
 Makin pendek masa inkubasi makin kurang
bermanfaat melakukan skrining.
 Makin pendek durasi, makin mendesak upaya
pencegahan tersier.
 Makin panjang durasi, makin besar peluang
untuk melakukan upaya pencegahan akibat
penyakit dengan lebih seksama.
 Meski sejumlah penyakit kronis memiliki
karakteristik paradoksal: sekalipun durasi
panjang tetapi bisa menyebabkan kematian
mendadak (sudden death) (misalnya, stroke dan
serangan jantung).
 Besarnya masalah kesehatan digambarkan
dalam 3 variabel epidemiologi: orang
(person), tempat (place) dan waktu (time)
 Cara menggambarkan masalah kesehatan
dapat dalam bentuk: narasi, tabel, grafik atau
gambar/peta
1. Epidemiologi analitik selain menggambarkan
besarnya masalah dengan 3 variabel
epidemiologi juga mencari faktor penyebab
masalah kesehatan tsb
2. Cara mencari faktor penyebab dengan
melakukan penelitian
 Pembuktian bahwa suatu faktor sebagai
penyebab terjadinya penyakit.

Menguji intervensi kesehatan


Pertemuan II
1. Pendekatan Epidemiologi
a. Pendekatan dengan model segitiga epidemiologi:
Menggambarkan adanya interaksi antara:

Host (Penjamu)
Agent (Agen penyebab)
Environment (Lingkungan)
AGENT HOST /
HUMAN

Dynamic
Interactions:
Balance ‐ Health
Imbalance ‐
Disease

ENVIRONTME
NT
Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang
berhubungan atau mempengaruhi segitiga epidemiologi antara
lain: fomite (benda mati), vektor, reservoir, dan carrier.
• Fomite: benda yang mempunyai peran dalam penularan
penyakit (ex: alat makan)
• Vektor: setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa
penyakit, menyebarkan, dan menjalani proses penularan.
Serangga, misal: lalat, kutu, nyamuk, tikus, dll
• Reservoir: manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organik
(ex: feses & makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan
berkembangbiak organisme infeksius
• Carrier: mengandung, menyebarkan, dan merupakan tempat
persinggahan organisme penyebab infeksi.
b. Model Lingkungan
Roda Lingkungan Sosial
Manusia

Inti Genetik
(keturunan)

Lingkungan Fisik

Lingkungan Biologis
c. Model Jala-jala Kausasi
Prinsipnya: setiap efek (yakni penyakit) tidak
pernah tergantung pada sebuah faktor penyebab,
tetapi tergantung kepada sejumlah faktor dalam
dalam rangkaian kausalitas sebelumnya.
2. Cara Penularan Penyakit
a. Penularan langsung: perpindahan patogen atau
agent secara langsung dan segera dari
penjamu/reservoir ke penjamu rentan (ex:
hubungan sex, bersentuhan,dll)
b. Penularan tidak langsung: terjadi ketika patogen
atau agent berpindah atau terbawa melalui
organisme, benda atau proses perantara menuju
penjamu yang rentan sehingga menimbulkan
penyakit.
Dapat melalui salah satu atau beberapa cara:
penularan airborne (melalui droplet atau partikel
debu), waterborne (ex: kholera), vehicleborne
(ex: Hepatitis B), dan atau vectorborne (ex: DBD)
HEREDITAS

PELAYANAN
LINGKUNGAN HEALTH KESEHATAN

GAYA HIDUP
PRIMER : SEKUNDER
Adalah unsur pembantu
 Biologi
/penambah yang menyebabkan
 Nutrisi
Penyebab primer dapat menim-
 Kimiawi
bulkan penyakit.
 Fisik
 Psikis
 Genetika
 UMUR, JENIS KELAMIN, RAS,
ETNIK

 BENTUK ANATOMI DAN FAAL


TUBUH

 STATUS KESEHATAN

 IMUNITAS

 KEBIASAAN HIDUP
1. BIOLOGIS
 Tumbuhan
 Binatang
2. FISIK
 Tanah
 Air
 Udara
 Iklim
 Keadaan geografi, topografi
3. SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA
 Mata pencaharian, status ekonomi
 Kepadatan
 Sistem pelayanan kesehatan
 Agama, Adat istiadat,
PENYEBAB PENYAKIT :
Adalah peristiwa, kondisi, sifat atau kombinasi
dari faktor-faktor tersebut yang memainkan
peranan penting dalam timbulnya penyakit
CIRI-CIRI :
1. Penyebab mendahului penyakit
2. Bisa menimbulkan atau memicu terjadi penyakit
(sufficient/cukup)
3. Penyakit tidak bisa timbul bila ia tidak ada
(necessary/perlu)
4. Tidak selalu merupakan faktor tunggal, seringkali
terdiri dari beberapa unsur
1. Faktor predisposising :
Adalah faktor yang membuat seseorang peka terhadap
penyakit
Contoh : umur, jenis kelamin
2. Faktor enabling :
Adalah faktor yg mendukung timbulnya penyakit
Contoh : kemiskinan, sanitasi buruk
3. Faktor Precipitating :
Adalah faktor yg memungkinkan terjadinya penyakit
Contoh : pemaparan terhadap agent
4. Faktor reinforcing :
Adalah faktor yang mempercepat terjadinya penyakit
Contoh : pemaparan berulang, kerja berat.
1. Faktor resiko :
Adalah faktor-faktor yang secara positif berhubungan
dengan resiko berkembangnya suatu penyakit, tetapi
tidak cukup untuk menyebabkan penyakit
Contoh : predisposising, enabling. dll
2. Interaksi :
Adalah fenomena yang menunjukkan bahwa dampak
dari 2 atau lebih penyebab yang bekerja bersama-sama
sering lebih besar dibanding 1 penyebab
Contoh : Merokok + terpapar debu asbes resiko
terkena Ca paru >>> hanya merokok atau terpapar asbes
3. Hubungan temporal :
Adalah hubungan yang menunjukkan bahwa penyebab
mendahului dampak
1. Hubungan temporal :
Apakah penyebab mendahului dampak
2. Plausibilitas :
Apakah asosiasi konsisten dengan disiplin ilmu lain
(mekanisme kerja, pada hewan percobaan)
3. Konsistensi :
Apakah hasil yg sama pernah ditunjukkan dari studi lain
4. Kekuatan :
Seberapa besar kekuatan asosiasi penyebab & dampak
5. Hubungan dose-respons :
Apakah peningkatan pemaparan dengan kemungkinan
penyebab berhubungan dengan meningkatnya dampak
6. Reversibilitas :
Apakah menghilangkan penyebab  menurunkan resiko
7. Desain studi : Apakah desain studinya kuat
PERTEMUAN III
 Keadaan sejahtera sempurna fisik,mental dan
sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit
dan kelemahan saja (WHO, 1947).
 Kesehatan ialah meliputi kesehatan badan,
rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan (UU No 9/ 1960).
 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi (UU No 23/ 1992).
Sehat  Fisik, Mental, Sosial.

Ruang lingkup kesehatan dan masalah


kesehatan (6 D):
1. Death (kematian)
2. Disease (penyakit)
3. Disability (kecacatan)
4. Discomfort (ketidaknyamanan)
5. Dissatisfaction (kekurangpuasan)
6. Destitution (kelemahan)
 Rangkaian proses yang berjalan terus
menerus yang berada dalam kehidupan
masyarakat.

 Konsep sakit : Single Kausa  Multi Kausa


Sehat Sakit , terkait dengan keterpaparan
dan kerentanan.
PAPARAN
PEJAMU DAN AGENT
YA TIDAK
YA SAKIT SEHAT
KERENTANAN

TIDAK SEHAT SEHAT


Jalur Transmisi Paparan
D
I  Droplet
R  Sexual
E  Darah
C  Kulit ke kulit, dll
T

VEKTOR  Serangga, hewan dll

LINGKUNGAN  makanan, minuman

UDARA  debu, partikel dll


Untuk menderita sakit, seseorang harus
mengalami paparan dan rentan terhadap
paparan tersebut.
Konsep ini sekaligus dapat memberikan
gambaran bahwa untuk mencegah penyakit
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
1. Menghindari keterpaparan.
2. Menurunkan kerentanan pejamu sehingga
lebih tahan terhadap gangguan.
 Upaya untuk menegakkan atau mengetahui
jenis penyakit yang diderita seseorang.
Penegakan diagnosis dikerjakan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(laboratorium, rontgen dll).

Cara diagnosis:
1. Anamnesis
2. Tanda
3. Tes
 Berkaitan dengan keluhan atau gejala yang
dirasakan oleh penderita (observasi subjektif
pasien)
Tanda
Hasil pengamatan dokter atau
pemeriksa kesehatan(observasi
objektif )
Test
Pemeriksaan dengan menggunakan alat
Laboratorium, rongen, ECG dll
Contoh  Kasus Campak:

Penegakan diagnosis dapat dilakukan


dengan gejala klinis panas, koplik spot atau
rash yang disertai satu atau lebih gejala
konjungtivitis, stomatitis, batuk dan
pilek (Benenson, 1990)

Konfirmasi diagnosis pasti


dengan pemeriksaan
laboratorium
PERORANGAN KOMUNITI
Anamnesis Interview

Sign/ tanda Observasi lapangan

Uji/ test Intervensi/ eksperimen


Contoh Kasus :
KLB dengan jumlah kasus 50 Orang, diketahui kasus dengan
gejala panas 50 Orang, nyeri sendi 48 orang, diare 45 Orang.
Distribusi Gejala Klinis adalah sebgai berikut:

No. Gejala Klinis Jumlah Frekuensi


Kasus (%)
1. Panas 50 100
2. Nyeri sendi 48 96
3. Diare 45 90
1. Pemisahan sehat dan sakit
2. Status mungkin (posible), barangkali
(probable), dan jelas (devinitife ) sakit.
3. Status sakit ringan , sedang, berat.
4. Kategori tingkat penyakit: tingkat I, II, III, …
Pertemuan
VI
RATE :
Adalah besarnya peristiwa/kejadian yang terjadi pada keseluruhan
populasi dalam waktu tertentu
Contoh : insiden rate, prevalens rate

RATIO :
Adalah angka perbandingan atau perbandingan antara variabel
/variabel yang lain
Contoh : sex ratio

PROPORSI :
Adalah besarnya suatu peristiwa dalam keseluruhan peristiwa atau
bagian dari suatu peristiwa
Contoh : proporsi kejadian gizi buruk diantara masalah-masalah gizi
yang lainnya
KEGUNAAN :
Untuk menilai keadaan suatu penyakit pada suatu populasi
tertentu.(penggunaan nilai absolut dapat menimbulkan
kesalahan penilaian)
RATE :
Nilai rate dalam Epidemiologi menunjukkan besarnya
peristiwa yang terjadi pada keseluruhan Populasi dalam waktu
tertentu.
POPULATION AT RISK (KELOMPOK BERISIKO) :
Adalah bagian dari populasi yang rentan terhadap penyakit
INSIDENS :
Adalah jumlah kasus baru yang timbul pada suatu periode
waktu dalam Populasi tertentu
PREVALENS :
Adalah jumlah kasus dalam suatu populasi pada titik waktu
tertentu.
Prevalens rate :
 kasus pada waktu tertentu
PR = XK
 orang dlm kel.berisiko pada waktu tertentu
Bila data yang dikumpulkan adalah pada titik waktu, maka P = point
prevalens rate.
Bila datanya adalah pada periode waktu tertentu, maka
P = period prevalens rate, adalah total Jumlah kasus pada periode waktu
tertentu dibagi dengan kelompok berisiko pertengahan periode.

Faktor-faktor yg mempengaruhi PR :
1. Parahnya sakit (PR turun)
2. Lamanya sakit (cepat sembuh PR turun)
3. Jumlah kasus baru (tambah kasus PR naik)
4. Pindahnya orang sehat : PR naik
5. Perbaikan Yankes : PR naik
6. Masuknya orang rentan : PR naik
Kegunaan : untuk perencanaan.
Insidens rate :
 kasus pd periode tertentu
IR = XK
 total lamanya waktu setiap
orang dalam kel.berisiko
Pembilang hanyalah kasus baru.
Penyebut adalah total lamanya setiap orang berada dlm keadaan
bebas sakit
Kumulatif Insidens :
 kasus selama periode tertentu
CIR = XK
 orang bebas sakit dalam Kel.
berisiko pada awal periode
Kegunaan :
1. Untuk menentukan penduduk yg menderita dan terancam
2. Untuk penelitian kasus (mencari faktor risiko)
3. Untuk mengetahui faktor penyebab
4. Untuk evaluasi keberhasilan program.
Kasus TBC
1. B S
2. B S R
3. B S
4. B S
5. B M
6. R S

1 Januari th XY 31 Desember thXY

keterangan : B = Kasus baru S = Sembuh


R = Relaps M= mati jumlah penduduk = 300
Jumlah kasus / kejadian baru suatu penyakit
pada kondisi KLB (Kejadian Luar Biasa) X
K
Jumlah penduduk yang terancam

Apabila KLB terjadi serangan 2x maka:


serangan pertama  Primery Attack Rate
serangan kedua  Secondery Attack Rate
 Mengetahui kecepatan dan jangkauan penyebaran suatu
penyakit di suatu wilayah pada saat KLB
 Untuk mengetahui keberhasilan upaya pecegahan dan
penanggulangan KLB
Interpretasi : AR ↗ kecepatan dan jangkauan penyebaran
penyakit tinggi.
Sex ratio: perbandingan jumlah pria dan jumlah wanita x
100%
Bed Occupancy Ratio: jumlah hari perawatan di suatu rawat
inap dalam suatu periode dengan hasil kali jumlah hari
dalam periode yang sama dan jumlah tempat tidur yang
tersedia di unit rawat inap.
BOR:∑ hari perawatan dalam suatu periodex100%
∑ hari dalam periode sama X ∑ tempat tidur
Jumlah kematian karena penyakit tertentu disuatu
wilayah pada periode tertentu x K
jumlah kasus penyakit yang sama pada wilayah dan
periode yang sama
 untuk mengetahui tingkat keganasan suatu penyakit
 Untuk mengetahui efektifitas upaya penaggulangan suatu
penyakit
Interpretasi: CFR ↗: penyakit ganas/ penanggulangan
kurang efektif
Jumlah kematian penduduk pada suatu
wilayah dalam waktu satu tahun xK
Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan
tahun dalam tahun yang sama
Manfaat :
 Petunjuk umum status kesehatan masyarakat
 Menggambarkan kondisi/ tingkat permasalahan penyakit
dalam masyarakat
 Menggambarkan kondisi fisik dan biologik
 Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
CDR↗: status kesehatan,ekonomi, lingk fisik biologi
masyarakat rendah
Jumlah kematian karena sebab tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan periode tahun yang
sama dimana kematian terjadi
∑ kematian ibu akibat kehamilan(hamil,
bersalin nifas selama satu tahun________ x K
∑ kelahiran hidup dalam satu tahun
∑kematian bayi umur ≤ 28 hari
dalam satu tahun dibagi________ ____ x K
∑ kelahiran hidup dalam tahun yang sama
∑ kematian pada golongan umur tertentu x K
∑ penduduk pada pertengahan periode
 Deskripsi tentang perjalanan waktu dan
perkembangan penyakit pada individu,
dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen
kausal hingga terjadinya akibat penyakit,
seperti kesembuhan atau kematian, tanpa
terinterupsi oleh suatu intervensi preventif
maupun terapetik
 Perkembangan suatu penyakit tanpa campur
tangan medis atau bentuk interfensi lainnya
sehingga suatu penyakit berlangsung natural
1. Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai
pedoman penentuan jenis penyakit, misal dalam
KLB (Kejadian Luar Biasa)
2. Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai
perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari
titik potong yang penting dalam upaya
pencegahan penyakit.
3. Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase
paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit,
adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi,
lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang
diharapkan.
1. Tahap Pre-Patogenesa :
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara
pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi
interaksi ini masih diluar tubuh manusia,
dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh
manusia dan belum masuk kedalam tubuh
pejamu
1) Tahap Inkubasi  Masuknya bibit penyakit
kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala
penyakit belum nampak.
Tiap-tiap penyakit mempunyai masa
inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat
seperti influenza, penyakit kolera masa
inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio
mempunyai masa inkubasi 7 - 14 hari, tetapi
ada juga yang bersifat menahun misalnya
kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.
2) Tahap Penyakit Dini  Tahap penyakit dini
dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala
penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh
sakit tetapi sifatnya masih ringan
3) Tahap Penyakit Lanjut / fase klinis
Apabila penyakit makin bertambah hebat,
penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi
melakukan pekerjaan dan jika datang
berobat, umumnya telah memerlukan
perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit  Perjalanan penyakit
pada suatu saat akan berakhir.
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat
berupa:
1. Sembuh sempurna
2. Sembuh tetapi cacat
3. Karier
4. Kronis
5. Meninggal dunia
 Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna,
artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita
penyakit.
 Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh.
Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada
pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik
yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat
mental dan cacat sosial.
 Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala
penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan
bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang,
penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri
pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber
penularan
 Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah,
dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan
yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap
berada dalam keadaan sakit.
 Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh,
tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari
setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.
Fase
Fase
Fase subklinis/ Fase klinis penyembuhan/
suseptibe
asimtomatis Kecacatan/
l
kematian

Masa Masa durasi


inkubasi
Proses induksi Proses promosiProses ekspresi

Awal proses Awal Awal Awal akibat


etiologi/ proses penyakit penyakitperubah
Paparan patologis klinis an status
agen / (penyakit mulai kesehatan/
kausal menjadi tanda kematian
irevelsibel) dan
gejala
Pertemuan XII
Mengambil tindakan terlebihdahulu sebelum
terjadi
Didasarkan pada data/ keterangan yang
bersumber pada analisis epidemiologi/
penelitian epidemiologi
Fase
Fase
Fase subklinis/ Fase klinis penyembuhan/
suseptibe
asimtomatis Kecacatan/
l
kematian

Masa Masa durasi


inkubasi
Proses induksi Proses promosiProses ekspresi

Awal proses Awal Awal Awal akibat


etiologi/ proses penyakit penyakitperubah
Paparan patologis klinis an status
agen / (penyakit mulai kesehatan/
kausal menjadi tanda kematian
irevelsinel) dan
gejala
PREPATOGENESIS PATOGENESIS PASCAPATOGENESIS

Tahap Inkubasi Sembuh


Normal Tahap penyakit dini Cacat
Tahap penyakit lanjut Kronis
Mati
PREPATOGENES PATOGENESIS
IS

Underlaying Condition Early diagnosis and Disability limitatioan


Health promotion Prompt Treatment Rehabilitation
Specific protection

Primordial Primary Secondary Tertiary


preventio preventi prevention Prevention
n on
Pencegahan tingkat awal/ primordial
prevention
 Pencegahan yang ditujukan pada kondisi
langsung yang pada suatu saat dapat
menimbulkan penyakit
 gizi rendah lemak jenuh
 Pengendalian rokok/ aturan larangan
merokok di tempat umum
 Pembatasan kadar alkohol pada minuman
keras
 Pencegahan sebelum sakit/ promosi
kesehatan dan pencegahan khusus
 Perbaikan gizi
 Imunisasi
 Kontrol lingkungan
 Konsul genetika
penyakit Pencegahan primer
Penyakit yang ditularkan melalui susu Pasteurisasi susu untuk mengeliminasi patogen
penyebab penyakit
Penyakit yang ditularkan melalui makanan Penyediaan makanan dan air yang bebas dari
atau air kontaminasi patogen

Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi Imunisasi


Penelusuran kelainan genetik, misalnya skrining
Penyakit dengan abnormalitas genetik dengan tes darah sederhana pada neonatus untuk
mendeteksi fenilketonuria (PKU)

Penyakit metabolism Dapat diatasi dengan mengindari gula dalam diet

Penyakit yang disebabkan oleh merokok Tembakau Modifikasi perilaku (penghentian kebiasaan merokok)
Larangan tayangan iklan sigaret
Label peringatan bahaya merokok pada bungkus sigaret
Penerapan area bebas dari asap rokok
Pengenaan cukai rokok

Trauma otak, fraktura dan cedera lainnya Peraturan penggunaan helm dan sabuk

Penyakit yang ditularkan melalui hubungan Promosi penggunaan kondom untuk seks aman
seks (HIV/AIDS, hepatitis B)
SARS Isolasi dan karantina
Malaria Pengobatan profilaksis malaria
 Dilakukan pada awal masa sakit  diagnosis
dini dan pengobatan yang tepat
 Secreening
 Pencarian dan pengobatan penderita secara
aktif
 Pengobatan sejak dini
 Pasca sakit pencegahan terhadap terjadinya
cacat
 Rehabilitasi
 Fisioterapi
 Pembuatan kaki palsu
 Cangkok jantung
Pertemuan XIII
Pertemuan XIV
 Perubahan distribusi dan faktor faktor
penyebab terkait yang melahirkan masalah
epidemiologi yang baru.
Distribusi dan faktor penyebab:
 Transisi demografi.
 Transisi sosial ekonomi
 Transisi lingkungan
Penurunan angka kematian kasar, kematian
bayi
dan anak balita.
Peningkatan umur harapan hidup
Keberhasilan KB
 proporsi usia balita menurun, meningkatnya
usia remaja/ produktif dan usia lanjut.
 Fertilitas dan mortalitas tinggi 
pertumbuhan penduduk stabil.
 Perkembangan dan kemajuan sosial ekonomi
 angka kematian menurun, dan disusul
penurunan fertilitas.
  akhir transisi keduanya setabil, Net
Reproduktion Rate (NRR) = 1.
 Pasca transisi NRR  < 1
 Angka kematian turun dengan cepat,
Fertilitas menurun cepat  komposisi
penduduk berubah. Angka ketergantungan
usia muda turun sedang usia lanjut
meningkat.
 Angka harapan hidup naik, jumlah penduduk
lansia meningkat  memperpanjang masa
sakit/ angka kesakitan meningkat.
Pembangunan nasional mengarah pada New
Industrial Country
pencemaran lingkungan, urbanisasi, sistem
komunikasi, informasi dan transportasi.
Pola hidup berubah transisi ekonomi sosial
budaya.
Peningkatan mobilitas penduduk  penularan
penyakit
Pertumbuhan ekonomi kecelakaan lalin,
industri/ bahan kimia
Pendapatan meningkat,globalisasi  gaya
hidup berubah
 peningakatan resiko penyakit tidak
menular
 transisi sosial budaya
 Perubahan lingkungan fisik, biologi,
sosialbudaya.
 Ditandai dengan penyediaan air bersih
semakain sulit
 Pencemaran air, tanah, dan udara. Sanitasi
berubah pola penyakit berubah
 Masa praindustri  sanitasi dasar rendah
prevalensi penyakit menular tinggi(infeksi
saluran pencernakan, pernafasan, malaria,
filaria).
 Masa industrialisasi awal (urbanisasi↗)
masalah kesehatan lingkungan perkotaan
◦ Pemukiman kumuh,pencemaran udara dan air,
pengangguran, kriminalitas meningkat.
 Peningkatan prevalensi penyakit tidak
menular
 Swastanisasi bidang kesehatan
 Dalam upaya pemecahan transisi
epidemiologi maka masalah kesehatan masuk
dalam main stream kebijaksanaanan
pembangunan

Anda mungkin juga menyukai