Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

Nama Kelompok :
1. Devi Nur indah Sari (16-187)
2. Dwi Linda Aprilia A (16-150)
3. Vitalia Putri P (16-185)
4. Nabila Cindy A (16-165)
5. M. wahyudi (16-169)
6. Animas Debby S.A (16-168)
7. Nova Firda F (16-123)
8. Liyah Elsa N.C (16-141)
9. Irsalina Nabilah A (16-125)
10. Fara Adibah (16-160)
11. Cirila Aripratiwi (16-161)
12. Evi Nursafitri (16-151)
13. Mila Sari Lestia D (16-117)
14. Wan Sandra Clarista P (16-126)
15. Mila Khanifa (16-145)
16. Faridatul Khasanah (16-180)
17. Miftakhul Sa’adah (16-159)
Menulis populer adalah menulis dengan
kesadaran penuh akan pembaca. Penulisnya
mampu berempati kepada pembaca, tidak
mempersulit atau menyiksa pembaca
 Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik
perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan
bersifat persuasif.
 Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca
agar yang bersangkutan tetap terus membaca
tulisan tersebut sampai selesai.
 Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil
riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data
dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca
umum.
 Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak
menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami
oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
 Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah
kalimat aktif.
 Gaya penulisan tidak baku.
 Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
 Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu
berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan
tindakan tertentu.
1. Menulis populer adalah menulis untuk
pembaca ‘awam’. Karena itu, berempatilah
terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka
dalam memahami tulisan kita, jangan
mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
2. Hindari Istilah Teknis dan Jargon
 Teknis
adalah istilah yang hanya dikenal
dalam disiplin ilmu tertentu
 Contoh: “Tiga Primata Endemik Indonesia
Lahir di TSI Cisarua Bogor”
 Jargon adalah istilah yang hanya berlaku
di lingkungan tertentu (instansi
pemerintah, militer, atau LSM tertentu)
 Contoh:
 ·Satu Cinta Melayani
 · Bumi di Pijak, Tani di Junjung !
3. Hindari Akronim, Kata Asing, atau Serapan
4. Pakailah Kalimat Sederhana
 Dengan pola S-P-O
 Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan beranak-cucu. Makin
panjang kalimat, makin mudah pembaca tersesat. Satu kalimat
maksimal 13 kata.
5. Sajikan Secara Konkret dan Spesifik
6. Jangan memakai pernyataan umum yang tidak jelas
artinya.
7. Hanya Detail yang Relevan
Menulis populer = menulis jelas = (kadang) rinci
atau mendetil. Tetapi, terlalu banyak detail bisa
mengganggu pemahaman atau kelancaran membaca.
Contoh:
“Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah
produktif 142.971 hektare, menyusut sekitar 1.306
hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total
arealnya 144.277 hektare. Tahun 2000 areal sawah
Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan:
“Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah
sekitar 10.000 hektare.”
8. Permudah dengan Analogi
 Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa
disederhanakan dalam analogi yang mudah dicerna
pembaca.
 Contoh:

 Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga


kali lapangan sepakbola.
Kabupaten seluas 17.800 km2 = sekitar separo
Provinsi Jawa Tengah”.
 Mengenali persoalan utama/isu yang dibahas dalam
artikel populer.
 Menentukan signifikansi atau relevansi isu dengan
tulisan yang akan dihasilkan.
 Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan atau
inspirasi dalam menulis
 Membedakan isiartikel populer dengan isi artikel ilmiah
dan buku ilmiah.
Membaca artikel kemudian temukan ide
pokoknya, biasanya ide pokoknya dijumpai di
awal kalimat, di akhir kalimat dan di tengah
kalimat serta di awal dan akhir kalimat, bila
perlu kalimat-kalimat penjelas atau gagasan
pendukungnya diabaikan. Setelah menemukan
ide pokoknya dari masing-masing paragraf,
rangkaikanlah dengan kalimat yang sederhana
dan efektif untuk menjadikannya ke dalam satu
kesatuan pikiran.
1. Scanning wacana
Scanning merupakan salah satu teknik
membaca cepat. Dengan kata lain, membaca
dengan teknik scanning tidak diperlukan cara
membaca secara keseluruhan, yakni dengan
hanya mencari kata kunci atau ide pokok pada
sebuah paragraf.
2. Cara merangkai kesimpulan
Berikut ini cara merangkai kesimpulan yang bisa
dipraktekan:
a. Teknik analogi
Merangkai kesimpulan dengan teknik analogi adalah
cara yang digunakan dengan membandingkan dua hal
yang berbeda serta diperhatikan sisi kesamaannya
b. Teknik generalisasi
Cara menarik kesimpulan dengan menggunakan
teknik generalisasi ini merupakan cara penarikan
kesimpulan dengan mengambil pernyataan secara
umum dari kalimat atau fakta serta penjelasan detail
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai