Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 7

Defnisi
Defisit perawatan diri adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Mukhripah & Iskandar,2014:147).
Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartona,(2000) penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut:
 Faktor predisposisi :
1. Perkembangan
2. Biologis
3. Kemampuan realitas turun
4. Sosial
 Faktor presipitasi
1. Body image
2. Praktik sosial
3. Status sosial ekonomi
4. Pengetahuan
5. Budaya
6. Kebiasaan seseorang
7. Kondisi fisik atau psikis
Tanda dan gejala
Fisik
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya,rendah diri dan merasa hina
Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai normal
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mau mandiri
PATOFISIOLOGI
 Defisit perawatan diri


 Gangguan masalah dalam sosial biologis



Kemampuan realita menurun



Perkembangan yang dapat mendorong perilaku
 Deficit perawatan diri



Gangguan dalam body image praktek sosial status sosial dan ekonomi pengetahuan budaya kebiasaan seseorang

 Isolasi sosial



Menurunnya motivasi perawatan diri



Deficit perawatan diri,mandi,berhias,makan,BAB/BAK.
Rentang respon
 Adaktif Maladaktif
Pola perawatan diri seimbang . Kadang melakukan perawatan Tidak melakukan perawatan saat
kadang tidak stress
Fase- fase
Pada mulanya pasien merasa dirinya tidak berharga lagi,
sehingga mereka tidak aman berhubungan dengan orang
lain. Biasanya pasien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kexemasan dimana-mana, tidak
mungkin mengembangkan kehangatan emosional, dan
hubungan positif dengan orang lain yang melibatakan diri
dengan dalam situasi yang baru. Iya terus berusaha
mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan sehingga rasa
nyaman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
membayangkan nasionalisasi dan mengabulkan realitas dari
pada kenyataan. Keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidak
mampuan dalam mengalami stressor interval atau
lingkungan dengan adekuatnya
Jenis- jenis perawatan diri
 Kebersihan diri
 Kebersihan pakaian
 Kurang memperhatikan makan
 Kurang perawatan diri terhadap toileting
Mekanisme koping
 Regresi
 Penyangkalan
 Isolasi diri, menarik diri
 Intelektualisasi
perilaku
 Perilaku pasien tidak yakin dengan apa yang
diharapkan jika perilaku pasien tidak lazim atau tidak
dapat diperkirakan keluarga. Juga dapat merasa
bersalah atau bertanggung jawab dengan menyakini
bahwa mereka gagal menyediakan kehidupan penuh
cinta dan dukungan pasien bahwah mereka gagal
menyediakan kehidupan dirumah dan dukungan.
Penatalaksanaan
 Meningkatakan kesadaran dan kepercayaan diri
 Membimbing dan menolong pasien merawat diri
 Ciptakan lingkungan yang mendukung

 A.Terapi somatik
 Terapi yang mengarah pada penangangan fisik sudah dilakukan sejak dulu kala bentuk
pengobatan yang dilakukan kepada pasien gangguan jiwa bisa berupa penigkatan,
pengurungan dan minum jamu.
 B. Farmako terapi
 1.Obat anti cemas dan sedatif-hipnotik
 Benzodiazepines
 2. Obat anti depresi
 Heterocyclics
 3. Obat yang menstabilkan mood
 Litium
 Obat antiparkindon


PENGKAJIAN
1. Biologis
2. Kemampuan psikologis turun
3. Sosial
Data fokus
 Penyakit biologis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri
 Gangguan psikologis
 Sosial
Masalah yang akan muncul
 Defisit perawatan diri
 Harga diri rendah
 Risiko isolasi sosial
ANALISIS DATA
 Data yang perlu dikaji
 1. Subjektif
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karna airnya
dingin atau di RS tidak tersedia alat mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin di suapi makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAK/BAB
 2. Objektif
 Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri di tandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit bedaki, dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias di tandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor, dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki) dan tidak berdandan (perempuan)
 Ketidakmampuan makan secara mandiri di tandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri di tandai BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik,
setelah BAB/BAK
POHON MASALAH
 Effect Resiko tinggi isolasi sosial

Cone problem Deficit perawatan diri

 Causa Penurunan kemampuan dan motivasi merawat
diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1. Defisit perawatan diri
Perencanaan
 Pasien SP1P
 A. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
 B. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
 C. Membantu pasien mempraktikkan cara menjaga
kebersihan diri
 D. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

 Keluarga SP1K
 A. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien.
 B. Menjelaskan pengertian tanda dan gejala defisit perawatan
diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
 C. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisitkebersihan diri

 Pasien SP2P
 A. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 B. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
 C. membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
 D. Menganjurkan pasien memasak dalam jadwal kegiatan harian
 Keluarga SP2K
 A.Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien
 B. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
langsung pada pasien deficit perawatan diri
 PASIEN sp3p
 A.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 B. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
 c. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi
yang baik
 D. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan
harian
 Pasien SP4P
 A. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 B. Menjelaskan cara berdandan
 C. Membantu pasien mempraktik
 D. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan
harian pasien
 PASIEN SP5P
 A. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 B. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah
BAB/BAK
 C. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
IMPLEMENTASI
 Implemetasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan ukuran intervensi keperawatan yang di
berikan kepada klien terkait dengan
dukungan,tindakan untuk memperbaiki
kondisi,pendidikan untuk klien dan keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul di kemudian hari.
EVALUASI
 Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP
 S : Subjektif
 Mengambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien
melalui anamneses.
 O :Objektif
 Mengambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien,hasil
leb,dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam fokus untuk
mendukung assessment.
 A : Assesment
 Masalah atau diagnose yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
 P : Planning
 Mengambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment.
Dokumentasi Kasus
 Status mental
 Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
 EKebersihan diri kurang
 Badan bau keringat
 Kuku panjang dan kotor
 Ketidakmampuan berhias/berdandan
 Rambut acak – acakan pakaian kotor dan tidak rapih
 Pada pasien laki- laki tidak bercukur dan pasien wanita tidak berdandan
 Ketidakmampuan makan secara mandiri
 Ketidak mampuan mengambil makan sendiri
 Makan berceceran
 Makan tidak pada tempatnya
 Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri
 BAB/BAK tidak pada tempatnya
 Tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
 Masalah keperawatan
 Defist perawatan diri
Hasil yang di harapkan (pasien dan
keluarga)
 Pasien:
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara
mandiri
 Mampu berhias dan berdandan
 Pasien dapat melakukan makan dengan baik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Keluarga :
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami kurang perawatan diri
Terapi aktifitas kelompok yang sesuai

 Terapi kelompok yang dapat di berikan untuk pasien


dengan masalah defisit perawatan diri adalah:TAK
stimulasi persepsi :perawatan diri
 Sesi I : manfaat perawatan diri
 Sesi II : mejaga kebersihan diri
 Sesi III: tata cara makan dan minum
 Sesi IV: tata cara toileting
 Sesi V : tata cara berdandan

Anda mungkin juga menyukai