Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

PUNAHNYA FLORA DAN


FAUNA DI INDONESIA

Oleh
Kelompok : I
Anggota :
• Hermina R. Dhane
• Maria E. Suhartin
• Mega R. W. Selan
• Oskarius R. Rebo
• Yuliana E. Dhedhe
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara Di Indonesia terdapat sekitar 10% dari
mega biodiverstity tumbuhan berbunga dunia, 12% dari jumlah
(Peringkat 3 dunia, mamalia dunia, 600 spesies reptilian, 1500
setelah Brazil dan Zaire) spesies burung dan 270 spesies amfibia.

Namun selain itu, Pemanfaatan SDH secara terus menerus


kepunahan dari flora dan tidak diimbangi dengan adanya pelestarian
fauna tersebut juga mengakibatkan jumlah populasi flora fauna
dipengaruhi oleh berbagai semakin berkurang hingga mendekati
faktor-faktor lainnya. punah, bahkan ada yang telah punah

Oleh karena itu dalam makalah ini penulis


akan membahas tentang faktor-faktor yang
menyebabkan punahnya flora dan fauna di
Indonesia.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PUNAHNYA FLORA DAN FAUNA
DI INDONESIA
• Kepunahan adalah akhir dari kehidupan suatu
organisme terutama spesies. Kepunahan dapat
terjadi jika individu terakhir dalam suatu
kelompok mati.
• Dalam IUCN (International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources)
Redlist tercatat 723 hewan dan 86 tumbuhan yang
berstatus Extinct (punah). Contoh satwa Indonesia
yang telah punah diantaranya adalah Harimau
Jawa dan Harimau Bali.
Lanjutan ...
• Banyak faktor yang mendorong terjadinya
kepunahan spesies hewan dan tumbuhan di
Indonesia. Meskipun kepunahan adalah proses
alami namun semakin banyak bukti ilmiah
menunjukkan bahwa kegiatan manusia juga
dapat memicu percepatan kepunahan sebuah
spesies.
• Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab
kepunahan flora dan fauna di Indonesia, baik
secara alami maupun campur tangan manusia.
Faktor Alam
 Evolusi dan seleksi alam
 Bencana alam
 Tidak mampu beradaptasi
 Daya regenerasi rendah
 Penyakit
1. Evolusi dan Seleksi Alam

• Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu


populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dari uraian tersebut berarti bahwa berbagai tipe binatang dan
tumbuhan berasal dari tipe-tipe yang sebelumnya telah ada dan
bahwa perbedaannya karena modifikasi dari generasi ke generasi.
• Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh seleksi alam. Seleksi
alam merupakan keadaan dimana alam menyeleksi mahluk hidup
yang dapat bertahan hidup pada suatu wilayah.
• Mahluk hidup yang dapat menyesuaikan diri pada suatu daerah
maka akan dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, sedangkan
mahluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri maka akan
punah atau mungkin berevolusi menjadi spesies baru.
• Dengan berevolusinya suatu spesies menjadi spesies yang baru,
menyebabkan spesies lama tersebut dianggap telah punah.
Contoh hewan langka
yang ada di Indonesia
karena proses evolusi
adalah salah satu jenis
kura-kura Indonesia
yaitu Baning Emas
Sulawesi
(Leucochepalon
yuwonoi). Satwa jenis
reptil ini hanya dapat
ditemukan di Sulawesi
bagian utara dengan
jumlah yang terbatas.
2. Bencana Alam

• Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan


meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus
memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah
tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan
keturunan di bumi.
• Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang
hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar
seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami,
tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka
kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
Hasil studi terbaru (Conservation
Letter), menyatakan bahwa
sebagian populasi Badak Jawa di
TNUK berada dalam jangkauan
Gunung Berapi Krakatau dan
dekat dengan Cekungan Sunda,
lokasi ini merupakan daerah
konvergen lempengan tektonik
yang berpotensi menyebabkan
gempa bumi, dan dapat memicu
terjadinya tsunami.
Dalam studi ini, para peneliti
memproyeksikan jika terjadi
bencana tsunami setinggi 10 meter,
atau sekitar 33 kaki, dapat
mengancam 80 persen area
kawasan taman nasional, dan dapat
berpeluang menyebabkan
kepunahan badak jawa tersebut.
3. Tidak Mampu Beradaptasi

• Beberapa jenis organisme yang telah ada sejak dahulu


rnasih tetap bertahan hingga saat ini karena marnpu
menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan
lingkungan.
• Salah satu faktor yang paling mungkin yang
menyebabkan suatu organisme punah adalah
ketidakmampuannya untuk beradaptasi.
• Organisme yang tidak adaptif (tidak mampu beradaptasi
dengan baik), cenderung tidak siap menghadapi
perubahan lingkungan sehingga berakibat pada kematian
dan berujung pada kepunahan.
Sebagai contoh,
Vestalis luctuosa
merupakan salah satu
spesies capung jarum
yang rentan terhadap
perubahan
lingkungan. Capung
ini berstatus hampir
terancam (near
threatened).
4. Daya Regenerasi Rendah
• Beberapa organisme yang saat ini terancam punah sebagian
besarnya adalah organisme yang memiliki daya regenerasi
yang rendah.
• Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap
berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran,
butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin,
anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan
sebagainya.
• Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan
persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh
berkembang.
• Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya
regenerasi/memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak
dirinya secara signifikan sehingga dapat menyebabkan spesies
tersebut lebih rentan punah dibandingkan dengan spesies daya
regenerasinya tinggi.
Ikan hiu dan pari. Karakteristik biologi ikan hiu dan pari
(elasmobranchii) memiliki laju reproduksi relatif rendah, usia
matang seksual lama dan pertumbuhannya yang lambat. Hal ini
menyebabkan spesies hiu dan pari kini terancam punah. Maka
dari itu hiu dan pari kini resmi dilindungi.

Rafflesia arnoldii juga


memiliki daya regenarasi
yang rendah karena hanya
dapat tumbuh pada batang
liana (tumbuhan merambat)
dari genus Tetrastigma. Dan
masa pertumbuhan bunga
tersebut juga dapat memakan
waktu sampai 9 bulan dan
masa mekar sekitar 5-7 hari,
kemudian bunga raflesia
akan layu dan mati.
5. Penyakit

• Adanya wabah penyakit baik itu secara alami atau buatan


dapat mengancam berbagai tanaman dan spesies hewan.
• Jika suatu spesies tidak memiliki perlindungan alami
terhadap patogen genetik tertentu, penyakit diperkenalkan
dapat memiliki efek yang parah pada species itu dan bisa
berujung dengan menimbulkan kepunahan suatu spesies.
• Sebagai contoh, satwa-satwa terancam punah di Indonesia
seperti harimau sumatera saat ini terancam dengan penyakit
dari canine distemper virus, gajah terancam dengan virus
herpes, sementara badak jawa juga terancam hidupnya oleh
parasit darah.
Faktor Campur Tangan Manusia

 Deforestasi
 Eksploitasi yang berlebihan
 Perdagangan satwa dan tumbuhan
liar atau langka
 Perburuan satwa
 Penebangan liar
1. Deforestasi
• Penggundulan hutan atau deforestasi adalah kegiatan
penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya
dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan, yakni
pertanian, peternakan atau kawasan perkotaan.
• Aktivitas manusia telah memberikan kontribusi untuk
membahayakan spesies. Sebagai contoh, meskipun hutan
tropis mungkin terlihat seolah-olah subur, mereka sebenarnya
sangat rentan terhadap kehancuran. Hal ini karena tanah di
mana mereka tumbuh kurang nutrisi. Mungkin diperlukan
berabad-abad untuk kembali tumbuh bagi sebuah hutan yang
ditebang oleh manusia dan banyak hewan di dunia dan
tanaman yang hidup di hutan-hutan sangat terancam. Jika
tingkat hilangnya hutan terus berlanjut, sejumlah besar spesies
tanaman dan hewan akan hilang.
Contoh lainnya yaitu
punahnya harimau jawa,
Penyebab utama
kepunahan Harimau Jawa
adalah penggundulan
hutan. Pada tahun 1938,
hutan yang menjadi
habitat utama Harimau
Jawa melingkupi 23
persen dari Pulau Jawa.
Tahun 1975, hanya tersisa
8 persen hutan di seluruh
Pulau Jawa.
2. Eksploitasi Yang Berlebihan

• Spesies yang menghadapi eksploitasi yang berlebihan


adalah salah satu yang dapat menjadi sangat terancam
atau bahkan punah berdasarkan tingkat di mana spesies
ini sedang digunakan.
• Contoh kasus eksploitasi yang paling sering terjadi
adalah eksploitasi Hiu (seperti yang terjadi di TPI
Pelabuhan Tanjungan Liar, Lombok). Kepala BRSDM
KKP, M. Zulficar Mochtar mengatakan, praktik
eksploitasi yang masih terus ada di seluruh Indonesia,
semakin mengancam populasi hiu dengan proses yang
sangat cepat. Padahal untuk memulihkan kembali
populasi, diperlukan waktu sangat lama.
3. Perdagangan Satwa dan
Tumbuhan Liar/Langka

• Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari


perdangan satwa dan tumbuhan liar khusunya yang
langka telah mendorong meningkatnya aktivitas
perdagangan satwa dan tumbuhan tersebut. Semakin
langka satwa tersebut maka harganya akan semakin
mahal. Contohnya perdagangan burung, anggrek,
kaktus dan lain-lain.
• Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi
kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang
sudah langka. Tentunya hal ini akan berdampak besar
terhadap kepunahan spesies.
Salah satu contoh kasus yang pernah ditemukan adalah
perdagangan perdagangan burung Kakaktua Jambul Kuning di
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kakaktua jambul kuning
merupakan salah satu spesies yang dilindungi di Indonesia
karena populasinya yang sudah terbatas. Jika hal ini terus
berlanjut, maka dapat berakibat pada punahnya spesies
tersebut.
4. Perburuan Satwa

• Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah


dimulai dari jaman nenek moyang kita. Namun pada
jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk
dikomsumsi.
• Berbeda dengan jaman sekarang, berburu liar tujuan
utamanya tidak lagi untuk dikonsumsi melainkan
untuk di ambil bagian tubuhnya untuk dibuat
kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain- lain, dan
yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar
hanya untuk hobi.
Contohnya adalah punahnya harimau bali. Para ilmuwan dan ahli
menduga harimau Bali telah punah akibat terus diburu oleh orang
yang tak bertanggungjawab. Harimau Bali terakhir yang berhasil
diambil gambar fotonya adalah seekor harimau yang ditembak
mati pada 1925 di Sumbar Kima, Bali Barat. Tim pemburu
harimau Bali saat itu dipimpin oleh Oskar Vojnich. Pada 27
September 1937, ia dinyatakan punah.
5. Penebangan Liar

• Pembalakan/penebangan liar adalah kegiatan


penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang
merupakan bentuk ancaman faktual disekitar
perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin
dari otoritas setempat.
• Lebih dari setengah semua kegiatan penebangan liar
di Indonesia terjadi di wilayah-wilayah konservasi.
• Hal tersebut tentunya akan berakibat pada punahnya
spesies-spesies tumbuhan yang kondisi sebelumnya
telah terancam punah. Selain itu hal ini akan
berdampak pada satwa yang tinggal di dalam areal
pembalakan tersebut
Pembalakan liar pada hutan lindung kapuas. Aksi perambahan
hutan di kawasan hutan lindung tersebut masih terus berlangsung.
Hal tersebut menyebabkan spesies tumbuhan yang diambil dapat
terancam punah. Selain itu,
Yayasan BOS yang selama ini menjaga kawasan tersebut,
menyatakan bahwa pembalakan tersebut juga menyebabkan orang
utan berhamburan ke kebun warga, bahkan saat ini orang utan
hanya tinggal di kawasan hutan yang belum terjamah oleh para
pembalak saja.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai