Anda di halaman 1dari 36

TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH

LUMUT (Bryophyta)

Dibuat oleh:
•Putri Kurnia Ramadhanni (15-259-0006)
•Nur Avinda I.A.S (15-250-0018)
•Apliana Lende (15-250-0019)
•Dhea Rizkytiana. O (15-250-00)
•Farida Ainul Yaqin (15-250-0035)
•Achmad Faried Nugroho (15-250-0048)
• M. Reza Dwi Kurniawan (15-250-0059)
Pengertian Bryophytha (Tumbuhan Lumut)

Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang


relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimeter saja, bahkan ada
yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis
tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial),
walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-
tempat yang basah.
Karakteristik Bryophytha (Tumbuhan Lumut)

• Sel - sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
• Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
• Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
• Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
• Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid.
• Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Klasifikasi Bryophytha (Tumbuhan Lumut)
Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883)
didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan
gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan
Musci.
Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales
(anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur
gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan
dalam kelas tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi
Hepaticae, Anthocerotae, dan Musci.
Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan
dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga
Proskauer (1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida,
Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
Lumut Hati (Hepaticapsida)

Klasifikasi lumut hati:


Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida Lumut hati (Marchantia polymorpha)

Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsida sp
Ciri-ciri:
• Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
• Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti
payung.
• Sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan
meristematik.
• Berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan
fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
• Habitatnya ditempat lembab.
Habitat hidup
Hutan tropis merupakan
tempat hidup lumut hati
dengan keanekaragaman
yang paling besar.

Susunan tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di
bagi menjadi dua kelompok yaitu: lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun. Pada kedua
kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya
berbentuk dorsiventral, yakni tubuh bagian atas
bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di
sebut ventral.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan lumut hati dibagi menjadi 2 antara lain :
a. secara aseksual menggunakan spora dan tunas.
b. secara seksual.
Contohnya Marchantia anteredium terpancang pada permukaan atas,
bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan
berbentuk payung, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9.
Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher
menekuk kebawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju
ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot).
Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal
dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian
terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki
oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai.
Peranan:
• Menahan erosi
• Obat-obatan = Marchantia polymorpha
(obat radang hati)
• Conocephalum conicum, juga termasuk
lumut hati, berfungsi sebagai
antibakteri, antifungi, mengobati luka
bakar dan luka luar.
• Rullania tamarisci, merupakan lumut
hati yang dapat digunakan sebagai obat
antiseptik.
• Fullania tamarisci, merupakan lumut
hati yang digunakan sebagai antiseptik.
• Jenis–jenis lumut gambut dari genus
sphagnum dapat digunakan
sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Marchantia polymorpha
Lumut tanduk (Antheceroptopsida)
Klasifikasi lumut tanduk:
Regnum : Plantae
Division : Antheceroptophyta
Kelas : Antheceroptopsida
Ordo : Antheceroptoceales
Family : Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Spesies : Antheceroptopsida.sp

Lumut Anthoceros sp.


Pengertian

Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah anggota


tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Tumbuhan ini biasa
hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya.

Anthoceros laevis
Ciri-ciri:
1. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
2. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini
berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh
dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut.
3. Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang
berlekuk.
4. Rhizoid berada pada bagian ventral.
5. Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembaban tinggi.
Tempat hidup
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali
disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau
lembab.
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan
tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid yang susunan
talusnya masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu
pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk
ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6
cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Alat Perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk
anteridium dan arkhegonium.
Anteridium terkumpul pada suatu
lekukan sisi atas talus arkegonium juga
terkumpul pada suatu lekukan pada sisi
atas talus. Zigot mula-mula membelah
menjadi dua sel dengan suatu dinding
pisah melintang.
Lumut Daun (Bryopsida sp,)

Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp.

Lumut daun juga disebut


lumut sejati. Bentuk
tubuhnya berupa
tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid),
batang dan daun. Lumut Bryum capillare
Dibedakan menjadi 3 subkelas yaitu :
Sub Kelas Spanobrya = Sphagnidae
Ciri-cirinya :
1. Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan membentuk
gametopora.
2. Gametopora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun daun
dan gametospora tidak mempunyai rizoid.
3. Sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara
kaki dari kapsul. Tidak terdapat peristom pada kapsul
Sub Kelas Andreaobrya : Andreaeaidea
Bangsa ini hanya terdiri dari satu ordo saja yaitu ordo
Andreaeales dan satu famili yaitu famili Andreaeaceae dengan
dua genus yaitu Andreaea Neuroloma.
Ciri-cirinya:
1. Protonema berbentuk seperti batang / pita yang
bercabang
2. Daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
3. Gametangium terdapat pada ujung cabang terdiri
anteridium
dan arkegonium terdapat cabang yang berbeda
4. Sporangium terdiri dari kaki dan kapsul
5. Kolumua diselubungi oleh jaringan sporogen.

Andreaeaidea
Sub Kelas Eurbya : Brydea
Merupakan sub kelas terbesar dari lumut dan
sering dinamakan lumut sejati.
Ciri-ciri:
1. Protonema hampir selalu berbentuk benang
yang bercabang berwarna hijau, protonema
mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna
2. Gametafora selalu dengan jelas dapat
dibedakan antara batang dengan daun-daun.
3. Sporangium terdiri dari kapsul, kaki dan
seta.
Eurbya
Ciri-ciri:

Ciri-ciri yang dimiliki lumut daun yaitu:


• Fase dominannya adalah fase gametofit
• Akarnya belum berupa akar, masih berupa
rhizoid
• Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif
dengan arkegonium yang menghasilkan ovum
dan anteridium yang menghasilkan sperma.
• Mempunyai struktur seperti akar (rizoid) dan
struktur seperti daun.
• Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur
pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
Tempat hidup (habitat)
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami
kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang
pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan lumut ini
tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah
menjadi gambut yang membentuk tanah gambut.
E. Susunan tubuh
Tumbuhan tersusun dari sumbu
(batang), daun, dan rizoid multiseluler.
Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris.
Daun mempunyai rusuk (simetri
radial). Sumbu batang pada lumut daun
biasanya menunjukkan diferensiasi
menjadi epidermis korteks, dan silinder
pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian
ujung batang, sporogonium terdiri dari
kaki, tangkai dan kapsul. Gigi
peristoma terdapat satu atau dua deret
melingkari lubang diujung kapsul.
Perkembangbiakan (reproduksi) lumut daun
Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul
pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada
lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu
jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang
bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan
arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini
sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal
ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung
menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya
pecah. Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium
yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi.

Eubryause Acrocarpi
Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema.
Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat
dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul
rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan
membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup
diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-
kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel
piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut.
Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut tersusun
seperti rumpun. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung
cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada
yang berumah dua. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang
terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Pada
sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan
dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai
pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah
kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat
khusus.
Peranan lumut daun
a). Fungsi
• Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
• Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
• Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapas, jika Spagnum
ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga
kelembaban tanah.
b). Manfatat
Lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat,
meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji
klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk
obat diare atau sakit perut dengan cara direbus. Sementara dari
marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan
mata.
Reproduksi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
Pada reproduksi tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran
keturunan secara teratur antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n).
Generasi sporofit menghasilkan spora,sedangkan generasi gametofit menghasilkan
gamet jantan dan gamet betina. Gametofit merupakan generasi yang dominan
dalam siklus hidup tumbuhan lumut.
Reproduksi generatif dilakukan melalui perkawinan antara gamet jantan dan
gamet betina.
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.
b. Membentuk pundi kuncup (gemma cup).
Metagenesis pada tumbuhan lumut digambarkan pada skema berikut:
Pada siklus hidup lumut, fase generatif yaitu
tumbuhan lumut penghasil gamet, lebih mendominasi.
Ciri-ciri fase yang mendominasi pada metagenesis
tumbuhan yaitu wujud yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pada lumut, wujud yang sering kita
jumpai adalah semacam tumbuhan kecil berdaun hijau.
Fase itulah yang lebih dominan. Perhaikan pula bagan
berikut ini.
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan
berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul
gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma
berflagella (antherezoid dan spermatozoid).
Kesimpulan
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil,
tubuhnya hanya beberapa milimeter golongan tumbuhan tingkat rendah yang
filogenetiknya lebih tinggi daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya
sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan
sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk
embrio.
Tumbuhan lumut mempunyai ciri-ciri secara umum, diantaranya yaitu:
• Tumbuhan kecil, mempunyai talus (akar, batang dan daun sukar dibedakan)
• Genussi dominan adalah gametofit
• Sporofit kekal melekat pada gametofit
• Gametofit Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun
• Ada yang mempunyai jasad taloid seperti piring yang pipih secara dorsiventral
• Daun tiada kutikel berlilin dan batang tiada berkas vaskular
• Tumbuhan gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar yang disebut
rizoid.
Tumbuhan lumut di klasifikasikan menjadi 3 macam yaitu:
• Lumut daun (Bryopsida sp)
• Lumut hati (hepaticopsida)
• Lumut tanduk (Antheceroptopsida)
Tumbuhan lumut mempunyai peran untuk kehidupan yang diantaranya yaitu:
• Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis
karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan
yang lain.
• Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir.
• Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang
hati, menghilangkan racun akibat gigitan ular.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Vi Telur
    Bab Vi Telur
    Dokumen41 halaman
    Bab Vi Telur
    Friskihari
    Belum ada peringkat
  • Metode Penelitian
    Metode Penelitian
    Dokumen7 halaman
    Metode Penelitian
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Softskillshardskills 2
    Softskillshardskills 2
    Dokumen3 halaman
    Softskillshardskills 2
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Softskills Hardskills
    Softskills Hardskills
    Dokumen2 halaman
    Softskills Hardskills
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen18 halaman
    Chapter II
    Larissa Risky Amalia
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Aditya Susanto Hadiputra
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra
    Dokumen11 halaman
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Mets
    Mets
    Dokumen21 halaman
    Mets
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi PDF
    Naskah Publikasi PDF
    Dokumen12 halaman
    Naskah Publikasi PDF
    AdeliaNantasya
    Belum ada peringkat
  • Amphibi
    Amphibi
    Dokumen20 halaman
    Amphibi
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Okra 1
    Okra 1
    Dokumen109 halaman
    Okra 1
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen16 halaman
    Naskah Publikasi
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Telur
    Bab Vi Telur
    Dokumen11 halaman
    Bab Vi Telur
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen39 halaman
    Bab Ii
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Laporan Bioteknologi Peternakan
    Laporan Bioteknologi Peternakan
    Dokumen24 halaman
    Laporan Bioteknologi Peternakan
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Biosel Re
    Biosel Re
    Dokumen10 halaman
    Biosel Re
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • OKRA
    OKRA
    Dokumen17 halaman
    OKRA
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    Dokumen5 halaman
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bioetanolbuahsalak
    Bioetanolbuahsalak
    Dokumen5 halaman
    Bioetanolbuahsalak
    Anggra Retno
    Belum ada peringkat
  • Ikanmasrevised PDF
    Ikanmasrevised PDF
    Dokumen84 halaman
    Ikanmasrevised PDF
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Makalah Rumen
    Makalah Rumen
    Dokumen22 halaman
    Makalah Rumen
    DwiiAddena
    Belum ada peringkat
  • Sampul Bioetanol
    Sampul Bioetanol
    Dokumen1 halaman
    Sampul Bioetanol
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Lisosom
    Lisosom
    Dokumen1 halaman
    Lisosom
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Capppp Asin
    Capppp Asin
    Dokumen20 halaman
    Capppp Asin
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Lisosom
    Lisosom
    Dokumen18 halaman
    Lisosom
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dokumen8 halaman
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dokumen30 halaman
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Ureter
    Ureter
    Dokumen1 halaman
    Ureter
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Dna
    Dna
    Dokumen12 halaman
    Dna
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat