Anda di halaman 1dari 27

Pajak

Pajak utama di Indonesia dipungut di tingkat


nasional. Pengecualian pada pajak kendaraan
bermotor dan pajak pembangunan.

Tipe utama dari Perpajakan

a. Pajak Pendapatan Badan Usaha


b. Pajak Pendapatan Individual
Pajak Pendapatan Badan Usaha
• Berbagai Perusahaan di suatu negara merupakan subjek pajak dari
pendapatan di negara tersebut. Perusahaan dengan investasi asing harus
membayar pajak pendapatan badan usaha berdasarkan sumber
pendapatan Indonesia.
• Pajak pendapatan badan usaha dihitung dari pendapatan dikurangi
pengurangan tertentu. Setiap pajak asing dibayarkan oleh perusahaan
yang mungkin digunakan untuk mencicil jumlah pajak pendapatan yang
harus dibayarkan kepada Indonesia.
• Kerugian pajak dapat diperhitungkan untuk 5 tahun sebagai pengimbang
terhadap keuntungan pada tahun-tahun tersebut. Beberapa jenis industri
diperbolehkan untuk meneruskan kerugian tersebut sebagai pengimbang
terhadap keuntungan di atas 8 tahun.
• Cabang perusahaan asing dikenai pajak hanya pada keuntungan yang
berasal dari kegiatan yang dilakukan di Indonesia.
• Tarif pajak badan usaha dengan pendapatan melebihi 100 juta rupiah
adalah 30%. Tarif ini merupakan tarif pajak badan usaha paling tinggi.
Tarif pajak spesial yang berlaku untuk badan usaha
yang spesifik :

Perusahaan petrolium : 30-45%


Perusahaan pertambangan umum : 30-45%
Perusahaan geotermal : 34%
Perusahaan konstruksi : 2%
Perusahaan design konstruksi /supervisi / konsultan : 4%
Perusahaan pemboran asing : 5.6%
Perusahaan pelayaran/ekspedisi internasional :2.64%
Pajak pendapatan individual

• Wajib pajak penduduk Indonesia merupakan subjek pajak pada


pendapatan negara. Individu dianggap penduduk jika mereka berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, jika dalam tahun pajak
kalender, mereka tinggal di Indonesia dengan maksud untuk tinggal atau
memenuhi persyaratan waktu yang dibutuhkan dalam perjanjian pajak
yang berlaku.
• Pendapatan pekerja, biaya direksi dan pendapatan usaha dikombinasikan
dengan penghasilan lainnya dan dikenakan pajak pada tarif yang
diterbitkan.
• Dividen yang dibayarkan kepada individu, bunga, sewa, dan royalti yang
dipotong pajak 15%.
Potongan Biaya
• Potongan standar : 5 % dari pendapatan kotor untuk pendapatan max Rp 1.296.000/tahun
• Iuran dana pensiun : sampai Rp 432.000/tahun
• Tunjangan pribadi Rp 2.880.000 dengan penambahan tunjangan bagi yang sudah menikah, anggota
keluarga (jumlah bervariasi).
• Potongan bisnis untuk wirausaha.
• Potongan lainnya seperti asuransi jiwa dan kesehatan tertentu, pemberian dan donasi.

Tarif
Pendapatan 100-200 juta : 25 %
Pendapatan di atas 200 juta : 35%
Wajib pajak bukan penduduk : datar 20%

Pajak Lainnya
Pajak pertambahan nilai (10%)
Pajak barang mewah (10-75%)
PBB (0.5%)
Pajak kendaraan
Jamsostek
Pajak pergantian
Bea cukai
Materai
Pajak Intensif
Pajak intensif akan diberikan kepada perusahaan yang baru didirikan penduduk
berinvestasi dalam jenis usaha tertentu atau daerah. Yang termasuk pajak ini yaitu
:

a. Percepatan amortisasi dan depresiasi


b. Potongan pajak untuk periode 10 tahun
c. Suatu pemotongan dividen mengurangi tarif pajak 10% kecuali tarif yang
diberikan dalam perjanjian pajak yang relevan lebih rendah
d. Tunjangan investasi 5%/tahun selama 6 tahun
e. Restrukturisasi hutang perusahaan
f. Pembebasan sebagian pajak untuk pendapatan yang dihasilkan dari
penghapusan hutang dan opsi untuk membayar pajak penghasilan tersebut
dengan angsuran
g. Pembebasan pajak penghasilan untuk transfer aset kepada kreditur untuk
penyelesaian utang, jika semua aset yang ditransfer dengan nilai buku
h. pembebasan pajak penghasilan untuk konversi hutang menjadi modal, jika nilai
dari ekuitas ditransfer adalah sama dengan jumlah utang
Pajak Pertambangan di Indonesia

Pajak pertambangan di Indonesia meliputi tiga area bisnis


yaitu minyak dan gas, geotermal dan pertambangan umum.
Sebagai sumber keuangan, pajak dibutuhkan untuk
pendapatan nasional dalam memenuhi belanja tahunan
Negara. Pendapatan nasional dibagi menjadi dua grup yaitu
pajak pusat dan pajak daerah.
Pajak pusat ditarik oleh pemerintah pusat, yaitu :

• Pajak pendapatan
• Pajak pertambahan nilai dan pajak atas barang mewah
• Pajak tanah
• Materai
• Bea masuk
Pajak daerah ditarik oleh pemerintah daerah,
yaitu:

• Pajak kendaraan bermotor


• Pajak kepemilikan kendaraan bermotor
• Pajak konstruksi hotel dan restoran
• Pajak bumi dan bangunan
• Pajak hiburan
• Pajak periklanan
• Pajak rumah tangga
• Pajak jalan
• Perbaikan pajak mendasar di Indonesia telah dilakukan diawal 1980an, meliputi
hampir seluruhnya pendapatan, konsumsi dan properti. Tujuan pengenalan
sistem pajak terbaru adalah untuk meningkatkan pendapatan, netralisasi
ekonomi, penyederhanaan administrasi dan prosedur pajak, meningkatkan
pendapatan yang bersumber dari penghapusan beberapa pengecualian dan
pengistimewaan pada pelaksanaan sistem pajak sebelumnya.

• Sebelum undang-undang pajak pendapatan saat ini, pendapatan didefinisikan


sebagai manfaat ekonomi yang diterima dari pembayaran pajak, individual
ataupun badan usaha. Beberapa item pendapatan pada operasi pertambangan
termasuk tetapi tidak dibatasi untuk beberapa pendapatan dibawah ini:

• Keuntungan kotor dari bisnis


• Grain dari penjualan atau pemindahan property, termasuk keuntungan yang
diterima dari perusahaan tambang, dari distribusi properti kepada pemegang
saham, termasuk distribusi sebagai hasil dari liquidasi
• Bunga
• Deviden, dengan nama dan bentuk apapun yang dibayar oleh badan usaha
• Royalti
• Sewa property
Tarif pajak pendapatan perusahaan/badan usaha dijelaskan dalam UU no.10
Tahun 1994 tentang perubahan UU no. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan
sebagaimana telah diubah menjadi UU no.7 Tahun 1991.

1. Tarif pajak pendapatan perusahaan (%)


2. Pemotongan pajak pendapatan. Perusahaan, kantor pemerintah dan lembaga
lainnya dibutuhkan untuk membayar pemotongan pajak pendapatan pada
pendapatan jenis tertentu. Pada deviden, bunga dan royalty dan jasa, tariff
pajak :
– Pegawai tetap 15 %
– Pegawai tak tetap 20%
3. Depresiasi (tarif)
– 5 % untuk bangunan permanen (waktu penggunaan 20 tahun)
– 10% untuk bangunan sementara (waktu penggunaan 10 tahun)
4. Amortisasi pada aset tak berwujud
Straight line Declining balance
• Kelompok 1 (penggunaan 4 tahun) 25 % 50%
• Kelompok 2 (penggunaan 8 tahun) 12.5% 25%
• Kelompok 3 (penggunaan 16 tahun) 6.26 % 12.5%
• Kelompok 4 (penggunaan 20 tahun) 5% 10%
Sistem Pajak Pertambangan
• Penemuan sumber daya baru termasuk minyak, batubara dan mineral lainya
telah mempengaruhi banyak negara untuk menyiapkan revisi sistem pajak.
Sistem ini merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor
sebelum mereka pindah ke bisnis mineral di luar negeri.
• Pada industry minyak dan gas, kompensasi kerugian tidak diterbitkan karena
kontraktor bekerja berdasarkan pengaturan kontrak bagi hasil untuk menerima
penggantian biaya. Perusahaan minyak dan gas dikenai pajak dengan tarif sesuai
kontraknya.
• Untuk geotermal, penetapan kontrak operasi bersama telah diperkenalkan. Tiap
perusahaan geotermal membayar 34% total pajak termasuk didalamnya pajak
pendapatan.
• Pada pertambangan umum, kontraktor bekerja berdasarkan Kontrak Karya atau
PKP2B yang mana membayar pajak sesuai sistem yang berlaku. Tiga kelompok
sistem pajak yang telah diperkenalkan yaitu:
• UU pajak (ordonansi) tahun 1925 untuk Kontrak Karya Generasi
pertama dan kedua
• UU pajak no.7 tahun 1983 untuk Kontrak Karya Generasi ketiga sampai
kelima
• UU pajak no.1 tahun 1994 untuk Kontrak Karya Generasi keenam dan
ketujuh.
• Pemerintah mempertahankan iklim investasi yang kondusif dengan
memperkenalkan ketentuan pajak yang ditetapkan dalam dokumen Kontrak
Karya.
• Dalam kontrak ini menyatakan “Perusahaan tidah harus menjadi subjek pajak
lainnya, tugas, pungutan, kontribusi, beban atau bebas. Sekarang atau
selanjutnya atau dikenakan atau didekati oleh pemerintah selain yang
ditetapkan dalam Kontrak Karya.
Perpajakan
• Prinsip umum yang penting dari UU Indonesia adalah bahwa Kontrak Karya atau
PKP2B mempunyai status UU yang spesial, yaitu kondisi kontrak
mengesampingkan UU yang umum berlaku.
• Wajib pajak yang melakukan kegiatan penambangan di bawah KP adalah
subjek pajak indonesia yang berlaku umum, rezim peraturan KP tidak
menentukan aturan pajak yang berbeda.

Walaupun izin investasi di Indonesia dan pajak pertambangan yang relatif


mudah, perhatian dalam penataan investasi di industri pertambangan harus
dilakukan. Alasat untuk itu mencakup :
• Sebuah Perusahaan hanya dapat mempunyai 1 Kontrak Karya.
• Pemerintah sangat bergantung pada pajak penghasilan dan PPN sebagai
sumber pendapatan pajak
• Saat sikap Pemerintah terhadap investasi asing umumnya positif,
dokumen izin perusahaan dan izin investasi cenderung menjadi sangat
spesifik
• Indonesia telah menandatangani perjanjian pajak dengan berbagai
negara.
Pendaftaran pajak

• Perusahaan asing harus mendaftarkan pajak agar


memperoleh nomor pendaftaran pajak (NPWP).
• Registrasi pajak harus dilakukan dalam satu bulan
dari perusahaan memulai kegiatan usahanya.
• Untuk tujuan pajak badan usaha, perusahaan harus
mendaftar pajak di kantor pajak PMA, Jakarta dan
juga wajib mendaftar di kantor pajak lokasi site
tambang berada.
• Sebagai tambahannya, perusahaan juga harus
mendaftar ke Kementerian Perdagangan.
Pembukuan dalam US$

• Peraturan perpajakan Indonesia memungkinkan perusahaan-


perusahaan tertentu, termasuk perusahaan pertambangan
yang bergerak di bawah kerangka kerja Kontrak Karya, untuk
menyelenggarakan pembukuan dalam mata USD untuk
mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pajak.
• Transaksi didominasi dalam mata uang selain USD dikonversi
ke dolar USD dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal ransakti dilakukan.
• Pengembalian pajak pendapatan perusahaan tahunan harus
disiapkan dalam rupiah dan konversi laporan keuangan dari
USD ke rupiah berdasarkan nilai tukar yang ditetapkan oleh
Pra kontrak biaya kerja
Pemegang saham perusahaan KK biasanya akan dikenakan biaya signifikan
sebelum perusahaan KK berdiri dan penandatanganan KK . Biaya sebelum
penggabungan pengeluaran ini dapat ditransfer dari pemegang saham kepada
perusahaan KK sebagai penangguhan biaya pra operasi dan dapat diklaim
sebagai pengurang dalam perhitungan pajak penghasilan badan usaha KK ini
dengan cara diawali amortisasi dari periode di mana produksi dimulai.

Biaya ini harus diaudit oleh akuntan publik dan disetujui oleh departemen
pertambangan dan energi dan Dirjen Pajak.

Ada sejumlah masalah perpajakan yang akan dibahas dalam kaitannya dengan
pengalihan sebelum penggabungan pengeluaran perusahaan, PPN tertentu dan
kewajiban pajak penghasilan. Hal ini sangat penting bahwa sebelum
penggabungan pengeluaran
merupakan subjek pada perencanaan yang tepat dan hati-hati untuk
memastikan manfaat pajak maksimum dapat diperoleh dari pengeluaran.
Aktiva Tetap

Aktiva tetap di wilayah kontrak dapat didepresiasikan baik


dengan metode Diclining Balance atau metode Straigh Line.
Tingkat depresiasi ditentukan dalam KK dan umumnya
dipercepat, dengan peralatan yang paling didepresiasikan
dengan umur efektif 8 tahun. Depresiasi setahun penuh
diperbolehkan pada tahun pertama penggunaan.
Infrastruktur aset seperti bangunan, jalan, jembatan,
pendidikan dan fasilitas kesehatan juga didepresiasikan.
Aset ini harus diperhitungkan secara individual daripada
kolam biaya yang tidak didepresiasikan.
Group of Asset Life Time Rates of Depreciation &
Amortization
Straigh Line Diclining Balance
Non building or intangible asset
Group 1 2 years 50% 100%
Group 2 4 years 25% 50%
Group 3 8 years 12.5% 25%
Group 4 10 years 10% 20%
Building
Permanent 20 yeats 10% -
Non-permanent 10 years 20% -
• Grup 1 : furniture dan peralatan yang terbuat dari kayu/rotan;
kendaraan bermotor; peralatan kantor, alat khusus untuk industri
atau service tertentu, peralatan dapur dan mesin penerangan
untuk industri makanan dan minuman.

• Grup 2 : furniture Dan peralatan yang terbuat dari logam; AC,


komputer, printer, scanners, mobil, bis, truk, kontainer; peralatan
untuk konstruksi, kendaraan berat untuk transportasi, gudang,
peralatan komunikasi dan telekomunikasi

• Grup 3 : mesin untuk tambang umum, minyak dan gas; alat berat;
dermaga dan kapal untuk transportasi dan komunikasi dan aset
lainnya yang tidak termasuk dalam kategori lainnya.

• Grup 4 : mesin berat untuk konstruksi, lokomotif, jalan rel, kapal


dan dermaga.
Pengeluaran sebelum produksi

Biaya yang dikeluarkan sebelum produksi dengan masa


penggunaan lebih dari satu tahun harus dikapitalisasi untuk
amortisasi baik Diclining Balance atau metode Straigh Line,
produksi telah dimulai.
Saat umur penggunaan dari pengeluaran kurang dari 1 tahun,
biaya ini harus dibebankan pada tahun terjadinya beban.
Ini akan menimbulkan kerugian pajak yang dapat dibawa ke
masa depan. Dalam prakteknya, banyak perusahaan
memperlakukan semua pengeluaran sebagai memiliki umur
penggunaan lebih dari satu tahun
Beban Bunga

Beban bunga yang dibayarkan atas modal pinjaman dikurangi


rasio hutang terhadap ekuitas tidak melebihi :
5:1 untuk investasi hingga 200 juta dollar
8:1 untuk investasi di atas 200 juta dollar
dan bunga tidak melebihi tarif yang tersedia secara komersial.
Saat bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman luar
negeri, pemegang pajak akan menjadi wajib pajak dengan
pemberlakuan pajak yang relevan.
Kompensasi kerugian

Sesuai ketentuan dalam KK, rugi fiskal dapat dikompensasikan


hingga 8 tahun dan diperhitungkan secara first-in, first-out.
Rugi fiskal tidak dapat dilakukan kembali.
Pajak Penambahan Nilai (PPN)

Perusahaan pemegang KK ditunjuk sebagai kolektor PPN oleh


kas negara. Ini berarti bahwa PPN membayar langsung ke kas ,
bukan kepada pemasok.
Selama tahap pra-produksi dari KK, perusahaan akan tidak
akan mengeluarkan PPN , mengumpulkan dan membayar
semua PPN kepada pemerintah. Perusahaan dapat
mengklaim kembali PPN secara tahunan. Dalam rangka untuk
menerima pengembalian dana perusahaan harus menjalani
pemeriksaan pajak menyeluruh.
Semua pembayaran PPN dalam mata uang rupiah. Di
perusahaan dengan pembukuan dolar AS, hal ini dapat
menimbulkan risiko nilai tukar dan harus hati-hati dikelola.
Impor peralatan modal

• KK generasi ke-7 memberi pembebasan dari bea masuk. PPN


dan pajak penghasilan atas impor peralatan modal sesuai
dengan hukum yang berlaku. Perkecualian dari hukum umum
dan perencanaan yang cermat dianjurkan untuk mengambil
keuntungan dari setiap pengecualian tersebut
• Di mana perusahaan telah impor peralatan modal bebas PPN
dan bea masuk, jika perusahaan tidak mengekspor kembali
peralatan, itu dapat dikenakan PPN dan bea masuk pada saat
nanti.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai