Anda di halaman 1dari 25

PENYAKIT MENULAR

dr. Kharina Febrianti


ARGARAYA MEDIKA
• Penyakit menular adalah segala jenis
penyakit yang dapat menular dari orang satu
ke orang lainnya, baik melalui kontak, fekal-
oral, seksual, ataupun pertukaran cairan
tubuh.
JENIS-JENIS PENYAKIT MENULAR
YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. Hepatitis B
2. Sifilis
3. Tuberkulosis (T B C)
1. Hepatitis B
• Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati/ liver yang
disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
• Di Indonesia sendiri, hasil R I S K E S D A S pada 2015
menunjukkan penderita hepatitis di Indonesia
mencapai 28 juta orang.
• 50% berpotensi untuk menjadi kronis.
• 10 % dari risiko kronis tersebut akan mengalami
sirosis atau bahkan kanker hati.
Cara Penularan Hepatitis B
Gejala Hepatitis B
1. Kehilangan nafsu makan.
2. Mual dan muntah.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata
yang menguning).
5. Gejala lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala.
Diagnosis Hepatitis B
• Dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan darah,
yakni tes antigen dan antibodi untuk virus hepatitis
B, serta pemeriksaan darah untuk melihat fungsi
hati.
• Ada tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi
untuk hepatitis B, yakni
– hepatitis B surface antigen (HbsAg),
– hepatitis B core antigen (HbcAg),
– antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg).
Pencegahan Hepatitis B
• Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis B adalah
dengan melakukan vaksin.
• Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga
kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1 bulan,
dan pada saat anak berusia 3-6 bulan.
• Orang dewasa dari segala usia pun dianjurkan untuk
menerima vaksin hepatitis B.
Risiko tinggi tertular Hepatitis B : (!!!)
– Orang yang memiliki lebihdari satu pasangan seksual.
– Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks
dengan pengguna obat suntik.
– Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus
hepatitis B.
– Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.
– Penderita penyakit hati kronis.
– Penderita penyakit ginjal.
Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi
risiko terkena Hepatitis B di antaranya adalah:

– Berhenti atau jangan menggunakan obat-obatan terlarang.


– Hindari berbagi penggunaan barang seperti sikat gigi,
anting-anting, ataualat cukur.
– Waspadalah saat ingin menindik ataumenato tubuh.
– Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali
Anda yakin pasangan Anda tidak memiliki hepatitis B atau
penyakit kelamin menular lainnya.
2. Sifilis/ Raja Singa
• Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri bernama Treponema
pallidum.
• Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual
(IMS).
• Umumnya, infeksi ini menyebar melalui
hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Penularan Sifilis
• Hubungan intim :
• Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks vaginal, anal,
maupun oral.
• Pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya
melalui darah.
• berbagi jarum juga bisa menularkan infeksi
penyakit ini,
• baik pada pengguna narkoba suntik
• penyuka seni merajah tubuh, misalnya tato dan
menindik telinga.
Gejala pertama sifilis muncul sekitar tiga
minggu setelah bakteri memasuki tubuh.
Infeksi sifilis terbagi menjadi empat
tahapan utama, antara lain:
1. Sifilis Primer
2. Sifilis Sekunder
3. Sifilis Laten
Bakteri Penyebab Sifilis 4. Sifilis Tersier
Skrining Sifilis
Pencegahan Sifilis
• Setia dengan pasangan merupakan cara paling ampuh
untuk mencegah infeksi sifilis.
• Penggunaan kondom bisa dilakukan sebagai langkah
pengamanan alternatif dalam upaya mengurangi risiko
penularan sifilis, terutama di kalangan pekerja seksual.
• Jangan berhubungan seksual secara oral, vagina, maupun
anal hingga pengobatan sifilis selesai dilakukan dengan
siapa pun.
• Jangan pernah berbagi jarum suntik dengan orang lain.
Anda disarankan untuk selalu memakai jarum yang telah
disterilkan.
• Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, penting bagi
ibu hamil, terutama yang memiliki riwayat terjangkit
sifilis sebelumnya untuk melakukan tes darah guna
mendeteksi sifilis.
• Tes ini biasanya dilakukan ketika usia kehamilan berada di
antara tiga sampai lima bulan dan akan diulang secara
berkala apabila hasilnya positif.
3. Tuberkulosis
• Tuberkulosis adalah penyakit menular paru-paru yang
disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
• Penyakit ini ditularkan dari penderita TBC aktif yang batuk dan
mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang
sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit
ini.
• TBC termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan
kematian di dunia.
• Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia
termasuk dalam 6 besar negara dengan kasus baru TBC
terbanyak.
Penyebab dan Faktor
Resiko Tuberkulosis (T B C)
• Terdapat sejumlah orang yang memiliki risiko
penularan TBC yang lebih tinggi. Kelompok-kelompok
tersebut meliputi:
• Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti
pengidap HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang sedang menjalani
kemoterapi.
• Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
• Perokok.
• Pecandu narkoba.
• Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif,
misalnya petugas medis atau keluarga pengidap.
Gejala TBC
• TBC memiliki gejala-gejala klasik yang umumnya
berupa:
• Batuk-batuk yang bisa menjadi batuk berdahak. Batuk
ini berlangsung selama 21 hari atau lebih.
• Batuk yang mengeluarkan darah.
• Dada yang terasa sakit saat bernapas atau batuk.
• Tidak nafsu makan.
• Penurunan berat badan.
• Demam dan menggigil.
• Berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
• Kelelahan.
Pemeriksaan Penunjang TBC
• Rontgen dada.
• Tes Mantoux (Pada anak-anak).
• Tes darah.
• Tes dahak.
Pengobatan dan Pencegahan
Tuberkulosis (T B C)
• Penyakit yang tergolong serius ini dapat
disembuhkan jika diobati dengan benar. Pengobatan
yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi
beberapa jenis antibiotik dalam jangka waktu
tertentu.
• Sementara langkah utama untuk mencegah
TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin).
Terimakasih
dr. Kharina Febrianti

Anda mungkin juga menyukai