Anda di halaman 1dari 47

PRESENTASI KASUS HIPERTENSI URGENSI

Disusun Oleh :
Faishal Anwar 1102013105
Kartika Widyanindhita Kusumawati 1102013145
Tuty Fajaryanti 1102013291
Pembimbing :
dr. Elvrida, Sp.JP
Identitas
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor RM : 395XXX
Umur : 42 tahun
Alamat : Pinang Ranti
Agama :Islam
Status pernikahan : Menikah
Status pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesa

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan


alloanamnesis pada tanggal 14 September 2018
di Instalasi Gawat Darurat RS TK II
MOH RIDWAN MEURAKSA
Keluhan Utama

Nyeri kepala berat seperti diremas


sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sakit diseluruh


kepala berat seperti diremas sejak 1 minggu
SMRS. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri
ulu hati disertai mual, muntah disangkal. Pasie
n sudah sempat berobat ke puskemas dan klin
ik namun keluhan tidak berkurang. Pandangan
kabur disangkal, pandangan ganda disangkal. B
AK & BAB normal nafsu makan normal
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit Hipertensi (+)


Riwayat penyakit Diabetes Melitus disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat Alergi & Sosio –
Ekonomi
Alergi = Disangkal

Sosioekonomi = Pasien ting


gal bersama keluarganya

Riwayat Keluarga ada yang


Keluarga terdiagnosis peny
akit serupa ( oran
g tua)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

GCS : 15
TB : 160 cm
BB : 60 kg
Tekanan Darah : 181/118 MmHg
Nadi : 105x/mnt
Suhu : 36.7 C
Pernafasan : 28
Sp.O2 : 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normosefal, rambut distribusi
merata dengan warna normal

Mata : bentuk kedua bola mata normal


dan simetris, palpebra tidak edema, skl
era tidak ikterik, konjungtiva tidak ane
mis, injeksi konjungtiva -/-, refleks cah
aya langsung +/+, refleks cahaya tak lan
gsung +/+, pupil bulat isokor dengan dia
meter ± 3 mm
Pemeriksaan Fisik
Telinga : pinna normal, kanalis auditus ekst
erna normal, tidak ada secret

Toraks : tidak ada kelainan bentuk thorax,


tidak tampak massa

Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing


-/-

Jantung : BJ I II Normal reguler, Murmur


(-), Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Datar, Bising usus dalam batas nor
mal, Supel, nyeri tekan (-)

Genetalia : tidak diperiksa


Kulit : tidak ditemukan ikterus,tugor normal

Ekstremitas : ekstremitas superior dekstra da


n sinistra tidak
tampak deformitas, gerakan aktif, normotonus,
tidak ada
sianosis, aktral hangat, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Tatalaksana

IVFD RL 10 tpm
Inj. Ranitidin 1amp / 12 jam
Captopril 2x25 mg
Adalat Oros 1x20 mg
PCT 3x500 mg
Sucralfat 3x1C
Prognosis

Quo ad Vitam : dubia


Quo ad Fungsional : dubia
Quo ad Sanationam: dubia
Follow Up
tang S O A P
gal
15/9 Pusing (+) KU: TSS, CM HT Ur IVFD RL 20 tpm
/18 , Mual (+), TD: 150/90 gensi Inj. Ranitidin 1amp
10.20 Muntah (- mmHg Dispe / 12 jam
), Nyeri U HR: 98x/mnt psia Captopril 2x25 mg
lu Hati (+) RR: 20x/mnt Adalat Oros 1x20 m
minimal Sh: 36,5 C g
PCT 3x500 mg
Sucralfat 3x1C
Follow Up
tang S O A P
gal
16/9 Pusing (+) be KU: TSS, HT Ur IVFD RL 20 tpm
/18 rkurang, Mua CM gensi Inj. Ranitidin 1amp
10.20 l (-), Muntah TD: 150/ Dispe / 12 jam
(-), Nyeri Ul 90 mmHg psia Captopril 2x25 mg
u Hati (-) HR: 90x/ Adalat Oros 1x20 m
mnt g
RR: 20x/ PCT 3x500 mg
mnt Sucralfat 3x1C
Sh: 36,5
C
Follow Up
tang S O A P
gal
17/9 Pusing (+), M KU: TSS, HT Ur IVFD RL 20 tpm
/18 ual (+), Munt CM gensi Inj. Ranitidin 1amp
13.00 ah (-), Nyeri TD: 150/ Dispe / 12 jam
Ulu Hati (-) 90 mmHg psia Ranitidine tab 2x15
HR: 98x/ mg
mnt Captopril 2x25 mg
RR: 20x/ Adalat Oros 1x20 m
mnt g
Sh: 36,5 PCT 3x500 mg
C Sucralfat 3x1C
Follow Up
tang S O A P
gal
18/9 Pusing (-), M KU: TSS, HT Ur Ranitidine tab 2x15
/18 ual (-), Munt CM gensi mg
13.00 ah (-), Nyeri TD: 150/ Dispe Captopril 3x25 mg
Ulu Hati (-) 90 mmHg psia Adalat Oros 1x20
HR: 98x/ mg
mnt PCT 3x500 mg
RR: 20x/ Sucralfat 3x1C
mnt
Sh: 36,5
C
Tinjauan Pustaka
Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan Menurut WHO (2011) batas
meningkatnya tekanan normal tekanan darah
darah sistolik lebih besar adalah kurang dari atau
dari 140 mmHg dan atau 120 mmHg tekanan sistolik
diastolik lebih besar dari dan kurang dari atau 80
90 mmHg pada dua kali mmHg tekanan diastolik.
pengukuran dengan Seseorang dinyatakan
selang waktu lima menit mengidap hipertensi bila
dalam keadaan cukup tekanan darahnya lebih
istirahat/tenang. dari 140/90 mmHg
Stadium hipertensi yang mencerminkan beratnya penyakit, menurut The Joint
National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure (JNC-VII) tahun 2003 hipertensi dibedakan berdasarkan Tekanan
Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah Diastolik (TDD) sebagai berikut:
Definisi Krisis Hipertensi

Krisis hipertensi adalah suatu


keadaan klinis yang ditandai oleh
tekanan darah yang sangat tinggi
(tekanan darah sistolik ≥180 mmHg
dan atau diastolik ≥120 mm Hg yang
membutuhkan penanganan segera.
Klasifikasi Krisis Hipertensi

Hipertensi darurat Hipertensi mendesak


emergency hypertension urgency hypertension
kenaikan tekanan darah mendadak kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ≥180 mm Hg dan/atau (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik
diastolik ≥120 mm Hg) dengan ≥120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
kerusakan organ target yang target yang progresif atau minimal.
bersifat progresif, sehingga Sehingga penurunan tekanan darah bisa
tekanan darah harus diturunkan dilaksanakan lebih lambat, dalam hitung
segera, dalam hitungan menit jam sampai hari.
sampai jam.
Klasifikasi Krisis Hipertensi
Dikenal beberapa istilah berkaitan Hipertensi refrakter
dengan krisis hipertensi antara 01 respons pengobatan tidak memuaskan dan TD > 200/11
lain: 0 mmHg, walaupun telah diberikan pengobatan yang ef
ektif (triple drug) pada penderita dan kepatuhan pasie
n.
Hipertensi akselerasi
02 TD meningkat (Diastolik) > 120 mmHg disertai dengan
kelainan funduskopi KW III. Bila tidak diobati dapat b
erlanjut ke fase maligna.
Hipertensi maligna
03 penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik> 1
20 – 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disert
ai papiledema,peninggian tekanan intrakranial kerusak
an yang cepat dari vaskular, gagal ginjal akut, ataupun
kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi ensefalopati
04 kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan keluhan
sakit kepala yang sangat, perubahan kesadaran dan ke
adaan inidapat menjadi reversible bila TD diturunkan.
ETIOLOGI Krisis Hipertensi
PATOFISIOLOGI
Arteri normal pada individu normotensi akan mengalami dilatasi atau kontriksi
dalam merespon terhadap perubahan tekanan darah untuk mempertahankan
aliran (mekanisme autoregulasi) yang tetap terhadap vascular beeds sehingga
kerusakan arteriol tidak terjadi. Pada krisis hipertensi terjadi perubahan
mekanisme autoregulasi pada vascular beeds (terutama jantung, SSP, dan
ginjal) yang mengakibatkan terjadinya perfusi.

Akibat perubahan ini akan terjadi efek lokal dengan berpengaruhnya


prostaglandin, radikal bebas dan lain-lain yang mengakibatkan nekrosis
fibrinoid arteriol, disfungsi endotel, deposit platelet, proliferasi miointimal,
dan efek siskemik akan mempengaruhi renin-angiotensin, katekolamin,
vasopresin, antinatriuretik kerusakan vaskular sehingga terjadi iskemia organ
target.

Jantung, SSP, ginjal dan mata mempunyai mekanisme autoregulasi yang dapat
melindungi organ tersebut dari iskemia yang akut, bila tekanan darah
mendadak turun atau naik. Misalkan individu normotensi, mempunyai
autoregulasi untuk mempertahankan perfusi ke SSP pada tekanan arteri rata
rata.
PATOFISIOLOGI

Mean Arterial Pressure (MAP) = Diastole + 1/3


(Sistole - Diastole)
Pada individu hipertensi kronis autoregulasi bergeser kekanan
pada tekanan arteri rata-rata (110-180mmHg). Mekanisme
adaptasi ini tidak terjadi pada tekanan darah yang mendadak
naik (krisis hipertensi), akibatnya pada SSP akan terjadi
endema dan ensefalopati, demikian juga halnya dengan
jantung, ginjal dan mata.
PATOFISIOLOGI H
I
P
E
R
T
E
N
S
I

E
M
E
R
G
E
N
S
I
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Pemeriksaan
Darah Penunjang
rutin, BUN, creatinine,
elektrolit.

urine Sangkaan kelainan renal


Urinalisa dan kultur urine. IVP, Renal angiography
( kasus tertentu ), biopsi
renal ( kasus tertentu ).
EKG
12 Lead, melihat tanda
iskemi. Menyingkirkan kemungkinan
tindakan bedah neurologi
Foto Thorax Spinal tab, CAT Scan.
apakah ada oedema paru
( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana ).
Penatalaksanaan

Penurunan tekanan darah

Pengobatan target organ


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi urgensi

Penderita dengan hipertensi urgensi tidak


memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Sebaiknya penderita ditempatkan diruangan
yang tenang, tidak terang dan TD diukur
kembali dalam 30 menit. Bila TD tetap masih
sangat meningkat, maka dapat dimulai
pengobatan. Umumnya digunakan obat-obat
oral anti hipertensi dalam menggulangi
hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup
memuaskan.
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti
hipertensi yang efektif survival
penderita hanyalah 20% dalam 1 tahun.
Kematian sebabkan oleh uremia (19%),
gagal jantung kongestif (13%), cerebro
vascular accident (20%), gagal jantung
kongestif disertai uremia (48%), infrak
Miokard (1%), diseksi aorta (1%).

Prognosis menjadi lebih baik berkat


ditemukannya obat yang efektif dan
penanggulangan penderita gagal ginjal
dengan analisis dan transplantasi ginjal.
PEMBAHASAN
Bagaimana menegakkan diagnosis Hipertensi Urgensi pada Pasien in
i?
Pasien datang dengan keluhan sakit diseluruh kepala berat seperti diremas
sejak 1 minggu SMRS. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri ulu hati disert
ai mual, muntah disangkal. Pasien sudah sempat berobat ke puskemas dan k
linik namun keluhan tidak berkurang. Pandangan kabur disangkal, pandangan
ganda disangkal. BAK & BAB normal nafsu makan normal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 181/118 mmHg. Pada pemeriksaan EKG didapatkan tan
da iskemi.
Apa saja yang menjadi masalah pada
pasien?
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah yang dapat me
nimbulkan keluhan nyeri kepala dan mual.
Bagaimana pemberian penatalaksanaa
n pada pasien?
Penatalaksanaan pada pasien dilakukan secara farmakologis dan non farm
akologis. Secara farmakologis diberikan IVFD RL sebagai penambahan cair
an tubuh secara parenteral. Pemberian obat anti hipertensi pada pasien did
asarkan pada diagnosis kerja hipertensi urgensi karena pasien tidak menunj
ukkan tanda-tanda kerusakan organ target. Pasien diberikan Adalat Oros 1x
20mg sebagai pilihan pertama dan diberikan kombinasi dengan Captopril 2x
25mg agar penurunan tekanan darah rapat berlangsung lebih cepat. Diberik
an juga inj. Ranitidin 1amp/12 jam, Sucralfat 3x1C, dan PCT 3x500mg, untu
k mengatasi gelaja simptomatik pasien.
Bagaimana prognosis pada pasien?
Prognosis pada pasien ini bonam jika segera diobati dengan
penanganan yang tepat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai