Slide Mini Project Helda

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 39

Mini Project

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU PENGGUNA POSYANDU BALITA TERHADAP KINERJA KADER DI
POSYANDU WILAYAH KELURAHAN BASIRIH SELATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN DAN IMPLEMENTASI UKM DI PUSKESMAS PEKUMAN BANJARMASIN

Oleh
dr. Helda Inggriawita

Pembimbing
dr. Yoqa Warda

PUSKESMAS PEKAUMAN
DINAS KESEHATAN BANJARMASIN
Juni, 2018
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar belakang
Puskesmas merupakan salah satu unsur dalam
kerangka tatanan atau sistem kesehatan nasional yang
harus dapat memenuhi tujuan pembangunan
kesehatan, yaitu untuk mencapai kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal .
Menurut Undang-Undang (UU) nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan menekankan pentingnya upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan
yang bermutu bercirikan melakukan hal yang benar
secara benar (doing the right things right).
Salah satu sasaran target dari mutu pelayanan
kesehatan adalah Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelolah dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
pelayanan kesehatan dasar.
Pelaksanaan posyandu diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sudah dilakukan pembentukan lebih dari 250.000
posyandu di tingkat desa dalam 25 tahun terakhir,
namun sudah tersebarnya posyandu secara
kuantitas belum tentu dibarengi dengan kualitas
pelayanan yang baik, disini perlu peran kader dan
partisipasi masyarakat.
Secara nasional status gizi anak diberbagai
daerah di Indonesia masih menjadi masalah. Ada
tidaknya masalah gizi anak disuatu daerah tidak
jauh dari kontribusi peran kader Posyandu.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemantauan pertumbuhan balita maka Kementrian
Kesehatan membuat rencana strategi tahun 2015-2019 yaitu
membuat kebijakan dan strategi indikator yang harus di capai oleh
Kementrian Kesehatan yaitu balita gizi buruk mendapat perawatan
sebesar 100% dan cakupan penimbangan balita di Posyandu
sebesar 85%
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016
• Balita gizi buruk
Indonesia mendapat perawatan 100% (tercapai)
• Cakupan penimbangan balita di Posyandu
Indonesia 72,4% (belum tercapai)
Kalimantan Selatan 68,7% (belum tercapai)
Masih banyak cakupan penimbangan balita di
Posyandu yang belum tercapai dapat disebabkan
oleh belum optimalnya dukungan para pemangku
kepentingan di berbagai tingkat, rendahnya
kapasitas kader, belum optimalnya kualitas
pelayanan Posyandu, serta belum tersedianya dana
operasional Posyandu.
Penelitian yang dilakukan oleh rahmadiliyani
dan Meililiyanie (2012) menunjukkan bahwa salah
satu faktor yang menyebabkan ibu balita enggan
berkunjung ke Posyandu yaitu peran kader
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Gambaran Tingkat Kepuasan
Ibu Penggunan Posyandu Balita Terhadap Kinerja Kader di
Posyandu Wilayah Kelurahan Basirih Selatan dalam Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Implementasi
UKM di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.

• Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas,
dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian, yakni
Bagaimana gambaran tingkat kepuasan ibu penggunan
Posyandu Balita terhadap kinerja kader di Posyandu wilayah
kelurahan Basirih Selatan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan implementasi UKM di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin?
• Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan ibu penggunan
Posyandu Balita terhadap kinerja kader di Posyandu wilayah kelurahan
Basirih Selatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan
implementasi UKM di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan Posyandu Balita di kelurahan Basirih Selatan yang termasuk
wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin
2. Mengidentifikasi kinerja petugas Posyandu Balita di Kelurahan Basirih
Selatan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin
3. Dibahasnya prioritas masalah oleh Kepala Puskesmas dan penanggung
jawab UKM di bidang Posyandu guna meningkatkan mutu pelayanan
UKM Puskesmas Pekauman Banjarmasin
• Manfaat Penelitian
 Bagi Peneliti
Untuk memenuhi tugas mini project dalam masa kerja
sebagai dokter Internsip di Puskesmas Pekauman
Banjarmasin
 Bagi Instansi Terkait Dinas Kesehatan Banjarmasin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
bagi Dinkes terkait mutu pelayanan Posyandu
 Bagi Instansi Puskesmas
1. Mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat yang ada
di wilayah kerjanya.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana
usulan kegiatan UKM guna meningkatkan mutu pelayanan
Posyandu Balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Mutu Pelayanan Kesehatan
 Definisi
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa kesehatan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi.

• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Sesuai dengan Permenkes No 75 Tahun 2014, Puskesmas memiliki
peran sebagai gerbang pertama yang diharapkan bisa memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif, tidak
hanya melakukan pelayanan kepada perseorangan tetapi juga kepada
masyarakat yang lebih luas. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi
tugas utama puskesmas yang berfokus kepada upaya pencegahan dan
promosi kesehatan masyarakat. UKM juga mendorong partisipasi
masyarakat untuk terlibat dalam penigkatan kesehatan masyarakat.
 UKM tingkat pertama di Puskesmas terbagi menjadi :
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial:
 Pelayanan Promosi Kesehatan
 Pelayanan Gizi
 Pelayan KIA-KB
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan


merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan
atau bersifat ekstensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, dan potensi sumber daya
yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
• Posyandu
 Definisi
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelengaraan
pembangunan kesehatan guna memperdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Sasaran
Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah
bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan
Pasangan Usia Subur.
 Tujuan
 Tujuan Umum
 Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
 Tujuan Khusus
 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan
AKI,AKB, dan AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI,AKB, dan
AKABA.
 Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,AKB,dan AKABA
 Fungsi
Posyandu memiliki fungsi sebagai berikut :
 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam
alih informasi dan keterampilan dari petugas
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat
dalam rangka mempercepat penurunan AKI,AKB,
dan AKABA.
 Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI,AKB, dan AKABA.
 Manfaat
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk berbagai pihak, yaitu :
o Bagi masyarakat
 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI,AKB,dan
AKABA.
 Memperoleh layanan secara professional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
 Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan
pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.

o Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat


 Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang
terkait dengan penurunan AKI,AKB, dan AKABA.
 Dapat mewujudkan aktualisasi diriya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI,AKB,dan
AKABA.
o Bagi Puskesmas
 Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer.
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
 Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

o Bagi sektor lain


 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dalam upaya
penurunan AKI,AKB,dan AKABA sesuai kondisi setempat.
 Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tugas,pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
 Kegiatan
Dalam pelaksanaannya posyandu memiliki 2 kegiatan:
 Kegiatan Utama
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
 Ibu hamil.
 Ibu nifas dan menyusui
 Bayi dan Anak balita
 Keluarga Berencana (KB)
 Imunisasi
 Gizi
 Kegiatan Pengembangan Tambahan
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Kelas Ibu Hamil dan Balita
 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian Luar Biasa (KLB),
 Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
 Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)
 Program diverifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
perkarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA)
 Kegiatan ekonomi produktif
 Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN), Tabungan Masyarakat (Tabumas)
 Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL)
 Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
 Pembedayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
 Kader
 Definisi
Berdasarkan Permendagri Nomor 19 Tahun 2011
menyatakan kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelanggarakan
kegiatan posyandu secara sukarela

 Peran Kader dalam Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat


 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa untuk memberikan
penyuluhan kepada masyarakat.
 Mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan di Posyandu
 Menggali/menghimpun kemampuan masyarakat untuk dapat
melengkapi kebutuhan-kebutuhan Posyandu antara lain dukungan,
sarana, pemikiran, dan lain-lain.
 Peran Kader dalam Posyandu
 Sebelum hari buka Posyandu
 Saat hari buka Posyandu
 Sesudah Hari buka Posyandu
 Mutu Pelayanan dan Kinerja Kader
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata- rata serta penyelenggaraannya sesuai
dengan standart dan kode etik profesi.
Mutu pelayanan yang baik akan memberikan
kepuasaan yang akhirnya berdampak pada kunjungan
selanjutnya. Tingkat kepuasan ini digunakan untuk
melihat gambaran persepsi pengguna jasa pelayanan
terhadap mutu pelayanan, kinerja petugas pemberi
pelayanan, keterampilan dan kecepatan petugas
menanggapi keluhan pengguna jasa.
BAB III
LADASAN TEORI
Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Kinerja merupakan tolak ukur untuk menilai
keberhasilan suatu pelayanan kesehatan. Melalui
kinerja , individu dalam hal ini petugas maupun kader
Posyandu, diharapkan dapat menunjukan
profesionalisme secara nyata dengan kemampuan
pribadi yang mereka miliki, motivasi dan dukungan yang
diterima dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat
kerja yang pada akhirnya berdampak pada kualitas
hidup masyarakat
Berdasarkan teori di atas, kerangka konseptual
pada penelitian ini menjelaskan variabel- variabel yang
akan diamati melalui penelitian yang dilakukan. Dari
uraian di atas dapat dibuat skema penelitian sebagai
berikut:
Kinerja Kader Posyandu

Kepuasaan Ibu Pengguna


Posyandu

Mutu Pelayanaan dan Implementasi Upaya


Kesehatan Mayarakat (UKM)

VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT
BAB IV
METODE PENELITIAN
 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan pendekatan studi Cross Sectional, yaitu suatu
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan sekaligus pada suatu waktu yang sama.

 Populasi Dan Sample


o Populasi
Populasi dalam penilitian ini adalah semua ibu pengguna
posyandu balita serta kader yang datang ke Posyandu di wilayah
kelurahan Basirih Selatan
o Sample
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple
Random Sampling, yaitu penelitian mengambil sampel yang
diinginkan. Dari setiap Posyandu sebanyak 1 orang kader dan 5 ibu
pengguna Posyandu Balita.
 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
 Lembar isian data dasar dan /inform Consent
 Lembar kuisioner masing- masing 3 lembar untuk kader dan
ibu pengguna Posyandu.

 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat
(dependent) dan variabel bebas (independent). Variabel
bebas pada penelitian ini adalah kinerja kader Posyandu
Balita di wilayah Kelurahan Basirih Selatan, sedangkan
variabel terikat berupa mutu pelayanan UKM pada program
posyandu balita.
 Definisi operasional
Definisi Oprasional Alat dan cara Hasil Ukur Skala ukur
Kinerja Kader Posyandu Hasil suatu pekejaan yang Dengan menggunakan kusioner Dengan skor penilaian Ordinal
dilakukan sesuai dengan tugas dan yang terdiri dari 18 pertanyaan. 18-35 = kinerja buruk
fungsi kader posyandu Dengan tiga pilihan jawaban, 36-54 = kinerja baik
yaitu: Pilihan jawaban selalu
diberi nilai 3;
Pilihan jawaban kadang-kadang
diberi nilai 2;
Pilihan jawaban Tidak diberi
nilai 1.
Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu Terpenuhinya harapan dan Dengan menggunakan kuesioner Dengan skor penilaian Ordinal
keinginan ibu pengguna Posyandu. yang terdiri dari 18 pertanyaan 18-26 = sangat tidak
Dengan tiga pilihan jawaban memuaskan
Selalu = 3 36-44 = memuaskan
Kadang- kadang = 2 45-54 = sangat memuaskan
Tidak = 1

Mutu Pelayanan Pelayanan kesehatan yang Ordinal


menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan
rasa puas pada diri setiap pasien
 Tekhnik Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden. Setelah menemukan responden, peneliti memberi penjelasan kepada calon
responden mengenai tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian, dan cara
pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi,
responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
responden.

 Cara Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan
disajikan dalam bentuk tabel.

 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di 6 Posyandu di wilayah Kelurahan Basirih Selatan yaitu :
1. Posyandu TS VII tanggal 7 April 2018
2. Posyandu TS VI tanggal 16 April 2018
3. Posyandu TS IX tanggal 19 April 2018
4. Posyandu TS VIII tanggal 21 April 2018
5. Posyandu TS X tanggal 25 April 2018
6. Posyandu TS XI tanggal 28 April 2018
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi balita berdasarkan laporan bulanan
bulan April tahun 2018 di kelurahan Basirih Selatan
sebanyak 351 orang. Sedangkan jumlah kader
posyandu di kelurahan Basirih Selatan berdasarkan
laporan bulanan untuk bulan April tahun 2018
adalah 30 orang.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling, yaitu
peneliti mengambil sampel secara acak sampai
didapatkan jumlah sampel yang diinginkan
distribusi responden penelitian

Posyandu Jumlah responden


Kader Ibu Pengguna Posyandu
TS VII 1 5
TS VI 1 5
TS IX 1 5
TS VIII 1 5
TS X 1 5
TS XI 1 5
Total Responden = 36 orang
Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden kader Posyandu
balita di Kelurahan Basirih Selatan

No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%)


1. Usia responden
21-30 tahun 1 17%
31-40 tahun 3 50 %
41-50 tahun 2 33%

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Adjad dalam puspasari


(2002) menemukan bahwa sebagian besar kader yang aktif di Posyandu
berumur 25 tahun.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1999) yang
menyebutkan bahwa usia dini merupakan usia yang produktif dan belum
terjadi penurunan daya ingat, sehingga aakan lebih mudah menerima dan
memahami informasi baru yang diberikan
No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%)

2. Pendidikan terakhir
SD 0 0%
SMP 1 17%
SMA 4 66%
Sarjana (Diploma) 1 17%
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kader sudah
cukup untuk menerima tugas- tugas sebagai kader. Penelitian
Hartoyo,dkk (2000 yang dikutip oleh puspasari, 2002) menyebutkan
bahwa sebaiknya kader minimal berpendidikan SMP karena memiliki
kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk menjalankan tugas
sebagai kader.
Hal ini sejalan dengan pendapat Koplmen (1986, yang
dikutip oleh sihite 2005) bahwa pendidikan mempunyai efek 10-15%
terhadap kinerja seseorang.
Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ibu-ibu
pengguna Posyandu balita di Kelurahan Basirih Selatan.
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Usia responden
≤ 20 tahun 1 3%
21-30 tahun 11 37%
31-40 tahun 13 44%
50. tahun 4 13%
≥ 50 tahun 1 3%
2. Pendidikan terakhir
SD 3 10%
SMP/Sederajat 13 44%
SMA/Sederajat 10 33%
Sarjana/ Diploma 4 13%
3. Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 28 93%
Swasta/Wiraswasta 2 7%
Distribusi kader berdasarkan tingkat kerja

No Tingkat kinerja Frekuensi Persentase


(%)
1. Buruk - -
2. Sedang 1 17%
3. Baik 5 83%

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kinerja petugas


posyandu dalam kategori kinerja baik yaitu 5 orang (83%).
Kinerja individu dikatakan baik jika tujuan dari suatu
pekerjaan itu dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan
sesuatu yang baik yang dapat dirasakan oleh orang lain.
distribusi frekuensi dan persentase dari Kepuasan Ibu Pengguna
Posyandu

No Tingkat Kepuasan Frekuensi Persentase


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Memuaskan - -
3 Memuaskan 6 20%
4 Sangat memuaskan 24 80%

Pelayanan dan perilaku kader merupakan faktor yang sangat


berpengaruh terhadap tingkat kepuasan ibu pengguna Posyandu.
Kepuasan yang dirasakan ibu pengguna Posyandu merupakan suatu
bentuk evaluasi terhadap kinerja suatu posyandu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2002),
yaitu ada hubungan anatara mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan
klien. Hasil pelayanan yang baik maka tingkat kepuasan klien tinggi.
Peneliti memberikan beberapa pertanyaan terbuka
kepada kader. Dari hasil jawaban kader rata-rata mereka
telah menjadi kader selama lebih dari tiga tahun. Kendala
atau masalah yang sering mereka temui saat pelyanan
posyandu adalah kurangnya tingkat kesadaran masyarakat
untuk membawa anaknya ke Posyandu dan kurangnya
peran RT dalam mengajak warga ke Posyandu .
Saran dari kader untuk Puskesmas adalah adanya
pihak yang bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan posyandu, serta
diadakan penyuluhan kepada kader mengenai system
kegiatan di posyandu agar mereka memiliki pengetahuan
yang sama dalam menjalankan program.
Selain itu, peneliti juga memberi beberapa pertanyaan
terbuka kepada responden, sebagian besar responden
menyatakan bahwa kendala selama pelaksanaan posyandu
adalah waktu pelaksanaan posyandu yang terlalu siang,
kurangnya penyediaan obat-obatan untuk balita sakit, serta
kurangnya penyuluhan di Posyandu.
Saran dari ibu pengguna posyandu untuk puskesmas
agar pelaksanaan posyandu berjalan semakin lebih baik
adalah disediakannya obat-obatan sehingga apabila ada
balita sakit dapat diberi pengobatan yang sesuai dan
jadwal pusyandu dapat di laksanakan lebih pagi, serta
diadakannya penyuluhan lebih sering di Posyandu.
BAB VI
PENUTUPAN
 Kesimpulan
 Dari 6 orang kader Posyandu yang menjadi responden, usia
terbanyak berada dalam rentang usia 31 tahun sampai 40 tahun
sebanyak 3 orang (50%), sedangkan unuk pendidikan terakhir
terbanyak adalah SMA (66%)
 Dari 6 orang kader yang menjadi responden, 5 orang (83%)
memiliki tingkat kinerja yang baik.
 Dari 30 orang ibu pengguna posyandu yang menjadi responden,
usia terbanyak berada pada rentang usia 31-40 sebanyak 13 orang
(44%), pendidikan terakhir responden yang terbanyak adalah SMP
yaitu 13 orang (44%) dan mayoritas responden merupakan ibu
rumah tangga yaitu 28 orang (93%)
 Dari 30 orang ibu pengguna posyandu yang menjadi responden, 24
orang (80%) menyatakan pelayanan posyandu sangat memuaskan.
 Saran
 Diharapkan kepada Puskesmas sebagai dasar
pelaksanaan pembinaan kader agar memberikan
penyuluhan secara berkesinambungan dan berkualitas
kepada kader agar dapat meningkatkan kinerja sebagai
pelaksanan guna meningkatkan kualitas pelayanan
Posyandu
 Diharapkan bagi petugas kesehatan bisa berkerjasama
dengan kader Posyandu untuk menjadwalkan rutin
kegiatan seperti penyuluhan tentang kesehatan balita
agar ibu-ibu hamil memiliki pengetahuan yang memadai
dalam merawat dan memperhatikan kesehatan serta
tubuh kembang anak mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Bina Usaha Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Permenkes No.75 tahun 2014 tentang
Puskesmas. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI;2014.H.16-40.
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;h. 3-4, 29-31.
3. Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta : Erlangga.
4. Pohan, Imbalo S. 2006. Jminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar Pengertian. Jakarta : Keisaint Blanc.
5. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Depkes : Jakarta
6. Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. 2014. Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Dinkes Provinsi Sumatera Utara.
7. Razak N. 2013. Sekitar 35 Juta Balita Masih Beresiko jika Target Angka Kematian Anak Tidak Tercapai. UNICEF Indonesia :
Jakarta.
8. Ismarawati DN. 2010. Kader Posyandu: Peranan dan Tantangan Pemberdayaan dalam Usaha Peningkatan Gizi Anak di
Indonesia. Vol. 13 No. 04 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
9. Kementrian Kesehatan RI.2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Depkes: Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI.2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Depkes: Jakarta.
11. Rahmadiliyani N, Meililiyanie. 2012. Analisa Faktor-faktor yang Menyebabkan Keengganan Ibu Balita Berkunjung ke
Posyandu di Desa Jingah Habang Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Vol. 4 No. 2 Media Sains.
12. Departemen Kesehatan RI. 2009. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan
Desa Siaga. Jakarta.
13. Aidha Z. 2010. Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli
Serdang. Sumatera Utara: Fakultas Keperawatan
14. Puskesmas Pekauman. Laporan Tahunan Puskesmas Pekauman 2017. Banjarmasin: 2017.
15. Puspasari, A. 2002. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu di Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Institut Pertanian Bogor.
16. Parinduri, J.S.2009. Tingkat Kepuasan Pasien Immobilisasi dalam Pemenuhan Pelaksanaan Personal Higiene oleh Perawat
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU.
17. Muninjaya, A.A. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi:2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai