Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1

Anggota :
1. Alifah Rahma W W
2. Alsyahri Mutiara Nabila
3. Ana Safitri Dewi
4. Anantasya Tirna Saputri
5. Anisa Nur Rahmah
6. Aprilia Eka
7. Arenike Rezma V
8.Arsita Tedjaningtyas
9. Atik Nur Apriyanti
10. Atika Nur Fadhila
11. Ayu Dwi Setiani
12. Chintya Dewi M
13. Cut Puja Rizky T
14. Dany Laksmi
15. Deila Tiara Sari
16. Dewi Kurnia Ramadhani
Pengertian

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang


memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang
tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-
sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker
menurun drastis (Sunaryati, 2011).
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena
rusaknya system kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga
dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti
penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan
kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi oportunistik
lainnya (Sunaryati, 2011).
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium menurut Mansjoer (2000), dapat dilakukan dengan


dua cara :
a. Cara langsung yaitu isolasi virus dari sampel. Umumnya dengan
menggunakan microskop elektron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi
antigen virus adalah dengan polymerase chain reaction (PCR). Penggunaan PCR
antara lain untuk ;
1) Tes HIV pada bayi karena zat anti dari ibu masih ada pada bayi
sehingga menghambat pemeriksaan serologis.
2) Menetapkan status infeksi pada individu seronegatif
3) Tes pada kelompok rasio tinggi sebelum terjadi sero konversi
4) Tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA untuk rendah.
b. Cara tidak langsung yaitu dengan melihat respon zat anti spesifik tes,
misalnya :
1) ELISA, sensitivitas tinggi (98,1-100%), biasanya memberikan hasil
positif 2-3 buah sesudah infeksi. Hasil positif harus di konfirmasi dengan
pemeriksaan Western Blot.
2) Western Blot, spsifitas tinggi (99,6-100%). Namun, pemeriksaan
ini cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam. Mutlak
diperlukan untuk konfirmasi hasil pemeriksaan ELISA positif.
3) Imonofivoresceni assay (IFA)
4) Radio Imuno praecipitation assay (RIPA)
2. Pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosa dan melacak virus HIV
a. Status imun
1) Tes fungsi sel CD4
2) Sel T4 mengalami penurunan kemampuan untuk reaksi terhadap
antigen
3) Kadar imunoglobutin meningkat
4) Hitung sel darah putih normal hingga menurun
5) Rasio CD4 : CD8 menurun
3. Complete Blood Covnt (CBC)
Dilakukan untuk mendeteks adanya anemia, leukopenia dan thrombocytopenia
yang sering muncul pada HIV.
4. CD4 cell count
Tes yang paling banyak digunakan untuk memonitor perkembangan penyakit
dan terapi yang akan dilakukan.
5. Blood Culture
6. Immune Complek Dissociaced P24 Assay
Untuk memonitor perkembangan penyakit dan aktivitas medikasi antivirus.
7. Tes lain yang biasa dilakukan sesuai dengan manifestasi klinik baik yang general
atau spesifik antara lain :
a. Tuberkulin skin testing
Mendeteksi kemungkinan adanya infeksi TBC.
b. Magnetik resonance imaging (MRI)
Mendeteksi adanya lymphoma pada otak
c. Spesifik culture dan serology examination (uji kultur spesifik dan scrologi)
d. Pap smear setiap 6 bulan
Mendeteksi dini adanya kanker rahim.

Anda mungkin juga menyukai