Anda di halaman 1dari 26

SGD 8

Khairunisa Nasution
Dwi Ariska
Ilham Dalimunthe
Skenario
• Lembar 1
Seorang wanita, 35 tahaun datang dengan
gatal dan disertai bercak-bercak kemerahan di
seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu.

• Lembar 2
Bercak kenmerahan awalnya muncul di dada,
kemudian meluas ke seluruh tubuh, tangan dan
kaki.
Sambungan

Riwayat demam dan sakit menelan sebelum


lesi di sangkal. Seminggu sebelumnya
pasien mengkonsumsi obat pereda nyeri
yang dibeli di apotek (panadol). Riwayat
menderita keluhan yang sama sebelumnya
di sangkal.
Terminologi
Identifikasi Masalah
• Seorang wanita 35 tahun dengan kluhan
gatal dan bercak kemerahan di seluruh
tubuh sejak 2 hari yang lalu.
• Awalnya muncul didada, kemudian
keseluruh tubuh dan kaki.
• RPO : Paracetamol (panadol) 1 minggu yang
lalu.
HIPOTESA

Erupsi Obat Alergi


Analisis Masalah
• Penyebab gatal
 setelah minum obat paracetamol 1 minggu
sebelumnya.

• Reaksi Obat  Tipe A Imunologik


 Tipe B (degranulasi sel mast)
Non Imunologik
More Info
• Hb : 12,5
• Eritrosit : 4,5 juta
• Leukosit : 6000
• Trombosit : 200.000
• LED : 12
• Basofil : 1%
• N. Batang : 5%
• N. Segmen : 55%
Sambungan

• Limfosit : 30%
• Monosit : 7%
• Eusinofil : 2%
Learning Issue
1. Defenisi dan Etiologi Erupsi
Obat Alergi
A. Defenisi
Erupsi obat alergik adalah reaksi alergik pada
kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai
akibat pemberian obat yang biasanya sistemik.

B. Etiologi
Golongan obat yang tersering adalah:
– Penisilin dan Derivat
– Sulfonamid
Sambungan

– Analgetik-antipiretik
• Metampiron
• Piramidon
• Paracetamol
• Asam salisilat
2. Reaksi Hipersensitivitas
• Tipe I ( Reaksi cepat, reaksi anafilaktik)

Pajanan Obat I Pajanan berulang

Tdk menimbulkan antibodi IgE


reaksi
Granulasi sel mast atau basofil

Mediator kimia
* Urtikaria
* Angioedema
* Syok anafilaktik
Sambungan

• Tipe II ( Reaksi Sitostatik )

antigen (obat) Penggabungan IgG & IgM

sistolit dan sitotoksik


Sel
Efektor Terpiksasi pada sel sasaran

Lisis Sel
Sambungan

• Tipe III (Reaksi Kompleks Imun)


Pembentukan kompleks antigen, antibodi
(IgG & IgM) pada sirkulasi darah atau jaringan.

Komplemen

Melepaskan berbagai mediator

merusak jaringan
• Tipe IV ( Reaksi alergik seluler tipe lambat)

Melibatkan limfosit, APC dan sel Langerhans

Limfosit T tersensitisasi

reaksi dgn antigen

• Reaksi ini di sbut reaksi tipe lambat  12-48 jam


• Menyebabkan pelepasan serangkaian limfokin
3. Cara Mendiagnosa
Diagnosis erupsi obat berdasarkan:
1. Anamnesis : adanya hubungan antara timbulnya
erupsi dengan penggunaan obat.
2. Pemeriksaan klinis : adanya kelainan klinis sesuai
dengan jenis masing-masing reaksi. Penghentian
obat yang di ikuti penurunan gejala klinis
merupakan petunjuk kemungkinan erupsi di
sebabkan oleh obat tsb.
3. Pemeriksaan khusus : saat ini belum ditemukan
cara yang cukup sensitif dan dapat di percaya
untuk mendeteksi erupsi obat alergi.
Sambungan

Beberapa pemeriksaan yang dapat


dilaksanakan untuk membantu memastikan
penyebab erupsi obat alergi :
a. Pemeriksaan in vivo
* Uji tempel ( pacth test)
* Uji tusuk ( prick/scratch test)
* Uji provokasi ( exposure test)
Pemeriksan tsb memerlukan persiapan untuk
menghadapi kemungkinan reaksi anafilaktik
Sambungan

b. Pemeriksaan In Vitro
* yang di perantarai antibodi
- hematiglunasi pasif
- radio immunoassay
- degranulasi basofil
- tes fiksasi komplemen
*yang di perantarai sel
- tes transformasi limfosit
- lecocyte migration inhibition test
4. Penatalaksanaan
Pengobatan erupsi obat alergik belum
memuaskan, antara lain karena kesukaran dalam
memastikan penyebabnya, apakah oleh obatnya
sendiri atau metabolitnya. Pengobatan dibagi
dalam:
a. Pengobatan kausal
dilaksanakan dengan menghindari obat
tersangka ( jika obat penyebab sudah dapat
dipastikan). Dianjurkan pula untuk menghindari
obat yang yang mempunyai struktur kimia obat
penyebab.
Sambungan

b. Pengobatan simtomatik
Pengobatan dilaksanakan sesuai dengan tipe
reaksinya:
• Reaksi anafilaksis
bila terjadi syok dapat diberikan epinefrin
1:1000 sebanyak 0,3-0,5ml secara subkutan atau
intravena. Anti histamin dan kortikosteroid
dapat diberikan tetapi bukan merupakan
pengobatan lini pertama. Umumnya reaksidapat
di atasi dalam waktu 15-20 menit, tetapi harus di
amati selama 24 jam berikutnya untuk mencegah
komplikasi.
• Pada reaksi tipe yang lain
penghentian penggunaan obat penyebab
umumnya cukup memberikan hasil yang baik.
Sesuai dengan berat-ringannya reaksi,
pemberian kortikosteroid (prednison 40-
100mg/hari) dan antihistamin dapat di
pertimbangkan.
5. prognosa
• Pada dasarnya erupsi kulit karena
obat akan menyembuh bila obat
penyebabnya dapat diketahui dan
segera disingkirkan akan tetapi pada
beberapa bentuk misalnya eritroderm
dan kelainan-kelainan berupa sindrom
lyell dan syndrom steven johnon
prognosisnya dapat menjadi buruk
bergantung pada luas kulit yang
terkena.
komplikasi
• Steren jhonson syndrom
• Eritema multiform
• Toxic epidermal necrolisis
6. Bentuk erupsi obat
berdasarkan waktu
SEGERA CEPAT LAMBAT SANGAT
LAMBAT
Urtikaria Urtikaria Urtikaria Anemia hemolitik

Hipotensi Erupsi Exanthem Trombositopenia


merbolifom
Asthma Edema larynx Serum Sindrom steren
jhonson

Edema larynx Drug fever Sindrom lupus


Bentuk erupsi obat
• Erupsi eksantematosa
• Erupsi urtikaria
• Erupsi pustular
• Erupsi bulosa

Anda mungkin juga menyukai