Anda di halaman 1dari 32

SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA


BARAT
LANDASAN HUKUM PENGENDALIAN ARBOVIROSIS
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

PP No. 40 Th. 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

PP No.66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

Permenkes No. 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Permenkes No.82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

Kepmenkes No. 581 Tahun 1992 tentang Pemberantasan Demam


Berdarah Dengue
Kepmendagri No. 31-VI tahun 1994 tentang Pembentukan Kelompok Kerja
Operasional Pemberantasan DBD (POKJANAL DBD)

International Health Regulations (IHR) 2005


ARBOVIROSIS
Arbovirosis
Yaitu penyakit infeksi oleh virus yang ditularkan dari
arthropoda / nyamuk (arthropod-borne virus)

Di Indonesia
Demam Berdarah Dengue

Demam Chikungunya

Japanese Encephalitis

Zika
 DBD, Chikungunya, Japanese Ensefalitis & Zika termasuk diantara
emerging diseases yang menjadi masalah kesehatan masyarakat
 DBD, Chikungunya & Japanese Ensefalitis berpotensi menimbulkan
KLB terutama pada musim penghujan. Sedangkan Zika, telah
ditetapkan WHO sebagai PHEIC
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit
arbovirosis di Indonesia, antara lain :
 Urbanisasi yg tak terkontrol seiring meningkatnya kepadatan
penduduk
 Tingkat mobilitas yg tinggi antar daerah
 Perilaku masyarakat (kebiasaan membuang sampah
sembarang, kesadaran melakukan PSN msh rendah, dll)
 Faktor perubahan iklim
 Dan lain-lain
Kegiatan Pokok
1 Surveilans kasus & vektor

2 Penemuan & tatalaksana kasus

3 Pengendalian vektor

4 Peningkatan peran serta masy

Pengendalian 5 SKD dan penanggulangan KLB


Arbovirosis
6 Penyuluhan

7 Kemitraan & jejaring kerja


8 Capacity building & penelitian

9 Monev
1. Pengertian penyakit DBD?

Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh


virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti

2. Gejala dan tanda-tanda seseorang menderita sakit DBD?

Beberapa gejala dan tanda penyakit DBD, yaitu


o Panas mendadak tinggi yang berlangsung 2-7 hari,
disertai dengan :
Nyeri kepala, nyeri ulu hati, nyeri belakang bola mata,
nyeri sendi dan nyeri otot
Nafsu makan menurun, mual, nyeri tenggorokan serta
susah buang air besar,
o Adanya tanda-tanda perdarahan berupa
bintik-bintik merah pada kulit
mimisan
gusi berdarah
muntah darah
buang air besar berdarah
o Bisa terjadi syok yang ditandai dengan kaki dan
tangan dingin, kulit lembab dan penderita gelisah
o Bila tak tertangani akan menimbulkan kematian
PERKEMBANGAN KASUS DBD
 DBD pertama kali dilaporkan di Indonesia pada
tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya dengan
total kasus sebanyak 58 kasus (Angka Kesakitan
(IR): 0,05 per 100.000 penduduk) dengan 24
kasus meninggal (Angka kematian (CFR) :
41,3%),
 Akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 436
kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota yang
ada (84,8 %) telah terjangkit DBD dengan total
kasus sebanyak 129.179 kasus (Angka Kesakitan
: 50,52 per 100.000 penduduk) dengan 1.240
kasus meninggal (Angka Kematian : 0,96 %)
IR (Kasus P ER 100.000 penduduk)

0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00

1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991

TAHUN
1992
1993
1968-2015

1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Trend Angka Kesakitan & Angka Kematian DBD di Indonesia

IR

2010
2011
2012
CFR

2013
2014
2015
0
5
40

10
15
20
25
30
35
45

CFR (%)
POLA TAHUNAN PENYAKIT DBD
POLA MAKSIMAL MINIMAL KASUS DBD DIBANDINGKAN DENGAN DATA
25000 TAHUN 2015
22796 22490
21229
19954
20000 19554

14702
16274 2015
15000 13627
13872 Maximal
13364
12729 11779
Minimal
11216 11643
9996 10929
10000 10018 Rata2
9188 9615 8274
8492 8108 7189 8149 67767877 8484
7986
7491
6602 6474 54826645 6585 6674
48465987 52156469
5000 4836 4811 4486 4432 4460 4837 4870 4706
4341

0
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

Meningkatnya kasus DBD pada bulan Januari -


Februari dan Desember berkaitan dengan banyaknya
genangan air pada musim penghujan yang merupakan
tempat perindukan nyamuk
SITUASI KASUS DBD PER PROVINSI TAHUN 2015
INCIDENCE RATE (IR) DBD PER PROVINSI
TAHUN 2015
Demam Chikungunya
Yaitu penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh
virus chikungunya, ditularkan dari nyamuk Aedes spp,
dengan gejala utama:
 demam
 nyeri persendian/otot
 bercak kemerahan pada kulit (ruam)
Kata “Chikungunya” berasal dari bahasa Swahili : Yang
berubah bentuk atau jalannya membungkuk. Mengacu
pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri
sendi hebat (Arthralgia)
Di Indonesia dilaporkan pertama kali tahun 1973 di
Samarinda dan Jakarta. Dan seterusnya menyebar ke
seluruh Indonesia
Profil Kasus Chikungunya di Indonesia,
Tahun 2009 - 2015
Tantangan Pengendalian DBD & Chik
1. KLB masih terjadi diberbagai wilayah di Indonesia
2. Terjadinya KLB dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti meningkatnya curah hujan, perubahan
lingkungan, kepadatan penduduk yg berdampak pd
meningkatnya tempat perindukan nyamuk shg
meningkatkan penularan
3. Komitmen pemerintah daerah pd pengendalian DBD &
Chik masih perlu ditingkatkan termasuk meningkatkan
alokasi anggaran
4. Perhatian & kepedulian masyarakat pd upaya
pengendalian vektor DBD & Chik masih perlu
ditingkatkan utk mencegah perindukan nyamuk di dlm
& di luar rumah
Strategi Pengendalian DBD & Chik
1. Pengendalian vektor dari larva sampai nyamuk
dewasa dengan mengedepankan upaya
pemberdayaan masyarakat melalui gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Tahun 2015 : pencanangan PSN dari pintu masuk
negara hingga di rumah tangga
2. Penguatan Surveilans untuk deteksi dini,
pencegahan & pengendalian kasus & KLB DBD
3. Penatalaksanaan penderita yang adekuat
untuk mencegah kematian
4. Dukungan managemen, termasuk anggaran,
peningkatan kapasitas SDM & logistik
Virus Zika

Salah satu virus dari jenis Flavivirus yang ditularkan


melalui gigitan nyamuk

Nyamuk yang menjadi penular (vektor) adalah nyamuk


Aedes yang juga merupakan nyamuk penular penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD)
SEJARAH PERKEMBANGAN VIRUS ZIKA DI DUNIA
 Tahun 1947 : Pertama kali ditemukan Virus Zika pada air liur
monyet di Uganda melalui monitoring demam kuning (Yellow
Fever)
 Tahun 1952 : Pertama kali Virus Zika dilaporkan menginfeksi
manusia di Uganda dan Tanzania
 Tahun 2007 : KLB penyakit virus Zika dilaporkan terjadi di wilayah
Pasifik (Yap)
 Tahun 2013 : KLB penyakit virus Zika dilaporkan terjadi di wilayah
Pasifik (French Polynesia)
 Tahun 2015 sampai awal 2016 Virus Zika menyebar ke 29 negara
 Di Indonesia pada Agustus 2015 Lembaga Biologi Molekuler
Eijkman melaporkan hasil temuan konfirmasi virus Zika pada satu
pasien dari 103 sampel yang dinyatakan negatif dengue di Jambi
 Pada 1 Februari 2016 penyebaran virus Zika dinyatakan sebagai
PHEIC oleh WHO
GEJALA PENYAKIT VIRUS ZIKA
kulit
demam berbintik sakit kepala nyeri sendi
merah

peradangan
nyeri otot kelemahan selaput lendir
mata

• Diketahui 80% orang yang terinfeksi virus Zika tidak menunjukkan


gejala, sisanya hanya menunjukkan gejala ringan yang berlangsung
selama 2-7 hari
• Pada beberapa kasus Zika dilaporkan adanya gangguan saraf
(neurologis)
• Belum ada pengobatan spesifik, sehingga pengobatan dimaksudkan
untuk meringankan gejala
DIAGNOSIS DENGAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(dapat dilaksanakan di Indonesia)

Pemeriksaan serum darah dengan Polymerase


Chain Reaction untuk menentukan adanya virus
dalam darah dan memberikan informasi genetik
virus

Konfirmasi hasil pemeriksaan laboratorium


penyakit Virus Zika dilakukan di Laboratorium
Balitbangkes
UPAYA PEMERINTAH
 Menetapkan penyakit Virus Zika sebagai penyakit yang berpotensi
wabah
 Melaksanakan kegiatan surveilans dan kewaspadaan dini di pintu masuk
negara melalui Kantor-kantor Kesehatan Pelabuhan yang ada dan di
wilayah bersama Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota
 Melakukan pengendalian nyamuk Aedes sebagai bagian dari
penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Mensosialisasikan tentang gejala, tanda, tatalaksana, cara pencegahan
dan pengendalian penyakit Virus Zika kepada seluruh jajaran
pemerintah di Pusat dan daerah maupun masyarakat
 Melakukan identifikasi virus Zika pada nyamuk Aedes melalui survei
vektor
 Melakukan kajian keberadaan virus Zika di Indonesia melalui
pemeriksaan laboratorium sebagai dasar strategi penanggulangan
penyakit Virus Zika jangka panjang
DUKUNGAN MANAJEMEN
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN ARBOVIROSIS

 Adanya aturan perundang-undangan yang mengatur


upaya pengendalian Arbovirosis di semua level & sektor
 Peningkatan SDM bagi Pengelola program dan Jabatan
fungsional tertentu
 Standarisasi alat dan bahan pengendalian Arbovirosis di
semua level
INDIKATOR & CAPAIAN PROGRAM PENGENDALIAN DBD
TAHUN 2015-2019

PERSENTASE KAB/KOTA DENGAN IR ≤ 49 PER 100.000


PENDUDUK

 2015 2016 2017 2018 2019

60% 62% 64% 66% 68%

Capaian 2015:
Pada tahun 2015 tercatat ada 345 Kab/Kota dengan IR ≤
49 Per 100.000 pddk (67,12 %) dari 514 kab/kota yang
ada.
REVITALISASI POKJANAL DBD

Peran Peran Serta


Pemerintah Masyarakat &
Pusat & Daerah Peran Multisektor

POKJANAL DBD

POKJANAL DBD : wadah kerjasama dan kemitraan antara lintas sektor pemerintah,
sektor swasta dan masyarakat untuk bersama-sama mengambil peran dalam upaya
pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah.
POKJANAL : untuk menyeimbangkan peran pemerintah dan peran serta masyarakat
serta multisektor lainnya dalam program pencegahan dan pengendalian DBD di
Indonesia.

Kepmendagri No. 31-VI tahun 1994 ttg Pokjanal DBD harus direview kembali....
PRIORITAS DALAM
PENGENDALIAN DBD

Dr. Galuh B L A
PSN OLEH ANAK
SEKOLAH &
PRAMUKA
Sebagai salah satu
upaya terobosan
dalam meningkatkan
peran serta
masyarakat dalam
melaksanakan PSN 3M
Plus,
Kegiatan PSN anak
sekolah merupakan
upaya pembinaan
sejak usia dini untuk
pembudayaan PSN 3 M
Plus
15 Juni 2015-ADD

# GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK


 Gerakan 1 Rumah 1
Jumatik dalam PSN 3
M Plus: bahwa upaya
pencegahan dan
pengendalian DBD di
mulai dari masing-
masing rumah tangga

 Upaya pencegahan
DBD akan berjalan
optimal jika:
 tiap-tiap rumah tangga
berperan, dan
 rutin melaksanakan
PSN 3M Plus
sekurang-
kurangnya
seminggu sekali
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

Anda mungkin juga menyukai