Anda di halaman 1dari 14

EGG DROP SYNDROME (EDS)

NAMA : MUHAMMAD ZULFAN, S.KH


NPM : 1702101020048
KOASISTENSI : LAB. MIKROBIOLOGI
Suatu penyakit ayam yang disebabkan
oleh kelompok virus adeno. Ayam yang
terserang oleh penyakit ini akan
mengalami penurunan produksi telur,
kerabang telur lembek atau tidak
membentuk kerabang, sementara
ayamnya sendiri terlihat sehat.
Penyakit ini biasanya dijumpai pada
ayam petelur yang sedang dalam
puncak produksi.
Etiologi

Distribusi penyakit di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Latin,


sedangkan di Indonesia dilaporkan Rumawas di Jakarta, Tangerang,
dan Bekasi.
Cara Penularan

Induk terserang EDS (sehat)

Telur tercemar

DOC (Virus seolah tertidur)

Ayam dewasa Virus ‘terbangun’ dan berkembang) :


Jumlah sedikit meningkat

Tercemar ke ayam lain

Puncak bertelur
Virus menyerang
Cara Penularan

Sumber penularan bisa terbawa bersama telur tetas,


peralatan penetasan dan "egg tray". Virus juga dapat
disebarkan melalui sekresi trakea serta melalui
kontaminasi melalui makanan, minuman dan semen.
Sifat Penyakit
Bersifat Sporadis
Virus masuk dalam tubuh terinfeksi

Mukosa nasal (Titer yang rendah)


viremia

Replikasi jaringan limfoid

Replikasi lagi di Oviduct (8 hari)


Kontaminasi
pembentukan
telur
Perubahan pada kerabang telur

Siklus kembali berulang


Gejala Klinis
 Ayam tampak sehat, tidak
memperlihatkan gejala sakit
(umur 6-8 minggu)
 Penurunan kualitas telur
 Hilang atau berkurangnya warna
pigmen kulit telur
 Kulit telur lunak atau kasar
 Tipis atau bahkan tanpa kulit telur
 Telur berubah bentuk dan ukuran
menjadi kecil
 Penurunan produksi telur 20-50%
 Gejala lain : ayam tampak lesu, bulu
kusam, nafsu makan berkurang,
jengger dan pial pucat, kadang
disertai diare ringan.
Patologi penyakit

Pada umumnya tidak ada patologi anatomi yang


spesifik. Tetapi terkadang terlihat adanya inflamasi
pada ovarium, tuba falopi dan uterus. Lesi minimal dan
terbatas pada saluran reproduksi ayam, ovarium
menjadi tidak aktif, atrofi saluran telur, uterus menjadi
edema dan terdapat eksudat berwarna putih, atau
eksudat berwarna buram, kadang-kadang ditemukan
materi perkapuran berwarna kekuningan diantara
lipatan mukosa uterus. Pengecilan ringan pada kuning
telur.
Patologi penyakit

Unggas yang terinfeksi juga terlihat bercak pada


trakea. Edema dan kongesti sedikit terlihat dalam
trakea dan paru-paru. Lesi lain yang dilaporkan
meliputi ekimosis pada epikardium dan bintik dalam
hati. Limpa sedikit membesar dengan bagian bintik
putihnya membesar. Paru-paru berisi limfosit-histiosit
dan infiltrasi granulosit heterophil di septae dan di
lumina dari alveoli. Tidak ada lesi signifikan terlihat
pada jaringan lain.
Morbiditas dan Mortalitas

1. Penurunan 10% menjadi 40% pada produksi telur.


2. Tingkat kekebalan pada penyakit menyebabkan
penurunan 2% sampai 4%.
3. Pada puyuh, penurunan produksi telur adalah
10% dan 50%.
4. Pada unggas yang mempunyai penyakit
pernapasan, tingkat mortalitas adalah 5% sampai
7%.
Diagnosa Diagnosa
Banding
Newcastle Disease (ND)
 Gejala klinis berupa kualitas dan Infectious Bronchitis
cangkang buruk dan penurunan (IB)
produksi telur dalam sebuah  Dari segi penurunan
kawanan ayam yang sehat, produksi telur dengan
disertai produksi telur
 Diagnosa laboratorium dengan yang lembek dapat
Isolasi virus pada telur ayam dikelirukan dengan
berembrio (TAB) atau kultur jaringan. Newcastle Disease
Pada kultur jaringan pertumbuhan (ND).
virus ditandai dengan adanya  Dari segi ukuran telur
Cytopathogenic Effect (CPE). yang kecil dan bentuk
 Identifikasi virus juga dapat dilakukan abnormal atau
dengan Haemaglutinasi Inhibition pengapuran kerabang
(HI), Flourescent Antibody Technique tidak rata dapat
(FAT), Agar Gel Precipitation (AGP) dikelirukan dengan
dan Virus Neutralization (VN). Infectious Bronchitis
(IB).
Pengobatan

Tidak ada pengobatan pada penyakit ini, tetapi yang


perlu dilakukan yaitu menjaga kondisi tubuh ayam
tetap baik dan meningkatkan nafsu makan dengan
vitamin. Infeksi sekunder dicegah dengan memberikan
antibiotik.
Pencegahan & pengendalian

1). Bila ditemukan penyakit EDS’76 dilaporkan kepada Dinas


yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan
setempat dan selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2). Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium Veteriner
terakreditasi.
3). Pencegahan terhadap EDS’76 dapat dilakukan dengan
melakukan vaksinasi pada ayam menjelang produksi, yakni 3-4
minggu sebelum bertelur. Penularan EDS dari itik atau angsa
dapat dihindari dengan cara mencegah kontak antara unggas
tersebut dengan peternakan ayam, menghindari penggunaan air
minum dari sumber yang tercemar oleh unggas tersebut. Virus
EDS dapat ditularkan secara vertikal. Oleh karena itu disarankan
hanya beternak ayam yang berasal dari pembibitan yang bebas
dari virus tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai