POKOK BAHASAN
• Prinsip Pengkondisian Sinyal
• Rangkaian Pasif
• Tugas.
PRINSIP PENGKONDISIAN
SINYAL
• Pengubahan Level Sinyal
• Linierisasi
• Konversi
• Filter dan Penyesuaian Impedansi
• Konsep Pembebanan.
Pengubahan Level Sinyal
• Penguatan
• Peredaman
Pertimbangan dalam pemilihan penguat:
• Impedansi masukan yang ditawarkan
kepada sensor (atau elemen lain yang
berfungsi sebagai masukan)
• Tanggapan frekuensi penguat.
Linierisasi
• Tujuan: untuk mendapatkan
keluaran yang berubah secara
linier terhadap variabel masukan
meskipun keluaran sensornya
tidak linier
• Rangkaian linierisasi sulit
dirancang, dan biasanya bekerja
hanya dalam batas yang sempit
• Cara linierisasi alternatif: secara
perangkat lunak.
Konversi
• Untuk mengkonversi suatu jenis perubahan
listrik ke jenis perubahan listrik yang lain
• Transmisi Sinyal: konversi tegangan ke arus.
Standard: 4 sampai 20 mA
• Interface Digital: konversi sinyal analog ke data
digital (ADC). Biasanya memerlukan pengaturan
level sinyal analog agar sesuai dengan masukan
yang diperlukan oleh ADC.
Filter dan Penyesuai Impedansi
• Sinyal yang diperlukan sering bercampur
dengan sinyal yang tidak diinginkan (noise).
Perlu filter yang sesuai, yaitu LPF,HPF, notch
filter, atau gabungan dari filter-filter tersebut
• Penyesuaian impedansi kadang diperlukan,
yaitu apabila impedansi internal transduser atau
impedansi saluran dapat menyebabkan
terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran
suatu variabel.
Contoh 2.1
• Sebuah penguat mengeluarkan tegangan
sepuluh kali tegangan terminal masukannya,
dan mempunyai resistansi masukan sebesar
10 kW. Sebuah sensor mengeluarkan
tegangan yang sebanding suhu dengan
fungsi alih 20 mV/oC. Sensor tersebut
mempunyai resistansi keluaran sebesar 5
kW. Apaila suhu yang diukur sebesar 50 oC,
berapakah tegangan keluaran penguat
tersebut ?
Penyelesaian
• Tegangan sensor
T
20 mV/oC VT Vin Gain = 10
dalam keadaan tanpa
Vo beban diperoleh dari
fungsi alih :
VT 20mV / C 50 C 1,0V
o o
Vx Vy RL
x
Rx Rx
V y Vx Vx Vx 1
RL Rx RL Rx
RL
Vx (2.1)
RL Rx
dengan : Vy = tegangan beban
Vx = tegangan sensor dengan rangkaian terbuka
Rx = impedansi internal sensor
RL = impedansi beban.
Lanjutan Contoh 2.1
• Tegangan yang
5k sebenarnya muncul
T
VT Vin 10 k pada terminal
Vo
masukan penguat
adalah :
Gain = 10
10 kW
Vin VT 0,67 V
10kW 5kW
dengan Vin = 0,67 V maka besarnya tegangan
keluaran penguat adalah :
Vo 10 0,67V 6,7V .
RANGKAIAN PASIF
• Rangkaian Pembagi Tegangan
• Rangkaian Jembatan
• Filter RC.
Rangkaian Pembagi Tegangan
Vs
R2 VS
VD (2.2) (PR)
R1 R2
dengan : VS = tegangan catu
R1, R2 = resistansi pembagi tegangan.
Karakteristik Rangkaian Pembagi Tegangan:
VR3 VR4 R3 R2 R1 R4
V V (2.7)
R1 R3 R2 R4 ( R1 R3 )( R2 R4 )
1 f
C
fC = frekuensi kritis, yaitu frekuensi dimana
perbandingan antara tegangan keluaran dan
tegangan masukan sama dengan 0,707:
1
fC (_____
2.13) (PR).
2 RC
Tanggapan LPF
Filter RC Lolos Tinggi (HPF)
• Perbandingan antara tegangan
C
keluaran dan masukan:
Vi R Vo
VO
f / fC
(______
2.14)
1 f / fC
Vi 2 1/ 2
(PR)
Tanggapan HPF:
Contoh 2.2
• Pulsa untuk sebuah motor step dikirimkan
pada frekuensi 2000 Hz. Pulsa ini
mengandung noise dengan frekuensi 60
Hz. Rancanglah sebuah filter yang
meredam frekuensi noise 60 Hz, tetapi
redamannya terhadap pulsa-pulsa untuk
motor step tidak boleh melebihi 3 dB.
Penyelesaian Contoh 2.2
P(dB) = 20 log (Vo/Vi) (PR)
Redaman 3 dB pada pulsa berarti bahwa P = -3 dB.
Oleh karena itu ,
P(dB) = 20 log (Vo/Vi) = -3
Vo/Vi = 10-3/20 = 0,707
Dari Persamaan 2.14, untuk frekuensi f = 2000 Hz:
VO
f / fC
0,707
Vi
1 f / fC
2 1
/ 2
2000 / f C 0,707
1 2000 / fC
2 1/ 2
f C 2000 Hz
• Misalkan C = 0,01 mF, maka dengan
menggunakan Persamaan (2.13):
1
2000
2 R (0,01 10 6 )
R 7,957 kW
VO 1
0,995
Vi
1 0,1
2
1/ 2