Anda di halaman 1dari 31

IMPLEMENTASI JAJAR LEGOWO

Zainal Arifin
arifin_bptpjatim@yahoo.co.id
PERMASALAHAN DAN
Perbenihan dan STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2014
Perbibitan

• Konversi lahan • Lemahnya sistem


• Kepemilikan lahan yang produksi dan
sempit distribusi benih
• Sulitnya akses petani ke • Hambatan
lahan terlantar/ Hutan pengembangan
benih transgenik

• Masih menggunakan
TUJUH GEMA • Tingginya
alat/teknologi tradisional REVITALISASI
• Industri yang belum kerusakan
berkembang jaringan irigasi
• Tingginya biaya
produksi dan
• Lemahnya kelembagaan transportasi
petani
• Kapasitas kelembagaan
yang beragam
• Terbatasnya jumlah
• Sulitnya petani mendapatkan SDM
pinjaman • Masih rendahnya
• Banyaknya petani gurem/kecil kualitas SDM
• Tunggakan KUT yang belum
diputihkan 2
2013
2015
TINGKAT PRODUKTIVITAS PADI DI JAWA TIMUR TAHUN 2013
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI

1. Peningkatan Produktivitas;
2. Perluasan Areal Tanam;
3. Pengamanan Produksi;
4. Pengembangan Kelembagaan dan
pembiayaan serta kemitraan dengan stake
holders
LANGKAH OPERASIONAL PENCAPAIAN SASARAN

1 Peningkatan Produktivitas (Tanaman Pangan)


Pelaksanaan SL-PTT dengan memberikan :
a. Pendampingan Teknis Perbaikan Teknologi Budidaya (PTT)
b. Penggantian varietas rendah sedang tinggi termasuk hibrida;
c. Bantuan Pupuk Urea, NPK dan Organik;
d. Bantuan Buma/Bakal Alsin, Bantuan APPO;
e. Jaminan Pasar dengan Pola Kemitraan ( Bulog, distributor pupuk,
produsen benih dll).

2 Perluasan Areal Tanam (PLA )


Meningkatkan indek pertanaman dan pemanfaatan lahan sawah
hasil pencetakan baru, serta hasil perbaikan jaringan irigasi
(JITUT, JIDES,TAM)
3 Pengamanan Produksi
a. Pengendalian dan penanganan OPT dan DFI (TP )
b. Penyebarluasan informasi luas panen, prakiraan iklim, SLI (TP)
c. Bantuan alsin panen dan pasca panen (P2HP)
d. Peninjauan HPP setiap periode tertentu (P2HP)

4 Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan


a. Optimalisasi Poktan/ Gapoktan (SDM)
b. Optimalisasi peran dan peningkatan jumlah penyuluh, pengawas
benih, POPT, PPNS Pupuk (SDM, TP, LITBANG)
c. Perbedayaan POSKO-POSKO (TP)
d. Sosialisasi dan percepatan realisasi KPPE dan KUR (SETJEN)
e. Kemitraan antara petani & Stake holder (TP, P2HP, SDM)
PENDEKATAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(1) Pendekatan strategis, yaitu mengidentifikasi


wilayah rawan kekeringan dan banjir, endemi hama
dan penyakit tanaman pangan berdasarkan
karakteristik biofisik (tanah, iklim dan air) suatu
ekosistem
(2) Pendekatan taktis, yaitu mengembangkan teknik
prediksi dan prakiraan cuaca dan iklim untuk
menduga kemungkinan terjadinya anomali iklim
(3) Pendekatan operasional, yaitu upaya untuk
menghindari, mengurangi, dan menanggulangi
resiko bencana dan dampak anomali iklim
terhadap produksi tanaman pangan.
Zainal Arifin
(1) Pendekatan Strategis
 Identifikasi wilayah rawan kekeringan dan banjir, berhubungan dengan
karakteristik lahan, pengelolaan air dan pola tanam  Peta wilayah
rawan banjir dan kekeringan
 Identifikasi wilayah endemik hama dan penyakit, berhubungan dengan
perilaku, dominasi, dan penyebarannya secara terintegrasi  Peta
wilayah endemis hama dan penyakit
 Penggolongan lahan sawah irigasi, berhubungan dengan periode
pemasokan air pada kondisi abnormal.
 Identifikasi wilayah potensial peningkatan produksi, berhubungan
dengan peningkatan IP

(2) Pendekatan taktis


 Pemutakhiran dan penajaman hasil prediksi iklim secara periodik

(3) Pendekatan operasional


 Identifikasi dan analisis ketersediaan air  prediksi iklim digunakan
Zainal Arifin
TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR DAN BUDIDAYA
TANAMAN PANGAN
Pola Tanam
Pola tanam di sawah irigasi  lama distribusikan air irigasi dlm satu tahun
sawah tadah hujan  peluang curah hujan atau iklim
Zone agroklimat (Oldeman), alternatif pola tanam dan usaha pemanfaatan air
Agroklimat Bulan Bulan Pola tanam Usaha pemanfatan air
basah Kering efektif Secara efisien
A 9 0 Padi-padi-padi Tata distribusi air
Padi-padi-palawija Drainase yang baik
B1 7-9 2 Padi-padi-palawija Satu musim padi genjah, konservasi
air pada tanaman palawija
B2 7-9 2-4 Padi-padi-palawija Waktu tanam tepat, padi-palawija
genjah, konservasi air pada palawija
C2 5-6 2-4 Padi-palawija Padi-palawija genjah, konservasi air
pada palawija
C3 5-6 5-6 Padi-palawija Waktu tanam padi tepat, padi-
palawija genjah, konservasi air pada
palawija
D2 3-4 2-4 Padi/palawija Waktu tanam tepat
D3 3-4 5-6 Padi/palawija Waktu tanam tepat
CatatanE: intensitas tanam
<3 di zone>5 Palawija
C2, C3, D2, D3 masih Waktu dengan
dapat ditingkatkan tanam memanipulasi
tepat teknik
bercocok tanam
POLA TANAM
1. Pola tanam tahun basah
Padi gogorancah (MH) – padi walik jerami (MK II) – palawija (MK II)

a. Padi gogorancah (MH)


● Sebelum hujan turun, tanah dibajak dan digaru
● Segera setelah hujan, benih disebar dalam barisan atau ditugal
● Sawah dibiarkan tanpa genangan sampai umur 4 minggu, kmd air hujan dan
limpasan ditahan dalam petakan.

b. Padi walik jerami (MK I)


● Sekitar 20 hari sebelum padi gora MH dipanen, benih padi walik jerami disebar
menggunakan pesemaian kering
● Segera setelah panen padi gora MH, sawah dibajak/walik dalam keadaan
basah, kmd bibit di tanam
● Air hujan dan limpasan ditahan dalam petakan

c. Palawija (MK II)


● Segera setelah padi walik jerami MK I di panen, tunggul jerami dibersihkan dan
sawah diolah minimum atau TOT dengan penanaman benih palawija umur
2. Pola tanam tahun kering
Padi gogorancah (MH) – padi walik jerami /palawija (MK I)

a. Padi gogorancah (MH)


● Sebelum hujan turun, tanah dibajak dan digaru
● Segera setelah hujan, benih disebar dalam barisan atau ditugal
● Jika air hujan dan limpasan tidak cukup membuat genangan pada umur 4
minggu, biarkan sawah tetap kering dan padi tumbuh sebagai padi gogo.
● Meskipun hujan turun cukup lebat untuk ditampung di petakan, petak sawah
harus dipertahankan tetap kering jika tanaman padi telah berumur 8-10
minggu, tanaman tetap tumbuh sbg padi gogo

b. Padi walik jerami /palawija (MK I)


● Sekitar 20 hari sebelum padi gora MH dipanen, benih padi walik jerami disebar
menggunakan pesemaian kering
● Segera setelah panen padi gora MH, sawah dibajak/walik dalam keadaan
basah, kmd bibit ditanam
● Apabila pada MK I tidak memungkinkan tanam padi walik jerami, setelah padi
gora MH dipanen, segera tunggul jerami dibersihkan dan sawah diolah
minimum atau TOT dengan penanaman benih palawija berumur genjah secara Zainal Arifin
Varietas
• Kebutuhan air setiap varietas padi per hari relatif tidak berbeda.
Kebutuhan air irigasi Var. Cisadane, Cikapundung & IR 64 pada MK
Fase Tumbuh Kebutuhan Air irigasi (mm/hari)
Cisadane Cikapundung IR 64
Tanam-primordia bunga 6,4 6,3 6,5
Primordia bunga-50% berbunga 7,5 7,4 7,5
50% berbunga-pengisian gabah 8,8 8,4 8,0
Pengisian gabah-panen 7,4 7,6 7,3

• Umur varietas menentukan besarnya konsumsi air per musim,


yaitu, umur agak dalam (125-135 hari), sedang (115-125 hari),
genjah (110-115 hari) dan sangat genjah (< 110 hari).
• Varietas umur sangat genjah dengan perakaran dalam akan efisien
memanfaatkan air , antara lain Dodokan, Jangkok dan Silugonggo
• Pemilihan varietas perlu memperhatikan prinsip pergiliran varietas
terutama di daerah endemik wereng coklat dan wereng hijau
(tungro)

Zainal Arifin
Varietas umur sangat genjah dan genjah yang dianjurkan ditanam di lahan
sawah yang rawan kekeringan

Varietas/ Umur Tekstur Ketahanan Keterangan


galur (hari) nasi hama/penyakit
Towuti 115 Pulen Wck 2,3; HDB Dapat ditanam untuk gogo
Gajah 110 Pera Blas Dapat ditanam untuk gogo
mungkur rancah, toleran kekeringan
Silugonggo 85 Sedang Blas Dapat ditanam untuk sawah,
gogo, gogorancah, toleran
kekeringan
Jatiluhur 115 Pera Blas Dapat ditanam untuk gogo
Kalimutu 100 Sedang Blas Dapat ditanam untuk sawah,
gogo, gogorancah, toleran
kekeringan
IR3234-27- 80 Pera Blas Toleran kekeringan
51
PR36-1-1-2 80 Pera HDB Toleran kekeringan
Dodokan 100 Pulen Wck 1,2; HDB Toleran kekeringan
Jangkok 100 Sedang Wck 1,2; HDB Toleran kekeringan
Inpari 10 108- Pulen Wck 1,2: HDB Toleran kekeringan
Zainal Arifin
Varietas unggul padi yang toleran (adaptif) keracunan Fe dan salinitas
Umur Tinggi Anakan Rataan Potensi Ketahanan
Nama Varietas (hari) tan. produktif hasil hasil cekaman
(cm) (batang) (t ha-1) (t ha-1) abiotik
Banyuasin 118 - 122 98 - 105 10 - 15 5,0 6,0 Fe
Dendang 123 - 127 90 - 100 15 - 20 4,0 5,0 Fe, salinitas
Air Tenggulang 123 - 127 118 - 122 15 - 20 5,0 6,0 Fe
Punggur 115 - 119 98 - 104 15 - 20 4,5 5,5 Fe
Martapura 120 - 125 120 - 130 10 - 19 4,0 5,0 Fe
Margasari 120 - 125 120 - 130 10 - 19 3,5 4,5 Fe
Indragiri 115 - 119 98 - 105 15 - 20 5,0 6,0 Fe
Siak Raya 115 - 124 118 - 122 15 - 20 5,0 6,0 Fe
Mendawak 113 - 117 87 - 100 11 - 15 4,0 5,0 Fe, salinitas
Lambur 113 - 117 98 - 105 12 - 16 4,0 5,0 Fe, salinitas
Inpara-1 131 111 18 4,5 6,5 Fe
Inpara-2 128 103 16 4,8 6,1 Fe
Inpara-3 127 108 17 4,6 5,6 Fe

Zainal Arifin
Pengolahan tanah
Olah tanah sempurna
 Bahan organik 2,0 – 3,0 ton/ha diberikan sebelum pembajakan tanah I
 Tanah berat dibajak sekali kemudian digaru
 Tanah dengan lumpur > 30 cm tanpa dibajak hanya diglebeg/dirotari
dan langsung digaru.
 Gulma dan sisa tanaman dibersihkan dari petakan sawah.
 Pengolahan tanah I hingga lahan siap tanam sekitar 2 minggu.

Tanpa olah tanah (TOT)


 Hanya sesuai untuk cara panen padi potong atas, pengairan cukup dan
tanah mudah melumpur
 Tegakan jerami, singgang dan gulma disemprot dengan herbisida kontak
(Gramaxone, Paracol dll)
 Dua hari setelah semprot lahan sawah digenangi air
 Seminggu setelah semprot dilakukan perebahan jerami menggunakan
traktor/glebeg
 Selanjutnya jerami tetap digenangi untuk proses dekomposisi
 Bila dekomposisi dirasa cukup, dilakukan penggaruan, lahan siap untuk
ditanami Zainal Arifin
Cara dan Tata Tanam

a. Tanam Pindah (Tapin) dengan Sistem Tegel

● Gunakan bibit (2-3 bibit/rumpun) berumur


15-20 hari, karena :
- Bibit cepat pulih
- Akar lebih kuat dan dalam
- Anakan produktif lebih banyak.
- Lebih tahan rebah dan kekeringan
- Tanaman menyerap pupuk lebih hemat

● Jarak tanam disesuaikan dengan varietas dan


kesuburan tanah (20 x 20 cm; 22,5 x 22,5 cm;
atau 25 x 25 cm) Penggunaan bibit muda (umur
15-20 hari) memberikan beberapa
keuntungan.

Zainal Arifin
b. Tapin - Jajar Legowo 2:1 dan 4:1

Contoh: Legowo 2:1 (40 x 20 x 10 cm)


• Tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong.
Untuk Legowo 2:1.

Keuntungan sistem jajar legowo:


● Populasi tanaman bertambah 30 %
● Efek tanaman pinggir memberi hasil lebih tinggi.
● Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih
mudah;
● Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air,
saluran pengumpul keong mas, atau mina padi;
● Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
● Mengurangi tenaga penyiangan >50% (landak/osrok)

Zainal Arifin
• Makin muda bibit, tanaman
tumbuh lebih baik
• Memiliki perakaran sempurna
• Daya adaptasinya tinggi

• Tanaman tumbuh optimal


• Dapat mempertahankan diri
dari gangguan hama-
penyakit

Bibit muda Bibit tua


Umur < 21 hss Umur > 21 hss

Zainal Arifin
Ukuran Ubinan Sistem Tanam
Legowo
• Legowo 4:1 (20 x 10 cm) x 40 cm = 2 m sepanjang barisan x 3
m (3 kali legowo 4:1) = 6 m2

• Legowo 4:1 (25 x 12,5 cm) x 50 cm = 2 m sepanjang barisan x


2,5 m (2 kali legowo 4:1) = 5 m2

• Legowo 2:1 (20 x 10 cm) x 40 cm = 2 m sepanjang barisan x 3


m (5 kali legowo 2:1) = 6 m2

• Legowo 2:1 (25 x 12,5 cm) x 50 cm = 2 m sepanjang barisan x 3


m (4 kali legowo 2:1 = 6 m2
JARAK TANAM Ukuran Ubinan
SIMETRIS /TEGEL : 20 CM X 20 CM 2,5 m 2,5 m
X
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
1 Ha = 250.000 rumpun
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V

2,5 m x 2,5 m = 6,25 m2 = 144 rpn


JARAK TANAM Ukuran Ubinan
LEGOWO 2 : 1 { 40 X (20 X 110)} CM 2,5 m 2,5 m
V V V V V V V V V V XV V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V 2,5 mVx 2,5
V m = 6,25Vm2=V200 rpn V V V V
JARAK TANAM Ukuran Ubinan
LEGOWO 2 : 1 { 40 X (20 X 110)} CM 2,5 m 2,5 m
V V V V V V V V V V XV V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V mV x 2,5 m = V
2,5 6,25Vm2= 225 rpn
V V V V
Jumlah Rumpun JARAK TANAM Ukuran Ubinan
1 m 0,6 m LEGOWO 2 : 1 { 40 X (20 X 110)} CM 3 m 2 m
XV V V V V V V V V V XV V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V1 Ha = 333.300
V V rumpunV V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
0,6 mV2
= 20
V rpn ≈ V V V V3 m x 2 m =V6 m V2 = 200 rpnV V V V
Jumlah Rumpun JARAK TANAM Ukuran Ubinan
1 m 0,75 m LEGOWO 2 : 1 { 50 X (25 X 12,5)} CM 3 m 2 m
XV V V V V V V V XV V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
1 Ha = 213.300 rumpun
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
0,75 m2 = 16 rpn ≈
per m2 = 21 rpn 3 m x 2 m = 6 m2 = 128 rpn
Pengairan Berselang
Kebutuhan air untuk padi sawah sebesar 6,39-10,37
mm/hari/ha. Melalui pengairan berselang ( intermitten
irrigation) yaitu pengaturan kondisi lahan dalam kondisi
kering dan tergenang secara bergantian (Alternate
Wetting and Drying), shg pemakaian air dapat dihemat
sampai 30%.
Manfaat pengairan berselang :

• Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi


menjadi lebih luas
• Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan
udara cukup sehingga dapat berkembang lebih dalam.
• Mencegah timbulnya keracunan besi.
• Mencegah penimbunan asam organik, gas H 2S dan gas
methane yang dapat menghambat perkembangan akar.
• Mengaktifkan mikroba yang bermanfaat
• Mengurangi kerebahan.
• Mengurangi jumlah anakan tidak produktif (tidak
menghasilkan malai dan gabah).
• Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat
waktu panen.
• Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah
(lapisan olah)
• Menurunkan serangan wereng Zainal Arifin
Zainal Arifin
Cara Pengairan Berselang
Umur Tinggi
(hst) Keadaan Tanaman Genangan
(cm)
0 Saat tanam pindah 0
3-10 Anakan aktif 3
10 Saat pemberian pupuk N 1, P, dan K atau NPK 0
11-27 Biarkan sawah mengering sendiri (biasanya 5-6 hari) 0
Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, 3
sawah kembali diairi setinggi 5 cm, dst.
28 Anakan maksimum, saat pemberian pupuk N 2 0
29-40 Anakan aktif hingga primordia 3
40 Fase premordia, pemberian N 3 0
41-90 Premordia hingga pengisian gabah 10 hari sebelum 3
panen
90-100 10 hari sebelum panen hingga panen 0

Zainal Arifin
Eh Methane emission
drain prior to
Start flooding and Pengeringan
harvest plot
transplant rice to the field
Pemupukan 2
CH emission (mg m -2 d-1)

300
250 Pemupukan 1 fertilization 3, N K
fertilization 2,Pemupukan
NK 3
200
150
100
4

50 Fluks rata2: 348 mg CH4 m-2 d-


0 1
Redox potential (mV)

1 3 7 11 15 16 19 20 23 24 27 31 32 33 34 39 43 46 50 51 52 55 59 63 68 71 77 79 83
-50
-100
-150
-200 Hari setelah tanam

Fluks CH4 dan potensi redoks tanah pada budidaya padi sawah dengan
pengairan tergenang (Prihasto Setyanto, 2010)
28
Zainal Arifin
Eh Methane emission
5 cm
CH 4 emission (mg m d )
-1

300
-2

250
200 Pengairan
pengairan pengairan pengairan
150
100 Fluks rata2: 130 mg CH4 m-2 d-1
50
0
Redox potential (mV)

1 3 7 11 15 16 19 20 23 24 27 31 32 33 34 39 43 46 50 51 52 55 59 63 68 71 77 79 83
-50
-100
-150
-200 Hari setelah tanam

Fluks CH4 dan potensi redoks tanah pada budidaya padi sawah dengan
pengairan berselang (Prihasto Setyanto, 2010)
29
Zainal Arifin
Panen dan Pascapanen
 Kehilangan hasil dan penurunan mutu selama panen dan
pasca panen 10-15%.
 Penanganan panen dan pasca panen dalam sistem produksi
benih mengakibatkan kualitas benih rendah.

Cara Panen yang Tepat


 Perhatikan umur tanaman, antar varietas mungkin
berbeda.
 Hitung sejak padi mulai berbunga, panen (30-35 hari
setelah berbunga).
 Jika 95% malai menguning, segera panen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai