Ekonomi kreatif digagas pertama kali di Inggris oleh John Howkins (2001)
melalui bukunya"Creative Economy, How People Make Money fromIdeas".
Pondasi industri
kreatif adalah
sumber daya insani
(People) Indonesia
yang merupakan
elemen terpenting
dalam industri
kreatif.
Pondasi Model Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Menurut Richard Florida, individu‐individu kreatif
memiliki strata yang disebut sebagaistrata kreatif
(creative class). Individu‐individu pada strata kreatif ini
terlibat dalam pekerjaanyang memiliki fungsi untuk
“menciptakan bentuk baru yang memiliki arti”.
Peran Cendikiawan
• Peran pendidikan Peran Peran
• Peran penelitian Bisnis Pemerintah
• Peran pengabdian
masyarakat
Pola Interaksi Triple Helix
Ruang Interaksi Yang Dapat Dianalisa Akibat
Dari Perputaran Pusaran Triple Helix
Ruang Ilmu
Ruang Konsensus Ruang Inovasi
Pengetahuan
Dari sisi
Dari sisi “Citra
“Kontribusi Dari sisi Dari sisi “Dampak
Dari sisi “Iklim dan Identitas
Ekonomi”, “Sumberdaya Dari sisi “Inovasi Sosial”,
Bisnis”, Bangsa”,meningk
menciptakan Terbarukan”, dan Kreativitas”, meningkatkan
menciptakan atkan turisme,
lapangan kerja, berbasis memberikanide, kualitas hidup,
lapangan usaha, ikon nasional,
meningkatkan pengetahuan, gagasan, dan pemerataan
dampak bagi membangun
produk kreativitas, dan penciptaan nilai; kesejahteraan,
sektor lain, dan budaya, warisan
domestikbruto membangunkom dan danpeningkatan
pemasaran; budaya, dan
(PDB), dan unitas hijau; toleransi sosial.
nilailokal;
ekspor;
Alasan Industri Kreatif Perlu Dikembangkan
(Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu)
Membuat program
Memberikan komprehensif untuk
perlindungan hukum menggerakkan industri kreatif
dan insentif bagi melalui pendidikan,
karya industri kreatif. pengembangan SDM, desain,
mutu dan pengembangan pasar.
TANTANGAN EKONOMI KREATIF DAN
INDUSTRI KREATIF
BISNIS
(PELAKU AKADEMISI
BISNIS)
KONSUMSI KONSERVASI
DIMENSI DAYA UNGKIT
Forward linkage
• Infrastruktur
• Aktivitas/Program
• Linkage system
• Sistem distribusi
• Replikasi dan duplikasi
• Inovasi
• Nilai ekonomi
• Insentif (fasilitasi dan
• kemudahan berusaha)
Backward linkage
• Infrastruktur
• Aktivitas/Program
• Linkage system
• Sistem distribusi
• Replikasi dan duplikasi
• Inovasi
• Nilai ekonomi
• Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha)
ASPEK PENDUKUNG EKONOMI KREATIF
Perkembangan Kelembagaan Ekonomi Kreatif
PENJABARAN SASARAN PERTUMBUHAN EKRAF
Peta Strategi Secara Makro
SASARAN STRATEGIS EKONOMI KREATIF
ARAH PENGEMBANGAN USAHA KREATIF
STRATEGI
DEPUTI EKONOMI KREATIF
• Kedeputian Riset, Edukasi, dan Pengembangan merancang
berbagai macam program yang menjadi prioritas utama dengan tiga
branding utama: (1) Coding Mum; (2) IKKON; dan (3) BISMA.
• Kedeputian AKSES PERMODALAN
•Kedeputian Infrastruktur
•Kedeputian Pemasaran
•Kedeputian Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual Dan
Harmonisasi Regulasi
STATISTIK EKONOMI KREATIF DI
INDONESIA
STUDI KASUS
“INOVASI MODEL PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
EKONOMI KREATIF PROVINSI BANTEN”
OUTLINE :
o Mendeskripsikan potensi ekonomi kreatif Provinsi
Banten terutama dari aspek ekspor produk-produk
ekonomi kreatif
o Meskripsi peluang dan tantangan ekonomi kreatif di
Banten
o Studi analisis model kebijakan inovasi
pengembangan ekonomi kreatif Provinsi Banten.
LATAR BELAKANG
Adanya permasalahan
PDRB Perkapita Provinsi
pembangunan di Provinsi
Banten masih berada di bawah
Banten diantaranya
rata-rata tingkat nasional.
pertumbuhan ekonomi yang
relatif konstan atau bahkan
cenderung rendah,
Permasalahan tingkat kemiskinan yang tinggi di Banten sebesar 5,75%
pada tahun 2015 dan 5,36% pada tahun 2016, kemudian dengan tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Banten pada tahun 2015 sebesar
9,55% dan pada tahun 2016 sebesar 8,92%
Selain itu penyebab belum
LATAR BELAKANG
berkembangnya potensi dan sumber daya
ekonomi kreatif di Provinsi Banten adalah
karena
belum terbangunnya struktur industri Pengembangan
yang menopang pengembangan ekonomi kreatif
ekonomi kreatif menjadi salah
satu upaya
belum tersedianya skema pembiayaan dalam
bagi pelaku industri ekonomi kreatif mendorong daya
terbatasnya akses pemasaran ekonomi saing
kreatif perekonomian
belum optimalnya support yang
kelembagaan ekonomi kreatif berkelanjutan.
(sinergitas pemerintah, komunitas
kreatif, dunia usaha dan akademisi)
Analisis Potensi Ekonomi Kreatif
Provinsi Banten berdasarkan Ekspor
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015, kegiatan
ekonomi kreatif mencakup 16 subsektor, yaitu: arsitektur; desain interior; desain
komunikasi visual; desain produk; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner;
musik; fashion; aplikasi dan game developer; penerbitan; periklanan; televisi dan radio;
seni pertunjukan; dan seni rupa. .
a. ) Nilai FOB, Peranan dan perubahan Ekspor Ekonomi Kreatif
menurut Provinsi Asal (2012-2015).
Data ekspor ekonomi kreatif dibandingan dengan provinsi lain bertujuan untuk
menilai sejauhmana Provinsi Banten dapat berkompetisi dengan Provinsi lain di
Indonesia.
b) Nilai FOB Ekspor Ekonomi Kreatif Subsektor Kriya menurut Provinsi
Asal (2010-2015)
Inovasi modal
kebijakan
ekonomi kreatif
di Banten adalah
jejaring kebijakan
dengan
menekankan
pada sinergitas
stakeholder.