Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KASUS

VENTIKEL EKSTRA SISTOL

Oleh:
ALVENIA
130611009

Pembimbing: dr. Sri Murdhiati, Sp. JP (K) FIHA

BAGIAN /SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

Kelainan irama jantung dibagi  bradi-aritmia


dan taki-aritmia. Ventrikular ekstrasistol (VES) atau kontraksi
iskemia atau infark miokard daerah di ventrikel prematur (premature ventricular
ventrikel  mudah terangsang  contraction/PVC) adalah suatu keadaan ini muncul
menimbulkan gangguan irama  mekanisme dari suatu lokasi diventrikel yang teriritasi.
re-entry, automaticity, maupun triggered activity

Kontraksi ventrikular ekstrasistol dapat mengenai 1-4% orang normal


pasien dengan atau tanpa kelainan jantung organik 90% pada arteri coroner dan kardiomiopati.
Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Tn.RE
 Umur : 47 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : Penarik Becak
 Alamat : Lhok Panglima, Kota
Bawah Barat
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Nomor RM : 0-99-60-42
 Masuk RS : 25/08/2018
Keluhan Utama : Nyeri dada kiri tembus ke belakang

Keluhan Tambahan : keringat dingin, berdebar-debar, pusing, sesak,


mual, pingsan
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan saat beraktivitas
semenjak 4 hari yang lalu, dan memberat dalam 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri makin berat dirasakan saat pasien sedang membawa becak seperti
tertimpa benda berat mulai di dada sebelah kiri, menjalar kearah dagu dan
bagian belakang, nyeri tidak dapat ditunjuk dengan 1 jari. Awalnya nyeri sedikit
berkurang saat pasien istirahat, namun kemudian tidak berkurang lagi
walaupun pasien sudah istirahat. Keluhan disertai dengan keringat dingin.
Selain itu pasien juga mengeluhkan berdebar-debar, pusing, sesak dan mual
tanpa disertai muntah. Pasien sempat pingsan saat berada dirumah sakit,
awalnya pasien merasa pusing kemudian timbul perasaan seperti melayang,
berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Keluhan sesak nafas dirasakan
pasien saat terjadi nyeri, pasien tidak mengeluhkan sesak nafas saat posisi
tidur, tidak pernah terbangun tiba-tiba karena sesak, sesak tidak terpengaruh
oleh cuaca, serta pasien tidak mnegeluhkan kaki bengkak.
Riwayat penyakit dahulu :Pasien pernah mengalami
keluhan yang sama yaitu nyeri
dada dan sudah dilakukan PCI 2
kali pada bulan September 2017
dan bulan Februari tahun 2018.

Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada keluarga yang


mengalami sakit yang sama

Riwayat penggunaan obat :Aspilet 4x80 mg, Clopidogrel


4x75 mg, ISDN sublingual.

Riwayat kebiasaan :merokok (+) dan sering makan


seafood
Pemeriksaan Fisik

Sakit
117/76 77 22 36,7°
sedang C
/ GCS
mmm kali kali/
Hg (Aksila
15 /menit menit )
KEPALA :
Normochephali , MATA
warna rambut Konjungtiva palp. Inf. Pucat
hitam (+/+), sklera ikterik (-/-),
LEHER : pupil isokor, RCL/RCTL
(+/+)
Pembesaran KGB (- THORAX
) TVJ: R-2cmH20 Perkusi : Sonor kedua
lapangan paru
ABDOMEN Auskultasi: vesikuler
simetris, distensi (- kedua lapangan paru,
), Soepel, Lien, rhonki (+/+), wheezing
Hepar dan Ren (-/-)
tidak teraba
COR
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Thrill (-)
EXTREMITAS P:
INFERIOR atas ICS II parasternal sinistra
Ekstremitas kanan ICS IV parasternal
Inferior: akral dextra
pucat (-), sianosis kiri1 jari lateral ICS V LMCS,
(-), edema(-) Auskultasi: T1>T2, M1>M2,
A1<A2, P1<P2 regular, bising (-)
Pemeriksaan EKG (25/9/2018)

Kesimpulan:
1. asinus ritme dengan HR 90 x/I, normoaxis, NSTEMI anterior ekstensif, VES bigemini
Pemeriksaan EKG (26/8/2017)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 90 x/I, normoaxis dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES bigemini
Pemeriksaan EKG (27/8/2018)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 80 x/I, normoaxis dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES bigemini
Pemeriksaan EKG (28/8/2018)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 80 x/I, normoaxis dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES bigemini
Pemeriksaan EKG (29/8/2018)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 80 x/I, normoaxis, dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES trigemini
Pemeriksaan EKG (30/8/2018)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 60 x/I, normoaxis, dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES trigemini
Pemeriksaan EKG (31/8/2018)

Kesimpulan:
asinus ritme dengan HR 60 x/I, normoaxis, dengan NSTEMI anterior ekstensif, VES quadrigemini
Laboratorium (25/8/2018)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI
Hemoglobin 16,8 14,0 – 17,0 g/Dl
Hematokrit 49 45 – 55 %
Eritrosit 5,7 4,7 – 6,1 106/mm3
Leukosit 16,6* 4,5 – 10,5 103/mm3
Trombosit 297 150 – 450 103/mm3
MCV 86 80 – 100 fL
MCH 30 27 – 31 Pg
MCHC 34 32 – 36 %
RDW 12,5 11,5 – 14,5 %
MPV 10,5 7,2 – 11,1 fL
Eosinofil 2 0–6 %
Basofil 0 0–2 %
Neutrofil batang 1 2–6 %
Neutrofil segmen 70 50 – 70 %
JANTUNG
Troponin I <0,1 <1,5 ng/mL
CK-MB 18 < 25 U/L
DIABETES
GDS 94 <200 mg/dL
HbA1c 6,1 <6,5 %
GINJAL – HIPERTENSI
Asam Urat 17,1 3,5-7,2 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium 144 132 - 146 mmol/L
Kalium 4.7 3,7 – 5,4 mmol/L
Klorida 98 98 – 106 mmol/L
IMUNOSEROLOGI
T3 total 2,01 0,9-2,5 mmol/L
T4 total 139,75 60-120 mmol/L
HBsAg Negative Negative
KIMIA KLINIK

Bilirubin total 4,67 0,3-1,2

Bilirubin direct 2,28 <0,52

Bilirubin indirect 2,39

AST/SGOT 28 <35 U/L

ALT/SGPT 18 <45 U/L

Protein total 7,40 6,4-8,3 g/dL

Albumin 3,72 3,5-5,2 g/dL

Globulin 3,68 g/dL

LEMAK DARAH

Kolesterol total 186 <200 Mg/dL

Kolesterol HDL 34* >65

Kolesterol LDL 125 <150

Trigliserida 125 <150


Foto Thorax (24/07/2018)
Identitas pasien yaitu
 Foto thoraks PA
 Exposure kurang
 Ekspansi cukup
 Rotasi tidak ada
Lapangan paru
 Dalam batas normal
COR
 CTR : 62%
Diafragma
 Sudut costiphrenicus dextra lancip
 Sudut cardiophrenicus dextra lancip
 Sudut costiphrenicus sinistra tidak bisa
dinilai
 Sudut cardiophrenicus sinitra tidak bisa
dinilai
Kesimpulan:
 Kardiomegali
Echocardiography (25/07/2018)
 Kesimpulan:
 Coronary Arthery Disease, LV dilatasi, severe LV diastolic
dysfunction.
Diagnosis
 Diagnosa kerja :
 NSTEMI anterior ekstensif
 ADHF tipe wet and warm e.c coronary artery disease
 Ventrikel Ekstra Sistole
 Coronary artery disease withpoor LV function
 Hiperurisemia
Tatalaksana
 Bed rest  ISDN 3x5 mg
 O2 2-4 liter per menit  Atorvastatin 1x40 mg
 Diet jantung II 1700  Tanapres 1x2,5 mg
kkal/hari  Spironolakton 1x25 mg
 Three way  Bisoprolol 1x5 mg
 Iv Ceftriaxone 1 gr/12 jam  Ranitidine 2x150 mg
 Ondansetron 4 mg/8 jam  Amiodaron 3x200 mg
 Furosemid 1x40 mg  Allopurinol 1x300 mg
 Clopidogrel 1x75 mg  New diatab 1x1 (setiap
kali diare)
PROGNOSIS
 Quo et vitam : dubia ad bonam
 Quo et functionam : dubia ad malam
 Quo ad sanationam : dubia ad malam
Tanggal SOAP Terapi
26/8/2018 S/ nyeri dada -bedrest
(H+2) Bedebar -diet jantung
Cepat lelah 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 90/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 62x/i jam
- RR : 20x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,7°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (+/+), wheezing (- -atorvastatin 1x40 mg
/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and warm
+ VES bigemini
P/ EKG serial
27/8/2018 S/ nyeri dada berkurang -bedrest
(H+3) Bedebar, mual -diet jantung
Cepat lelah, lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 56x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (+/+), wheezing (- -atorvastatin 1x40 mg
/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and warm -amiodaron 3x200mg
+ VES bigemini -recolfar 3x0,5 mg
P/ EKG serial
echocardiography
28/8/2018 S/ nyeri dada berkurang -bedrest
(H+4) Bedebar, mual berkurang -diet jantung
Cepat lelah, lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 80x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (+/+), wheezing (- -atorvastatin 1x40 mg
/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and -amiodaron 3x200mg
warm + VES bigemini -recolfar 3x0,5 mg
P/ EKG serial, FT3, FT4, TSH
Echocardiography
29/8/2018 S/ nyeri dada -bedrest
(H+5) mual -diet jantung
lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 80x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) -atorvastatin 1x40 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -tanapres 1x2,5 mg
Abdomen: soepel -spironolakton 1x25 g
Ekstremitas: edema (-/-) -bisoprolol 1x5 mg
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and warm + -ranitidin2x1
VES bigemini -amiodaron 3x200mg
P/ EKG serial -recolfar 3x0,5 mg
30/9/2018 S/ nyeri dada (-) -bedrest
(H+5) mual (-) -diet jantung
lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 80x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (-/-), wheezing -atorvastatin 1x40 mg
(-/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and -amiodaron 3x200mg
warm + VES bigemini -recolfar 3x0,5 mg
P/ EKG serial
31/9/2018 S/ nyeri dada (-) -bedrest
(H+6) mual (-) -diet jantung
lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 80x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (-/-), wheezing (- -atorvastatin 1x40 mg
/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and -amiodaron 3x200mg
warm + VES bigemini -recolfar 3x0,5 mg
P/ EKG serial
32/9/2018 S/ nyeri dada (-) -bedrest
(H+7) mual (-) -diet jantung
lemas 1700kal/hari
O/ - KU : Tampak sakit -Three way
- TD : 100/60 mmHg -Iv furosemid 1 amp/8
- HR : 76x/i jam
- RR : 18x/i -arixtra 2,5 mg/hr
- T : 36,6°C -CPG 1x75 mg
Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-) -aspilet 1x80 mg
Leher: TVJ R- 2 cm H2O -ISDN 3x5 mg
Thoraks: simetris (+), rhonki (-/-), wheezing (- -atorvastatin 1x40 mg
/-) -tanapres 1x2,5 mg
Cor: BJ1>BJ2, bising (-) -spironolakton 1x25 g
Abdomen: soepel -bisoprolol 1x5 mg
Ekstremitas: edema (-/-) -ranitidin2x1
A/ UAP + Post PCI + ADHF tipe wet and -amiodaron 3x200mg
warm + VES bigemini -recolfar 3x0,5 mg
P/ PBJ
TINJAUAN PUSTAKA
 Ventrikular ekstrasistol merupakan suatu keadaan ini
muncul dari suatu lokasi diventrikel yang teriritasi.
Mekanisme dasar berupa peningkatan automaticity atau re-
entry di ventrikel. Ventrikular ekstrasistol adalah denyutan
prematur yang muncul lebih dini dari denyutan yang
diharapkan.
Berdasarkan bentuk
 VES unifokal

 VES multifokal
Berdasarkan pola
Berdasarkan frekuensi
 Frequent VES : terjadi >5 kali dalam semenit
 Infrequent VES : terjadi <5 kali dalam semenit
Tipe Ekstrasistol Ventrikel

Couplet : 2 EV, Takikardia atrial : 3 atau lebih EV


Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EV
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EV
Ekstrasistol Ventrikel
Sinus rhythm with VES couplet
Fenomena R on T

QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang T


Sinus rhythm with VES, R on T
Derajat VES menurut Lown’s
 Derajat 0 : tidak terdapat PVC
 Derajat I : unifokal dan infrequent PVC, PVC < 30x/jam
 Derajat II : unifokal dan infrequent PVC, PVC ≥ 30x/jam
 Derajat III : multifocal PVC
 Derajat IVA : 2 PVC berturut-turut ( couplet)
 Derajat IVB : 3 atau lebih PVC berturut-turut
 Derajat V : R-T phenomenon
Etiologi
Penyebab cardiac: Penyebab noncardiac:
 Infark miokard akut atau  Gangguan elektrolit
iskemik  Obat-obatan
 Penyakit katup jantung,  Anestesi
terutama prolapse katup  Operasi
mitral
 Infeksi
 Cardiomyopathy (misalnya
iskemik, dilatasi, hipertrofi)
 Kontusio jantung
 Bradikardia
 Takikardia
Patogenesis
 Automaticity
Initiating stressors
 Electrolite imbalance
 Drugs (cocaine,
methamphetamine)
 Ischemic damage (heart
attack
 Increased sympathetic
activity
 Triggered activity
 Ion channel dysfunction
 Change in potentioal during or
right after repolarization
Reentry
Manifestasi Klinis
 Umumnya asimptomatik,
 palpitasi, pusing dan lemas.
 Jarang menimbulkan gangguan hemodinamik kecuali pada
orang-orang yang mengalami gangguan fungsi ventrikel kiri
atau pada mereka yang disertai dengan bradikardi.
 Paling sering adalah palpitasi bisa disertai dengan rasa
berdenyut di leher, nyeri atipikal dan sinkop.
Manifestasi Klinis

• Tekanan darah : VES tipe frequent • Temuan cardiopulmonary : Temuan


dapat mengakibatkan kondisi dalam hubungannya dengan
hemodinamik yang tidak stabil. hipertensi lama (meningkatnya
• Pulsasi : fokus ektopik dapat Tekanan darah) atau CHF (S3)
menyebabkan berkurangnya pulsasi merupakan petunjuk penting untuk
tergantung pada kekuatan penyebab dan signifikansi klinisVES.
kontraksi ventrikel. Selain itu juga • Temuan neurologis : Agitasi dan
dapat ditemukan adanya pulsasi temuan aktivasi simpatis (misalnya,
yang ireguler pada saat munculnya dilatasi pupil, kulit hangat dan
VES. kering, tremor, takikardia,
• Pulse oksimetri : Hipoksia dapat hipertensi) menunjukkan bahwa
memicu VES. katekolamin mungkin menjadi
penyebab ektopi tersebut.
PENATALAKSANAAN
 Tergantung frekuensi, gejala yang timbul, dan ada atau
tidak penyakit jantung struktural yang mendasari dan
perkiraan risiko kematian jantung mendadak
 Tidak adanya penyakit jantung struktural yang signifikan
(misalnya, fungsi ventrikel normal, tidak ada penyakit
jantung koroner atau katup) dan asimptomatik VES tidak
memerlukan terapi
 VES benigna yang timbul sesekali dan tidak menimbulkan
gejala tidak perlu diberikan obat antiaritmia, cukup
menghindari faktor presipitasi (stres, produk yang
mengandung kafein, merokok, alcohol, obat
simpatomimetik, obat asma dan lain-lain.
 Disertai penyakit penyerta  obati penyakit tersebut.
 VES yang timbul terlalu sering (10-30 kali/menit) dan
multiform, memiliki R-T phenomenon disertai gejala,  β-
bloker
 Apabila tidak berhasil  antiaritmia
 Antiaritmia golongan I dilaporkan cukup efektif kecuali pada
pasien SKA.
 Pemberian amiodarone hanya dilakukan pada VES maligna dan
dengan disertai ventricular takikardi dikarenakan efek
sampingnya yang banyak.
PROGNOSIS
 Pasien tanpa gejala dengan fraksi ejeksi lebih dari 40%
memiliki insiden 3,5% dari takikardia ventrikel
berkelanjutan atau serangan jantung. Oleh karena itu, pada
pasien dengan tidak adanya penyakit jantung pada
pemeriksaan noninvasif, prognosis lebih baik
 Dalam keadaan iskemia / infark coroner akut, pasien
dengan VES sederhana jarang yang berkembang menjadi
maligna. Namun, ektopi kompleks persisten setelah MI
dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian mendadak
dan mungkin merupakan indikasi untuk studi
elektrofisiologi (EPS). Pada pasien yang menderita infark
miokard, kehadiran VES telah dikaitkan dengan
peningkatan hingga 3 kali risiko kematian mendadak.
ANALISA KASUS
 Pasien datang dengan keluhan nyeri  sindrom koroner akut paling sering
dada yang dirasakan saat beraktivitas datang dengan keluhan nyeri dada yang
semenjak 4 hari yang lalu, dan bersifat tipikal (angina tipikal) yaitu
memberat dalam 1 hari sebelum rasa tertekan/berat daerah
masuk rumah sakit. Nyeri makin berat retrosternal dan menjalar ke lengan
dirasakan saat pasien sedang kiri, leher, area interskapuler, bahu,
membawa becak seperti tertimpa atau epigastrium; berlangsung
benda berat mulai di dada sebelah kiri, intermitten atau persisten (>20
menjalar kearah dagu dan bagian menit); sering disertai diaphoresis,
belakang, nyeri tidak dapat ditunjuk maul/muntah, nyeri abdomen, sesak
dengan 1 jari. Awalnya nyeri sedikit dan sinkop.(8)
berkurang saat pasien istirahat, namun
kemudian tidak berkurang lagi
walaupun pasien sudah istirahat.
Keluhan disertai dengan keringat
dingin. Selain itu pasien juga
mengeluhkan berdebar-debar, pusing,
sesak dan mual tanpa disertai muntah.
 Ventricular Extrasystole  Teori ini mendukung kasus
(VES) atau Prematur ini dimana Tn. RE
Ventricular Contraction berdasarkan gejala
(PVC) dapat disebabkan menderita SKA dengan
oleh etiologi cardiac SKA NSTEMI. Pada kasus
(sindrom koroner akut ini etiologi yang
(SKA), hipertensi, penyakit memungkinkan sebagai
katup jantung, dan penyebab VES pada pasien
penyakit bawaan). ini adalah SKA.(10)
 Pasien ini juga  Hal sesuai dengan teori
mengeluhkan dada yang menyatakan bahwa
berdebar-berdebar. gejala paling sering pada
VES adalah berdebar-
debar, walaupun tak jarang
pasien dengan VES tidak
memiliki gejala apapun.
 Pasien mengaku sering  VES dapat terjadi karena
mengkonsumsi makanan berbagai faktor presipitasi
seafood dan memiliki seperti minum kopi, teh,
riwayat merokok. atau alcohol, merokok,
penggunaan obat-obatan
simpatomimetik, obat
asma dan lain-lain.
 Elektrokardiogarfi (EKG) merupakan gold standard untuk
menegakan diagnose VES. Pada kasus ini didapatkan hasil
EKG yang dimana terdapat kompleks QRS yang lebar
dengan normalnya < 0,12. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa gambaran VES pada EKG tampak
kompleks QRS yang lebar dan biasanya tanpa didahului
oleh gelombang P.
 Untuk tatalaksana pada
kasus ini diberikan obat-
obatan untuk penyakit
SKA yang merupakan
penyakit yang mendasari
terjadinya VES pada kasus
ini serta antiaritmia.
seperti antiplatelet, ACE
inhibitor, vasodilator, obat
angina dan s.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai