pelaksanaannya semakin banyak bergerak dan semakin lama waktu bergerak akan melatih
meningkatkan daya tahan tubuh.
Daya tahan kardiovaskuler. Permainan gobak sodor menjadi contoh paling tepat untuk
sasaran ini karena anak-anak dalam permainan gobak sodor melakuka lari cepat kemudian
berhenti secara berulang-ulang. Tanpa disengaja anak-anak berlatih secara interval yang
tentu saja dapat meningkatkan kualitas daya tahan.
Kelentukan. Pada permainan kecil tertentu anak-anak terbiasa meliuk,
memilin badan, membungkuk, dan mengayun kaki. Semua kegiatan
tersebut bergunan untuk melatih kelentukan badan.
Peningkatan ketrampilan gerak. Anak-anak yang lebih sering bermain
mempunyai berbagai macam ketrampilan gerak yang tidak dimiliki oleh
anak yang jarang atau bahkan tidak pernah bermain.
Sasaran Psikis
Rasa bebas merupakan akibat psikis yang penting dalam bermain
(Drijarkara, 1990:81) Drijakara juga mengatakan bahwa permainan itu
pembebasan artinya pembebasan dari pamrih atau tujuan lain diluar tujuan
bermain, hanya untuk memperoleh rasa senang adalah tujuan bermain
Sasaran Sosial
Permainan kecil tidak dapat dilakukan secara sendirian, jadi jelas bahwa
dalam pelaksanaannya permainan kecil membutuhkan teman untuk
bermain. Anak membutuhkan orang lain dan dapat menilai orang lain
serta dirinya sendiri. Selain itu anak dapat bergaul dan dapat menyatakan
identitas atau kemampuannya agar dapat dikenal, dinilai dan dihargai oleh
teman sepermainan.
Sasaran Religi
Walaupun tidak terlihat mencolok nilai sasaran ini dapat terlihat ketika
dalam permainan kecil anak-anak sering berdoa agar menjadi pemenang
dalam berbagi permainan kecil yang diikuti baik itu secara individu
maupun kelompok. Permainan memang bukanlah ritual keagamaan tapi
terkadang tanpa disadari berbagai ritual agama telah masuk dalam setiap
kegiatan permainan.
Ada banyak bentuk permainan anak-anak itu
sendiri diantaranya sebagai berikut
2. Permainan Menangkap Binatang
Tujuan dari permainan ini mengenalkan pada anak sebagai pemburu
binatang jadi anak-anak bersimulasi menjadi pemburu diharapkan
dalam waktu singkat berusaha untuk menangkap anak yang
diibaratkan sebagai binatang untuk ditangkap dan berusaha untuk
menangkap binatang sebanyak-banyaknya.
Pelaksanaan hendaknya dibatasi dan disesuikan dengan banyaknya
murid.lalu guru menunjuk seseorang sebagai pemburu.dimana si
pemburu harus banyak menagkap si binatang untuk menjadi
makanannya.untuk menentukan pemenang ditentukan dengan
waktu yang telah disepakati yang telaah dibuat oleh guru tersebut.
Penilaian : siapa (pemburu) mana yang paling banyak menangkap
anak
Catatan : anak yang sudah tertangkap harus berdiri ditempat
tertentu/lingkaran yang telah disediakan.
3. Permainan Hijau Hitam
Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan ketangkasan yang berkaitan
dengan reaksi dan kecepatan serta kelincahan untuk menghindar dari tangkapan
lawan. Pelaksaan permainan anak dibagi menjadi dua kelompok anak dibariskan
dalam dua saf berdiri digaris yang telah ditentukan anatra baris satu dan baris
kedua jarak nya kira-kira 1 meter. Apabila guru menyebut kata hijau, maka regu
hijau harus berlari dan regu hitam mengejar, dan begitu pula sebaliknya.
Kelompok yang dikejar sebisa mungkin agar jangan sampai tertangkap.
Kemampuan fisik yang didapat adalah meningkatkan kelincahan,kecepatan anak
untuk berlari, meningkatkan kelincahan, meningkatkan daya tahan. Permainan
ini sangat baik diberikan pada anak kelas empat, lima dan enam dalam
meningkatkan ketangkasan.
Komponen karakter yang didapat pada anak dari permainan ini adalah sikap
sportifitas, kejujuran, semangat dan pantang menyerah.
4. Permainan Mencari Pasangan
Tujuan : ketangkasan mencari teman baru (pasangan baru) pelaksanaan permainan
sebagai berikut :
Anak-anak membentuk dua lingkaran , lingkaran pertama jumlah anaknya lebih banyak
dari pada linhkaran yang lainnya. Lingkaran pertama putar kekanan yang kedua kekiri.
Setelah aba-aba siap “ya”masing-masing lingkaran berjalan atau mberjinjat-jinjat dengan
arah berlawanan. Setelah berbunyi plut atau aba-aba “stop” semua anak harus masing-
masing lingkaran segera mencari pasangan baru. Anak-anak yang ada dilingkaran
pertama harus mencari pasangan dilingkaran kedua. Akhirnya ada seorang anak yang
tidak mendapatkan pasangan maka anak itu dinyatakan mendapat suatu kesalahan, anak
yang mendapatkan kesalahan dua kali akan mendapatkan hukuman seperti misalnya
bernyari dan sebagainya.