Anda di halaman 1dari 15

SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS


ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR
KRITIS MATEMATIS PESERTA DIDIK
(Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMPN 3 Tasikmalaya)

Oleh :
SANTI MARYANI (142151176)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
Latar Belakang Masalah

 Pentingnya matematika.
 Kebiasaan berpikir kritis yang belum ditradisikan di sekolah-sekolah (Jacqueline and
Brooks).
 Guru tidak pernah memberikan soal dengan kemampuan berpikir kritis.
 Sikap positif peserta didik terhadap matematika masih kurang.
 Sebagian peserta didik tidak bisa bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
diskusi.
 Solusi: model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
Rumusan Masalah

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang


menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peserta didik yang
memperoleh pembelajaran PBL?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada
peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah yang menggunakan model
pembelajaran POGIL?
3. Apakah peningkatan disposisi berpikir kritis matematis peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peserta didik yang
memperoleh pembelajaran PBL?
Definisi Operasional
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis adalah suatu kecakapan berpikir secara efektif yang dapat
membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang
diyakini atau dilakukan. Indikator berpikir kritis yaitu: (1) Memberikan penjelasan sederhana, (2)
Membangun keterampilan dasar, (3) Membuat kesimpulan, (4) Membuat penjelasan lebih lanjut, dan (5)
Mengatur strategi dan taktik. Kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik diperoleh dari hasil
pretes dan posttest kemampuan berpikir kritis matematis.
Disposisi Berpikir Kritis Matematis
Disposisi berpikir kritis matematis adalah kecenderungan untuk berpikir dan bersikap dengan cara yang
kritis terhadap matematika. Disposisi berpikir kritis meliputi: (1) bertanya secara jelas dan beralasan, (2)
berusaha memahami dengan baik, (3) menggunakan sumber yang terpercaya, (4) mempertimbangkan
situasi secara menyeluruh, (5) berusaha tetap mengacu dan relevan ke masalah pokok, (6) mencari
berbagai alternatif, (7) bersikap terbuka, (8) berani mengambil posisi, (9) bertindak cepat, (10)
berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks, (11) memanfaatkan cara
berpikir orang lain yang kritis, dan (12) memahami terhadap perasaan orang lain. Disposisi berpikir kritis
matematis diperoleh dari hasil penyebaran angket.
Lanjutan...
Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan Pendekatan
Saintifik
Model pembelajaran POGIL adalah model pembelajaran yang menggabungkan inkuiri terbimbing dan
pendekatan kooperatif. Model pembelajaran POGIL dirancang untuk menggantikan ceramah di kelas,
dengan demikian peserta didik dapat mendiskusikan materi pembelajaran, bukan hanya
mendengarkannya. Tahapan kegiatan model pembelajaran POGIL dengan pendekatan saintifik yaitu:
(1) Tahap orientasi, kegiatan peserta didik yaitu mengamati permasalahan yang diberikan oleh guru, (2)
Tahap eksplorasi, peserta didik akan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan mengajukan
pertanyaan apabila terdapat hal yang kurang dipahami, (3) Tahap pembentukan konsep, kegiatan
peserta didik yaitu mengasosiasikan atau mengolah informasi yang didapat dan mengajukan pertanyaan
apabila terdapat hal yang kurang dipahami, (4) Tahap aplikasi, kegiatan peserta didik yaitu
mengaosiasikan atau mengolah informasi dan mengajukan pertanyaan, dan (5) Tahap penutup, peserta
didik akan mempresentasikan/mengkomunikasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelompok
yang lain, dan kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang
berpresentasi. Kegiatan mengkomunikasikan juga terjadi ketika peserta didik dibimbing oleh guru
menarik kesimpulan dan melakukan refleksi terhadap apa yang telah dipelajari.
Lanjutan...
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu bentuk pembelajaran
matematika yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi peserta didik, peran guru
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-
langkah model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik adalah: (1) Fase orientasi peserta didik
pada situasi masalah, kegiatan peserta didik melakukan pengamatan terhadap permasalahan, (2) Fase
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, kegiatan peserta didik mengamati apa yang
disampaikan oleh guru, (3) Fase membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami pada permasalahan
tersebut, (4) Fase mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta didik mengasosiasikan atau
mengolah informasi yang didapat, kemudian mempresentasikan/mengkomunikasikan hasil pekerjaan
kelompoknya di depan kelompok yang lain. Kelompok yang mendengarkan, diberi kesempatan untuk
bertanya kepada kelompok yang berpresentasi, dan (5) Fase menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, kegiatan peserta didik yaitu mengkomunikasikan atau menyampaikan kesimpulan
hasil pembelajaran.
Lanjutan...
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik
Penggunaan model pembelajaran POGIL dalam pembelajaran matematika dikatakan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik jika peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran POGIL lebih
baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran PBL. Peningkatan kemampuan berpikir
kritis matematis peserta didik dalam penelitian ini menggunakan gain dari skor pretest dan posttest
dengan rumus gain ternormalisasi yaitu:
𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑔=
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒

Peningkatan Disposisi Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik


Peningkatan disposisi berpikir kritis matematis peserta didik dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus gain yaitu:
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔 =
100% − 𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan:
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 : skor rata-rata angket awal (%)
𝑆𝑝𝑟𝑒 : skor rata-rata angket akhir (%)
Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:


1. mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran POGIL dengan yang memperoleh
pembelajaran PBL.
2. mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada
peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah yang menggunakan model
pembelajaran POGIL.
3. mengetahui peningkatan disposisi berpikir kritis matematis peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran POGIL dengan yang memperoleh
pembelajaran PBL.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan khasanah ilmu, khususnya dalam bidang
pendidikan dalam mengkaji peningkatan kemampuan dan disposisi berpikir kritis matematis
yang menggunakan model pembelajaran POGIL.
Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, dengan terujinya pembelajaran matematika menggunakan model
pembelajaran POGIL akan memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam
pembelajaran matematika.
2. Bagi peserta didik, untuk membantu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis
dalam mempelajari matematika dengan menggunakan model pembelajaran POGIL.
3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam proses pengembangan pembelajaran matematika untuk disampaikan oleh guru.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Landasan Teoretis
Disposisi Berpikir Kritis Matematis

Model Pembelajaran Process Oriented


Kajian Teori Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan
Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan Pendekatan
Saintifik
Teori Belajar yang Mendukung Model
Pembelajaran Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) dan Problem
Based Learning (PBL)
Hasil Penelitian yang Relevan

1. Paridah (2017) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis


Matematik Peserta Didik melalui Model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL)”
2. Fujiati and Mastur (2014) dengan judul “Keefektifan Model POGIL
Berbantuan Alat Peraga Berbasis Etnomatematika terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis”
3. Octaria (2018) dengan judul “Pengaruh Model Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”
Hipotesis Penelitian

1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang


menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peserta didik
yang memperoleh pembelajaran PBL.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada
peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah yang menggunakan model
pembelajaran POGIL.
3. Peningkatan disposisi berpikir kritis matematis peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peserta didik
yang memperoleh pembelajaran PBL.
Prosedur Penelitian

Metode
Metode eksperimen
Penelitian

Variabel bebas: model pembelajaran POGIL


Variabel terikat: kemampuan dan disposisi
Variabel berpikir kritis matematis
Penelitian Variabel kontrol: peserta didik kelompok
tinggi, sedang, dan rendah

Populasi: kelas VII


Populasi
SMPN 3 TSM
dan
Sampel: pengambilan
Sampel
secara acak.
Instrumen
Desain Penelitian
Penelitian
(Desain kelompok kontrol pretest- 1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
posttest) Matematis
A O X1 O 2. Angket Disposisi Berpikir Kritis
A O X2 O Teknik Matematis
Pengumpulan Data

Tes dan Angket


Teknik Analisis Waktu dan
Data Tempat Penelitian

1. Hipotesis 1: Uji perbedaan dua


rata-rata
Waktu: November 2017-Juni 2018
2. Hipotesis 2: Uji Anava Satu Jalur
Tempat: SMPN 3 Tasikmalaya
3. Hipotesis 3: Uji perbedaan dua
rata-rata Mann-Whitney
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai