Anda di halaman 1dari 55

BIOLISTRIK/

Sinyal Elektris pada Tubuh


Oleh:
Melani Angela Indrayani Raymanus, S.Farm.,Apt.
Email: mey_lan92@yahoo.com
Referensi
Gabriel JF, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta,
1996.
Cree L, Sains dalam Keperawatan, Jakarta,
2012
Penilaian
Kriteria Bobot Penilaian

Keaktifan di Kelas 5%

Absensi 5%

Diskusi kelompok 15%

Tugas 5%

Tes akhir kuliah 10%

Ujian Akhir 60%


Lingkup Pembahasan
I. SINYAL SARAF DAN NEURON
II. POTENSIAL LISTRIK PADA SARAF
III. SINYAL ELEKTRIS PADA OTOT (EMG)
IV. SINYAL ELEKTRIS PADA JANTUNG (EKG)
V. SINYAL ELEKTRIS PADA OTAK (EEG)
VI. SINYAL ELEKTRIS PADA MATA (ERG &EOG)
VII. SINYAL MAGNETIK DARI JANTUNG DAN OTAK
VIII.RISET TERBARU MENGENAI LISTRIK PADA TUBUH
Pendahuluan….

LISTRIK

PERANAN PENTING DALAM BIDANG KEDOKTERAN


kontrol sistem fungsi tubuh manusia.

Listrik dan Listrik dan


Magnet yang Magnet pada
timbul dalam permukaan
tubuh tubuh
manusia manusia
Ilmuwan
Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak
mati.
Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh
hewan.

Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya


kedua kaki katak setelah diberi aliran listrik melalui konduktor

Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi


melalui dirinya dan asistennya.
Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas
pada jaringan akibat aliran frekuensi tinggi

Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan


dengan gelombang pendek (short wave).
Hukum-Hukum dalam Biolistrik
1. Hukum Ohm : “Perbedaan potensial antara ujung konduktor
berbanding lurus dengan arus yang melewati, berbanding terbalik
dengan tahanan konduktor”.
R=V/I atau V = I.R atau I =V/R
V=tegangan (volt), I=kuat arus(ampere), R=hambatan (ohm)

2. Hukum Joule : “Arus listrik yang melewati konduktor dengan


perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu akan menimbulkan
panas/kalor”.

V = tegangan dalam (volt) , I= arus listrik (Ampere), T = waktu (detik), J =


Joule =0,239 Kal
Lampu dihubungkan dengan konduktor dengan beda potensial 100
Volt, menghasilkan arus listrik 5 Ampere. Berapa ohm hambatan
pada konduktor?
Diketahui:
• V = 100 V
• I=1A
Ditanyakan : R = ?
Jawab :
• R = V/I
• = 100 V = 20 Ω
• 5A
• Jadi besarnya hambatan adalah 20 Ohm.
Pada aktifitas otot skelet selama 15 menit, berapa kalorikah energi
yang dihasilkan, jika beda potensial dalam serabut otot sebesar 100
mV, sedangkan hambatan pada serabut otot sebesar 3 kΩ?
Diketahui:
• t = …………… 15 menit = …………… s
• V = …………… 100 mV = …………… V
• R = …………… 3 kΩ= …………… Ω
Ditanyakan: H = …………… ?
Jawab: H = 0,24.Vit
• I = V/R = …………… V / …………… Ω
• = …………… A
Barulah kita cari nilai H
• H = 0,24. V.I.t
• = 0,24 x …………… x …………… x …………… kalori
• = …………… kalori
MACAM-MACAM GELOMBANG ARUS
LISTRIK

Keterangan Gambar:
1. Arus Bolak Balik/sinusoidal
2. Arus setengah gelombang (telah
disearahkan)
3. Arus searah penuh tapi masih
mengandung riple/desir
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Surged faradik/Sentakan Faradik
7. Surged sinusoidal/sentakan
sinusoidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
I. SINYAL SARAF dan NEURON
• Tdd: Otak, medula spinalis, dan saraf
perifer
• Saraf Perifer  serat saraf yang
Sistem Saraf mengirim informasi sensoris ke otak
atau ke medula spinalis (saraf Aferen) ;
Pusat serat saraf yang mengirim informasi
dari otak atau medula spinalis ke otot
serta kelenjar (saraf efferen)
SISTEM
SARAF

• Mengatur Organ dalam tubuh. Misalnya


Sistem Saraf jantung, usus dan kelenjar-kelenjar
• Pengontrolan secara tidak sadar
Otonom
Struktur dasar sistem saraf disebut neuron/sel saraf.
Sel saraf menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.

Gambar Skema Neuron Motoris


Konsentrasi Ion Di Dalam dan Di Luar Sel

 Di dalam sel lebih negatif daripada di luar sel berkisar 60-90 mV


Sel saraf menggunakan difusi pasif dan transportasi aktif untuk mempertahankan
distribusi ion melalui membran sel.
II. POTENSIAL LISTRIK PADA SARAF
POTENSIAL AKSI
Potensial
Dapat terjadi pada berbagai jenis sel
membran
al:
istirahat =
-90mV Sel saraf, sel otot skelet, otot polos
maupun otot jantung

• Proses : Pada saat stimulus (misalnya energi mekanik,


kimia, listrik, panas dll.) datang ke membran sel
permeabilitas membran sel akan meningkat, 
terjadilah difusi ion natrium dengan cepat ke dalam
sel sehingga di dalam sel menjadi lebih positif. Proses
masuknya ion natrium ke dalam sel dan dalam sel
menjadi positif ini dinamakan depolarisasi.
• Kecepatan impuls serat saraf : serat saraf berdiameter besar
kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang
berdiameter kecil
• Dengan mikroskop elektron,Serat saraf ada 2 type :
1. Bermyelin :
banyak terdapat pada manusia. Mielin suatu insulator yang baik &
kemampuan mengaliri listrik sangat rendah. Potensial aksi makin
menurun apa bila melewati serat saraf yang bermielin
Akson bermyelin diameter 1 μm kecepatan 100 m/s.
2. Tanpa myelin :
Akson tanpa myelin diameter 1 mm kecepetan 20 -50 m/s
Penjelasan...
• Suatu stimulus harus cukup kuat (mencapai nilai
ambang) untuk dapat menimbulkan depolarisasi. Jika
tidak cukup, maka depolarisasi tidak akan terjadi. Jika
depolarisasi sudah dimulai, maka depolarisasi akan
berlanjut sampai dengan potensial membran mencapai
kira-kira +40 mV. Ini disebut sebagai depolarisasi
maksimal. Proses ini berlangsung sangat cepat, kurang
dari 1 milidetik (ms).
• Selanjutnya segera setelah puncak depolarisasi, Na+
dipompa keluar sehingga akhirnya potensial membran
menjadi –90 mV kembali. Proses ini dinamakan
repolarisasi. Keseluruhan proses mulai dari datangnya
stimulus sampai dengan repolarisasi selesai
berlangsung selama kira-kira 3 milidetik.
Elektroda
• Kegunaan  Untuk Mengukur Potensial Aksi,
untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron
• Bahan yang dipakai: Perak dan Tembaga 
bila dicelupkan dalam larutan elektrolit
seimbang cairan tubuh maka akan terjadi
perbedaan potensial antara kedua elektroda
tsb . Perbedaan potensial sebesar 0,80-0,30 =
0,46 V
Macam-Macam Elektroda
1. Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)
 berbentuk konsentrik.
 Mengukur aktifitas motor unit tunggal.
 tebuat dari baja anti karat

2. Ekektroda Mikropipet
 Terbuat dari gelas.
 Cara pembuatannya pipa gelas dipanaskan kemudian
ditarik cepat-cepat kemudian ujung gelas tsb dipotong.
 Diameter tidak lebih dari 0,5 um
 Dalam pipa diisi elektrolit sehingga diperoleh kontak
3. Eketroda Permukaan Kulit
 Terbuat dari metal/logam yang tahan karat (perak, nikel / alloy)
a. Bentuk Plat
Mengukur potensial listrik permukaan tubuh EKG,EMG,EEG.
Didaerah yg digosokkan, akan di gosok dengan saline solution (air
garam fisiologis). Kemudian diganti dengan Jelly atau pasta (suatu
elektrolit)
b. Bentuk Suction cup
Bentuk tua atau kuno yg dipergunakan utk melakukan EKG
c. Bentuk Floating
Tipe baru. Dibuat agar mencegah kontak langsng antara logam dan
kulit. Pemakaian masih menggunakan elektrolit pasta atau Jelly
d. Bentuk Ear Clip
Reference pada pengukuran EEG atau EKG
e. Bentuk Batang
Reference pada waktu perekaman EKG atau EEG, biasa di pakai
pada perekaman EGG (elektro gastogram)
Elektroda jarum

Elektroda
Elektroda mikropipet bentuk floating

Elektroda permukaan kulit Elektroda ear clip


(plat)

Bentuk batang
Elektroda suction
cup
III. SINYAL ELEKTRIS PADA OTOT
(EMG)
• EMG (Elektromiogram) Pencatatan potensial otot biolistrik
selama pergerakan otot
• EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph,
untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram.
• EMG digunakan secara klinis untuk diagnosis masalah neurologis
dan neuromuskular.
• Unit motor  tdd: Cabang tunggal neuron/saraf dari otak atau
medulla spinalis
• Ada 25-2000 serat otot (sel), dihubungkan dengan saraf via motor
end plate  Potensial istirahat yang melewati serat otot serupa
dengan yang melewati serat saraf
• Gerakan otot berkaitan dengan satu potensial aksi yang merambat
sepanjang akson dan diteruskan ke serat otot melalui motor end
plate
• Tujuan : untuk memperoleh informasi tentang aktifitas kelistrikan
otot
Teknik Mengukur EMG
a. Pengukuran Sel Otot Tunggal
 Sulit mengisolasi serat otot tunggal

Cara mengukur potensial aksi sel otot tunggal


b. EMG pada beberapa otot
Elektroda permukaan diletakkan pada permukaan kulit  mengukur isyarat listrik
dari sejumlah unit motoris. Sebuah elektroda jarum konsentris dimasukkan ke
dalam kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal

Suatu elektromiogram pada otot bisep yg


menunjukkan denervasi parsial
IV. SINYAL ELEKTRIS PADA JANTUNG
(EKG/ECG)
• EKG = Elektrokardiogram
• Pencatatan isyarat biolistrik jantung, dilakukan
pada permukaan kulit.
• Isyarat listrik dari SA node  depolarisasi
otot jantung atrium dan memompa darah ke
ventrikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi
otot atrium.
• Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node akan
menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan
dan kiri  kontraksi ventrikel sehingga darah
dipompa ke dalam arteri pulmonalis dan ke
aorta; saraf pada ventrikel & otot ventrikel
kemudian mengalami repolarisasi dan mulai
kembali ke isyarat listrik dari SA node.
V. SINYAL ELEKTRIS PADA OTAK (EEG)
• EEG = Elektroensefalogram
• Pencatatan isyarat listrik otak asumsi dari potensial aksi sel saraf
di dalam otak.
• Amplitudo dari isyarat EEG: gelombang denyut demi denyut (peak
to peak) dengan jarak antara 10 mV-100 mV pada frekuensi di
bawah 1 Hz-100 Hz
• Lokasi pemasangan elektroda:
 Elektroda: Elektroda permukaan kulit/ elektroda jarum & elektroda
reference yg dipasang pada kedua daun telinga (A1 & A2)
 Lokasi pemasangan elektroda sebanyak 10-20 saluran (Standar
International)  Elektroda placement system
 Secara rutin hanya 8-16 saluran elektroda yg digunakan dan
pencatatan dilakukan serentak, jarak tiap-tiap elektroda dengan
interval 10% & 20% (lih. Gambar)
Sistem elektrode yang dianjurkan
oleh Perhimpunan EEG sedunia

Sistem elektrode standar


Internasional ditempatkan
pada kepala dengan interval
jarahk 10% dan 20%
• Tujuan Pemeriksaan EEG
1. Bila tidak menggunakan EKG pada waktu
operasi, dapat menggunakan EEG sebagai
alat monitor
2. Utk mendiagnosis epilepsi dan klasifikasi
epilepsi
3.Untuk menunjukkan tumor otak, dimana
aktivitas listrik pada daerah tumor akan
menurun. Tetapi lebih kuantitatif utk
mennetukan tumor otak lebih baik
menggunakan sinar-X atau teknik kedokteran
nuklir
• Catatan:
1. Pada waktu melakukan EEG, penderita dapat menjadi ngantuk dan
kedua mata tertutup. Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz
2. Apabila amplitudo ditingkatkan dan frekuensi diturunkan,
penderita bisa tidur ringan sampai tidur lelap.Pada waktu
pengambilan EEG di saat tidur menunjukkan frekuensi tinggi
disebut paradoxical sleep/rapid eye movement (REM). Paradoxical
sleep diasosiasikan dengan mimpi.
3. Penderita dalam keadaan santai mempunyai isyarat EEG dengan
frekuensi dari 8-13 Hz (gelombang); pada penderita
melek/berjaga mempunyai frekuensi di atas 13 Hz.

Ada 4 group frekuensi normal dari isyarat listrik EEG:


1. Delta () lambat : 0,5-3,5 Hz
2. Teta () menengah : 4-7 Hz
3. Alfa () normal : 8-13 Hz
4. Beta () cepat : di atas 13 Hz
Beta I = 2 kali alfa
Beta II
VI. SINYAL ELEKTRIS PADA MATA (ERG
& EOG)
ERG = Elektroretinogram
 Pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang
ada pada retina mata yg dikerjakan melalui rangsangan
cahaya pada retina.
 Teknik pembuatan: Kornea diberi cairan NaCl fisiologis
kemudian pada kornea mata ini diletakkan lensa
kontak. Lensa kontak dipasang Ag-AgCl
 Pada bagian temporal mata diletakkan elektroda
“reference” (bisa juga didahi/telinga) dan diberi kabel
“grounded”/kabel ke bumi. Kemudian retina disinari
dengan cahaya lampu, pada saat ini dilakukan
pencatatan.
Isyarat ERG sangat kompleks karena
merupakan sumasi efek yg terjadi di
dalam mata. Apabila gelombang B tidak
tampak pada ERG  perubahan
retina/retina pigmentosa
EOG= Elektrookulogram
 Pengukuran/pencatatan berbagai potensial
pada kornea-retina sebagai akibat perubahan
posisi dan gerakan mata
 Teknik: pada tepi kedua bola mata dipasang
elektroda
VII.SINYAL MAGNETIK DARI JANTUNG
DAN OTAK

Medan magnet
Aliran Listrik Mengalir sekitar jantung

 Pencatatan medan magnet disebut magnetokardiogram


 Besar medan magnet sekitar jantung (T) atau sekitar 10 x 108 medan
magnet bumi. Hubungan Tesla dengan Gauss dapat dinyatakan :
IT = 104
 Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan
suatu ruang yang terlindung magnet dan sangat peka terhadap detektor
medan magnet (magnetometer)
 Detektor yang digunakan yaitu SQUID (superconducting Quantum
Interfernce Device) yg bekerja pada suhu 5oK, dan dapat mendeteksi
medan magnet yang disebabkan arah searah atau arus bolak balik
 SQUID  peka, mendeteksi magnet sejauh 400 meter (0,25 mil)
Magnetokardiografi (MKG)
Penderita ditempatkan dalam ruang oktagonal
yang terdiri dari 5 lapisan pelindung magnet
Materi bermagnetdisingkirkan dari subjek
yang akan diperiksa
Magnetodetector probe didekatkan pada
tubuh/jantung.
Perekaman hanya berlangsung dalam waktu
kurang dari 1 menit
Pencatatan dilakukan dilakukan didaerah
badan dengan jarak 5 cm. Lokasi perekaman
diberi kode B,D,F,H,J,L (vertikal); Horisontal
dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi
huruf I dan ditandai dengan angka ganjil
(1,3,5,9)

Informasi yang diperoleh pada MKG tidak


dapat dipakai sebagai EKG oleh karena
pengukuran medan magnet mempergunakan
arus searah yg mengenai otot dan syarat.
Perekaman MCG akan memberikan informasi
yang berguna dalam diagnosis apabila
dikerjakan pada waktu jantung mengalami
serangan oleh karena pada saat
inidipergunakan arus listrik
Magnetoensefalogram (MEG)
Yaitu pencatatan medan magnet sekeliling
otak dengan mempergunakan arus searah
Alat yg digunakan adalah SQUID
magnetometer
Pada rithme alpha, medan magnet berkisar
1x10-13 T
VIII. RISET TERBARU MENGENAI
LISTRIK PADA TUBUH
1890 listrik berfrekuensi rendah ® efek pemanasan
1929 listrik frek. 30 MHz ® short wave diathermy
1950 gel mikro frek 2450 MHz ® diatermi & pemakaian radar

I. Frekuensi Arus Listrik


Arus listrik berdasarkan efek yang ditimbulkan:
1. Listrik berfrekuensi rendah (20 – 500.000 Hz)
merangsang saraf & otot sehingga terjadi kontraksi otot
– Alat: stimulator yang rangkaiannya tdd multivibrator,
astable multivibrator
 untuk pemakaian singkat & bersifat merangsang saraf otot
pakai arus faradik
 untuk pemakaian lama & bertujuan merangsang otot yang
telah kehilangan persyarafan pakai arus listrik interuptus
atau arus searah (Direct Current/ DC) yang dimodifikasi

Selain DC, ada pula Arus bolak-balik (Alternative


Current/AC) dengan frekuensi 50 Hz, mampu :
1. Merangsang saraf sensoris
2. Merangsang saraf motoris
3. Berefek kontraksi otot

Kemampuan efek Arus DC dan AC sama, namun Di klinik


banyak menggunakan Arus DC
2.Listrik berfrekuensi tinggi (> 500.000 Hz)
Listrik berfrekuensi tinggi tidak mempunyai
sifat merangsang saraf motoris / sensoris
(kecuali dilakukan dg perangsangan dg
pengulangan yg lama)
Sifat : memanaskan
• Bedasarkan sifat memanaskan, frekuensi
tinggi di bidang kesehatan dibagi dalam dua
bagian:
a. Short Wave Diathermy (diatermi gelombang
pendek)
b. Micro wave diathermy (diatermi gelombang
mikro)
Short Wave Diathermy (diatermi gelombang
pendek)
ada 2 metode yg digunakan untuk memperoleh
gelombang elektromagnetis agar masuk ke dalam
badan:
 Metode capasitance (Metode Kondensor)
Prinsip : elektroda diletakkan pada masing-masing
sisi yang akan diobati & dipisahkan dari kulit dengan
bahan isolator
 Metode Inductance (Metode induksi=metode kabel)
Prinsip: kabel dililitkan pada daerah yang akan
diobati
Biasanya pada daerah abdomen, paha
Efek diatermi gel. Pendek (Short wave diathermy) :
1. Menghasilkan panas & peningkatan efek fisiologis
* Meningkatkan metabolisme
* Meningkatkan darah
* Menurunkan eksitasi saraf
* Menurunkan relaksasi otot, meningkatkan
usaha otot
* Menurunkan tekanan darah karena vasodilatasi
* Meningkatkan aktivitas kel. Keringat
2. Mempunyai efek pengobatan
* Terhadap daerah peradangan oksigenasi
meningkat
* Efek terhadap infeksi bakteri leukosit &
antibodi meningkat
* Kehilangan nyeri panas disebabkan saraf
sensoris sedatif
* Terhadap daerah yang patah meningkatkan
absorpsi & aliran darah
 Micro wave diathermy (diatermi gelombang mikro)
Micro wave diathermy (diatermi gel. Mikro)
⇒panjang gelombang (l )antara inframerah & short
wave
Gel. Mikro : 1 cm <l< 1 m
Efek :
1.Fisiologis
Menimbulkan panas pada jaringan yang banyak
mengandung air; otot > banyak menyerap gel. Mikro
daripada jaringan lemak
2.Pengobatan
Pada penderita yang mengalami ruda paksa
(trauma) & peradangan; nyeri & spasme otot,
rematik
Bahaya & kontra indikasi
 Penderita gangguan sirkulasi  meningkat
perdarahan, trombosis & flebitis
 TBC & tumor ganas

Perbedaan micro wave dengan short wave


1. Penetrasi gel. Mikro lebih dalam ; tp tidak dapat
melewati jaringan yang padat seperti yang dapat
dilakukan oleh gel. Pendek.
2. Gel. Mikro kurang berhasil mengobati struktur
yang dalam dibanding dengan diatermi gel.
Pendek.
II. Elektrocauter dan Elektrosurgery
 Listrik frek tinggi mengontrol perdarahan saat
pembedahan/operasi
 Electrocauter (Cauterisasi = pembakaran) suatu
pembakaran mengggunakan frek listrik 2 MHz,
tegangan 15 kV  menghentikan perdarahan pd luka
menganga menggunakan gulungan kawat panas pd
pemb.darah tanpa anestesi
 Electrosurgery
memotong jaringan; dilakukan dg gerakan cepat 5-
10 cm/detik untuk mengurangi destruksi jaringan
sekitar (cth:operasi otak, limpa, vesica felea, prostat,
dan serviks)
III. DEFIBRILATOR
• Untuk pengobatan pasien yang mengalami fibrilasi
Penanganan fibrilasi:
o massage jantung (metode mekanik)
o syok listrik pd daerah jantung
* countershock mensinkronisasi irama jantung
* defibrilasi  jika tdk berespons thd countershock ⇒
defibrillator
Ada 4 tipe dasar defibrilator:
1. AC defibrilator
2. Capasitive –discharge defibrilator
3. Capasitive – delay – line defibrilator
4. Square – wave defibrilator
Penggunaan Listrik Secara Medis
• Diagnosis
Listrik dapat digunakan u/ mengidentifikasi
keberadaan, lokasi dan karakteristik suatu
masalah yang diderita pasien.
Contoh: sebuah elektrokardiografi mencatat
adanya variasi dalam aktifitas listrik pada otak.
Elektrositoskop yang menggunakan cahaya listrik
untuk melihat kandung kemih dan oftalmoskop
yg menggunakan cahaya listrik untuk melihat
bagian dalam mata.
• Pemantauan
memeriksa dan mencatat secara
teratur –secara visual, pendengaran
atau secara grafis aspek-aspek
tertentu dalam fungsi tubuh.
peralatan tersebut memberikan akses
langsung untuk mendapatkan
informasi dalam berbagai situasi tanpa
hrus mengganggu pasien
Contoh : aktifitas jantung,tekanan darah,
frekuensi nadi dan suhu dapat
dipantau melalui berbagai alat ,
perawat hanya membaca dari layar
atau menekan tombol agar hasilnya
keluar
Tugas Kuliah
1. Jelaskan Pengertian dari:
– Gelombang Arus Bolak Balik
– Arus setengah gelombang
– Gelombang faradik

2. Cari Gambar-gambar alat:


Electrocauter
Electrosurgery
Defibrilator

Anda mungkin juga menyukai