4 juta kasus/tahun
› Cedera kepala berat merupakan
penyebab kematian yang paling
sering dari seluruh kematian karena
trauma.
Kelompok risiko tinggi:
› Laki-laki usia 15-24 tahun
› Bayi/balita
› Anak-anak
› Lanjut usia
Volume Intracranial
• Otak
• LCS
• Pembuluh Darah
Dilatasi karena
peningkatan pCO2
Vasokonstriksi akibat
penurunan pCO2
Sedikit Efek
terhadap volume
Volume intrakranial tetap
80% = Cerebrum, cerebellum &
brainstem
12% = Darah dan pembuluh darah
8% = LCS
› Peningkatan salah satu komponen
akan menurunkan komponen lain
Ketidakmampuan menyesuaikan
meningkatkan TIK
Kompensasi terhadap tekanan
› Kompresi pembuluh darah vena
› Pengurangan CSF
› Kompresi ke arah Medulla spinalis.
Dekompensasi terhadap tekanan
› Peningkatan tekanan intrakranial
› Peningkatan tekanan darah sistemik untuk
perfusi otak
selanjutnya akan meningkatkan ICP
ICP BP
Konstriksi pembuluh darah
Edema Cerebri
Tekanan darah Sistolik
› Low BP = Poor Cerebral Perfusion
› High BP = Increased ICP
Karbon Dioksida
Penurunan efisiensi respirasi
Peran Karbon Dioksida
› Peningkatan kadar CO2 dalam
LCS
Vasodilatasi Cerebral
Meningkatkan aliran
darah
Menurunkan hypercarbia
Menurunkan hypoxia
› Berperan dalam ICP
› Penurunan kadar CO2 dalam
LCS
Vasokonstriksi Cerebral
cerebral anoxia
Peningkatan Tekanan
› Kompresi jaringan otak
› Herniasi batang otak
Mempengaruhi aliran darah
Tanda & Gejala
Batang otak atas
Muntah
Perubahan status mental
Dilatasi Pupil
Medulla Oblongata
Respirasi
Kardiovaskular
Gangguan tekanan darah
Kompresi Batang otak atas
› Peningkatan tekanan darah
› Reflex bradycardia
Stimulasi n. Vagus
› Respirations Cheyne-Stokes
› Pupil mengecil dan reaktif
› Kaku Decortikasi
Gangguan lintasan Neural
Kompresi Batang otak tengah
› Pelebaran tekanan nadi
› Peningkatan bradycardia
› Hiperventilasi SSP
Cepat dan dalam
› Perlambatan refleks pupil bilateral atau
inaktif
› Kaku Decerebrasi
Batang otak bagian bawah
› Pupil dilatasi dan tidak reaktif
› Respirasi Ataxic
Erratic with no pattern
› Nadi Iregular dan erratic
› Perubahan EKG
› Hipotensi
› Hilangnya respon terhadap stimulus nyeri
Physiological Issues
› Indikasi tekanan “on”
CN-III (Oculomotor Nerve)
Tekanan menyebabkan pupil melambat
lalu berdilatasi dan akhirnya terfiksasi
› Penurunan aliran darah perifer
Ukuran Pupil & Reaktifitas
› Penurunan respon Pupil
Obat Depressant atau hipoksia Cerebri
› Terfiksasi & berdilatasi
Hypoxia Extreme
Penilaian Awal
Pemeriksaan Trauma secara cepat
Airway
• Muntah sangat sering dalam jam pertama
• Intubasi Endotracheal
TIME IS CRITICAL
› Perdarahan Intracranial
› Edema yang Progresif
Peningkatan ICP
Hypoxia Cerebral
Kerusakan Permanen
Tertutup
• Skull not compromised
and brain not exposed
Head Trauma - 18
Kontusio
Lacerasi
Avulsi
Perdarahan
• Tatalaksana
Unstable fracture (-):
penekanan langsung, dressings
Unstable fracture (+):
dressings, hindari penekanan
langsung
Fraktur tengkorak/ Skull Fracture
• Linear nondisplaced
• Depressed
• Compound
Suspect fracture
• Kontusi Luas atau pembengkakan yang
nyata/darkened swelling
Tatalaksana
• Dressing, hindari penekanan yang berlebihan
Trauma harus benar-benar extreme fraktur
› Linear
› Depressed
› Open
› Impaled Object
Basal Skull/basis
cranii
› Tidak
terlindungi
› Ruangan2 yang
memperlemah
struktur
› Relatif lebih
mudah
mengalami
fraktur
Tanda fraktur basis cranii
› Battle’s Signs
Retroauricular
Ecchymosis
Berhubungan dengan
fraktur canalis
auditory dan again
bawah tengkorak
› Raccoon Eyes
Ecchymosis Periorbital
Bilateral
Berhubungan dengan
fraktur orbital
Battle’s sign Raccoon eyes
Fraktur basis cranii
› Robekan dura:
Kebocoran LCS
lewat jalan luar
Secara langsung
dapat menaikkan
ICP
Evaluasi:
“Target” atau
“Halo” sign
Trauma Penetrasi
Bullet fragments
Head Trauma - 27
Definisi: “the National Head
Injury Foundation”
› “Trauma/jejas yang
mengenai otak yang dapat
menyebabkan perubahan
fisik, intelektual, emosional,
sosial dan pekerjaan”.
Respons terhadap injury
• Pembengkakan otak:
Vasodilatasi dengan peningkatan volume darah
Peningkatan ICP
Head Trauma - 29
Perubahan Status
Mental Muntah
› Perubahan orientasi Tanpa rasa mual
› Perubahan Projectile
kepribadian
› Amnesia Perubahan suhu badan
Retrograde Perubahan respon pupil
Antegrade Kaku Decortikasi
Cushing’s Reflex
› Peningkatan BP
› Bradycardia
› Erratic respirasi
Pathophysiology of Changes
› Cedera Lobus Frontal
Perubahan Kepribadian
› Cedera Lobus Occipital
Gangguan Penglihatan
› Gangguan Cortical
Penurunan status Mental/Amnesia
Retrograde
Ketidakmampuan mengingat kejadian sebelum injury
Antegrade
Ketidakmampuan mengingat kejadian setelah trauma
“Repetitive Questioning”
› Deficits Focal
Hemiplegia, Kelemahan atau Kejang
Klasifikasi
Langsung/Direct
Cedera primer disebabkan oleh daya
dari trauma
Tidak Langsung/Indirect
Cedera Sekunder disebabkan oleh
faktor-faktor akibat dari cedera
primer.
Cedera Otak langsung
• Kerusakan langsung
disebabkan oleh daya cedera
• Coup and contracoup
• Tergantung waktu
Management
• Ditujukan untuk
pencegahan
Head Trauma - 33
Coup
› Cedera langsung
di tempat
benturan
Contrecoup
› Cedera di sisi
berlawanan
dari benturan.
Cedera Otak Tidak
Langsung/Indirect brain
injury
• Akibat dari hipoksia atau
penurunan perfusi
• Respon terhadap cedera
primer
• Terjadi setelah beberapa
jam
Management
• Penanganan prehospital
yang baik menurunkan
komplikasi.
Head Trauma - 35
Fokal
› Terjadi di tempat yang spesifik di otak
› Differentials
Contusi Cerebral
Perdarahan Intracranial
Epidural hematoma
Subdural hematoma
Perdarahan Intracerebral
Diffuse
› Konkusi
› Diffuse Axonal Injury (DAI) Moderate
› Diffuse Axonal Injury (DAI) Severe
Kontusi Cerebri
› Trauma tumpul terhadap jar. Otak lokal
› Perdarahan kapiler ke dalam jar. otak
› Penyerta umum trauma tumpul kepala:
Konfusi
Defisit Neurologis
Perubahan kepribadian
Perubahan penglihatan
Perubahan bicaras
› Akibat dari:
Trauma Coup-contrecoup.
Kontusi Cerebri
• Memar jar. otak
Udem dapat terjadi secara cepat
dan berat
• Derajat kesadaran
Koma yang lama,
Bingung yang nyata atau amnesia
Gejala yang berhubungan:
Tanda neurologis fokal
Dapat terjadi perubahan
kepribadian.
Head Trauma - 38
Perdarahan Epidural
› Perdarahan antara dura
mater and tengkorak
› Melibatkan arteri:
Arteri meningea media
paling sering
Perdarahan cepat dan
penurunan oksigen ke
jaringan.
› Herniasi otak lewat
foramen magnum
Hematoma epidural Akut
• Perdarahan Arteri
Frakture tulang Temporal
Onset: menit - jam
• Derajat kesadaran
Fase awal: hilang kesadaran
Diikuti “Lucid interval”
• Gejala yang berhubungan
pupil ipsilateral berdilatasi dan terfiksasi, Tanda
kenaikan TIK, Tidak sadar, paralisis kontralateral,
kematian
Head Trauma - 40
Subdural Hematoma
› Perdarahan antara
meninges
Di bawah dura mater & di
dalam ruang subarachnoid
Di atas pia mater
› Perdarahan lambat
Sinus sagitalis Superior
› Gejala berkembang dalam
beberapa hari
Penurunana kesadaran
lambat
Subdural Hematoma Acute
• Perdarahan Vena
Onset: jam - hari
• Derajat kesadaran
Berfluktuasi
• Gejala yang berhubungan:
Nyeri kepala
Gejala neurologi fokal
• Risiko tinggi
Alcoholisme, Lansia, pemakai
anticoagulants
Head Trauma - 42
Perdarahan Intracerebral
• Arteri atau vena
Pembedahan sering tidak
membantu
• Derajat kesadaran
Sering berubah
• Gejala yang berhubungan
Bervariasi sesuai regio dan derajatnya
Gejala mirip stroke
Sakit kepala dan muntah
Perdarahan Intracerebral
› Rupture pembuluh darah ke dalam
jaringan otak
› Gejala: sama dengan gejala stroke
› Symptoms dan signs memburuk
sepanjang waktu
Terjadi karena daya peregangan
langsung terhadap sel-sel saraf itu
sendiri
Pathologinya terdistribusi ke dalam
jaringan otak
Type:
› Konkusi
› Diffuse Axonal Injury Moderate
› Diffuse Axonal Injury Severe
Bentuk ringan dan sedang dari Diffuse Axonal
Injury (DAI)
› Disfungsi saraf tanpa kerusakan anatomi
Episode sementara (Transient episode) dari:
› Confusi, Disorientasi, Event amnesia
Dicurigai apabila pasien dengan riwayat pingsan
sesaat.
Managemen
› Penilaian status mental beruang-ulang.
› ABC’s
Konkusi
• Tidak ada kerusakan struktur otak.
• Derajat kesadaran:
Bervariasi dari tidak sadar atau konfusi.
Diikuti dengan kembali normalnya kesadaran.
• Retrograde short-term amnesia
May repeat questions over and over
• Gejala yang berhubungan
Dizziness, nyeri kepala, telinga berdenging, dan
atau mual.
Head Trauma - 47
“Konkusi Klasik”
Mekanisme sama dengan konkusi
› Additional: Minute bruising of brain tissue
Tidak sadar
Dapat disertai fraktur basis cranii
Signs & Symptoms
› Tidak sadar atau konfusi yang menetap.
› Kehilangan konsentrasi, disorientasi
› Retrograde & Antegrade amnesia
› Gangguan visual dan sensorik
› Perubahan Mood atau kepribadian.
Diffuse axonal injury
• Cedera Diffuse
Generalized edema
Tidak ada lesi struktur
Paling sering dari trauma
tumpul kepala yang berat.
Gejala yang berhubungan:
Tidak sadar
Tidak ada defisit fokal.
Head Trauma - 49
Cedera batang otak
Cedera mekanik yang merusak sel saraf.
› Hemispheres Cerebral dan brainstem
Angka kematian tinggi
Signs & Symptoms
› Koma yang lama
› Cushing’s reflex
› Kaku Decortikasi atau decerebrasi.
Decreased level of consciousness
is an early indicator of
brain injury or rising ICP.
“Penurunan Derajat Kesadaran
adalah Indikator Awal Cedera Otak
atau Kenaikan Tekanan
Intrakranial”
Head Trauma - 51
1. CEDERA KEPALA RINGAN
• Amnesia, kehilangan kesadaran
singkat, < 5 menit.
• Gangguan kewaspadaan atau
gangguan memori.
• Post Concussion Syndrome
• GCS 14-15
2. CEDERA KEPALA SEDANG
• Kehilangan kesadaran ≥ 5 menit.
• Didapatkan defisit neurologis
fokal.
• Cedera Kepala Ringan dengan
gambaran lesi
intrakranial/intraserebral pada
pemeriksaan imaging.
• GCS 9-13
3. CEDERA KEPALA BERAT
• GCS ≤ 8
*Decorticate posturing to pain
**Decerebrate posturing to pain
Head Trauma - 55
Kedua pupil berdilatasi Anisocoria
Nonreactive: batang otak
Reactive: sering reversible
Decerebrasi
• Tangan extensi
and kaki extensi
Head Trauma - 57
Vital Sign Perubahan ~ peningkatan ICP
Respirasi Meningkat, Menurun, irregular
Pulsus Menurun
Tekanan Meningkat, Tekanan nadi
Darah melebar
Cushing’s response
• Kenaikan ICP , TD systolic meningkat
• Peningkatan TD BP, Nadi melambat
Head Trauma - 58
Early efforts
to maintain brain perfusion
can be life-saving.
Head Trauma - 59
Hypoxia
• Penurunan perfusi menyebabkan iskemia
cerebral
• Hyperventilation meningkatkan hypoxia lebih
significant daripada menurunkan ICP
Assist ventilation
• High-flow oxygen
• Ambil nafas setiap 6–8 detik
• SpO2 >95%
• Pertahankan EtCO2 at 35 mmHg
Head Trauma - 60
Hypotension
• Single instance increases mortality
Adult (systolic <90 mmHg) 150%
Child (systolic < age appropriate) worse
Head Trauma - 62
Sindrome herniasi Cerebri
• Herniasi lebih berbahaya dari hipoxia
Indikasi hiperventilasi
• TBI GCS < 9 dengan kaku decerebrasi
• TBI GCS < 9 dengan pupil berdilatasi atau
non-reaktif
• TBI initial GCS < 9 kemudian menurun > 2
point
Capnography
• Pertahankan EtCO2 <30 mmHg, namun >25
mmHg
Head Trauma - 64
Cairan Hipertonick untuk menarik air dari
otak yang bengkak
› 5 cc/kg 3,3% saline
› Perhatikan kemasan
C5
T12
68
Saraf Spinal: 31 pasang:
8 cervical
12 thoracal
5 lumbal
5 sacral
1 coccygeal
1) Columna Posterior:
Sentuhan halus
Tekanan ringan
Proprioseptik
2) Traktus korticospinalis Lateralis:
Gerakan voluntar terlatih
TraktusSpinothalamikus
menyilang di medulla spinalis
dan naik di sisi yang
berlawanan.
Daerah kulit diinervasi oleh akson
sensorik segmen radiks saraf
tertentu
Dasar inervasi itu penting untuk
menentukan level cedera
Berguna untuk menilai perbaikan
atau perburukan.
Downloaded from: Rosen's Emergency Medicine (on 29 April 2009 06:34 PM)
© 2007 Elsevier
Downloaded from: Rosen's Emergency Medicine (on 29 April 2009 06:34 PM)
© 2007 Elsevier
Akar saraf segmental menginervasi
suatu otot tertentu.
Penting untuk menentukan level cedera.
Ekstremitas Atas:
C5 - Otot Deltoid
C 6 - Otot ekstensor pergelangan
tangan
C 7 - Otot ektensor siku
C 8 - Long finger flexors
T 1 - Otot2 kecil tangan
Ekstremitas Bawah:
L2 - Otot flexor panggul
L3,4 - Otot ekstensor Lutut
L4,5 – S1 - Fleksi Lutut
L5 - Dorsofleksi pergelangan
kaki
S1 - Fleksi plantar Ankle
Cedera medulla spinalis yang
mengakibatkan perubahan pada
fungsi motorik normal, fungsi
sensorik atau fungsi autonom.
Perubahan ini bisa sementara
atau permanen.
Penyebab kematian no. 4 di USA
Cedera Cervical-spine:
KLL bermotor - 50%
Jatuh - 25%
Olah raga - 10%
60% cedera MS pada anak-anak;
cervical spine atas.
Cedera MS C5-C6 paling umum
pada klp. Dewasa.
National Spinal Cord Injury Database
{ USA Stats }
MVA (KLL bermotor) 44.5%
Jatuh 18.1%
Kekerasan 16.6%
Olah raga 12.7%
55% kasus terjadi pada klp. Umur 16
– 30 tahun.
81.6% terjadi pada laki-laki…!
Penyebab Lain:
Gangguan Vascular
Tumor
Infeksi
Spondilosis
Iatrogenik
Fraktur Vertebral akibat dari
osteoporosis
Gangguan Perkembangan.
• Jenis Kelamin - >> laki-laki
• Usia – (Dewasa muda dan Dewasa)
• - Usia 16 – 35 tahun KLL penyebab
utama
• - Usia > 60 tahun / Jatuh penyebab utama
• Olahragawan aktif – Risiko tinggi: sepakbola,
rugby, Gulat, Senam, Menyelam, surfing, ice
hockey dan sepeda gunung.
86
Kecelakaan dengan kecepatan
tinggi
Tidak sadar
Cedera Multiple
Defisit Neurologi
Nyeri Spinal/Nyeri tekan
Hilang Kesadaran?
Mekanisme Cedera?
› Pengemudi/penumpang/ seatbelt ?
› Ketinggian jatuh/penyebab jatuh?
› Benturan di bagian mana dan dengan
apa?
› Luka tembak/Objek tertancap?
88
Cedera MS tidak selalu tampak jelas.
Kesemutan atau kelemahan dapat langsung
muncul setelah cedera MS atau bertahap akibat
perdarahan atau pemebengkakan di sekitar MS.
91
Dampak dari
Trauma
langsung
(initial trauma)
Cedera
biasanya
bersifat
permanen
92
Terjadi setelah trauma MS
Anterior
Posterior
99
Kerusakan mengenai 2/3 depan MS,
hilangnya sensai nyeri dan suhu dan
fungsi motorik di bawah level cedera.
Sentuhan ringan (tekanan), posisi dan
sensasi getar utuh.
Dapat terjadi pemulihan beberapa
gerakan pada beberapa individu.
10
1
Biasanya pada KLL tanpa
sabuk pengaman dan jatuh
pada Lansia.
Khas: kelemahan lebih berat
pada anggota atas
dibandingkan dengan
ekstremitas bawah.
Hilangnya fungsi sensorik
bervariasi namun lebih berat
pada ekstremitas atas.
Kontrol fungsi usus dan
kandung kemihbervariasi dan
dapat utuh.
Perbaikan mulai dari bawah
dan bertahap naik.
10
2
Biasanya pada luka tusuk atau
luka tembak.
Kerusakan mengenai separuh
MS.
Ipsilateral (sepihak lesi)
Gangguan atau hilangnya fungsi
motorik, sentuhan, tekanan dan
sensasi getar.
** (Hemiparaplegia)
Contralateral (di sebelah lesi
MS):hilangnya sensasi nyeri dan
suhu. ** (Hemianesthesia) 10
3
Kerusakan mengenai
bagian belakang MS.
10
4
10
5
Quadriplegia :
› Cedera di daerah cervical.
› Keempat anggota tubuh terkena.
Paraplegia :
› Cedera terjadi di daerah thoracal,
lumbal atau sacral.
› Kedua kaki terkena.
ASIA – American Spinal Injury Association:
C-Spine
FIRST !!
Swimmer’
s View
11
0
11
1
11
2
MRI – Identifikasi herniasi diskus,
bekuan darah atau massa lainnya
yang menekan MS.
- Tidak bisa dipakai: pasien
dengan pacemakers atau pasien
trauma dengan “life-support
machines” atau traksi cervical.
Myelography – Herniasi diskus atau
lesi lainnya bila MRI tidak bisa
dipergunakan.
11
3
Stabilisasi dan imobilisasi tulang
belakang atas dasar mekanisme
trauma, nyeri columna vertebralis
atau gejala neurologis.
Kirim ke RS dengan “cervical hard
collar” dengan tandu yang keras.
› Pasien harus dipastikan dalam
posisi itu sehingga bila pasien
muntah tandu dapat diputar 90
derajat sedangkan pasien tetap
dalam kondisi imobilisasi dalam
posisi netral.
Penanganan segera
Kirim dengan
cervical collar
Nilai ABC’s: O2;
tracheotomy/ven
t
IV line
NG untuk suction
Foley
Prioritas
1. Pertahankan
kemampuan bernafas
2. Cegah Syok
3. Imobilisasi untuk
mencegah kerusakan
MS lebih lanjut
(Backboard & C-Collar)
11
7
11
8
Penilaian ABCs/ATLS mencakup
Vital Signs & Glasgow Coma Score
11
9
•Stabilisasi/
Imobilisasi
•Traksi-
Gardner-wells
tongs
Halo
•Casts
Splints
Collars
Braces
Medications
methylprednisolone
(Solu-Medrol) I.V
dalam 8 jam untuk
menurunkan udem
MS
Medications
Untuk mengontrol atau mencegah komplikasi
trauma MS dan imobilisasi:
› Vasopressor untuk mempertahankan
perfusi.
› H2 blockers mencegah stress ulcers
› Antikoagulan
› Laksansia
› Antispasmodik
1. Neurogenic bladder
› Tipe UMN – lesi di atas level S2.
› Tipe LMN – lesi pada S2-S4
› Cystometry: perangkat Dx. Terbaik untuk
membedakan lesi UMN dari LMN
› Tes Reflex untuk membedakan:
Reflex test UMN LMN
Bulbocavernous +++ -
External rectal Spastic Lax
sphincter
Anocutaneous Anal wink -
Pemakaian kateter jangka lama atau kateter
suprapubic:
› UTI (paling umum)
› Epididymo-orchitis
› Diverticulum Urethra
› Fistula Vesicovaginal atau penoscrotal.
› Batu kandung kemih.
Kateterisasi intermittent: mempertahankan
fungsi kandung kemih.
2. Neurogenic bowel
› Penurunan aktifitas intestinal.
› Diare karena fecal impaction
› Bowel program
Makanan
Diet tinggi serat
Buah-buahan
Intake cairan:
8-12 liter
Laksansia
Waktu
Sehabis makan/Postprandial (gastrocolic reflex)
Bantuan: suppositoria, stimulasi digital, laxatives
Regularitas: Pagi-pagi/malam
Positioning
Duduk (posisi fisiologis)
3. Autonomic hyperreflexia
› Komplikasi dari lesi di atas T6
› Tanda dan Gejala: Extremitas dingin di
Ereksi Pilomotor bawah level lesi.
Hipertensi • Bradycardia
Sakit kepala. •Kemerahan di atas
Pucat level lesi.
Sesak nafas • Rasa panas di atas
Berkeringat level lesi.
› Management:
Distensi kandung kemih merupakan sebab yang
tersering drainase urin harus segera dilakukan.
Singkirkan penyebab dari TGI.
4. Spastisitas
› Dipicu oleh stimulus noksius di
bawah level lesi seperti lesi kulit,
iskemia otot atau iritasi usus dan
kandung kemih.
› 3 pola khas:
Peningkatan refleks myotatic.
Tahanan terhadap gerakan pasif.
Klonus dan Babinski
5. Pressure ulcers (ulkus decubitus, bed
sores, pressure sores)
› Tekanan pada daerah tertentu,
biasanya di atas tulang yang
menonjol, menyebabkan iskemia,
kematian sel dan nekrosis jaringan.
› Penyebab yang paling penting adalah
iskemia lokal akibat tekanan yang
berlebihan.
› Faktor sekunder: hilangnya sensorik,
paralisis, kontraktur sendi,
spasticitas, inkontinensia
6. Komplikasi Kardiovaskular
› Hipotensi Orthostatic
Terjadi pada mereka dengan lesi di
atas T6
› Edema extremitas bawah
Karena turgor jaringan yang jelek.
Hilangnya daya tekan otot.
Penanganan: compressive stockings
› Thrombophlebitis dengan emboli paru.
Fatal pada 2-5% kasus
Treatment: anticoagulan profilaksi
7. Komplikasi Respirasi
› Atelectasis Paru.
› Infeksi Paru.
› Edema Paru.
Penanganan: ventilasi mekanik,
tracheostomy, respiratory therapy
(latihan pernafasan, postural
drainage), antibiotik.
8. Komplikasi Metabolik dan Endocrin.
› Hypoproteinemia
› Kadar Hormonal, termasuk hormon adrenal dan sex,
berubah segera mengikuti trauma namun membaik
dalam minggu atau bulan.
› Atrophy Testicular dengan gangguan
spermatogenesis
Abnormalitas pengaturan temperatur pada
scrotum
Perubahan Pituitary-gonadal feedback.
Infeksi tractus urogenital
› Osteoporosis fractures
› Immobilization hypercalcemia
› Penanganan: adequate hydration,pengurangan intake
kalsium, dapat dicoba dengan steroids atau oral
phosphatase, furosemide and mithramycin