,SpPK, MARS
Aplikasi klinik
Menunjang Diagnosa kelainan Hematologi:
Macroscopic / Physical
Chemical (Urine Dipstick)
Microscopic
Culture
Cytological
Targeted
1. PEMERIKSAAN (SIFAT) FISIS:
a. Warna
b. Kejernihan
c. Bau
d. Buih / gelembung
e. Berat jenis
2. PEMERIKSAAN KIMIA: (carik celup / tablet/tabung)
a. pH
b. Berat Jenis
c. Protein
d. Darah (Eritrosit/Blood)
e. Nitrit
f. Leucocyte Esterase
g. Glucose
h. Ketones
i. Bilirubin
j. Urobilinogen
3. PEMERIKSAAN MIKROSKOP:
a. Sel darah merah
b. Sel darah putih
c. Sel epitel
d. Torak/silinder/cast
e. Bakteri dan mikroorganisme lain
f. Kristal
g. komponen lain
Glucose
Bilirubin
Ketones
Specific Gravity
Blood
pH
Protein
Urobilinogen
Nitrite
Leukocyte Esterase
6
7
Penampungan
urine Membuang
supernatan
sentrifugasi
Laporan
hasil
Pembuatan
Menuliskan hasil praparat
Pemeriksaan
mikroskup
8
Infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
enterica serovar typhi (Salmonella typhi)
Diperkirakan ada 20 juta kasus/tahun di seluruh
dunia dgn kematian > 200.000
Di India dan Asia Tenggara + 100/100.000
populasi per tahun
Insidensi di Indonesia rata-rata 900.000
kasus/tahun dgn angka kematian > 20.000
91% kasus terjadi pada umur 3-19 tahun
Confirmed case of Probable case of
Chronic carrier
typhoid fever Typhoid fever
2. Serologi (Antibodi)
3. Teknik molekular
Kultur aspirasi
sumsum tulang Kultur feses Kultur darah
WHO
• 300 - 500 juta kasus klinik pertahun
• 2 - 3 juta kematian pertahun (90% di Afrika)
• India, Brasilia, Afganistan, Sri Langka, Thailand, Indonesia,
Vietnam, Kamboja, China.
Transmisi malaria
• Natural (sporozoit pada nyamuk Anopheles
betina)
• Transfusi darah
• Jarum bekas
• Kongenital
Faktor parasit : Faktor pejamu Faktor sosial &
(host) : geografi :
• Resistensi obat • Imunitas • Akses mendpt
• Kecepatan multiplikasi • Sitokin pengob
• Cara invasi proinflamasi • Faktor budaya &
• Sitoadherens ekonomi
• Rosseting • Genetik • Stabilitas politik
• Polimorfisme antogenik • Umur • Intensitas transmisi
• Variasi antigenik • Kehamilan nyamuk
(Pf-EMP1)
• Toksin malaria
Manifestasi klinik
24
Dikelompokkan menjadi 4 :
1. Deteksi parasit scr lgs dgn mikroskop /alat lain dgn
pewarnaan Giemsa, Acridine Orange, fluorokom lain.
2. Deteksi parasit atau antigen parasit menggunakan
antibodi dgn dipstick.
3. Deteksi parasit dgn cara biologi molekuler : amplifikasi
DNA/RNA parasit dgn “Probe” atau primer.
4. Deteksi & pengukuran antibodi dg cara serologi
25
Pemeriksaan mikroskopis SD tipis dan tebal
Pewarnaan Giemsa (gold standard, WHO)
Gametosit
• Bentuk bulan sabit
Plasmodium vivax
Eritrosit membesar
Semua stadium dapat
ditemukan pada darah tepi
Schuffner‘s dot
Trofozoit ameboid
Skizon matang 8-24 merozoit
Gametosit, sitoplasma kompak
Plasmodium malariae
Eritrosit normal
Bird eye
Trofozoit kompak
• band form
• basket form
Skizon rosset (merozoit 8-12)
Plasmodium ovale
Eritrosit
• Membesar
• James‘s dot
• Oval, fimbrieted
Trofozoit
• sitoplasma kompak
• Comet form
Skizon 8-10 merozoit
Gametosit
• Mirip dengan P.vivax.
Penghitungan parasit
SD tipis
• Parasitemia = …. % RBC terinfeksi
dari 50.000 - 10.000 eritrosit yang diperiksa
• 5 % parasitemia malaria berat
SD tebal
• Parasit / µl darah =
• Secara sederhana
1-10 dalam 100 lapang pandang ……………….. +
11-100 dalam 100 lapang pandang ……………. ++
1-10 setiap lapang pandang …………………………. +++
> 10 setiap lapang pandang …………………………. ++++
• Positif +++ malaria berat
Keuntungan pemeriksaan mikroskopis
Teknisi pengalaman dpt memeriksa densitas parasit 5-
10 parasit/µl darah, p.u 100 parasit/µl darah (0,002%)
Dapat membedakan empat spesies dan stadium (ring
form, trofozoit, skizon, gametosit)
Densitas parasit dpt dihitung (monitoring terapi)
Biayanya murah
Kekurangan
Waktu sampai memperoleh hasil 1 jam
P.falciparum : parasitemia berfluktuasi (stadium tua
sequestrasi pd mikro kapiler organ dalam, SD perifer
tidak equivalen dg jumlah parasit sesungguhnya).
Tergantung kualitas teknisi, reagen, mikroskop
Acridine Orange (AO) diagnosis on-site
SD tipis, pewarnaan langsung dengan AO
Mikroskop- lampu halogen –filter (lensa obyektif 40X)
Morfologi mirip Giemsa, waktu 10-15 menit
Parasit berfluoresen, latar belakang hijau
Inti hijau kapur, sitoplasma orange
Pigmen tidak tampak
Sensitifitas < 100 parasit/µl darah 41-93%
P. falciparum dg ring form kecil > 93%
ring form spesies lain sukar diidentifikasi (stippling tidak tampak)
Bentuk –bentuk spesifik mudah diidentifikasi
Morfologi eritrosit dapat diamati, parasitemia dapat diestimasi
Dapat digunakan di lapangan dg listrik, aki mobil (12V, 50AH, 4-5 jam)
atau “mobile malaria clinic unit”
RDT malaria tersedia dalam bentuk :
• Dipstick
• Card
• Cassette (dipstick in plastic holder)
Produk-produk RDT
HRP-2 untuk P. falciparum
“COMBO test”
• HRP-2 dan aldolase
• pLDH Pf dan pan malaria specific
• pLDH Pf dan Pv
• HRP-2, pLDH pan malaria specific
• HRP-2, pLDH pan malaria specific dan pLDH Pv
Metode : Nested PCR
Target : subunit kecil gene ribosomal RNA (ssrRNA) DNA
Keuntungan
• Spesifik untuk genus dan spesies
• Sensitifitas genus mencapai 100%.
• Sensitifitas dan spesifitas spesies >90%
• Dapat mendeteksi parasitemia rendah (5 parasit/µl darah).
• Sampel dalam jumlah besar, segera dpt diperiksa dg cepat
• Interpretasinya mudah
Keterbatasan
• Harga mahal (peralatan, primer, enzyme dll)
• Memerlukan ketrampilan yang tinggi
• Penggunaan dalam skala besar sulit.
PCR berguna untuk
• Variasi strain
• Mutation, deletion
• Gene parasit pada resistensi antimalari
HAPUS TETES FLUORE - PCR KULTUR ICT
AN TEBAL SENS
SENSITIFITAS 1/10 tetes 50 50 5 SESUAI > 100
tebal 0.001 % PCR ?
PARASIT / L
IDENTIFIKASI Bisa & lb bisa sukar sukar bisa Tergantung
PARASIT mudah kit
PARASITEMIA Bisa bisa Tak bisa Tak bisa Tak bisa Perkiraan
kasar
TINGKAT tinggi tinggi sedang tinggi tinggi rendah
KEAHLIAN
WAKTU TES 30-60 30-60 30-60 menit 24 jam 1-3 hari 20 menit
menit menit
PEWARNAAN giemsa giemsa AO; BCP ; - - KIT
Rhodamin
MENINGKATKAN
JUMLAH PARASIT - - - + + -
ALAT Mikroskop Mikrosko Mikroskop Alat Alat KIT
biasa p biasa fluresens PCR kultur