Anda di halaman 1dari 14

“Pseudomonas

aeruginosa”

Diani Sri Hidayati M.Si


MORFOLOGI& KARAKTERISTIK
 Bakteri batang gram negatif, Ukuran 0,6-2,0 µm
 Tunggal, berpasangan atau rantai pendek
 Kapsul (+), spora (-), motil, flagella (+)
 memproduksi katalase, oksidase &amonia dari
arginin
 tidak dapat menfermentasikan karbohidrat
 Aerob
 menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya
 Tumbuh pada suhu 37-42ºC
P.aeruginosa
 Patogen opportunistik pada manusia
 Tersebar luas di alam
 Bersifat invasif dan toksigenik
 Patogen nosokomial dengan sifat resistensi MDR !!!
 P.aeruginosa menjadi problema serius pada
pasien rumah sakit, angka motalitas tinggi
 Sering menimbulkan berbagai infeksi, termasuk
CAUTIs
KLASIFIKASI
 Kingdom : Bacteria
 phylum : Proteobacteria
 Class : Gamma Proteobacteria
 Ordo : Pseudomonadales
 Family : Pseudomonadaceae
 Genus : Pseudomonas
 Species : Pseudomonas aeruginosa
SIFAT BIAKAN
 P. aeruginosa mensekresikan pigmen : piosianin,
pioverdin &piorubin, piomelanin
 Beta hemolitik pada blood agar
 Mudah tumbuh pada berbagai media
pembiakan →kebutuhan nutrisinya sederhana
 Berbau manis : grape-like odor
 Tipe koloni :
Isolat alami dari tanah&air : koloni kecil, rough
colony.
 Sampel klinis : tipe fried-egg appearance,
koloni besar, halus, dengan permukaan
rata&meninggi; Tipe halus&mukoid (dari sal nafas
dan saluran kemih) →produksi alginate
SIFAT BIAKAN
 Chromogenic media
SIFAT RESISTENSI
 Toleran terhadap berbagai kondisi fisik yang beragam
 Dapat bertahan 6jam -16 bulan pada kondsisi kering
 Air mendidih dapat membunuh kuman ini
 Dapat membentuk biofilm → eksopolisakarida
 Resisten terhadap konsentrasi kadar garam tinggi, antiseptik
dan antibiotik yang sering digunakan
 Fenol dan beta-glutaraldehid merupakan disinfektan yang
efektif
 MDR-PA : resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba (kelas
β-laktam, carbapenem, aminoglikosida, dan fluoroquinon)
EPIDEMIOLOGI
 Tersebar luas di alam
 Dapat tumbuh di air suling dan tumbuh baik
dengan adanya unsur N dan C
 Hidup dalam suasana lembab, dapat dijumpai di
banyak tempat di RS : peralatan medis, kain pel,
lantai, kamar mandi, tempat air, dll
 Termasuk patogen nosokomial, cara
pemindahsebarannya dapat melalui
penggunaan alat yang tidak steril
 Pemindahan dari penderita ke penderita melalui
pegawai rumah sakit lebih menentukan dalam
penyebaran organisme ini daripada penyebaran
melalui udara.
TRANSMISI
Kontak langsung dengan air, melalui ingesti
ataupun mandi
Inhalasi aerosol
Alat medis yang dibilas dengan air yang
terkontaminasi
kontak tidak langsung melalui permukaan yang
terkonaminasi melalui tangan petugas medis.
 Endogenous dari GIT pasien
Patogenesis

P. aeruginosa masuk ketubuh host jika ada kerusakan kulit


atau mukosa→kateter urin→ rusaknya uroepitelial mukosa →
melekat dan berkoloni pada membran mukosa → invasi secara
lokal → menyebar ke sistemik

P. aeruginosa dapat membentuk biofilm pada


permukaan kateter → perlekatan biofilm pada
kateter dapat meningkatkan insiden UTIs pada
pasien dengan kateterisasi jangka panjang →
persisten dalam jaringan host →kerusakan berlanjut
Strain uropatogenik P. aeruginosa dapat menghasilkan
siderophore (pyochelin dan/atau pyoverdin),
peningkatan level alginate, eksoenzim dan hemolisin.

Uroisolat memiliki kemampuan hemolitik yang tampak


secara signifikan meningkatnya jumlah bakteri pada
renal& ditandai oleh terjadinya kerusakan jaringan

Peningkatan level produksi hemolysin secara in vitro


dapat digunakan untuk informasi kemungkinan
assessing pyelonephritic potential dari P. aeruginosa
DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan urin rutin
 Kultur bakteri dari uroisolat. Pada blood agar,
media diferensial lainnya (morfologi, kemampuan
fermentasi laktosa, reaksi oksidase, bau,
kemampuanun tumbuh pada 42 ° C) Fluoresensi
di bawah sinar UV membantu dalam identifikasi
awal koloni P. aeruginosa
 sensitivity test dengan difusion disk antimicrobial
agents
Terimakasih.........

Anda mungkin juga menyukai