Anda di halaman 1dari 17

REFRESHING

benjolan oada skrotum


HERNIA
Oktamanda A 2009730103

1
PENDAHULUAN
Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi
suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu
membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin.
Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang
keluar berupa bagian dari usus.

2
DEFINISI
 Secara umum hernia merupakan protrusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

3
ETIOLOGI
• Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita
• Penyebabnya : adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga
perut (karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat, mengejan pada saat
defekasi dan miksi misalnya akibat hipertropi
prostat) dan kelemahan otot dinding perut pada
trigonum Hesselbach.

4
 Pada hernia femoralis, umumnya pada wanita tua,
kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali laki-laki.
 Faktor penyebabnya adalah kehamilan multipara,
obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia
lanjut, faktor predisposisi kelemahan struktur
aponeurosis dan fascia tranversa pada orang tua
karena degenerasi/atropi tekanan intra abdomen
meningkat, pekerjaan mengangkat benda-benda
berat, batuk kronik, gangguan BAB.

5
PATOFISIOLOGI
• Tekanan intra abdominal meningkat  tekanan yang
berlebihan pada abdominal menyebabkan kelemahan
dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuat
 terjadi kerusakan kecil  karena aktivitas yang
berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama
dan berulang  terjadi penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah 
muncul kantung yang terdapat dalam perut (hernia).
• Jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan jaringan yang terjepit menjadi
nekrosis (incarserata/strangulata)

6
KLASIFIKASI
 Menurut letaknya
oHernia Inguinalis :
 Indirek / lateralis
 Direk / medialis
oHernia Femoralis
oHernia Umbilikalis
oIncisional

7
 Menurut proses terjadinya
◦ Hernia bawaan atau kongenital
◦ Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)

 Menurut sifatnya
◦ Hernia reponibel
◦ Hernia irreponibel
◦ Hernia strangulata atau inkarserata

8
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
 Finger
test
 Ziemmen test
 Thumb test

9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
 Pemeriksaan Radiologis : USG
 CT-Scan

10
DIAGNOSA
 Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada
isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan akan
muncul benjolan.
 Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung
isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum
(seperti) karet atau ovarium
 Hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah
adanya benjolan yang muncul waktu berdiri, batuk,
bersin, mengedan dan akan hilang setelah berbaring.
 Nyeri yang disertai mual dan muntah baru timbul
kalau terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi
karena nekrosis atau gangren.

11
DIAGNOSA BANDING

 Hidrokel. Hidrokel mempunyai batas atas jelas,


iluminensi positif dan tidak dapat dimasukkan
kembali. Pada pemeriksaan traniluminasi dan
diapanoskopi akan memberikan hasil positif.
 Limfadenopati inguinal. Perhatikan ada infeksi pada
kaki sesisi atau tidak.
 Lipoma atau herniasi lemak properitoneal melalui
cincin inguinal.
 Testis ektopik, yaitu testis yang masih berada dikanalis
inguinalis.

12
PENATALAKSANAAN
 Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi,
karena potensinya menimbulkan komplikasi inkarserata
atau strangulata lebih besar.
 Terapi konservatif dengan alat penyangga dapat dipakai
sebagai pengelolaan sementara, seperti pemakaian
sabuk/korset.
 Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan hernia
inkarserata yang tidak menunjukkan gejala sistemik.

13
Teknik Operasi
 Open Anterior Repair (teknik Bassini)
 Open Posterior Repair (iliopubic tract repair dan teknik
Nyhus)
 Tension-FreeRepair With Mesh (teknik Lichtenstein dan
Rutkow )
 Laparoscopic

14
KOMPLIKASI
 Komplikasi operasi hernia dapat berupa cedera
vena femoralis, nervus ilioinguinalis, nervus
ileofemoralis, duktus deferen atau buli-buli pada
hernia medialis.
 Komplikas dini setelah beberapa hari: hematoma,
infeksi luka, bendungan vena femoalis, residif.
 Komplikasi lama merupakan atrofi testis karena
lesi arteri spermatika atau bendungan pleksus
pampiniformis dan residif.

15
PROGNOSIS
 Terapi bedah atau operatif adalah bersifat harus.
Karena obat-obatan maupun terapi lain tidak
akan memberikan kesembuhan.
 Reparasi pertama memberikan tingkat
keberhasilan paling tinggi, sedang operasi pada
kekambuhan memberikan angka residif sangat
tinggi.

16
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

17

Anda mungkin juga menyukai