Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL

By. Ny. F DI RUANG AN-NiSSA I RUMAH SAKIT ISLAM


PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR

Zakiyah Maraliza
10047
Akademi Keperawatan YJK
BAB I
PENDAHULUAN
Data yang diruangan rawat An - nisa
I RS Islam Pondok Kopi 3 bulan
A. Latar Belakang Masalah terakhir atas bayi baru lahir dengan
persalinan spontan, VE dan seksio
sesaria yaitu berjumlah 213 orang.
Pelayanan kesehatan neonatal harus Pada bulan April dengan persalinan
dimulai sebelum bayi dilahirkan, spontan berjumlah 23 orang ( 38 % ),
mulai pelayanan kesehatan yang dan seksio sesaria berjumlah 38
diberikan kepada ibu hamil. orang ( 62 % ). Pada bulan Mei
dengan persalinan spontan
Bayi baru lahir normal adalah bayi berjumlah 21 orang ( 34 % ), dan
yang lahir dari kehamilan 37 sampai seksio sesaria berjumlah 38 orang
41 minggu, dan berat badan ( 61 % ). Pada bulan Juni dengan
lahir 2500 sampai 4000 gram. ( Ns. persalinan spontan berjumlah 32
Anik maryunani,2008 ; hal 20) orang ( 37 % ), seksio sesaria
berjumlah 48 orang ( 55 % ) dan
dengan VE berjumlah 7 orang ( 8 % ).
Masalah yang sering terjadi
pada bayi baru lahir adalah
asfiksia, hipotermia, diare dan
infeksi.

Untuk meminimalkan komplikasi


tersebut maka peran perawat
dalam memberikan asuhan
keperawatan maternitas meliputi
segi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Tujuan Umum
B. Tujuan
Penulisan
Tujuan Khusus

C. Ruang
Lingkup
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru
Lahir Normal By. Ny. F selama 3 hari
(16-18 Juli)
Di RS Islam Pondok Kopi
{ Pendekatan Proses Kep}
D. Metode
Penulisan

2 Tehnik
Studi
Kepustakaan
Studi Kasus
BAB I

BAB II

E. Sistematika
BAB III
Penulisan

BAB IV

BAB V
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masa sejak lahir sampai 4
minggu (28 hari) sesudah
A. Pengertian kelahiran. Neonatus a/
bayi berusia 0 hari-1 bulan
sesudah lahir.

(Wafi nurmuslihatun, 2010 ;


hal 02)
Bayi yang baru lahir
sampai usia 4 minggu
lahir, usia gestasi 38-
42minggu
Bayi yang lahir dari
kehamilan 37-41 minggu,
(Wong, D, L, 2003 ; BB lahir 2,5-4kg.
hal 417)

(Ns. Anik Maryuni, 2008 ; 20)


Perubahan
Sistem Pernapasan
fungsi Hati

Sistem Sirkulasi B. Adaptasi Sistem


Fisiologis Gastrointestinal

Perubahan Sistem Perubahan


Imun Neurologis

Pengaturan Suhu
Tes
Diagnostik

C. Penatalaksanaan Medis

Terapi

Non
Farmakologi
Farmakologi
D. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Normal

Pengkajian

Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi
1. Pengkajian
a. Pengkajian Awal
• Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan
pada saat lahir dengan menggunakan nilai Apgar
dan melalui pemeriksaan fisik singkat.

Penilaian APGAR SCORE memungkinkan pengkajian


untuk mengetahui perlu atau tidaknya resusitasi
dilakukan dengan cepat. Pengkajian ini didasarkan
pada lima aspek yang menunjukkan kondisi fisiologis
bayi baru lahir,yakni :

*Appearance ( warna kulit )


*Pulse ( denyut jantung )
*Grimace ( Refleks atau respon terhadap rangsang )
*Activity ( Tonus otot )
*Respiratory Effort ( Usaha bernafas )
b. Pengkajian Berkelanjutan

Setiap seorang bayi baru lahir menerima


perawatan, observasi dan pencatatan
kemajuan dilakukan.

Setiap periode 8 jam dilakukan pemeriksaan


dan hasilnya dibandingkan dengan nilai
normal dan dicatat :

Temperatur aksila, frekuensi, irama, dan


usaha napas, bunyi napas, denyut dan irama
jantung, warna kulit, tingkat aktivitas dan
tonus otot, eliminasi, interaksi orangtua
dengan bayi.
c. Pemeriksaan Fisik

Mulut
Kepala Anus

Leher
Wajah Integumen

Dada
Mata Antropometri

Abdomen
Telinga TTV

Genetalia
Refleks
Hidung
Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan mukus Resiko tinggi trauma berhubungan
berlebihan, posisi tidak tepat. dengan ketidakberdayaan fisik.

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh Perubahan nutrisi : kurang dari


berhubungan dengan kontrol suhu kebutuhan tubuh berhubungan
yang imatur, perubahan suhu dengan imaturitas, kurangnya
lingkungan. pengetahuan orangtua.

Perubahan proses keluarga


Resiko tinggi infeksi berhubungan berhubungan dengan krisis maturasi,
dengan kurangnya pertahanan kelahiran bayi cukup bulan,
imunologis, faktor lingkungan. perubahan dalam unit keluarga.
3. Perencanaan
Bersihan jalan napas tidak efektif Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan mukus berhubungan dengan kontrol suhu yang
berlebihan, posisi tidak tepat. imatur, perubahan suhu lingkungan.
• Kriteria hasil yang diharapkan adalah jalan nafas • Kriteria hasil yang diharapkan adalah suhu bayi
tetap paten, pernafasan teratur dan tidak sulit, tetap pada tingkat optimal (36,55ͦC sampai 37,55ͦC).
frekuensi nafas dalambatas normal 30-60 kali
per menit. Intervensi :
Intervensi :
• selimuti bayi dengan rapat dalam selimut
• hangat,
Hisap mulut dan nasofaring denga spuit bulb sesuai
kebutuhan • tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat
• lakukan penghisapan dengan alat penghisap • ukur suhu bayi pada saat tiba ditempat
• posisikan bayi miring kanan setelah memberikan perawatan atau kamar ibu,
makan • pertahankan temperatur ruangan antara 245ͦC
• lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama dan 25,5 C5ͦ ,
jam pertama • mandikan bayi awal sesuai kebijakan rumah
• sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi stress sakit,
pernapasan, • berikan pakaian dan popok pada bayi dan
• ukur tanda-tanda vital, bedong bayi,
• observasi adanya tanda-tanda distress pernapasan
• berikan penutup kepala pada bayi,
• pertahankan pakaian dan selimut bayi cukup longgar,
• observasi terhadap tanda hipotermia atau
• bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama
hipertermia.
mandi atau bila perlu.
4. Pelaksanaan
Tindakan kepererawatan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dalam rencana keperawatan.
Adapun langkah-langkah dalam tindakan keperawat
terdiri dari 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan
dokumentasi.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan.
Adapun tujuan dari evaluasi adalah menumbuhkan kemajuan klien
dalam pencapaian tujuan yang telah diharapkan, efektivitas
rencana dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Resume

By. Ny. F lahir tanggal 16 juli 2013 pukul 13.20 Wib secara sectio
caesarea atas indikasi CPD, status kehamilan ibu G5P2A2, bayi lahir
sehat, menangis kuat, gerak aktif, N : 132 kali per menit, BB : 2,8 kg,
warna kulit merah muda keseluruhan, Apgar score : 9 / 10.

Mahasiswa melakukan pengkajian saat bayi tiba di ruangan, pukul 14.05 WIB,
didapatkan hasil : TTV : Nadi : 132 kali per menit, Suhu : 35, 95ͦ C, RR : 40 kali per
menit, gerak aktif, panjang badan 47 cm, berat badan 2800 gram, lingkar
kepala 34 cm, lingkar lengan atas 10 cm, reflek sucking positif, reflek morro
positif, reflek rotting positif, palmar graps positif, plantar graps positif, reflek
tonic neck positif, reflek swallowing positif, warna kulit merah muda
keseluruhan, retraksi ada saat menangis, tali pusat masih basah.
Masalah keperawatan yang dapat di tegakkan yaitu : yang pertama
adaptasi progresif terhadap kehidupan luar rahim berhubungan dengan
awal kehidupan di luar rahim, yang kedua resiko tinggi perubahan suhu
tubuh berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar rahim, yang ketiga
resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
( pemotongan tali pusat ).

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan yaitu meletakkan bayi di


perut ibu seteah kelahiran, mengatur posisi bayi agar penapasan
adekuat, memotivasi ibu untuk menyusui bayi sesegera mungkin,
mempertahankan suhu tubuh bayi dan mengukur suhu bayi per 4 jam.

Evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan yaitu : untuk diagnosa


pertama tujuan tercapai sebagian masalah teratasi teratasi ditandai
dengan RR : 40 kali per menit, reflek sucking positif, menelan baik,
gerak aktif, napas cuping hidung negatif, untuk diagnosa kedua dan
ketiga tujuan belum tercapai.
Adaptasi progresif terhadap
kehidupan luar rahim
berhubugan dengan awal
kehidupan diluar rahim

Resiko tinggi perubahan suhu


Diagnosa tubuh berhubugan dengan
adaptasi dengan luar rahim
Keperawatan

Resiko terjadinya infeksi


berhubugan dengan Trauma
jaringan( pemotongan tali pusat )
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluai

DX :Resiko tinggi perubahan suhu


tubuh berhubugan dengan Rencana Tindakan :
adaptasi dengan luar rahim a. Pertahankan suhu lingkungan

Tujuan : setelah dilakukan b. Ukur suhu tubuh bayi setiap 4


tindakan keperawatan selama 2 x jam
24 jam perubahan suhu tidak
terjadi. c. Mandikan bayi dengan air
hangat kuku secara tepat dan
tepat
Kriteria Hasil : Suhu dalam batas
normal : 36, 5 5ͦ C – 37, 2 5ͦ C , bayi d. Perhatikan tanda - tanda stress
terlihat nyaman dan tenang. dingin dan distress pernapasan
( tremor, pucat, kulit dingin ).
Pelaksanaan : • Tanggal 17 juli 2013
Pukul 08.00 WIB : mempertahankan suhu
lingkungan hasil bayi terlihat hangat dan
Tanggal 16 juli 2013 nyaman,

pukul 08. 05 WIB : mengukur suhu tubuh bayi


Pukul 14. 45 WIB : setiap 4 jam hasil suhu : 36, 5 5ͦ C ( sebelum
dimandikan ),
mempertahankan suhu
lingkungan bayi hasil bayi pukul 09. 00 WIB : memandikan bayi dengan
air hangat kuku secara tepat dan tepat hasil
diberikan sinar lampu untuk bayi menangis saat dimandikan, bayi gerak
penghangatan tubuh bayi, aktif, bayi sudah dimandikan, bayi terlihat
tenang dan nyaman setelah dimandikan,
suhu : 35, 9 5ͦ C,
pukul 09. 15 WIB : menimbang berat badan
bayi hasil BB : 2800 gram,
pukul 14. 47 WIB : mengukur
suhu tubuh bayi tiap 4 jam hasil pukul 09. 30 WIB : mengobservasi tanda -
tanda stress dingin dan distress pernapasan
suhu : 35, 9 5ͦ C . ( tremor, pucat, kulit dingin ) hasil bayi tidak
tremor, kulit pucat tidak ada, kulit bayi
hangat, suhu : 36, 4 5ͦ C ( setelah dimandikan ).
Evaluasi
Hari Selasa, tanggal 16 juli 2013, Hari Selasa, tanggal 17 juli 2013,
pukul 15.00 WIB. pukul 15.20 WIB.
• Subjektif : - • Subjektif :-
• Objektif : bayi terlihat hangat dan
• Objektif : bayi diberikan sinar lampu nyaman, suhu : 36, 5 5ͦ C ( sebelum
untuk penghangatan tubuh bayi, suhu : 35, dimandikan ), bayi menangis saat
9 5ͦ C dimandikan, bayi gerak aktif, bayi sudah
dimandikan, bayi terlihat tenang dan
nyaman setelah dimandikan, BB : 2800
• Analisa : Tujuan tercapai sebagian maslah gram, bayi tidak tremor, kulit pucat
teratasi sebagian tidak ada, kulit bayi hangat,
suhu :36, 4 5ͦ C ( setelah
dimandikan ).
• Perencanaan : Pertahankan dan lanjutkan
intervensi pertahankan suhu lingkungan, • Analisa : Tujuan tercapai masalah
ukur suhu tubuh bayi setiap 4 jam, mandikan teratasi
bayi dengan air hangat kuku secara tepat dan
• Perencanaan : Pertahankan intervensi pertahankan
tepat, perhatikan tanda – tanda stress dingin suhu lingkungan, ukur suhu
dan distress pernapasan tubuh bayi setiap 4 jam, mandikan bayi
dengan air hangat kuku secara tepat dan
(tremor,pucat, kulit dingin ). tepat, perhatikan tanda–tanda
stress dingin dan distress
pernapasan (tremor,pucat,kulit dingin ).
BAB IV
PEMBAHASAN
NO Pembahasan Faktor Pendukung Faktor Penghambat
1. Pengkajian Format pengkajian, perawat Tidak ditemukan
dan bidan ruangan serta klien
2. Diagnosa Kep Data-data penunjang yang Tidak ditemukan
didapat dari observasi,
pemeriksaan fisik pada klien,
perawat ruangan serta catatan
medis klien

3. Perencanaan Tersedianya berbagai buku Tidak ditemukan


sumber
4. Pelaksanaan Berkolaborasi dengan perawat Tidak ditemukan
ruangan dalam melakukan
tindakan yang telah di susun
diperencanaan
5. Evaluasi Penulis dapat dengan tepat Tidak ditemukan
melakukan asuhan
keperawatan berkolaborasi
dengan perawat ruangan
Kesimpulan BAB V Saran
Kesimpulan
• Pada tahap pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan dalam pengumpulan data serta
mencari informasi tentang kondisi yang berhubungan dengan keadaan klien. Hal ini disebabkan
karena klien terlihat tenang dan nyaman saat dilakukan pemeriksaan fisik serta klien bergerak
aktif.

• Pada perumusan diagnosa keperawatan penulis hanya menemukan 2 diagnosa yang terdapat
pada teori, yaitu resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubugan dengan adaptasi dengan luar
rahim dan resiko terjadinya infeksi berhubugan dengan trauma jaringan ( pemotongan tali
pusat ), sedangkan 1 diagnosa yang terdapat pada kasus penulis kutip dari media internet
karena dari data – data yang penulis temukan tidak menunjang untuk menegakkan diagnosa
yang terdapat pada teori. Dan 4 diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak ditemukan
pada kasus.

• Penulis membuat perencanaan pada kasus By. Ny. F sesuai dengan teori yang terdiri dari tiga
diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas adalah adaptasi progresif terhadap kehidupan luar
rahim berhubugan dengan awal kehidupan diluar rahim. Penulis membuat perencanaan yaitu
letakkan bayi diperut ibu setelah kelahiran, atur posisi bayi agar pernapasan adekuat , bantu ibu
dan bayi untuk menyusui sesegera mungkin, diskusikan tehnik menyusui yang benar dengan ibu,
sediakan pakaian bayi yang cukup hangat. Diharapakan setelah perencanaan disusun dapat
mempertahankan adaptasi progresif terhadap kehidupan luar rahim. Untuk diagnosa ketiga
terdapat satu perencanaan yang tidak ada di teori yaitu kolaborasi dalam pemeriksaan
laboratorium akan tetapi penulis membuat rencana tersebut karena untuk menunjang jika
terjadi tanda – tanda infeksi pada klien dapat ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
• Pelaksanaan keperawatan mengacu pada rencana yang telah
dibuat, keseluruhan perencanaan dapat dilaksankan oleh penulis,
namun ada satu yang tidak dapat dilaksanakan yaitu pada diagnosa
keperawatan ketiga yaitu kolaborasi dengan dokter untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium karena klien tidak
menunjukkan tanda - tanda infeksi pada sekitar tali pusat.

• Evaluasi dilakukan mulai tanggal 16 Juli 2013 sampai 18 Juli 2013.


Pada By. Ny. F dilakukan evaluasi formatif dan sumatif. Adapun
tujuan yang tercapai terdapat pada ketiga diagnosa keperawatan
yaitu adaptasi progresif terhadap kehidupan luar rahim
berhubungan dengan awal kehidupan diluar rahim, resiko tinggi
perubahan suhu tubuh berhubugan dengan adaptasi dengan luar
rahim, resiko terjadinya infeksi berhubugan dengan trauma jaringan
( pemotongan tali pusat ).
1. Pada pengkajian Bayi Baru Lahir perlu pengkajian yang lebih
mendalam supaya asuhan keperawatan yang diberikan dapat
tercapai maksimal.

2. Diagnosa keperawatan dalam teori yang muncul terkadang tidak


sesuai dengan yang terdapat pada kasus, maka dari itu
menegakkan diagnosa data - data penunjang harus lebih spesifik.

Saran 3. Untuk menetapkan prioritas masalah yang lebih diutamakan


adalah masalah yang aktual yaitu masalah yang dapat
mengancam jiwa klien, dan sesuaikan dengan kebutuhan klien.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang penulis lakukan


belum tercapai dengan sempurna, maka perlu kerjasama yang
baik dengan perawat ruangan untuk mempertahankan dan
melanjutkan intervensi keperawatan.

5. Dokumentasi untuk setiap pelaksanaan asuhan keperawatan


harus dituliskan dengan benar dan jelas untuk komunikasi dengan
sesama tim medis.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, LS.( 2009 ). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi
delapan. Jakarta : EGC.

Irene, MB, dkk. ( 2005 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi empat Jakarta :
EGC.

Koniak Griffin, RM. ( 2011 ). Keperawatan Maternitas. Edisi delapan belas. Volume
dua. Jakarta : EGC.

Maryuni, A. ( 2008 ). Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Trans Info media .

Muslihatun, WN. ( 2010 ). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :


Fitramaya.

Prawirohardjo, S. ( 2009 ). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Whalley, S dan Wong, D. L. ( 2004 ). Keperawatan Pediatrik. Edisi empat. Jakarta : EGC.

Boing, W. ( 2013 ). Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir. Diambil pada tanggal 16
Juli 2013 pukul 22. WIB dari http://www.google.co.id/askep- bbl.html

Anda mungkin juga menyukai