Anda di halaman 1dari 23

Alat kontrasepsi Hormonal

Gita Amelia
Ismallah Hanif
Robby Ramdhan
Selpy Agustin
Ulfi Saputri
Yonata PW
Definisi

 Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008).

 Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron


memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).
Mekanisme kerja
Esterogen steroid sintetik

Supresi FSH

Menghalangi Mentruasi Folikel dan Ovarium

Tidak Terdapat Pengeluaran LH

Kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH

Tidak terjadi Ovulasi

Progeteron (Steroid Sintetik)

Menekan LH dan akan mencegah ovulasi


Efek samping akibat kelebihan hormon estrogen

 rasa mual
 retensi cairan
 sakit kepala
 nyeri pada payudara
 dan fluor albus atau keputihan.

(Wiknjosastro, 2007).
Efek samping akibat kelebihan hormon progesteron

 perdarahan tidak teratur


 bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan
 acne (jerawat)
 alopsia
 kadang-kadang payudara mengecil
 fluor albus (keputihan), hipomenorea.

(Wiknjosastro, 2007).
Macam – macam kontrasepsi hormonal

1. Kontrasepsi Pil
2. Kontrasepsi Suntik
3. Kontrasepsi Implant
1. Kontrasepsi pil

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil
oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga
menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan
hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy
(kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri.

(Hartanto, 2002).
Jenis kontrasepsi pil
(a) Monofasik
 Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen atau
progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan
porsi hormonnya konstan setiap hari.
(a) Bifasik
 Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen,
progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi.
(a) Trifasik
 Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen atau
progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi setiap hari.

Sulistyawati (2013)
Cara kerja

 Menekan Ovulasi
 Mengurangi transpor sperma dibagian atas saluran genital (tuba fallopi)
 Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
 Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)
indikasi
 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak ataupun yang belum
 Gemuk atau kurus
 Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif
 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf
 Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
 Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
 Pascakeguguran
 Anemia karena haid berlebihan
 Nyeri haid hebat
 Siklus haid tidak teratur
 Riwayat kehamilan ektopik
 Kelainan payudara jinak
 Varises vena
Kontra indikasi
 Hamil atau dicurigai hamil
 Menyusui eksklusif
 Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya
 Penyakit hati akut (hepatitis)
 Perokok dengan usia >35 th
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau TD >180/110 mmHg
 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 th
 Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
 Migrain atau gejala neorologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Efek samping

 Amenorea (tidak ada perdarahan tau spotting)


 Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik)
 Perdarahan pervaginam/ spotting
2. Kontrasepsi Suntik

Suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu ( antara
1-3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormone sintesis progesterone. Hormon ini akan
membuat lender rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke Rahim. Zat
ini juga mencegah keluarnya sel telur dan membuat uterus (dinding Rahim) tidak bisa
menerima hasil pembuahan.

Hanafi Hartanto(1996)
Jenis kontrasepsi suntik
(a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA).
mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik
intramuscular.

(a) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular.

Sulistyawati (2013)
Cara kerja

 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.

Sulistyawati (2013)
keuntungan
(Sulistyawati, 2013).
 pencegah kehamilan jangka panjang

 tidak berpengaruh pada hubungan seksual

 tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit


jantung dan gangguan pembekuan darah

 tidak mempengaruhi ASI

 efek samping sangat kecil

 klien tidak perlu menyimpan obat suntik

 dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause

 membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

 menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab


penyakit radang panggul.
Kerugian

 Gangguan haid
 Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu
 BB meningkat
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gg. Emosi, sakit kepala dan jerawat.
3. Kontrasepsi Implant

suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung levonorgestrel yang di bungkus
dalam kapsul silastik silicon (poliydimethyl siloxane) yang berisi hormone golongan
progesterone yang dimasukan di bawah kulit lengan kiri atas bagian dalam.
Kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu :

(a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon
(b) Nyaman
(c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
(d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
(e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
(f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea

(g) Aman dipakai pada masa laktasi


Jenis
(a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter
2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

(b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

(c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. Levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun.

Saifuddin, (2010)
Cara kerja

(a) Lendir serviks menjadi kental


(b)Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
(c) Mengurangi transportasi sperma
(d)Menekan ovulasi.

Saifuddin (2010)
keuntungan
 Daya guna tinggi
 Perlindungan jangka panjang
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
 Tidak mengganggu ASI
 Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
 Mengurangi nyeri haid
 Mengurangi dan memperbaiki anemia
 Melindungi terjadinya kanker endometrium
 Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara.
 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
 Menurunkan kejadian endometriosis.

Saifuddin (2010)
kerugian

 Implant harus di pasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
 Gg. Pola haid.
 Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena tidak mengenalnya.
 Perubahan libido dan BB
 Nyeri kepala, pusing, pening.
 Nyeri mamae
 Jerawat
 Perasaan mual
 Anoreksia

Anda mungkin juga menyukai