Anda di halaman 1dari 16

Dinda Insani Rizki Faiqotun Nazila

Reni Dwi Fatmala Syahidatul M


Moh. Baydowi Zainullah
Zubaidah
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu
kewajiban dan tanggung jawab moral.
Legal etik keperawatan adalah aturan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang di atur dalam undang-undang
keperawatan.
 Otonomi (Otonomi )
 Beneficience (Berbuat Baik)
 Keadilan (justice)
 Non Maleficience (tidak merugiakan)
 Kejujuran(veracity)
 Kesetiaan (fidelity)
 Kerahasiaan (confidentiality)
 Tanggung jawab (accountability)
Delima Etik
Adalah merupakan suatu kondisi yang berat karena peran
kesehatan jiwa harus membuat suatu pilihan atau yang kuurang
sempurna, keputusan yang harus dibuat pada keadaan mendadak,
tanpa waktu untuk berdebat dengan diri kita sendiri atau dengan
orang lain, keputusan membingungkan yang mengakibatkan
kegelisahan dan kemungkinan menjadi penyeselan (Burkhardt, 2002).
Pengambilan Keputusan Etis
Pengambilan keputusan etis adalah suatu keterampilan kognitif,
yang membutuhkan pendidikan tentang prinsip etika dan pemahaman
akan isu etika yang spesifik dan tinjauan pustaka yang relevan.

Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh banyak faktor. yang


memengaruhi pengambilan keputusan etis adalah kebutuhan pasien,
proses penyakit, hak pasien, keinginan/ perasaan pasien, keinginan
keluarga, tujuan yang d ibuat tim pengobatan, dan faktorsosial.
Berhadapan dengan dilema etik, staf perawat dan mahasiswa perawat
dapat menggunakan pengambilan keputusan etis untuk mengatasinya
(wlody, 1990).
 Hak untuk dihormati sebagai manusia
 Hak memperoleh privasi
 Hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan
training tentang gangguan jiwa, pengobatan perawatan
dan pelayana yang tersediaHak untuk complen
 Hak untuk mendapatkan advocary
 Hak untuk menghubungi tean dan saudara
 Hak mendapatkan pelayanan yang mempertimbangkan
budaya, agama, dan jenis kelamin
 Hak untuk hidup, bekerja, dan berpartisipasi dalam
masyarakat tanpa diskriminasi.
 Hak untuk bekerja atau berinteraksi dengan tenaga
kesehatan
• Perawat melaksanakan asuhan keperawatan

• Pengelola keperawatan

• Pelaksana penelitian
Faktor resiko untuk gangguan psikiatri dari
sosiokultural merupakan fakta predisposisi yang dapat
meningkatkan potensial kelainan psikiatrik,
menurunkan potensial klien untuk sembuh, atau
kebalikannya.
 Pengertian KDRT
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat
diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh seorang pengasuh, orangtua, atau pasangan.
 Macam-macam KDRT
Kekerasan fisik
Kekerasan psikis
Kekerasan seksual
Penelantaran rumah tangga
• Penyebab terjadinya KDRT
1. Kurang komunikasi, Ketidakharmonisan.
2. Alasan Ekonomi
3. Ketidakmampuan mengendalikan emosi
4. Ketidakmampuan mencari solusi masalah rumah
tangga
5. Kondisi mabuk karena minuman keras dan narkoba.
• Pendekatan kuratif
Menyelenggarakan pendidikan orangtua
Memberikan keterampilan
Mendidik anggota keluarga untuk menjaga diri
Membangun kesadaran kepada semua anggota keluarga
Membekali calon suami istri atau orangtua baru untuk
menjamin kehidupan yang harmoni
Melakukan filter terhadap media massa
Menunjukkan rasa empati dan rasa peduli
Mendorong dan menfasilitasi pengembangan masyarakat
untuk lebih peduli dan responsif terhadap kasus-kasus
KDRT yang ada di lingkungannya.
 Judul : Factors predicting domestic
violence among thai
 muslim married couples in pattani province.
 Penulis : kasetchai laemheem
 Tahun : 2016
 Public : Elsevier
 Penelaah : kelompok 6
 Tanggal menelaah : 27 september 2018
Dalam jurnal ini menjelaskan tetang faktor-faktor
yang memprediksikan kekerasan dalam rumah tangga
diantara pasangan suami istri islam di Negara
Thailand di Provinsi Pattani. Dalam jurnal ini
menyebutkan bahwa faktor penyebab kekerasaan
dalam rumah tangga ialah karena status inferior
perempuan di mana dominasi laki-laki dihargai dan
diyakini bahwa laki-laki harus menjadi kepala
keluarga mereka, memiliki semua aset keluarga, dan
mengendalikan perilaku mereka anggota keluarga.
Pertama, mendasarkan pada kemanfaatan dan
pulihnya hubungan pelaku dan korban, dengan
mengenyampingkan aturan yang besifat legalistic,
sehingga Hakim sampai pada putusan berupa
penuntutan dinyatakan tidak dapat diterima. Kedua,
mendasarkan pada kemanfaatan, namun proses
umum tetap dilanjutkan dengan penjatuhan pidana
bersyarat
 UU No. 23 tahun 2004 KDRT
 KUHP dan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
 UU No. 23 tahun 2004 diantaranya pasal 49 jo pasal 9 dan pasal
279 KUHP untuk tindak penelantaran dan suami menikah lagi
tanpa ijin istri; pasal 44 untuk tindak kekerasan fisik; pasal 45
untuk tindak kekerasan psikis berupa pengancaman.
 Putusan Pengadilan dengan sanksi pidana penjara yang lebih
tinggi hingga 6 tahun diputuskan terhadap sejumlah kasus
dalam relasi KDRT, yang didakwa dan dituntut dengan
menggunakan pasal-pasal KUHP (pasal 351, 352, 285, 286 jo 287,
289 & 335 untuk kasus penganiayaan anak dan perkosaan anak);
pasal 81 & 82 UU No. 23 tahun 2002 dan pasal 287 & 288 KUHP
untuk kasus perkosaan anak
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai