Anda di halaman 1dari 23

DPT-HB-Hib (Pentavalent)

Latar Belakang

 Laporan CDC (2000); Hib dapat menyebabkan:


- meningitis (50%)
- pneumonia (15%)
• Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada
anak
• Meningitis dapat menimbulkan kecacatan dan
kematian pada anak
Epidemiologi
Haemophillus Influenzae type b (Hib)

 Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu


bakteri gram negatif dan hanya ditemukan pada manusia
 Penyebaran melalui percikan ludah (droplet)
 Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib
adalah usia 4 – 8 bulan
 Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi
sakit, tetapi menjadi karier
 Prevalensi karier cukup tinggi (>3% )  kemungkinan
kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya
juga tinggi.
Epidemiologi
Haemophillus Influenzae type b (Hib)

Upaya penanggulangan infeksi Hib yg


dianggap efektif  Imunisasi Hib

Penelitian di Pulau Lombok 1998 – 2002 menunjukkan


bahwa Imunisasi Hib :
 dapat mencegah meningitis klinis
 dapat mencegah salah satu penyebab pneumonia
Epidemiologi
Haemophillus Influenzae type b (Hib)

Secara global (estimasi WHO), sebelum era


vaksinasi Hib, penyakit akibat Hib pada balita
menyebabkan:
 3 juta anak menderita penyakit serius per tahun
 Kematian ≥ 400.000 anak
 Penyebab kematian nomor 1
Rekomendasi
Hasil kajian Regional Review Meeting on Immunization WHO/
SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasihat Imunisasi
Nasional/ ITAGI th 2010, merekomendasikan:

“Agar Vaksin Hib diintegrasikan ke dalam


program imunisasi nasional untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia
dan meningitis”
Hal ini selaras dengan rencana introduksi vaksin baru yg
terdapat dalam Comprehensive Multi Years Plan (cMYP) 2010-
2014  mempercepat pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) 4.
Vaksin Hib

 Vaksin Hib konjugasi memiliki efikasi yang baik


dan aman sehingga dapat dimasukkan ke dalam
program imunisasi nasional
 SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on
Immunization) merekomendasikan vaksin Hib
dikombinasi dengan DPT-HB menjadi vaksin
pentavalent (DPT-HB-Hib), sekaligus untuk
mengurangi jumlah suntikan pada bayi
 Vaksin ini dikemas dalam vial 5 dosis
Keamanan Vaksin
 Penggabungan berbagai antigen menjadi satu suntikan
telah dibuktikan melalui uji klinik  kombinasi tidak
mengurangi keamanan dan tingkat perlindungan
 Beberapa penelitian menunjukkan respon antibodi untuk
Hepatitis B yg lebih tinggi pada vaksin kombinasi dari
pada pemberian secara terpisah
 Persentase proteksi untuk masing-masing antigen
> 98%
 Reaksi lokal dialami oleh 14,9% subjek dengan gejala
terbanyak adalah nyeri
 Reaksi sistemik dialami oleh 28% subjek dengan gejala
terbanyak adalah demam
Vaksin Pentavalent

• Kombinasi vaksin Hib dengan DPT-HB menjadi vaksin


DPT-HB-Hib tidak menambah jumlah suntikan
• Efikasi vaksin: 90-99%
• Tingkat kekebalan yg protektif terbentuk setelah
pemberian DPT-HB-Hib 3 dosis,namun antibodi ini
menurun pd usia 15 s.d 18 bulan  perlu booster untuk
mempertahankan tingkat kekebalan dg pemberian
imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib pada usia 18 bulan
Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi :
• Pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B
& infeksi Hib secara simultan
Kontra indikasi
• Hipersensitif thdp komponen vaksin, atau reaksi berat thdp vaksin
kombinasi sebelumnya atau bentuk2 reaksi sejenis lainnya  mrpkn
kontra indikasi absolut thdp dosis berikutnya
• Kejang atau gejala kelainan otak pd bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya  kontraindikasi thdp komponen pertusis
• Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan scr kombinasi, tetapi vaksin
DT diberikan sebagai pengganti DPT, vaksin Hepatitis B dan Hib
diberikan scr terpisah.

Vaksin tidak akan membahayakan individu yg sedang atau sebelumnya


telah terinfeksi virus hepatitis B
Efek Simpang

• Reaksi lokal sementara spt bengkak, nyeri dan kemerahan


pada lokasi suntikan disertai demam  dapat timbul dalam
sejumlah besar kasus
• Kadang-kadang reaksi berat spt demam tinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dg nada tinggi, dapat terjadi dalam 24
jam setelah pemberian
• Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah
imunisasi mengurangi terjadinya demam
• Laporan mengenai reaksi anafilaksis berat sangat jarang
Efek simpang

• Vaksin Hib ditoleransi dengan baik


• Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24 jam setelah vaksinasi
 nyeri pada lokasi penyuntikan namun bersifat ringan
dan sementara
• Pada umumnya, akan sembuh dengan sendirinya dalam
dua atau tiga hari, dan tidak memerlukan tindakan medis
lebih lanjut
• Reaksi sistemik ringan, termasuk demam, jarang terjadi
setelah penyuntikan vaksin Hib
• Reaksi berat lainnya sangat jarang; hub kausalitas
antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah
ditegakkan
Strategi Pelaksanaan

 Introduksi vaksin DPT-HB-Hib dilaksanakan bertahap


 Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak
Lanjutan dilaksanakan sesuai tahapan introduksi DPT-
HB-Hib
 Tahap pertama dimulai Juli 2013 di 4 provinsi, yaitu
Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara
Barat
 Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi, yaitu
DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel,
Babel, Jambi, Lampung, dan Sulsel
 Tahap ketiga pada Juli 2015, akan diimplementasikan
di seluruh provinsi
Sasaran dan Jadwal Pemberian
Sasaran
 Imunisasi dasar : Bayi
 Imunisasi lanjutan : Batita

Jadwal Pemberian (imunisasi dasar)

Umur Jenis Imunisasi


0 bulan Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Sasaran dan Jadwal Pemberian
Jadwal Pemberian (imunisasi lanjutan)

Umur Jenis Imunisasi Interval minimun stlh imunisasi dasar

18 bulan (1,5 tahun) DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3

24 bulan (2 tahun) Campak 6 bulan dari Campak 1

- Imunisasi lanjutan diberikan pd batita yg telah mendapat imunisasi


lengkap pd masa bayi
- Jika semasa bayi belum mendapat imunisasi DPT-HB/ DPT-HB-Hib
sebanyak 3 dosis (belum lengkap), maka harus dilengkapi sebelum
pemberian imunisasi lanjutan
- Upaya melengkapinya diupayakan bersamaan dengan Bulan Vitamin A
atau kegiatan lainnya
Tahapan Kegiatan Introduksi Vaksin Baru

1. Persiapan
 Advokasi dukungan berupa penetapan
kebijakan, dan penyediaan anggaran
 Diseminasi penyebarluasan informasi melalui
pertemuan koordinasi dengan LS/LP, Organisasi
Profesi, Organisasi Agama, Organisasi
Masyarakat, maupun melalui media massa serta
melalui media KIE
 Pelatihan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petugas
Tahapan Kegiatan Introduksi Vaksin Baru

2. Pelaksanaan
2.1 Penyiapan Logistik vaccine carrier, coolpack, vaksin
dan pelarut, ADS (0,5 ml dan 5 ml), safety box (5 liter
untuk 100 sasaran atau 2,5 liter untuk 50 sasaran, serta
format pencatatan dan pelaporan)
2.2. Penyiapan Sasaran 
- identifikasi usia sasaran
- identifikasi jenis dan jumlah dosis imunisasi yang
sudah diterima
- menentukan jenis vaksin yang akan diberikan
- kontra indikasi
Tahapan Kegiatan Introduksi Vaksin Baru

2.3 Pemberian Imunisasi


 Pastikan vaksin masih baik, dengan indikator:
- VVM A atau B dan belum kadaluarsa
- label kemasan vaksin masih ada, dan
terbaca
- vaksin DPT-HB-Hib tidak pernah beku
- belum melewati masa pakai
 Gunakan alat suntik sekali pakai (Auto Disable Syringe / ADS)
 Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi DPT-HB-Hib
- Dosis pemberian :0,5 ml
- Cara penyuntikan: intramuskular pada paha anterolateral
Tahapan Kegiatan Introduksi Vaksin Baru

2.4 Penyuluhan
 Dapat dilakukan sebelum/ sesudah pelayanan
imunisasi
 Materi :
o alasan pemberian imunisasi,
o manfaat pemberian imunisasi,
o keluhan yg mungkin terjadi dan cara
penanggulangannya, serta
o jadwal pemberian imunisasi berikutnya.
Tahapan Kegiatan Introduksi Vaksin Baru

3. Pemantauan dan Evaluasi


 Apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan
prosedur?
 Secara rutin dengan instrumen pencatatan
dan pelaporan cakupan imunisasi dan logistik,
PWS, dan Surveilans KIPI
 Secara periodik dengan instrumen DQS, EVM,
dan Supervisi Suportif
Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan Pelaporan imunisasi di tingkat


pelayanan dilaksanakan secara terpadu dengan
program lain
Puskesmas merupakan pusat pengiriman laporan
dari unit pelayanan
Hasil imunisasi dapat menggambarkan data riil
pencapaian UCI Desa/ Kelurahan
Alur pengiriman pelaporan disesuaikan menurut
jenjang adminitrasi yang ada
KESIMPULAN
• Imunisasi merupakan upaya penanggulangan
infeksi Hib yg efektif sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia
dan meningitis
• Vaksin Hib memiliki efikasi yang baik dan
aman
• Diperlukan dukungan semua pihak untuk
menyukseskan pelaksanaan introduksi vaksin
baru DPT-HB-Hib

Anda mungkin juga menyukai