Anda di halaman 1dari 20

PLENO 2 KELOMPOK 28 BLOK

HEMATO

DOSEN PEMBIMBING: Dr. Hari


Purwanto
Kasus
Seorang wanita 18 tahun datang ke RSPBA dengan keluhan
sembab seluruh badan sejak 1 minggu yang lalu. 5 bulan terakhir
os sering mengeluh demam yang hilang timbul,rambut
rontok,sariawan, nyeri seluruh sendi. Selama ini os tidak pernah
berobat, hanya minum obat penghilang nyeri. Os juga merasa
lemas, mudah lelah,BAK berkurang & berbusa sejak 1 minggu
Keyword
• seorang wanita 18 tahun
• keluhan sembab seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu
• 5 bulan terakhir os sering mengeluh demam yang hilang
timbul,rambut rontok,sariawan,nyeri sendi
• os merasa lemas,mudah lelah, BAK berkurang & berbusa
sejak 1 minggu
Problem

Seorang wanita 18 tahun datang ke


RSPBA dengan keluhan sembab seluruh
tubuh sejak 1 minggu yang lalu
Diagnosa diferensial
• sindroma nefrotik
• SLE (sistemik lupus eritematosus)
• arthritis rematoid
More info
• Pemeriksaan fisik : tampak sakit sedang
• Keadaan umum : kompos mentis
• TD : 120/80mmHg
• Nadi : 88x/menit
• RR : 24x/menit
• Suhu : 36,7℃

• Keadaan spesifik
• Mata : konjungtiva palpebra anemis
• Paru redup kedua paru ICS 6 kebawah
• Vesikuler turun
• Abdomen : cembung, lemas
• Silfing dolnes (+)
• Wxtremitas edema (+)

• Darah rutin
• Hb : 9,2%
• Leukosit : 5.600.000
• Trombosit : 65.000.000
• Mch : 28
• Mcv : 92
• Proteinuria : (+) (+) (+)
• Silinder (+)

Kimia darah
• Albumin 1,8
• Eureum 76
• Kreatinin 1,8
• Rontgen thorax : efusi pleura bilateral
Dont know
1. Definisi SLE
2. Etiologi SLE
3. Faktor resiko SLE
4. Gejala klinis SLE
5. Patofisiologi SLE
6. Komplikasi SLE
7. Penatalaksanaan SLE
8. Follow up kasus SLE
9. Prognosis SLE
10. Pemeriksaan penunjang
11. Kriteria ARA
Learning Issue
1. Definisi
SLE adalah suatu penyakit autoimun yang kronik
dan menyerang berbagai sistem dalam tubuh
Penyakit multisistem yang tidak diketahui
asalnya dan ditandai dengan autoantibody
dalam sirkulasi terhadap asam
deoksiribonukleat
2. Etiologi
- Stress fisik atau mental
- Infeksi streptococcus atau virus
- Pajanan cahaya matahari / UV
- Imunisasi
- Kehamilan
- Metabolisme esterogen yang abnormal
- Terapi dengan obat tertentu
3. Faktor resiko
- Faktor genetik
- Faktor hormonal
- Disfungsi imun
- Gangguan regulasi imun
- Apoptosis
- Sinar UV
4. Gejala klinis
- Gejala umum : demam, penurunan BB, rasa
tidak enak badan atau malaise, keluhan
mudah lelah, ruam, poli artralgia
- Gejala saat berlangsungnya penyakit : ruam
malar atau diskoid, fotosensitivitas, ulserasi
oral atau nasofaring, arthritis non erosi,
pleuritis atau perikarditis, proteinuria hebat,
serangan kejang atau psikosis, anemia
hemolitik, leukopenia, lymfopenia atau
trombositopenia, titer ANA yang abnormal.
5. Patofisiologi
Autoimunitas dianggap merupakan
mekasnisme utama yang terlibat pada SLE.
Tubuh menghasilkan antibody antinukleus
(ANA), dan selanjutnya timbul penyakit imun
yang kompleks.
6. Komplikasi
- Infeksi lain yang terjadi secara bersamaan
- Infeksi saluran kemih
- Gagal ginjal
- Osteonekrosis tulang pinggul atau panggul
7. Penatalaksanaan
-pemberian obat anti inflamasi non steroid termasuk
aspirin untuk mengendalikan gejala artrtis
-krim topikal kortikosteroid, seperti hidrokortison
buteprat atau triam sinolon untuk lesi kulit yang akut
-penyuntikan kortikosteroid intralesi atau pemberian obat
anti malaria
-kortikosteroid sistemik untuk mengurangi gejala sistemik
SLE dan mencegah eksaserbasi akut yang menyeluruh
ataupun penyakit serius yang berhubungan dengan
sistem organ yang penting
-terapi steroid dosis tinggi dan terapi sitotoksik
-dialisis atau transplantasi ginja untuk gagal ginjal
-obat-obat anti hiprtensi dan modifikasi diet untuk
meminimalkan efek lesi pada ginjal
8. Follow up kasus SLE
Batasan operasional pemantauan adalah dilakukannya observasi
secara aktif menyangkut gejala dan tanda baru terkait dengan
perjalanan penyakit dan efek pengobatan / efek sampingnya, baik
yang dapat diperkirakan maupun tidak memerlukan pemantauan
yang tepat. Proses ini dilakukan seumur hidup pasien dengan SLE.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Anamnesis:
Demam, penurunan berat badan, kelelahan, rambut rontok
meningkat, nyeri dada pleuritik, nyeri dan bengkak sendi.
Pemantauan ini dilakukan setiap kali pasien SLE datang berobat. 19
b. Fisik: Pembengkakan sendi, ruam, lesi diskoid, alopesia, ulkus
membran mukosa, lesi vaskulitis, fundus, dan edema. Lakukanlah
pemeriksaan • isik yang baik. Bantuan pemeriksaan dari ahli lain
seperti spesialis mata perlu dilakukan bila dicurigai adanya
perburukan fungsi mata atau jika klorokuin/ hidroksiklorokuin
diberikan. c. Penunjang: Hematologi (darah rutin), analisis urin,
serologi, kimia darah dan radiologi tergantung kondisi klinis V.
Sistim Rujukan dan Fungsi Konsultatif Batasan operasional rujukan
kasus SLE ditujukan
9. Prognosis
Prognosis untuk SLE bervariasi dan bergantung
pada keparahan gejala, organ-organ yang
terlibat, dan lama waktu remisi dapat di
pertahankan. SLE tidak dapat disembuhkan,
penatalaksanaan ditujukan untuk mengatasi
gejala. Prognosis berkaitan dengan sejauh
mana gejala-gela ini dapat diatasi
10. Pemeriksaan penunjang
1.Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap
darah (LED)*
2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif
24 jam, dan bila diperlukan kreatinin urin.
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, pro•
il
lipid)*
4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
5. Serologi ANA§, anti-dsDNA†, komplemen
†(C3,C4))
6. Foto polos thorax § pemeriksaan hanya untuk
awal diagnosis, tidak diperlukan untuk
monitoring.
11. Kriteria ARA
SLE ditegakkan secara klinis dan laboratoris. Kriteria diagnosis yang paling
banyak dianut adalah menurutAmerican Rheumatism Association (ARA).
Diagnosis LES ditegakkan bila terdapat paling sedikit 4 dari 11 kriteria ARA
tersebut. Empat dari 11 kriteria positif untuk memenuhi 96% sensitivitas
dan 96% spesifisitas. Salah satu butir pernyataan …cukup untuk memenuhi
kriteria. Kriteria ARA ini terdiri dari :
• Eritema malar (Butterfly rash), ruam kupu2
• Lupus discoid (luka di kulit disertai peradangan, biasanya di kulit kepala)
• Fotosensitivitas, sensitif matahari
• Ulcerasi mukokutaneus oral dan nasal, mulut dan hidung mudah terluka
atau sariawan
• Arthritis nonerosif, radang sendi
• Nefritis, proteinuria > 0,5 g/24 jam, silinder dalam urin.
• Ensefalopati, konvulsi, psikosis (radang otak, kejang, psikosis)
• Pleuritis atau perikarditis (radang pada selaput paru2 dan atau katup
jantung)
• Sitopenia (trombositopeni, leukopenia, anemia)
• Imunoserologi positif: antibodi antidouble stranded DNA
• Antibodi antinuclear (ANA) positif.
Mekanisme kasus
Wanita 18 th ke UGD
RSPBA

Sembab seluruh
tubuh sejak 1 mgg

PP: konjungtiva palpebra Anamnesa: demam hilang


anemis, ekstremoitas edem +, timbul sejak 5 bulan, rambut
pansitopeni +, proteinuria +++, rontok, sariawan, nyeri
efusi pleura bilateral + sendi, lemas mudah lelah,
BAK < & berbusa
Sistemik lupus
eritematosus (SLE)

Penatalaksanaan

prognosa
kesimpulan
Hipotesa terbukti

Anda mungkin juga menyukai