Anda di halaman 1dari 20

Rhinitis Alergi

Aida Umar

030.14.007
Anatomi
Anatomi
Definisi

Rhinitis alergi merupakan kelainan pada hidung dengan gejala


bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E.
Klasifikasi

– Berdasarkan terdapatnya gejala:


• Intermiten: bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4
minggu
• Persisten: bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4
minggu
– Berdasarkan tingkat ringan beratnya penyakit:
• Ringan, berarti tidak terdapat selah satu dari: gangguan tidur,
gangguan aktifitas, gangguan pekerjaan, gejala dirasakan mengganggu
• Sedang-berat, berarti didapatkan satu atau lebih hal-hal diatas.
Etiologi dan Faktor Risiko

– Genetik
– Eksposur alergen
– Penyakit atopi
– Riwayat penyakit atopi dalam keluarga
– Polusi dan asap rokok  mempengaruhi respon inflamasi yang
diperantarai oleh IgE
Patofisiologi
Gejala

– Serangan bersin berulang,


– Keluar cairan hidung yang jernih, encer dan banyak,
– Hidung tersumbat yang bersifat hilang timbul atau reversibel,
secara spontan atau dengan pengobatan,
– Hidung dan mata gatal,
– Lakrimasi.
Diagnosis

– Anamnesis
• Rinore (cairan hidung yang bening, encer dan banyak)
• Bersin berulang dengan frekuensi lebih dari 5 kali setiap kali serangan
• Hidung tersumbat baik menetap atau hilang timbul
• Rasa gatal di hidung, telinga atau daerah langit-langit
• Hidung dan mata gatal
• Lakrimasi
• Hiposmia atau anosmia
• Batuk kronik
Pemeriksaan Fisik

• Rinoskopi anterior:
• Mukosa edema, pucat atau livid disertai adanya
sekret encer yang banyak
• Edema dari konka media atau inferior.
• Perhatikan juga keadaan anatomi hidung lainnya
seperti septum nasi dan kemungkinan adanya polip
nasi.
Cobblestone appearance

Geographic tongue
Pemeriksaan Penunjang
– Skin Prick Test
Mengetahui jenis alergen penyebab alergi.
– IgE serum spesifik
Pemeriksaan ini dilakukan apabila pemeriksaan penunjang
diagnosis rinitis alergi seperti tes kulit cukit selalu
menghasilkan hasil negatif tapi dengan gejala klinis yang
positif.
– Foto polos sinus paranasal/CT Scan/MRi.
Dilakukan bila ada indikasi keterlibatan sinus paranasal,
seperti adakah komplikasi rinosinusitis.
Tatalaksana

– Antihistamin
• Cetirizine
• Fexofenadine
• Loratadine
• Desloratadine  riwayat asma
– Dekongestan Hidung  vasokonstriksi  menghilangkan
sumbatan hidung
Tatalaksana

– Kortikosteroid  Antiinflamasi
• Beclomethason
• Budesonide
• Flunisonide
• Triamcinolon
– Antikolinergik  menghambat aksi asetilkolin mengurangi volume sekresi
dan vasodilatasi
Ipratropium bromida  mengurangi hidung tersumbat atau bersin
Pencegahan

– Menghindari kontak dengan alergen


– Minum obat teratur
– Bila upaya penghindaran alergen dan terapi medikamentosa gagal 
Imunoterapi
Diagnosis Banding

– Drug induced rhinitis


– Rinitis hormonal
– Rinitis infeksi (virus, bakteri atau penyebab lainnya)
– Non Allergic Rhinitis with Eosinophilic Syndrome (NARES)
– Rinitis karena iritan
– Rinitis vasomotor
– Rinitis atropi
– Rinitis idiopatik
Komplikasi

– Polip Hidung
– Akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+),
hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa
– Otitis Media Efusi
– Sinusitis Paranasal
– proses alergis dalam mukosa  sumbatan ostia (edema ostia)  penurunan oksigenasi 
meningkatnya pertumbuhan bakteri  fungsi barier epitel rusak akibat destruksi mukosa
– Disfungsi Tuba
– Sumbatan Tuba  proteksi, drainase dan ventilasi/aeresi telinga tengah (kavum timpani
terganggu.
Prognosis

Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Referensi

– Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Telinga Hidung


Tenggorokan Kepala dan Leher. Ed. 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2015. Hal. 106-110.
– Nguyen QA. Allergic Rhinitis. Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/8 34281-overview. Article last
update June 1, 2009. September 2009.
– Valentine MD, Plaut M. Allergic Rhinitis. In: The New England Journal of
Medicine. Available from URL : www.nejm.org. Article last updated
2005. August 2008.

Anda mungkin juga menyukai