SEDIAAN KRIM
KULIT
KELOMPOK F
RETNO PUSPITA N. (2443015082)
AYUNDA FANI E. (2443015143)
NORMA AYU S. (2443015149)
NERITA CHUSNUL P. F. (2443015162)
NELLY AGUSTIN K. (2443015165)
PENGERTIAN KRIM
Menurut Farmakope Indonesia krim adalah bentuk
sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai.
Faktor eksternal:
• Kandungan skin care yang terlalu keras
• Kebiasaan mengeringkan kulit dengan kurang baik
• Mandi terlalu lama
• Penggunaan pelembap yang kurang tepat
• Cuaca dingin dan kelembapan udara rendah
Dampak yang timbul akibat
hilangnya kelembaban kulit
• Kulit menjadi bersisik dan kusam.
• Kulit menjadi kering sehingga menjadi lebih
sensitif.
• Kulit menjadi lebih mudah teriritasi akibat
paparan matahari atau panas.
• Lebih mudah terasa perih.
• Kulit menjadi rapuh.
• Kulit terasa gatal.
• Kerutan lebih cepat timbul dan menjadi lebih
kentara pada kulit yang kering.
Macam-macam Kosmetik
Pelembab
Kosmetik pelembab dapat dibedakan
menjadi 2 tipe kosmetik, yaitu:
• Kosmetik pelembab berdasarkan lemak.
• Kosmetik pelembab berdasarkan gliserol
atau humektan sejenis.
Kosmetik Pelembab
berdasarkan Lemak
Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut
moisturizer atau moisturizing cream. Krim ini membentuk
lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit banyak
mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit
menjadi lembab dan lembut.
Kosmetik Didasarkan
Menipiskan
pembersih kulit pada minyak
kulit (scrub
sesuai dengan (oil based
cleansers)
cara-cara cleanser)
pembersihan
Didasarkan
dalam bentuk
Rolling creams
padat (solid
cleanser)
Kosmetik Pembersih yang
Didasarkan pada Air
Bahan pembersih yang paling umum
digunakan adalah air.
• Keunggulan : murah, non-toksis, dan
sama sekali tidak berbahaya bagi kulit.
• Kekurangan : tidak punya daya pembasah
yang kuat karena ditolak oleh keratin
meskipun sebum sedikit banyak menyerap
air.
Alkohol yang biasa digunakan : ethyl alkohol 20-40% dan
isopropyl alkohol.
•Untuk memperbaiki daya pembersih air, berbagai bahan
ditambahkan ke dalamnya, antara lain alkohol, misalnya
dalam face lotion (astringent lotion).
•Penambahan alkohol memberikan beberapa hasil :
a) Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga
kulit menjadi lebih mudah basah.
b) Menimbulkan rasa yang segar karena penguapan
alkohol.
c) Menimbulkan efek pengurangan minyak kulit.
d) Parfum yang digunakan dalam lotion menjadi lebih
mudah larut.
e) Menimbulkan efek astringent dan disenfektan
ringan.
Bahan astringensia : sejumlah kecil garam
kalium-aluminium-sulfat, zinc phenol sulfat
atau hasil tanaman-tanaman seperti hazel
yang mengadung asam tanat.
1 Penampakan - Homogen
2 pH - 4,5-8
4 Viskositas cP 2000-50.000
mikroba
5 Cemaran Maksimum 102
Koloni/gram
Sumber : Badan Standardisasi Nasional
Syarat Mutu Skin Cream
Nail Cream (Krim kuku)
Krim yang dapat melembabkan dan
mencegah kulit kuku dari kekeringan
(Wilkison, 1982) serta dapat melembutkan
kutikula dan mencegah kuku dari pecah-
pecah dan bergaris (Schlossman, 2000).
Contoh Formulasi Nail Cream
Emulsifying agent; solubilizing agent.
Asam stearat
(HPE; p.697)
Emulsifying agent
Lanolin
(HPE; p.378)
Water pelarut
Alkalizing agent.
Triethanolamine
(HPE p.754)
Antimicrobial
preservative;disinfectant;humectant;plast
Propylene glycol icizer;solvent; stabilizing;water miscible
cosolvent.
(HPE p.592)
Emollient; emulsifying agent; solubilizing
Glyceril stearat agent; stabilizing agent
(HPE p. 290)
Emollient; emulsifying agent; viscosity-
Cetearyl alcohol increasing agent.
(HPE p. 150)
Emulsifying agent; penetration enhancer;
Ceteareth 20 solubilizing agent; wetting
agent. (HPE p.536)
TINJAUAN TENTANG KUKU
Salah satu jenis kosmetika adalah kosmetika kuku. Kuku merupakan
alat tambahan kulit yang mempunyai fungsi fisiologis untuk melindungi
ujung jari dan fungsi estetis untuk menunjang penampilan. Secara
estetis kriteria kuku sehat adalah:
1) Ukuran kuku (rasio panjang dan lebar lebih dari satu kecuali ibu
jari)
2) Tekstur permukaan kuku (lempeng kuku ideal halus dan mengkilat
tanpa permukaan yang ireguler)
3) Warna kuku (lempeng kuku yang menarik adalah transparan, yang
mencerminkan warna struktur bawahnya; pink dari nail bed dan
putih dari matriks pada lunula dan dari udara dibawah kuku pada
tepi bebas kuku)
4) Integritas perionikia (jaringan sekitar kuku yaitu kutikula, lipatan
kuku proksimal, dan hiponikia).
Kuku memiliki fungsi yang penting bagi
manusia. Kuku dapat memproteksi bagian ujung
dari tulang jari, memberikan bantuanpada saat
proses sentuhan dan mampu membantu ibu jari
dalam mengangkat benda-benda kecil. Selain itu,
kuku memiliki fungsi lain, yaitu untuk menggaruk
(Schlossmann,2000).
Kuku terdiri dari 3 lapisan:
• Lapisan lembut yang dikenal sebagai ventral
• Lapisan tengah yang tersusun dari keratin yang
keras
• Lapisan terluar yang dikenal sebagai dorsal
Kandungan yang terdpaat pada kuku yaitu:
• Struktur protein fibrous yang mengandng
banyak sekali sistein, metionin, tirosin,
lisin, dan histidin
• Kalsium dalam jumlah kecil (2 bagian per
1000 bobot)
• Air (12-14%)
• Material lemka seperti kolesterol
(Schlossman, 2000)
Meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan kuku
yang ideal, membuat kosmetika kuku makin berkembang
untuk menyamarkan kondisi kuku yang sebenarnya dan
memperbaiki penampilan kuku. Berbagai macam
perawatan kuku tersedia sampai saat ini seperti manikur,
pedikur dan produk perawatannya, sampai pada
pemakaian kuku buatan.
Namun demikian, dengan makin berkembangnya
kosmetika kuku, efek samping juga sering dilaporkan
kejadiannya. Gangguan akibat kosmetika kuku ini dapat
terjadi pada area yang dekat dan jauh diluar pemakaian
kosmetika, risiko infeksi, bahkan efek sistemik.
Terdapat berbagai kosmetika
untuk kuku, diantaranya adalah:
• Nail polish (cat kuku)
• Nail hardener
• Nail cuticle remover
• Nail enamel remover
• Nail moisturizer (pelembab kuku)
• Nail white (pemutih kuku)
• Nail polish drier
• Nail buffing cream
TINJAUAN TENTANG NAIL
CREAM
Nail cuticle remover
Nail cuticle remover merupakan krim atau cairan yang berisi
alkali (sodium hidroksida dan potasium hidroksida 2-5%), gliserol dan
propilen glikol sebagai humektan untuk mengurangi iritasi, menurunkan
penguapan, dan meningkatkan viskositas. Sediaan yang lebih ringan
berisi garam anorganik (trisodium pospat atau tetrasodium piropospat)
atau organik (trietanolamin). Sediaan lain yang dikenal dengan cuticle
softener, mengandung ammonium quaternary 3–5% dan urea, yang
berfungsi untuk melunakkan kutikula sehingga memudahkan
menghilangkan kutikula secara mekanis.
Efek yang paling sering terjadi adalah iritasi jika nail cuticle
remover menempel terlalu lama. Mendorong kutikula dengan kasar
bisa menyebabkan leukonikia transversal. Efek lain adalah paronikia
dan infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur.
Pelembab kuku (nail moisturizer)
Pelembab kuku merupakan krim atau lotion yang
tersusun dari bahan oklusif seperti petrolatum, minyak
mineral, atau lanolin; humektan seperti gliserol, propilen
glikol dan protein; dan ingredient aktif untuk meningkatkan
daya ikat air pada nail plate yaitu AHA, asam laktat dan
urea. Tujuan pemberian pelembab kuku adalah untuk
meningkatkan kandungan air pada kuku.
Kuku direndam dalam air suam-suam kuku
kemudian dioleskan pelembab secara oklusif dengan
sarung tangan atau kaos kaki katun, tiap malam paling
sedikit 3 bulan. Pemakaian AHA, asam laktat, dan urea
dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan. Bahan
dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan luka bakar
pada kutikula yang terbelah.
Nail buffing cream (pengkilap kuku)
Krim untuk mengkilapkan kuku yang mengandung
pumice, talk, kaolin, kapur sebagai abrasif. Jika digunakan
terlalu sering krim ini menyebabkan kuku rapuh. Namun
laporan tentang efek samping kosmetika ini jarang sekali
dilaporkan.
Nail hardener
Nail hardener ditemukan pertama kali tahun 1960,
merupakan cairan modifikasi dari nail polish dengan
kandungan formaldehid 1–2%, dan ditambah dengan
bahan lain seperti keratin, vitamin, kalsium fluorida, natural
oils, serabut nilon, teflon, dan sutra. Cairan ini biasa
dikenal dengan pelapis dasar (basecoat).
Komposisi nail hardener ini sebaiknya juga mengandung 5-
20% dari humektan seperti gliserin atau propilen glikol untuk
menghambat penguapan pelarut air dan untuk memberikan bahkan
coating dan "penetrasi sedikit ditingkatkan." Sebuah efek bakterisida
sedikit juga telah diklaim untuk garam-garam ini, yang dapat lebih
ditingkatkan dengan dimasukkannya zat bakterisida lain seperti
formalin. Berikut formula untuk nail hardener:
Water pelarut