dari safety dan efektifitas) ERCP (Endoscopic Retrograde cholangiopancreatography) • Percutaneous transhepatic drainage opsi ke 2, karena angka keberhasilan yang rendah dan angka komplikasi yang tinggi • Perkutaneus Kolesistostomi Pasien sakit kritis dengan Kalkulus atau akalkulus kolesistitis dengan kandidat buruk untuk dioperasi atau kandidat non operasi ERCP (Endoscopic Retrograde cholangiopancreatography) • ERCP merupakan prosedur yang menginsersikan kateter kontras tes ke papilla, menggunakan scope duodenal untuk memvisualisasi duktus bilier. Percutanous Transhepatic Billiary Drainage • PTBD merupakan prosedur image guide yang dapat dilakukan dibawah fluoroskopi atau kombinasi guide ultrasound dan fluoroskopi. Percutanous Transhepatic Billiary Drainage • Indikasi PTBD bervariasi dapat untuk yang obstruksi maupun non obtruski • Indikasi PTBD : – Kolangitis – Mengurangi nyeri – Pruritus – Untuk menurunkan serum bilirubin sebelum inisiasi kemoterapi – Untuk mengakses sistem bilier untuk intervensi paliatif selanjutnya seperti penempatan stent atau brakiterapi transhepatik untuk kolangiokarsinoma • Kontraindikasi Absolut : – Uncorrectable bleeding diathesis • Kontraindikasi relatif – Koagulopati yang tidak terkoreksi • INR < 1,5 • Platelet <50.000
– Riwayat alergi kontras inodinated
– Asites dengan volume yang banyak – Kurangnya akses yang amana secara perkutan menuju billiary tree – Obstruksi saluran bilier segmental tinggi – Isolasi Multipel Persiapan Pasien • Antibiotik yang adekuat • Antinyeri yang adekuat • Pasien lebih baik puasa atau diet air paling tidak 4 jam sebelum prosedur dilakukan • Memilih duktus target yang sesuai untuk drainase bilier • Sebelum memulai prosedur, imaging 3 dimensi cross sectional, seperti CT atau MRI, dibutuhkan untuk menentukan : – Tempat Obstruksi, tinggi atau rendah. – Pemilihan duktus target yang sesuai, kanan atau kiri • Prosedur dapat dilakukan melalui duktus kanan (interkosta atau subkosta) atau duktus kiri (subxifoid). • Pemilihan duktus merupakan preferensi, meskipun terdapat kelebihan dan kekurangannya • Review dengan hati-hati sebelum prosedur dilakukan : – Membertimbangkan pitfall yang mungkin terjadi – Variasi pada anatomi traktus bilier Kelebihan dan kekurangan pemilihan duktus Tehnik • Memilih akses (kiri atau kanan) • Injeksi Lidokain pada kulit, subkutan, dan kapsul hepatik Right Side PTBD • Identifikasi aspek inferior dari lobus kanan – Pendekatan interkostal rendah dekat garis midaksilar – Pada atau dibawah margin superior kosta 11 • Meminta pasien untuk menarik napas dalam pada saat fluoroskopi (untuk menghindari transgesi pleura selama akses) • Jarum nomer 22 di insersikan dan diarahkan ke pundak kontralateral • Ketika mencapai hilum liver, tarik pelan-pelan sambil secara pelan menginjeksikan kontras – Hindari staining parenkim (yang dapat mengaburkan anatomi yang berdekatan) • Alirkan seperti “menetesnya lilin” dan menggambar duktus tubular Left side PTBD • Menggunakan jarum pendek – Lobus kiri duktus bilier terletak anterior dan dekat ke dinding abdomen anterior • Ultrasound dapat digunakan untuk mengidentifikasi duktus yang melebar dan memberikan guidance untuk penempatan jarum pertama kali • Jarum diiinsersikan di lateral xifoid pada margin kostae Akses Inisial • Aspirasi sedikit bile untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur • Jangan overinject sistem bilier, khususnya jika ada obstruksi (dapat menginduksi sepsis) Setelah akses jarum • Opasifikasi yang adekuat dari sistem duktus • Memilih duktus yang sesuai – Duktus inferior lebih disukai (untuk menghindari transgresi, khususnya pada kanan) – Mengikuti ruti hilum (memfasilitasi passage guidewire dan kateter) • Akses duktus di perifer (mengurangi kemungkinan injury pada struktu pembuluh darah besar dekat hilum) Teknik 1 stik • Wire 0,018 inci di masukkan • Wire dimasukkan terus jarum dilepaskan dilator diganti • Dengan sangat hati-hati melewati dilator ke guidewire Teknik 2 stik • Dapat berguna jika penempatan jarum inisial suboptimal (posisi terlalu tengah atau terlalu ke dalam duktus yang berliku) • Akses Jarum inisial ke sistem bilier (membuat opasifikasi kontinyu dari duktus bilier) • Mengikuti pasifikasi sistem duktus, pilih duktus yang optiman untuk diakses dengan jarum ke dua Setelah mendapatkan akses ke biliary tree • Tempatkan sheath ke dalam duktus – Pertahankan akses yang aman – Fasilitasi aliran dari kateter dan guidewire • Mencoba untuk melewati area obstruksi dan dapatkan akses ke ampulla menuju duodenum ke biliary tree • Hindari membuat diseksi di dalam duktus Kateter Drainase • Ukuran 8-14 fr dengan lubang samping multipel • Marker radioopaq meluas ke proksimal lubang samping • Kateter “Pigtail” distal/ atau internal end dengan mekanisme kunci untuk mempertahankan posisi dalam duktus/usus • Ditempatkan pada posisi dimana lubang akan mengalirkan semua duktus intrahepatik • Dikonfirmasi dengan injeksi kontras • Jika ada duktus yang tidak terdrainase adekuat, penempatan kateter ke 2 mungkin dibutuhkan Manajemen Post prosedur • Monitoring post sedasi 2-3 jam • Dirawat di ICU • Mengawasi tanda sepsis dan/atau perdarahan • Antibiotik dilanjutkan dan disesuaikan dengan hasil pewarnaan gram dan kultur • Kontrol nyeri • Kateter harus rutin di flushed dengan 5-10 mL Normal Saline setiap 8 jam untuk mempertahankan patensinya • Ganti setiap 3 bulan • Pada saat akan melepas kateter drainase bilier, diklem selama 24-48 jam – Menilai adekuat atau tidaknya drainase interna Komplikasi • Infeksi dan Sepsis • Abses Hepatik • Bile leakage • Perdarahan (perihepatik, perdarahan gastrointestinal, atau dari drain bilier perkutan) PERKUTANEUS KOLESISTOSTOMI • Merupakan metode alternatif untuk pasien dengan kolesistitis akut yang dengan resiko tinggi pembedahan karena penyakit komorbid Indikasi dan kontraindikasi • Pasien sakit kritis dengan : – Kalkulus atau akalkulus kolesistitis dengan kandidaat buruk untuk dioperasi atau kandidat non operasi • Kontraindikasi Relatif – Gallbladder yang penuh batu – Interposed bowel – Koagulopati yang tidak terkontrol – Tumor gallbladder – Perforated decompressed gallbladder Perisiapan prosedur • Laboraturium dan antibiotik • Review dari imaging nya di anjurkan Prosedurre • Transhepatik • Transperitoneum Prosedur • Jika dibutuhkan, menggunakan ultrasonografi • Sterilisasi kulit dan draped • Anestesi lokal pada kulit, jaringan subkutan dan kapsul liver Penempatan tube kolesistostomi • Biasanya bermanfaat untuk menandai perkiraan kedalaman sejauh mana kateter masuk pada gallbladder • Menggunakan tehnik trokar atau seldinger Tehnik Trokar • Cocok pada gallbladder yang besar an distended dimana dapat tervisualisasi dengan mudah dengan percutaneous window yang jelas • Dengan drain self retaining/locking 8F-10F • Mengeluarkan stilet dan sampel cairan untuk mengkonfirmasi posisinya Teknik Seldinger • Cocok untuk akses yang sulit dan gallbladder yang kecil • Jarum kecil, ukuran 18G – 22G dimasukkan dengan bantuan ultrasound ke gallbladder • Guidewire yang kaku harus dimasukkan ke gallbladder • Dilatasi serial • Semua penempatan wire dan dilatas enggunakan fluoroskopi untuk menghindari perforasi dari gallbladder • Setelah dilatasi, katater dapat dimasukkan melalui wire, dengan sangat hati-hati dan tidak memasukkan katater ke dalam gallbladder jika metal inner stiffener masih ada. Teknik Seldinger • Sampel dari bile dikirim ke laboraturium untuk analisis • Aspirasi bile (dekompresi) • Injeksi kontrasi via kateter (memastikan posisi akhir kateter dan dekompresi komplit) Manajemen Post Prosedur • Monitoring rutin tanda perdarahan, perburukan atau sepsis, dan tanda klinis lainnya yang menunjukkan perburukan • Antibiotik berdasarkan kultur • Katater – Ditempatkan agar drainase dapat keluar – Mengaliri kateter secara periodik dengan menggunakan 5-10 ml normal salin Pelepasan Kateter • Bergantung pada indikasi pemasangan, kondisi klinis, dan waktu sejak pemasangan – Kalkulus kolesistitis sampai kolesistektomi – Persisten koleltiasis pada kandidat yang tidak dapat dioperasi litotripsi/ pengeluaran batu secara perkutan – Kolesistitis akalkulus = terapi definitif Pelepasan kateter • 3-6 minggu sebelum dilepaskan – Pembentukan traktus yang matur • Kolangiogram tube – Mendemonstrasikan kistik dan patensi duktus komunis • Tube sebaiknya di klem 24-48 jam sebelum dilepas (untuk mengevaluasi toleransi pasien) Komplikasi • Leakage bilier • Penumothoraks dan efusi pleuar simpatetik • Perforasi gallbladder accidental • Transgresi kolon • Cedera pembuluh darah hepatik • Perdarahan Perawatan Kateter • Dialirkan rutin dengan 5-10 cc Normal saline setiap 8 jam untuk mempertahankan patensi • Ganti setiap 3 bulan Open Drainase • Pasien dengan kolangitis akut dipilih untuk ditatalaksana dengan prosedur drainase noninvasif seperti drainase endoskopik dan PTCD, dan hanya dilakukan sedikit open drainase. • Open drainase juga diindikasikan pada pasien yang tidak dapat mengikuti prosedur drainase non invasif, karena alasan anatomis dan struktural, seperti koledokojejunostomi Roux-en- Y • Pada open drainase, tujuannya adalah untuk mendekompresi sistem bilier • Prosedur yang simpel seperti pemasangan T- tube tanpa koledokolitotomii dianjurkan, karena operasi yang lama sebaiknya dihindari