Anda di halaman 1dari 51

CASE REPORT SESSION

GLAUKOMA FAKOLITIK OD
Diga Ana Rusfi
Dr. Puji Lestari, SpM
PENDAHULUAN

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh


meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang.

glaukoma dibagi menjadi glaukoma primer, glaukoma


kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut

Salah satu jenis glaukoma sekunder yaitu glaukoma fakolitik

Glaukoma fakolitik merupakan glaukoma inflamatori yang


disebabkan oleh kebocoran protein lensa melalui kapsul
katarak matur atau hipermatur
LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : Ny. S
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Alamat : Muaro Jambi
Tanggal MRS : 17/09/2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Mata kanan tidak bisa melihat sejak ± 1


bulan yang lalu.
Anamnesis…

Riwayat Penyakit Sekarang

Penglihatan mata kanan mulai kabur 2 tahun yll.


Keluhan timbul scr perlahan semakin memberat.
Keluhan dirasakan spt melihat asap atau kabut pd
mata kanannya, lama-kelamaan penglihatan semakin
kabur hingga jarak pandang kian berkurang. Keluhan
kabur, jarak pandang berkurang & silau, spt ruang
terbuka dgn terik matahari atau pd ruang dgn lampu yg
terang.
Anamnesis…

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan tsb semakin lama semakin berat hingga akhirnya pd 3


bulan ini, mata kanan tidak bisa lagi melihat, keluhan disertai nyeri
hingga ke kepala, mual-muntah disangkal. keluhan tsb dirasakan
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari,. Keluhan serupa pd mata
kiri disangkal.
Anamnesis…

Riwayat Penyakit Dahulu

Riw. keluhan serupa (-)


Riw. sakit mata lain hngga berobat (-)
Riw. trauma pd mata (-)
Riw. penggunaan tetes mata jangka panjang (-)
Riw. konsumsi obat-obatan jangka panjang (-)
Riw. DM (-)
Riw. HT (-)
Riw. rawat inap (-)
Anamnesis…

Riwayat Penyakit Keluarga

Riw. keluhan serupa di keluarga (-)


Riw. penyakit mata lainnya di keluarga (-)
Riw. DM (-)
Riw. hipertensi (-)
Riw. alergi (-)
Riw. keganasan (-)
Anamnesis…

Riwayat Sosial Ekonomi

• perekonomian menengah kebawah.


• Os memiliki 5 org anak.
• Aktivitas harian di rumah bnyk di dlm ruangan.
• Konsumsi minuman beralkohol (-)
• Konsumsi rokok (-)
• Konsumsi obat-obatan (-)
• konsumsi jamu-jamuan (-)
Perjalanan Penyakit

1 bln SMRS
Mata kanan mulai kabur Os berobat karena
sejak 2 thn SMRS mata kanan tidak
Keluhan mata kabur bisa melihat
berasap dan silau

3 bln SMRS keluhan


MRS
mata kabur, jarak pandang
terbatas & silau semakin
memberat hingga
mengganggu aktivitas
harian
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis; GCS 15 (E4V5M6)

Tanda Vital Tekanan darah : 110/80 mmHg


Nadi : 84 x/menit (teratur, kuat, isian cukup)
Nafas : 20 x/menit
Suhu : afebris

Antropometri
BB : 40 kg
TB : 150 cm
IMT : 18
Kesan : normal
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan 150 cm
Berat badan 40 kg
Tekanan darah 110/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
Suhu 370C
Pernapasan 20 kali/menit
Kerdiovaskuler BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Traktus gastrointestinal Bising usus (+), nyeri tekan (-)
Paru-paru Vesicular (+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Neurologi Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik …
Pemeriksaan Visus dan Refraksi

OD OS
NLP 0 Visus : 6/9

Muscle Balance
Kedudukan bola Ortoforia Ortoforia
mata

Pergerakan bola
mata

Duksi : baik Duksi : baik


Versi : baik Versi : baik
Pemeriksaan OD OS
Eksternal

Lensa keruh di Jernih


bagian tengah
Silia Trichiasis (-) Trichiasis (-)

Palpebra Superior edema (-), hiperemis (-) edema (-), hiperemis (-)
Palpebra Inferior edema (-), hiperemis (-) edema (-), hiperemis (-)

Konjungtiva tarsus Papil (-), folikel (-), litiasis (-), Papil (-), folikel (-), litiasis(-
hiperemis (-) ),hiperemis (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi (-), hiperemis (-) Injeksi (-),hiperemis (-)

Kornea keruh Jernih


Bilik Mata Depan Dalam Dalam

Iris Coklat, Kripta iris normal Coklat, Kripta iris normal

Pupil Bulat, Isokor Bulat, Isokor


Diameter 3 mm 3 mm
Lensa Keruh di bagian tengah Jernih
Pemeriksaan TIO (manual)

Fluktuasi (+), teraba Fluktuasi (+), tidak teraba


keras keras
N +2 N+0

Tonometri Digital TIDAK DILAKUKAN

Tonometri Schiotz TIDAK DILAKUKAN

Funduskopi
TIDAK DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN
DIAGNOSIS

Diagnosis

Glaukoma Fakolitik OD

Diagnosis Banding

Katarak Diabetik
Katarak Komplikata
TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


• IVFD RL 20 gtt/menit

• Manitol 2x250cc
-
 IVFD RL 20 gtt/menit •
-Timol 0,5 % 2x1 tts OD

• Manitol
Menjelaskan
2x250cc
pd pasien
• -Xytrol 4x1 tts OD
mengenai penyakit yg
 Timol 0,5 % 2x1 tts OD
diderita • Glauseta 3x1
 Xytrol 4x1 tts OD
• Aspar K 1x1
 Glauseta 3x1

 Aspar K 1x1
PROGNOSIS

Quo ad Vitam bonam

Quo ad Functionam dubia ad malam


TINJAUAN PUSTAKA
GLAUKOMA
ANATOMI SUDUT FILTRASI

Sudut filtrasi
terletak di limbus
cornea dengan
batas :
 Schwalbe line
 Trabekula
1. Korneo-skleral
2. Uvea
3. Shwalbe line
4. Lig. Pectinatum
rudimenter
 Kanal Schlemm
 0,75 mm ke
posterior
ALIRAN AQUEOUS HUMOR

Badan Kanal
COP Pupil COA Trabekul Schlem
ciliaris a
m

V. Plexus
Episcler Saluran
ciliaris
a Sclera Kolektor
anterior vena
DEFINISI GLAUKOMA

• Kata glaukoma berasal dari bahasa Yunani yaitu


glaucos, yang artinya warna biru-hijau atau biru-abu-
abu (refleksi dari edema kornea akibat tingginya tekanan
bola mata).

• Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit


dengan tanda utama tekanan intraokuler yang tinggi
dengan segala akibatnya yaitu, penggaungan dan
atrofi saraf optik serta defek lapang pandangan yang
khas.
GLAUKOMA

TRIAS glaukoma

 Merupakan salah satu


Tekanan
penyebab kebutaan.
intraokuler  Pada gejala awal,
meningkat
bersifat asimptomatik.
 Insidensi terjadi pada :
2% penduduk > 40
Defek tahun
campus visi Penggaungan
(lapang dan atrofi N.II  Pria > wanita
pandang)
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut tertutup


(kronik) (akut)
KLASIFIKASI GLAUKOMA

Sudut terbuka
(kronik/simpleks)
Dewasa
Sudut tertutup
Primer
(akut)
Kongenital /
juvenile
Bedasarkan
etiologi
Sudut terbuka

Sekunder

Sudut tertutup
GLAUKOMA SEKUNDER
I. Akibat perubahan lensa III. Trauma
- Dislokasi - Hyphema partikel
- Fakotopik (katarak pendarahan sumbat
intumesen blok pupil 
glaukoma sudut tertutup) trabekuler meshwork
- Fakolitik & fakotoksik glaukoma sudut terbuka
(katarak hipermatur  - Contusio bulbi
protein lensa keluar  reaksi
radang glaukoma sudut - Robeknya kornea/limbus
terbuka) sclera  iris prolaps 
- Gl. Kapsularis TIO 
Terapi: Glaukoma + ECCE

II. Perubahan uvea IV. Operasi


• Uveitis anterior - Epithel ingrowth
- Terapi: operasi
• Tumor - Luka ECCE bocor
- Terapi: enucleasi - TIO menurun  COA
• Rubeosis iridis (DM) dangkal  synechia
- Terapi: siklodiatermi anterior
GLAUKOMA FAKOLITIK
GLAUKOMA FAKOLITIK

Glaukoma Fakolitik merupakan glaukoma


sekunder sudut terbuka yang berhubungan
dengan katarak hipermatur dimana material
lensa masuk ke dalam bilik mata depan
melalui kapsul lensa yang intak namun
permeable
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
TERAPI

• Steroid topikal
• Siklopegi
• Operasi ECCE / Phacoemulsifikasi
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
1. Pemeriksaan ketajaman pengelihatan
2. Pemeriksaan tonometri
3. Pemeriksaan gonioskopi
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
5. Pemeriksaan lapang pandang
6. Pemeriksaan tonografi
7. Tes provokasi
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
1. Pemeriksaan ketajaman pengelihatan
- Ketajaman penglihatan yang baik  belum berarti tidak
glaukoma
- Glaukoma sudut terbuka : tunnel vision

2. Pemeriksaan tonometri : mengukur besarnya TIO

Tonometer Tonometer Tonometer Tonometer


digital Schiotz non-contact aplanasi Goldman
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
3. Pemeriksaan gonioskopi :
untuk menilai lebar
sempitnya sudut bilik mata
depan
- Dapat membedakan
glaukoma sudut terbuka atau
sudut tertutup
- Dapat melihat apakah
terdapat perlekatan iris
bagian perifer ke depan
(peripheral anterior
sinechiae)
- Apakah suatu sudut akan
mudah tertutup di kemudian
hari
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
- Penggaungan (cupping)
papil: pinggir papil bagian
temporal menipis, bagian
pembuluh darah di tengah
papil tidak jelas, dapat tampak
pulsasi arteri
- Atrofi saraf optik (atrofi
primer: warna pucat, batas
tegas, lamina kribrosa tampak
jelas)
- Ekskavasio glaukoma:
penggaungan > 0,3 diameter
papil, penggaungan tidak
simetris pd mata kanan dan
kiri
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
5. Pemeriksaan lapang pandang
a. Lapang pandangan sentral : layar hitam
Byerrum
b. Lapang pandangan perifer : perimeter atau
kampimeter

- Pada glaukoma : skotoma (kebutaan lokal)


relatif atau absolut yang terletak pada
daerah 30 derajat sentral
- Pembesaran blindspot (bearing of the
blind spot)
- Seidel sign (kerusakan serabut saraf 1)
- Skotoma Byerrum (kerusakan serabut
saraf 2)
- Skotoma arkuata (kerusakan serabut saraf
3)
- Ring scotoma dengan Rhone nasal step
(kerusakan serabut saraf 3, 4)
PEMERIKSAAN PADA
GLAUKOMA
Pada glaukoma sudut tertutup
• Tes kamar gelap
- Pasien duduk selama 1 jam di tempat gelap (tidak boleh tertidur)
- Kenaikan TIO > 10 mmHg  glaukoma
• Tes membaca
- Pasien diminta membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45 menit
- Kenaikan TIO > 10-15 mmHg  glaukoma
• Midriasis
- Meneteskan midriatika  diukur setiap ¼ jam selama 1 jam
- Kenaikan TIO > 5-7 mmHg  glaukoma
• Tes bersujud (prone position test)
- Pasien diminta bersujud selama 1 jam
- TIO naik 8-10 mmHg  glaukoma sudut tertutup
TATALAKSANA

Pembedahan
• ECCE
• ICCE
• SICS
• Fakoemulsi
Metode Indikasi Keuntungan Kerugian
ICCE Zonula lemah  Tidak ada resiko  Resiko tinggi kebocoran vitreous
katarak sekunder. (20%).
 Peralatan yang  Astigmatisme.
dibutuhkan sedikit.  Rehabilitasi visual terhambat.
 IOL di COA atau dijahit di posterior.
ECCE  Lensa sangat  Peralatan yang  Astigmatisme.
keras. dibutuhkan paling  Rehabilitasi visual terhambat.
 Endotel sedikit.
kornea kurang  Baik untuk endotel
bagus. kornea.
 IOL di COP.
Phaco Sebagian besar Rehabilitasi visual cepat.  Peralatan / instrumen mahal.
katarak kecuali  Pelatihan lama.
katarak Morgagni  Ultrasound dapat mempengaruhi
dan trauma. endotel kornea.
ANALISIS MASALAH
• Seorg perempuan 47 th dtg mata
kanan tidak bisa melihat sejak 1
bln Mata tenang
• Keluhan dirasakan memberat Visus turun perlahan
perlahan, dan makin parah dalam
3 bulan terakhir
• Mata merah (-)
Glaukoma
Katarak
Kelainan Refraksi
Retinopati
Anamnesis
• Seorg perempuan 47 th dtg mata kanan
tidak bisa melihat sejak 1 bln.
• Keluhan dirasakan memberat perlahan Glaukoma
• Kabur seperti melihat asap
• Mudah silau Katarak
• Riw. DM (-)
• Riw. Merokok (-) Kelainan Refraksi
PF Retinopati
• Defek lapangan pandang (+)
• TIO meningkat (+)
• Lensa keruh di sentral
KASUS TEORI
Definisi
Gejala Katarak adl keadaan kekeruhan pd
Pengelihatan kabur perlahan spt lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi
melihat asap/ berkabut, nyeri kepala protein lensa atau keduanya.
(+),
Gejala
Tanda • Penglihatan menurun.
Lensa Keruh (di sentral) • Berkabut,berasap
• Merasa silau
• Sukar melihat dimalam hari atau
penerangan redup.
• Melihat ganda
• Melihat warna terganggu
• Melihat halo sekitar sinar
Faktor resiko
Kasus Teori
- Usia 47 tahun • Usia tua
- riwayat • Riwayat penglihatan yang
buruk, onset nyeri
mendadak
Terapi
Kasus Teori
• Diberikan medika 1. Terapi awal glaukoma
mentosa fakolitik difokuskan
• Tindakan operasi pada penurunan akut
tekanan intraokular
2. meredakan reaksi
inflamasi akut.
KESIMPULAN
• Salah satu jenis glaukoma sudut terbuka sekunder yaitu
glaukoma fakolitik, yang merupakan glaukoma akibat
induksi lensa.
• disebabkan oleh kebocoran protein lensa melalui kapsul
katarak matur atau hipermatur
• biasanya terjadi pada seorang pasien tua dengan riwayat
penglihatan buruk yang memiliki onset nyeri mendadak,
hiperemia konjungtiva, dan penglihatan yang semakin
memburuk.
• Terapi awal glaukoma fakolitik difokuskan pada
penurunan akut tekanan intraokular
• terapi definitif memerlukan ekstraksi katarak.
DAFTAR PUSTAKA

• Ilyas, S & Yulianti, SR (2014). Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
• Riordan-Eva, P & Witcher, JP (2008). Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology, 17th Edition. New
York: McGraw-Hill Companies. Diterjemahkan: Diana Susanto. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan
&Asbury, Ed. 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
• American Academy of Opthalmology. 2012. Basic and Clinical Science Course Section 10
Glaucoma. p3-5,108-9.
• American Academy of Ophtalmology. 2011. Glaucoma. San Francisco: American Academy of
Ophtalmology
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2015. Situasi dan Analisis Glaukoma.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Remington, A. 2005. Chapter 1Visual System. In: Clinical Anatomy of the Visual System. USA:
Elsevier Inc p1.
• Khurana, A.K. 2003. Chapter 9 Glaucoma. In ꞉ Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New
Delhi꞉ New Age International (P) Ltd. p206-8.
• Kanski, J.J. 2007. Chapter 13Glaucoma. In꞉ Clinical Ophthalmology A Systematic Approach 6th
Edition. Philadelphia꞉ Butterworth Heinemann Elsevier. P372-4.
• Ilyas S, Taim H, Simarmata M, et al. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum
dan Mahaiswa Kedokteran Edisi Ke-2. Sagung Seto, Jakarta : 2002
• Vaughan D, Riordan P. Glaukoma. Dalam (Alih Bahasa : Tambajong J) : Oftalmologi Umum (General
Ophthalmology) Edisi 14. Widya Medika, Jakarta : 2000

Anda mungkin juga menyukai