Disusun oleh:
Bima Bayu Putra
Fachru Riza A
NASOFARING
Bagian faring dengan batas
palatum molle keatas smp basis
kranii
Struktur yang penting diketahui:
- Atas : + Foramen Jugulare, dilewati N
IX ,X,XI serta V. Jugulare
+ Foramen Lacerum
+ Pars Petrosus Os Temporalis
- Depan : Koane
- Lateral: +Torus tubarius: lipatan mukosa
faring pd tonjolan kartilago ---
ostium tuba Eustachius
+Resesus Faringeal = fosa
Rosenmulleri dg jar limfe
- Belakang: adenoid
OROFARING
Adalah bagian tengah faring dari batas
palatum molle kebawah sampai tepi atas
epiglotis
* Belakang terdapat vertebra
Cervikalis
* Depan ada kavum oris yang
dibatasi oleh
- Palatum molle dan uvula
- Arkus anterior dan posterior
- Lidah
Struktur yang perlu diketahui:
1. Dinding belakang orofaring
* Banyak kelenjar getah bening
shg sering terlibat
- Radang akut/ kronis
- Abses retrofaring
* Pd bag lateral diblk arkus posterior
terdapat kelompok kel getah bening
yang disebut Lateral Band
* Otot2 dinding belakang dipersarafi
oleh N.Vagus ( X ).
2. Dinding lateral terdapat:
* Fosa tonsilaris dengan batas-batas:
- depan dan belakang arkus anterior
dan posterior
- lateral m. konstriktor faringeus
superior
Fosa tonsilaris ini diliputi oleh fasia
yang mrpk bag. dr fasia bukofaringeal.
Pd bag atas (pool atas) terdapat jar
ikat longgar yaitu fosa supra
tonsilaris, tempat terjadinya abses,
biasanya pecah.
* Tonsila palatina: tdp di fosa tonsilaris.
Merupakan masa jar limfoid dengan jar
ikat longgar dan terdapat kripte.
- dikutub atas sering ada celah intra
tonsil
- dikutub bawah melekat pada radix
lingue
- epitel yg menutupi tonsil epitel
squamosa
- pada permukaan medial tonsil sering
ada celah = kripte yang berisi detritus
yi tumpukan lekosit, limfosit, epitel
yg lepas, sisa makanan dan bakteri.
- Pada permukaan lateral tonsil melekat
pada fasia faring yg membentuk kapsul
tonsil, yg melekat tidak erat pd faring.
* Pada dinding depan terdapat:
- Tonsila lingualis: terdapat pada radix
lingua.
- Di garis tengah radix lingua terdapat
foramen caecum, disini kadang
terdapat sisa dari duktus thireo
glosus, shg klinis penting:
- bisa ada sisa masa thiroid
- kiste duktus thireoglosus
LARINGOFARING
- adalah bagian faring mulai dari tepi
atas epiglotis sampai ke laring.
UNSUR- UNSUR FARING
1. mukosa dengan palut lendir
2. otot-otot
Mukosa faring:
a. Pada nasofaring:
* epitel toraks berlapis, bersilia
* mukosa mengandungsel goblet
* terdapat palut lendir diatas
silia, bergerak sesuai grk silia.
Fungsi palut lendir:
- menangkap partikel-partikel
- mengandung enzym lisosym
sebagai proteksi.
b. Pada orofaring dan laringofaring
* Epitel gepeng berlapis, tidak bersilia
* Disepanjang faring bnyk jar limfoid,
mrpk daerah pertahanan terdepan.
Otot-otot faring
Tersusun dlm 2 lap - luar (circuler) dan
- dalam (longitudinal)
1. Lapisan luar – melingkar – circuler
Yaitu m. konstriktor faring sup, media
dan inferior:
* bentuk seperti kipas
* bag bwh menutupi bag diatasnya
* didepan, otot2 ini saling bertemu
* dibelakang bertemu pd jaringan
ikat = raphe faring
Kerjanya mengecilkan lumen faring
Inervasi N.Vagus (X)
2. Lap dalam – memanjang – longitudinal
* m. Stilofaring: dari prosesus
stiloideus kedepan m.konstriktor
faring medius.
Fungsi: melebarkan faring dan
menarik laring.
Inervasi: N.IX
* m. Palatofaring:
origo: melebar di submukosa dd blk
laringofaring tepi belakang
lamina kartilago thireoid.
insertio: - sebagian ke palatum
- sebagian ke hamulus pterygoidea
- sebagian sbg m.salfingofaringea
(plika salfingofaringea)melanjut ke
ujung bawah lamina medialis
cartilago tuba eustachius.
Fungsi: mempertemukan isthmus
orofaring dan mengangkat
bag bwh faring dan laring.
Inervasi: N X.
Jadi kedua otot bekerja sebagai
elevator pd wkt menelan.
PALATUM MOLLE
Ada 5 pasang otot yaitu:
1. M. Levator velli palatini:
Fungsi: - mengangkat velum palatinum
- menyempitkan ismus faring
- melebarkan ismus tuba
eustachius
Inervasi: N X
2. M. Tensor velli palatini:
Fungsi: - menegangkan bag anterior
palatum mole
- membuka tuba eustachius
Inervasi: rami faring N X
3. M.Palatoglossus:
Fungsi: menyempitkan isthmus
faucium.
Inervasi: rami faring N X.
4. M. Palatofaring:
Fungsi: mengangkat bag inferior
faring dan laring.
Inervasi: rami faring N X.
5. M.Azygos uvula:
Fungsi: memendekkan dan menarik
uvula ke blk atas.
Inervasi: rami faring N X
Vaskularisasi:
- A. Faringeal asenden ( cabang a. carotis
eksterna)
- A. Palatina desenden dan a. sfeno
palatina ( cabang a. maksilaris interna)
Inervasi faring:
Saraf sensorik dan motorik faring berasal
dari pleksus faringeus yang dibentuk oleh cabang faring dari:
* N. Glosofaringeus ( rami faringei)
* N. Vagus (rami faringei)
* Rami laryngofaringei sympatikus
Sensorik N IX ke mukosa tonsil, arkus
palatinus dan radix lingue
Sensorik N X ke mukosa faring dan radix
lingue
Motorik N IX ke M. Stilofaring
Motorik N X ke: * M. Konstriktor faring
* M. Levator Veli palatini
* M. Azygos Uvula
* M. Palatoglosus
* M. Palatofaring
M. Tensor veli palatini mendapat inervasi
dari N V
Saluran getah bening: Ada 3 saluran:
ODINOFAGIA
DISFAGIA
PANAS
BATUK
POST NASAL DRIP
SESAK
SERAK
HALITOSIS
HIPERSALIVASI
FARINGITIS AKUT
Adalah radang akut mukosa dan jaringan limfoid faring,
dan sering sebagai gejala permulaan dr: influenza, morbili,
varicela, parotitis, pneumonia, arthritis rheumatika.
Etiologi : * virus
* Streptococus B hemoliticus
* Streptococus Pneumonia
* Hemophilus influenzae
Penularan: - Percikan ludah (droplet)
- Alat makan minum yg dipakai
bersama-sama
Gambaran klinik:
- Keluhan: * batuk pilek, tenggorok rasa
kering, panas, sedikit nyeri
telan.
* badan lemah, sakit kepala,
sumer sampai panas.
- Pemeriksaan: * mukosa faring edem,
merah terutama lateral
band, granula faring
tampak membesar.
* sering ada pembesaran
kel getah bening regional
dan agak sakit.
Komplikasi: bila daya tahan tubuh baik,
jarang komplikasi:
* Radang dapat menjalar ke:
- atas : kavum timpani, otitis media
- bawah: laringitis, tracheitis,
bronchitis, pneumonia.
- depan : rhinitis akut, sinusitis.
*Secara sistemik: bakteriemi, septikemi,
terutama oleh streptococus --- endo
karditis sub akut (pd kelainan katub
jantung).
Terapi:
1. self limiting, ckp simptomatis analgetik
antipiretik, obat kumur gargarisma khan,
air garam hangat.
2. antibiotika: bl ada kompl atau dy thn trn
FARINGITIS KRONIK
Radang kronik mukosa dan jar limfe.
Ada 2 bentuk: - hiperplastik
- atrofi
Penyebab: biasanya ada faktor predisposisi yaitu
iritasi oleh:
- sekret dari rhinitis kronis,
sinusitis
- asap rokok, debu rumah.
- alkohol
- alergi
- perubahan udara,dingin
Gambaran klinik:
1. FARINGITIS KRONIK
HIPERPLASTIK/GRANULOSA
Mukosa menjadi tebal dan hipertrofi
kelenjar limfe.
Keluhan:
- bisa ringan sampai berat. Bagi pend
dg neurosis akan terasa lebih hebat.
- Faring terasa:* kering, gatal, panas
* berlendir, sulit keluar
* rasa ngganjel spt ada
benda.
Pemeriksaan:
- faring agak merah (kadang2 tidak)
- granula pada dinding faring.
Terapi: * Cari kausa iritasi dan diobati
* Kaustik pd granula( aanstipen=
oles) dengan:
- nitras argenti 5%
- albothyl
- asam triklor asetat
Pemeriksaan:
mukosa faring tertutup lendir yang melekat,
bila diangkat mukosanya kering
FARINGITIS LUETIKA
Etiologi: Treponema Pallida
Gambaran klinik: tergantung stadiumnya:
1. Pada stadium Primer:
* bercak keputihan pada lidah , palatum
molle, tonsil, dinding posterior faring
* Bila terus berlangsung, akan terjadi
ulkus yang seperti ulkus pada pada
alat genital yaitu tidak ada rasa nyeri.
* Pembesaran kelenjar limfe sub
mandibula yg juga tidak nyeri tekan.
2. Pada stadium Sekender (jarang
ditemukan): terdapat eritema dinding
faring yang terus meluas ke laring.
* Pemeriksaan:
- Umum: keadaan umum kurang baik ----
jelek, tampak lesu seperti sakit
keras
- Lokal: + Tonsil faring hiperemi, ada beslag
Pseudo membran tebal, warna
putih abu2 ( bukan bercak) yg
sukar dilepas, bila dilepas keluar
darah.
Pseudomembran dapat meluas keluar
tonsil, sdk pd Tonsilitis akut terbatas
pada tonsil.
+ Pembesaran kelenjar getah bening yang
hebat karena udem periglanduler,
disebut Bullneck
* Diagnosis:
dibuat berdasarkan gejala klinik,
sedangkan dx pasti didasarkan pada
pemeriksaan bakteriologis dari swab
tenggorok dg pem: - langsung
- kultur
Komplikasi:
a. Lokal: Pseudo membran meluas ke hipo
faring, laring --- tjd obstruksi jalan nafas
atas --- trakheotomi
b. Umum: secara sistemik akibat ekso
toksin:
1. Kolaps vaskuler
2. jantung --- miokarditis ( 4-6 minggu)
3. Kelumpuhan saraf perifer:
* Palatum molle: - rhinolalia aperta
- tersedak ke
hidung
- phenomena
palatum molle (-)
* Otot mata: - sukar akomodasi
- opthalmoplegi
(strabismus)
* Otot pernafasan
* Otot ekstremitas
4. Gagal ginjal mendadak: Albuminuria
Terapi:
Harus cepat, tdk perlu hasil lab, cukup
secara klinis.
- Isolasi, istirahat mutlak 10-14 hari
- ADS i.m: - single dose 20.000-40.000U
- yg berat 60.000-100.000U
- Antibiotika: Penicillin 12 – 14 hari
- 4 – 6 mg setelah sembuh, Tonsil
ektomi, utk menghindari:
- kambuh
- carier
Kriteria sembuh:
- Pseudomembran (-)
- Swab: kuman negatif, 4 hari kmd
diulang.
ANGINA PLAUT VINCENT
TONSILITIS PLAUT VINCENT
STOMATITIS
ULCEROMEMBRANOSA
Adalah infeksi yang menimbulkan ulcerasi pd mukosa
tonsil dan atau palatum, retrofaring dan gusi.
* Penyebab: - simbiose dari Bacilus Fusiformis dan
Oral Spirochaeta
- faktor higiene mulut dan def Vit C
* Gejala:
- Umum: + demam: subfebril atau normal
+ nyeri mulut, gigi, kepala
+ gusi mudah berdarah, hipersalivasi
+ kadang ada gangguan pencernaan
Lokal: Bercak2 nekrotis superficial, putih
*
TANDA
FASIES ADENOIDES
PALATAL PHENOMEN
RINOSKOPI POSTERIOR
PALPASI
RONTGEN
PENANGANAN
SERUPA DG TONSILITIS
ADENOIDEKTOMI BIASANYA SATU RANGKAIAN DG
TONSILEKTOMI (ATE / ADENOTONSILEKTOMI)
KOMPLIKASI ADENOIDITIS :
SERUPA DENGAN TONSILITIS
ANGINA
AGRANULOSITOSIS
Penyebab: keracunan obat gol. Aminopyrin, sulfa
dan arsen.
Menimbulkan ulserasi yang luas di mulut, faring,
juga pengelupasan mukosa mulut, lidah, tonsil.
Klinis:
* Panas mendadak, kd menggigil, sakit tenggorok
* Ulkus disekitar mulut, faring dg gejala radang
disekitarnya.
* Nekrotik abu2 kotor, menyebar ke oral, laring,
* Bisa juga ke genetalia dan saluran cerna.
Gambaran darah:
Granula lekosit turun sampai 500
( Normal 6000 – 7000 )
Terapi: * Transfusi darah
* Radio terapi
* Obat2an: - Obat kumur
- Penicillin
- Pentoxyl
ABSES LEHER DALAM
TRISMUS
TONSIL MEMBESAR PADA SISI YG SAKIT
RINOLALIA/HOT POTATO’S VOICE
BOMBAN PALATUM MOLE
UVULA TERDESAK KE KONTRALATERAL
HARUS DIBEDAKAN : INFILTRAT ATAU ABSES PERITONSIL
BEDA INFILTRAT & ABSES PERITONSIL
PENJALARAN KE INTRAKRANIAL
ABSES
RETROFARING
* Prevalensi:
+ Pd bayi sampai anak umur 5 th, krn pd anak
smp umur 2th tdp bnyk kel limfe dispatium
retrofaring, kmd jumlahnya menurun smp
umur 5 th. Kel ini menampung aliran limfe dr
- hidung dan sinus paranasalis
- nasofaring dan orofaring
- tuba eustachius dan cavum timpani
+ Pd orang dewasa jarang, biasanya karena
tertusuk benda asing
* Proses infeksi : - akut
- kronis, krn tbc: abses dingin
* Lokasi: - epifaring
- mesofaring
- hipofaring
* Etiologi: Streptococus, dr aliran limfe diatas
* Timbul sebagai akibat dari:
1. Penyakit infeksi jln nafas atas, mis: influen
sa, faringitis akut, morbili, scarlantina.
2. Trauma dinding faring, mis: duri ikan, tu
lang ayam, tindakan operasi adenoid,
esofagoskopi
* Gambaran klinik:
+ Keluhan:
- umum: panas, gelisah, tdk mau makan:
- lokal : nyeri telan
hidung buntu --- pd nasofaring
stridor --- meso dan hipofaring
+ Pemeriksaan: kepala sebaiknya hipereksten
si terutama pada abses mesofaring.
- lokal: _ benjolan pd dining belakang faring,
bila hebat uvula terdorong
_ fluktuasi +
- umum: _ pembengkakan kel limfe leher
_ kepala sukar digerakkan karena
otot leher kaku
* Diagnosis pasti: pungsi
* Diagnosis banding:
1. Aneurisma: ada pulsasi
2. Malformasi Korpus Vertebra Cervikalis
3. Tumor
4. Adenoiditis
* Terapi: - insisi dg anestesi lokal, umum / tanpa
anestesi, dg posisi trendelenberg
* Komplikasi : Pus turun ke bawah
1. udem laring --- obstruksi jalan nafas atas
2. ke peri laring --- mediastinitis
3. pecah spontan --- aspirasi
4. trombosis vena leher
5. perdarahan krn erosi A.carotis Interna
6. sepsis --- meningitis
ABSES
PARAFARING
* Etiologi:
1. Akibat tusukan langsung, mis: duri, jarum
suntik terkontaminasi.
2. Proses supurasi kel limfe leher dalam akb
infeksi: - gigi, tonsil, faring
- sinus paranasalis, mastoid
- vertebra cervicalis
3. Penjalaran infeksi dari: - ruang peritonsil
- retrofaring
- submandibula
* Gejala: - nyeri menelan, demam tinggi
- pembengkakan dd lateral faring
- trismus dan pembengkakan sekitar
angulus mandibula
* Diagnosa: ditegakkan berdasar:
- Riwayat penyakit dan gejala klinik
- Bila ragu: + X foto jar lunak A-P, lateral
+ CT scan
* Komplikasi: radang dpt menjalar:
- Perkontinuetatum:
+ keatas: intrakranial
+ kebawah: menyusuri carotid sheat ke
mediastinum
Pd pembuluh darah carotis bisa terjadi:
_ peri plebitis/ endo plebitis
_ tromboflebitis --- septikemi
_ nekrosis --- ruptur --- perdarahan
- Hematogen, limfogen
* Terapi:
- Antibiotika dosis tinggi (aerob dan anaerob)
- Evakuasi abses: dengan general anestesi:
1. insisi dr luar: dilakukan 2 jari dibwh dan
sejajar dg mandibula
2. insisi dari dalam: pd dinding lateral faring
ANGINA LUDOVICI
ETIOLOGI
INFEKSI GIGI
PERADANGAN SUPURATIF KELENJAR LIMFE SEKITAR
GEJALA & TANDA
DIAGNOSIS BANDING
PSEUDO ANGINA LUDOVICI
ABSES SUBMANDIBULA
PENANGANAN
DEKOMPRESI (INSISI & PASANG DRAIN)
ANTIBIOTIK DOSIS TINGGI IV
KOMPLIKASI
GAGAL NAFAS
PENJALARAN ABSES KE SEKITARNYA
ABSES MEDIASTINUM
SEPTIKEMI
STENOSIS SUBGLOTIK
PENYEMPITAN DI BAWA PLIKA VOKALIS
TERJADI KARENA :
PENEBALAN SUBMUKOSA
KELAINAN BENTUK & UKURAN TULANG RAWAN
PENANGANAN
EVALUASI
INTUBASI BILA SESAK BERAT
KONTRA INDIKASI TRAKEOSTOMI
EDUKASI
CEGAH PENCETUS (RADANG)
SEGERA KE DOKTER BILA KAMBUH
GEJALA&TANDA
STRIDOR
DISPNEU
RETRAKSI
SIANOSIS
GAGAL NAPAS
PENANGANAN
OPERASI TERGANTUNG KELAINAN
HEMANGIOMA
TUMOR JINAK PEMBULUH DARAH
HEMOPTISIS
SESAK
OPERATIF, KORTIKOSTEROID,SKLEROTIK AGEN
FISTEL LARINGOTRAKEO-ESOFAGAL
POSTERIOR KRIKOID GAGAL MENTUP
PNEUMONIA (ASPIRASI)
SESAK
OPERTIF
NODUL PITA SUARA