A
Pengertian Nilai, norma, dan moral
adalah konsep-konsep yang saling
berkaitan.
Dalam hubungannya dengan Pancasila
maka ketiganya akan memberikan
pemahaman yang saling melengkapi
sebagai sistem etika
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu nilai yang
menjadi sumber dari segala penjabaran norma
baik norma hukum, norma moral maupun
norma kenegaraan lainnya.
Di samping itu, terkandung juga pemikiran-
pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, sistematis dan komprehensif.
Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat
adalah suatu nilai-nilai yang bersifat
mendasar yang memberikan landasan bagi
manusia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Nilai-nilaitersebut dijabarkan dalam kehidupan
yang bersifat praksis ataukehidupan nyata dalam
masyarakat, bangsa dan negara maka
diwujudkandalam norma-norma yang kemudian
menjadi pedoman.
Norma-norma itu meliputi :
1. NILAI DASAR
Setiap nilai memiliki nilai dasar yaitu
berupa hakikat, esensi, intisari atau
makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut.
Nilai dasar itu bersifat universal
karena menyangkut kenyataan
obyektif dari segala sesuatu.
Contohnya : hakikat Tuhan
A. NILAI DASAR KETUHANAN
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat
Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab
pertama).
politik, jadi apa yang akan dicapai baik oleh badan legislatif
maupun eksekutif.
POKOK-POKOK ETIKA POLITIK :
Sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan
1. Pemisahan antara kekuasaan gereja dan
kekuasaan Negara (John Locke)
2. Kebebasan berpikir dan beragama (Locke)
3. Pembagian kekuasaan (Locke, Montesquie)
4. Kedaulatan rakyat (Rousseau)
5. Negara hukum demokratis/republican (Kant)
6. Hak-hak asasi manusia (Locke)
7. Keadilan sosial
LIMA PRINSIP DASAR ETIKA POLITIK
KONTEMPORER
1. PLURALISME
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas,
artinya, untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan
biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda
pandangan hidup, agama, budaya, adat.
Pluralism mengimplikasikan pengakuan terhadap
kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan
mencari informasi, toleransi.
Pluralisme memerlukan kematangan kepribadian
seseorang dan sekelompok orang.
Prinsip pluralism terungkap dalam Ketuhanan Yang
Maha Esa yang menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada
orang yang boleh didiskriminasikan karena keyakinan
religiusnya. Sikap ini adalah bukti keberadaban dan
kematangan karakter koletif bangsa.
2. HAM