Anda di halaman 1dari 22

DIABETES MELITUS TIPE 1

DEFINISI
• Insulin-dependent atau
juvenile/childhood-onset diabetes
• Kelainan sistemik akibat gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai
dengan hiperglikemik kronik
• Detruksi sel ß pankreas
EPIDEMIOLOGI
• PP IDAI 2014 : 1021 kasus DM Tipe 1
• Puncak insidens DM Tipe 1 : usia 5-6
tahun & 11 tahun.
FAKTOR RESIKO
• Ras dan etnik
• Umur
• Jenis kelamin
• Riwayat keluarga dengan DM
• Riwayat lahir dengan BBLR atau
<2500gram
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
a) Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu tanpa
mempertimbangkan kapan pasien terakhir
mengonsumsi makanan.
b) Pemeriksaan kadar glukosa darah dimana pasien
sudah berpuasa selama kurang lebih 8 jam
c) Pemeriksaan di lakukan di lab menggunakan
metode yang disetujui oleh National
Glycohemoglobin Standardization Program
d) Tes toleransi dilakukan dengan pemberian 75 gram
glukosa yang dilarutkan dalam air, tidak
direkomendasi untuk pemeriksaan klinis rutin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Dapat dilakukan melalui pemeriksaan
kadar GDS / kadar GDP, kemudian dapat
diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) standar.
Kadar GDS & GDP

Untuk kelompok resiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil,


lakukan pemeriksaan ulang setiap tahun. Bagi mereka yang berusia lebih
dari 45 tahun tanpa faktor resiko lain, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun.
TGT & GDPT
• Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi
kriteria normal atau DM bergantung pada hasil
yang diperoleh, maka dapat digolongkan ke
dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu
(GDPT).

• TGT —> bila TTGO didapatkan glukosa plasma 2


jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,8 –
11,0 mmol/L)
• GDPT —> GDP 100 - 125 mg/dL (5,6 – 6,9
mmol/L) & TTGO GD 2 jam < 140 mg/dL
PILAR PENATALAKSANAAN DM
Edukasi

Terapi gizi medis

Latihan jasmani

Intervensi farmakologi
Insulin
• Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg
BB/hari.
• Selama pemberian perlu dilakukan
pemantauan glukosa darah atau reduksi air
kemih. Gejala hipoglikemia dapat timbul
karena kebutuhan insulin menurun selama
fase ”honeymoon”. Pada keadaan ini, dosis
insulin harus diturunkan bahkan sampai
kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi
sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.
Insulin
Jenis insulin Awitan Puncak kerja Lama kerja
Meal Time Insulin
Insulin Lispro (Rapid acting) 5-15 menit 1 jam 4 jam
Regular (Short acting)
30-60 menit 2-4 jam 5-8 jam

Background Insulin
NPH dan Lente (Intermediate acting) 1-2 jam 4-12 jam 8-24 jam
Ultra Lente (Long acting)
2 jam 6-20 jam 18-36 jam

Insulin Glargine (Peakless Long acting) 2-4 jam 4 jam 24-30 jam
Terapi gizi medis
Kebutuhan kalori
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain:
• Jenis kelamin: kebutuhan kalori wanita 25 kal/kgBB, pria 30 kal/kgBB.
• Usia: 40 – 59 tahun dikurangi 5%, 60 – 69 tahun dikurangi 10%, di atas 70
tahun dikurangi 20%.
• Aktivitas fisik atau pekerjaan: penambahan 10% pada keadaan istirahat, 20%
aktivitas ringan, 30% aktivitas sedang, 50% aktivitas sangat berat.
• Berat badan:
– Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat
kegemukan.
– Bila kurus di tambah sekitar 20 – 30% sesuai dengan kebutuhan untuk
meningkatkan BB.
• Stress metabolik: penambahan 10 – 30%.
Untuk wanita, paling sedikit 1000 – 1200 kkal/hari, & pria 1200 – 1600
kkal/hari. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas di bagi
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), & sore (25%), serta 2 – 3
porsi makanan ringan (10 – 15%) diantaranya.
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan
dilakukan sesuai dengan kebiasaan. Untuk penyandang diabetes yang mengidap
penyakit lain, pola pengaturan makan disesuaikan dengan penyakit penyertanya.
Di klinis, untuk mudahnya diet DM diberikan batasan sbb:
• Pasien kurus: 2300 – 2500 kkal/hari
• Pasien normal: 1700 – 2100 kkal/hari
• Pasien gemuk: 1300 – 1500 kkal/hari
Anjuran Komposisi Makanan
Karbohidrat
• Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan energi.
• Pembatasan karbohidrat total < 130 gram/hari tidak dianjurkan.
• Makanan harus mengandung KH terutama yang berserat tinggi.
• Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama
dengan makanan keluarga yang lain.
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
• Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas
aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake).
• Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan KH dalam sehari. Kalau
diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian
dari kebutuhan kalori sehari.
Lemak
• Dianjurkan sekitar 20 – 25% kebutuhan kalori. Tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
• Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori.
• Lemak tidak jenuh ganda < 10%, selebihnya dari lemak tidak
jenuh tunggal.
• Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh & lemak trans antara lain: daging
berlemak & susu penuh (whole milk).
• Anjuran konsumsi kolestrol < 200mg/hari.
Protein
• Dibutuhkan sebesar 10 - 20% total asupan energi.
• Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang,
cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk
susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, & tempe.
• Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan
protein menjadi 0,8 gram/kgBB/hari atau 10% dari
kebutuhan energi & hendaknya bernilai biologik tinggi.
Natrium
• Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes
sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu
tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6 – 7 gram (1
sendok teh) garam dapur.
• Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai
2400 mg garam dapur.
• Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat &
natrium nitrit.
Serat
• Seperti halnya masyarakat umum, penyandang
diabetes dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari
kacang-kacangan, buah, & sayuran serta sumber KH
yang tinggi serat, karena mengandung vitamin,
mineral, serat, & bahan lain yang baik untuk
kesehatan.
• Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 gram/hari.
Latihan Jasmani
Dianjurkan secara teratur (3 – 4 kali seminggu) selama
kurang lebih 30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE (continous,
rhythmicsal, interval, progressive, endurance training).
Sedapat mungkin mencapai zona target 75 – 85% denyut
nadi maksimal (220 dikurangi umur), disesuaikan dengan
kemampuan & kondisi penyakit penyerta. Sebagai contoh
olahraga ringan: berjalan kaki biasa selama 30 menit,
olahraga sedang: berjalan cepat selama 20 menit, olahraga
berat: jogging.

Anda mungkin juga menyukai