Anda di halaman 1dari 30

FITRIANNA SIMANJUNTAK

HARY PURNOMO
MARLINA S.M. PAKPAHAN
SRI RAHMI L.G
SANTI MARINADA DEVI
RUMI ELSA HUTAGALUNG
SARI AGUSTINA
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini
adalah model konsep Health Care System yaitu model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas.
Betty Neuman dalam memahami konsep
keperawatan ini memiliki dasar
pemikiran yang terkait dengan
komponen paradigma yaitu memandang
manusia sebagai suatu sistem terbuka
yang selalu mencari keseimbangan dan
merupakan satu kesatuan dari variable
yang utuh diantaranya fisiologis,
psikologis, sosiokultural dan spiritual,
juga memandang pelayanan
keperawatan akan dipengaruhi
lingkungan sekitar klien serta
memandang sehat sebagai kondisi
terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dan merupakan
keseimbangan yang dinamis dari
menghindari stressor.
Secara umum fokus dari model konsep
keperawatan menurut Neuman ini berfokus pada
respon terhadap stressor serta factor-faktor yang
mempengaruhi proses adaptasi pada pasien.

Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya


dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau
mengurangi adanya reaksi akibat stressor. Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier.
Secara garis besar teori
sistem model Neuman
mengemukakan bahwa
dalam memberikan
tindakan keperawatan
terhadap klien atau pasien
yang mengalami stress
(gangguan mental)
perawatan harus
melaksanakan pendekatan-
pendekatan perorangan
secara total dengan
memperhatikan
faktor-faktor :
1. Tekanan
2. Struktur pokok sumber energi
3. Garis normal pertahanan
4. Gangguan ketahanan
5. Tingkat reaksi
6. Intervensi
7.Tingkat-tingkat pencegahan
8. Penyusunan kembali
 Pendekatan total Neuman pada perawatan kesehatan
merupakan salah satu model konsep tersebut. Model
tersebut dapat digunakan dalam menerangkan
manusia, kelompok, maupun masyarakat.
 Selain itu, model ini juga mempunyai kekuatan yaitu
keluwesannya sebagai model sistem yang merespon
rangsang ( stimulus ) sehingga dapat diterapkan dalam
berbagai kondisi dan untuk masa sekarang.
Kasus AIDS
Defenisi
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Pengertian AIDS
menurut beberapa ahli antara lain:
Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:
a. AIDS adalah infeksi oportunistik yang
menyerang seseorang dimana mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar
( sel T berjumlah 200 atau kurang )dan memiliki
antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
b. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis
tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh HIV. (Sylvia, 2005)
Cara Penularan

Melalui 3 jalur yang melibatkan cairan tubuh :


a. Transseksual atau jalur hubungan seksual
(Homoseksual/ heteroseksual).
b. Transhorisontal atau jalur pemindahan darah
atau produk darah seperti : transfusi darah,
melalui alat suntik, alat tusuk tato, tindik, alat
bedah, dokter gigi, alat cukur dan melukai luka
halus di kulit, jalur transplantasi alat tubuh.
c. Transvertikal atau jalur transplasental : janin dalam
kandungan ibu hamil denga HIV positif akan tertular
(Infeksi transplasental) dan infeksi perinatal melalui ASI
atau virus HIV dapat ditemukan dalam air liur, air mata
tetapi penularan melalui bahan ini belum terbukti
kebenarannya karena jumlah HIV-nya sangat sedikit.
Namun HIV tidak menular lewat
jabat tangan, bercium pipi, bersin/batuk
dekat penderita AIDS, berenag bersama dalam
satu kolam renang, hidup serumah dengan
pengidap HIV tanpa hubungan seksual,
hewan seperti nyamuk, kutuk busuk dan
serangga lainnya belum terbukti dapat
menularkan HIV.
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV.
Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara 10
minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan
sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV akan
menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun
pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh
tahun akan mendapat AIDS.
ManifestasiKlinis

 Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi.


Berikut ini gejala yang ditemui pada penderita AIDS;
panas lebih dari 1 bulan,Batuk-batuk, Sariawan dan
nyeri menelan, Badan menjadi kurus sekali, Diare ,
Sesak napas, Pembesaran kelenjar getah bening,
Kesadaran menurun, Penurunan ketajaman penglihatan,
Bercak ungu kehitaman di kulit.

 Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan


hati-hati, karena dapat merupakan gejala penyakit lain
yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya gejala panas
dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru.
Pencegahan
Dengan mengetahui cara penularan HIV/AIDS dan sampai saat ini
belum ada obat yang mampu memusnahkan HIV/AIDS maka lebih
mudah melakukan pencegahannya.

a. Prinsip ABCDE yaitu :


A = Abstinence (Puasa Seks, terutama bagi yang belum menikah)
B = Befaithful (Setia hanya pada satu pasangan atau menghindari
berganti-ganti pasangan)
C = use Condom (Gunakan kondom selalu bila sudah tidak
mampu menahan seks)
D = Drugs No (Jangan gunakan narkoba)
E = sterilization of Equipment (Selalu gunakan alat suntik steril)
b. Voluntary Conseling Testing (VCT)
VCT merupakan satu pembinaan dua arah
atau dialog yang berlangsung tak terputus
antara konselor dan kliennya dengan tujuan
untuk mencegah penularan HIV,
memberikan dukungan moral, informasi
serta dukungan lainnya kepada ODHA,
keluarga dan lingkungannya.
Pemeriksaan

Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS
(Arif Mansjoer, 2000) adalah
a. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan
kanker yang terkait dengan AIDS.
b. Telusuri perilaku berisiko yang memungkinkan
penularan.
c. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi
oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa
perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit,
dan funduskopi.
d. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah
limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan
Rontgen.
Penatalaksanaan Medis
Apabila terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV),
maka terapinya yaitu (Endah
Istiqomah : 2009):
1) Pengendalian Infeksi Opurtunistik
2) Terapi AZT (Azidotimidin)
3) Terapi Antiviral Baru
4) Vaksin dan Rekonstruksi Virus
5) Diet
Pengkajian keperawatan
I. Biodata.
a. Identitas pasien
b. Penanggung jawab pasien

II. Alasan masuk rumah sakit


III. Riwayat kesehatan
Psikososial.

A. Psikologis : pasien belum tahu penyakit yang


dialaminya, klien hanya merasa ditelantarkan oleh teman
dan keluarganya. Klien punya kakak di Bandung, tetapi
sejak lama tidak berkomunikasi.Klien tidak percaya
dengan kondisinya sekarang. Mekanisme koping pasrah.
Klien ingin diperlakukan manusiawi. Klien bermaksud
ingin melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan diri
dari lantai II akibat merasa tidak berguna lagi.
B. Sosial : sejak 12 tahun sudah berkomunikasi dengan
keluarga sejak ayah dan ibunya meninggal, teman-
temanya sebagian pemakai putaw yang sekarang entah
dimana.

C. Spiritual : Pada waktu sehat sangat jarang ke Gereja.


Klien minta didampingi Pastur Jelanti dari Menara
Kathedral Surabaya.
PENGKAJIAN FISIK
A. Keadaan umum : pasien nampak sakit berat,
lemah kurus dan pucat. Kesadaran kompos mentis,
GCS : 4-5-6, T 110/70 mmHg, N 120 x/menit, S
37,8 0C, RR 22 X/menit.

B. Head to toe

Pemeriksaan penunjang
A. Laboratorium
Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas)
1. Resiko bunuh diri b.d harga diri rendah
2.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang inadekuat.
3.Resiko tinggi infeksi : pasien kontak berhubungan
dengan adanya kemugkinan imunokompromise.
4. Kekurangan cairan tubuh berhubungan
dengan diare.
5. Aktivitas intolerans berhubungan dengan
kelemahan secara umum.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1
Resiko melakukan bunuh diri b.d
keputusasaan
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah 4 hari klien tidak
membahayakan dirinya sendiri secara
fisik.
Intervensi :

1. Waspada pada setiap ancaman bunuh diri


Rasional : Karena tanda tersebut sebagai tanda permintaan
tolong
2.Jauhkan semua benda berbahaya dari lingkungan klien
Rasional : Untuk mencegah penggunaan benda tersebut
untuk tindakan bunuh diri

3.Observasi secara ketat


Rasional : Untuk mencegah
jika ditemukan gejala perilaku
bunuh diri
4. Observasi jika klien minum obat
Rasional : Obat mengandung
antidepresan dapat mengurangi perilaku
bunuh diri klien.
5. Komunikasikan kepedulian perawat kepada klien
Rasional :Untuk meningkatkan harga diri klien
6. Waspada jika tiba-tiba menjadi tenang dan tampak
tentram
Rasional : Karena hal tersebut merupakan suatu cara
mengelabui petugas.
7. Dukung perilaku positif klien.
Rasional :Meningkatkan harga diri klien
Diagnosa 2
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang
In-adekuat.

Tujuan dan kriteria hasil:


Setelah satu 4 hari perawatan pasien mempunyai intake
kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metaboliknya dengan kriteria pasien makan
TKTP, serum albumin dan protein dalam batas normal,
menghabiskan porsi yang disiapkan, tidak nyeri saat
menelan, mulut bersih
Intervensi :
1. Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.
Rasional :
Mengetahui jenis makanan yang lebih cocok
2. Monitor intake dan ouput.
Rasional :
Untuk membandingkan kebutuhan dengan suplai sehingga
diharapkan tidak terjadi kurang nutrisi.
3. Rencanakan diet dengan pasien dan orang
penting lainnya.
Rasional :
Untuk mengurangi kotoran dalam mulut yang dapat menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan oral hygiene sebelum makan.
Rasional :
Untuk mengatasi penurunan keluhan makan

Anda mungkin juga menyukai